“Menyingkirlah!”“Pergilah, sampah sepertimu tak pantas berada di sini!”“Dasar sampah, entah obat apa yang kamu berikan pada Grace hingga dia sampai menyerahkan diri pada lelaki tak berguna sepertimu!”Setiap hari, entah berapa ratus kali Edward harus menerima cacian dan hinaan seperti itu. Hampir setiap anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus yang bertemu dengannya, pasti akan meluangkan sedikit waktu untuk memakinya tanpa ampun. Tidak jarang, dia bahkan dipukuli juga – walaupun tak ada kesalahan apa pun yang diperbuatnya!Tentu saja, semua itu disebabkan oleh kegagalan Edward dalam mendukung rencana Keluarga Wijaya untuk menjatuhkan dan menguasai kekayaan Keluarga Sanjaya. Padahal, keluarga teratas Negara Vicinus itu telah banyak berkorban untuk mewujudkan rencana yang akhirnya gagal total itu. Bahkan, Winston Wijaya sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas rencana itu akhirnya terpaksa harus merelakan cucu kesayangannya jatuh dalam pelukan mantan Tuan Muda Keluarga San
Grace memang berhasil membuat Edward menjadi cukup kaya.Akan tetapi, menjadi kaya bukanlah cita-cita utama Edward.Cita-cita Edward yang sesungguhnya adalah menguasai dan mengendalikan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus, lalu menggunakan pengaruh dan kekuatan keluarga besar istrinya itu untuk mengalahkan Leon dan mengambil alih tahta Keluarga Sanjaya di Morenmor. Lebih dari itu, dia juga terobsesi untuk merebut seluruh harta kekayaan milik kedua keluarga teratas itu!Hari ini, Edward telah berhasil menguasai sebagian kekayaan Grace Wijaya.Selanjutnya, dia pun mulai mengincar beberapa perusahaan yang selama ini menjadi sumber kekayaan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus.Target pertama yang menjadi incarannya adalah perusahaan Sanus Pharmacy.Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dan obat-obatan tradisional ini mulai dianggap kurang menguntungkan karena selalu gagal untuk melebarkan sayap dan menembus pasar obat di Negara Pecunia.Sebab utama keg
Jadwal Rapat Umum Pemegang Saham perusahaan Sanus Pharmacy memang masih beberapa bulan lagi. Namun, nilai saham perusahaan yang terus merosot telah membuat panik beberapa orang pemegang saham sehingga memaksa dewan pimpinan perusahaan menggelar rapat luar biasa.Rapat luar biasa itu akan digelar hari ini.Sejak pagi, seluruh jajaran pimpinan dan pemegang saham perusahaan Sanus Pharmacy terlihat sudah menempati kursinya masing-masing sesuai posisi dan jabatannya dalam struktur perusahaan. Semuanya menampilkan raut wajah yang hampir sama.Hampir semua orang tampak cemas, marah, atau campuran keduanya.Tak seorang pun terlihat menampilkan ekspresi bahagia atau bersemangat, kecuali Grace Wijaya. Bagaimanapun, rapat hari ini mungkin akan membuka peluang emas bagi cucu perempuan Winston Waijaya itu untuk menjadi pemilik baru perusahaaan farmasi terbesar di Negara Vicinus.Hari ini, Grace tampil anggun dan berwibawa dalam balutan gaun mewah berwarna gading yang amat selaras dengan warna kuli
Grace menolak niat baik Winston bukan tanpa alasan. Dia tak mau berutang budi pada Winston justru pada saat dia telah memutuskan untuk membantu suaminya melepaskan status menantu sampah yang tak berguna. Lebih dari itu, dia bahkan berniat untuk mengikuti suaminya dan meninggalkan keluarga besarnya sendiri! “Maaf, Kek. Aku tidak setuju. Aku tidak ingin para pemegang saham yang lain beranggapan bahwa rapat ini hanya rekayasa yang dilakukan oleh keluarga kita untuk menguasai perusahaan Sanus Pharmacy. Aku benar-benar bersedia membeli saham kalian, bukan hanya berpura-pura baik untuk mengambil keuntungan dari belas kasihan kalian. Jika Kakek memang ingin melepaskan saham milik Kakek, maka aku akan membelinya dengan harga hari ini. Apakah Kakek keberatan?” ucap Grace tegas dan tandas, tanpa keraguan sedikit pun. Winston mendengus kesal lalu menjawab, “Terserah kamu saja, aku tidak akan menyebut harga!” Grace pun tersenyum dan berkata, “Sepakat, aku akan segera menyiapkan kontrak perali
Lelaki jangkung berkaca mata hitam itu sebenarnya bukan orang lain.Dia adalah Lucas, pengawal pribadi Leon yang secara rahasia ditugaskan untuk melindungi seluruh anggota Keluarga Desplazado. Pengawal papan atas itu berada di Negara Vicinus karena tiga hari yang lalu dia mendapat perintah rahasia untuk mencari dan membawa Edward kembali ke Negara Pecunia.Setelah mencari selama dua hari dua malam tanpa henti, Lucas akhirnya berhasil menemukan Edward. Pengawal bertubuh jangkung itu tak pernah menyangka sedikit pun bahwa putra tertua Victoria Desplazado ternyata sedang menjalani kehidupan yang amat terhina dan memprihatinkan sebagai menantu sampah di Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus.Beruntung, hari ini Edward berlari meninggalkan lokasi rapat pemegang saham Sanus Pharmacy sehingga Lucas memperoleh kesempatan untuk membawanya pergi tanpa diketahui siapa pun.“Mohon maafkan kelancangan dan kekasaran kami tadi, Tuan Edward. Demi keamanan semua pihak, kami terpaksa menemui Tuan dengan
Martin mengatur segala sesuatunya dengan cermat.Setelah Lucas meninggalkan ruangan, dia memanggil beberapa orang secara rahasia lalu memerintahkan mereka untuk melakukan tindakan atau persiapan tertentu. Terakhir, lelaki gagah berlengan tunggal itu mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor rahasia yang belum pernah dia hubungi sama sekali.Samar-samar terdengar suaranya berbicara dengan nada gusar, “Jenderal, apakah kamu bermaksud melanggar perjanjian? Saat ini, ada 12 orang anggotamu yang sedang dalam perjalanan menuju Granda Peko. Aku tidak tahu apakah mereka bergerak atas izinmu atau perintah orang lain, tetapi aku pastikan tidak seorang pun akan pulang jika mereka berani melintasi perbatasan. Masih ada sedikit waktu sebelum kami menjadikan persoalan ini sebagai alasan untuk mengumumkan perang.”Pembicaraan tingkat tinggi melalui sambungan rahasia itu berlangsung tak sampai satu menit, tetapi dampaknya langsung terasa ke mana-mana.Rombongan Grace dan Gerald Wijaya yang sed
Mobil yang ditumpangi Grace terus melaju. Melalui sebuah alat komunikasi canggih yang terdapat pada jam tangan yang dipakainya, Mathias Sungkono, pengawal keluarga Sanjaya yang menyamar sebagai sopir Grace – terus melaporkan situasi dan rencananya kepada Lucas. “Kita akan segera tiba, Nyonya. Ada baiknya jika nanti Nyonya berkeliling sebentar dan menegur beberapa orang pelayan atau pengawal secara terbuka, supaya nanti mereka dapat menjadi saksi kepulangan Nyonya. Saya khawatir Tuan Muda Gerald telah mengatur beberapa orang pelayan dan pengawal untuk mengawasi Nyonya,” ucap Mathias seolah sedang berbicara pada Grace, padahal sesungguhnya dia sedang melaporkan rencananya pada Lucas yang tengah mendengarkan melalui alat pengeras suara – bersama Martin. “Kapan kita akan berangkat?” tanya Grace pelan, tetapi tetap dapat terdengar jelas oleh Lucas dan Martin yang sedang menguping. “Nanti malam. Saya akan menunggu Nyonya di gerbang samping,” jawab Mathias mantap. Selanjutnya, dia menghe
Mathias dan Jonathan berunding sebentar.Tak lama berselang, Mathias terlihat melesat meninggalkan ruang tahanan.Saat bayangan Mathias telah lenyap dari pandangan, Jonathan tiba-tiba membenturkan kepalanya sendiri ke dinding batu – lalu roboh tak sadarkan diri dengan sebuah benjolan sebesar telur berwarna merah kebiruan menghiasi keningnya.Setengah jam kemudian, kehebohan pun melanda kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus.Seorang tahanan berhasil melarikan diri dari ruang tahanan bawah tanah. Selain itu, dua orang yang bertugas menjaga tahanan tersebut justru ditemukan terkapar tak berdaya. Salah satunya bahkan meninggal dunia!Tentu saja, Grace menjadi orang pertama yang dicurigai.Adapun yang pertama menaruh curiga padanya adalah – Gerald!Bagaimanapun, Gerald sudah mengetahui bahwa Grace berencana pergi secara diam-diam ke Granda Peko bersama Mathias pada malam ini.Selain itu, dia juga tahu persis bahwa adik perempuannya yang mulai suka membangkang itu adalah seorang ahli
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama