Home / Romansa / JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN! / Penjelasan yang Terasa Salah

Share

Penjelasan yang Terasa Salah

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-02-22 08:16:18

Ryu memandang kaki langit yang menampakan fajar musim semi dengan muram. Pemandangan itu, tentu tidak mampu menghiburnya. Terutama setelah ia hampir tidak tidur semalaman. Lelah dan penat.

Ryu sibuk membuat alasan yang menyebut Hide akan berada di luar negeri selama beberapa saat, untuk memundurkan seluruh jadwal—termasuk sopir yang ditunjuk olehnya, agar tidak membuat Masaki curiga. Menyembunyikan sesuatu dari pria tua berinsting tajam tidaklah mudah.

Dan tujuannya untuk mencari udara segar di atap rumah sakit untuk membantu menyegarkan dan menenangkan pikirannya telah gagal. Kepalanya tetap berisi kegelisahan.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Ryu, berbalik saat mendengar langkah kaki dari arah belakang punggungnya. Ia memanggil Inoue tadi.

“Lebih stabil, sudah tidak lagi ada dalam masa kritis, tapi masih tetap harus menunggu perkembangan sampai sadar. Asalkan sadar maka Sandaime akan baik-baik saja setelahnya.” Inoue mengulang semua yang didengarnya dari dokter tentang keadaan terakhir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
Utk saat ini percaya sj ya Ayu.. smg ojisan lekas sadar.. kedepannya makin berat yaaa.. hua
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Terdengar Semakin Salah

    Ayu meragukan keterangan Inoue karena dia tahu angka kejahatan di Jepang dengan menggunakan senjata api sangat rendah. Saat ini hampir mustahil bagi orang untuk memiliki pistol—dan teman-temannya, di negara ini. Saat Inoue menyebut perampokan dengan senjata api, Ayu langsung skeptis. “Perampokan? Bagaimana bisa?” Ayu menurunkan sumpitnya. Ingin penjelasan lebih mendetail. “Maaf, tapi saya sendiri juga tidak begitu jelas. Saya tidak sedang bersama Tanaka-san saat kejadian. Saya hanya mendengar penjelasan dari orang lain.” Inoue menghindar dengan mulus. Dia kini tidak perlu menjawab pertanyaan apapun yang berkenaan dengan kejadian itu. Cukup dengan mengatakan tidak tahu. “Oh… begitu rupanya.” Ayu tentu kecewa, tapi memang tidak bisa memaksakan Inoue bicara jika alasannya tidak tahu. “Lalu bagaimana kelanjutannya? Apa sudah dilaporkan pada polisi? Siapa yang melaporkannya? Bagaimana dengan saksi? Siapa tersangkanya? Katakan padaku!” Ayu mungkin tidak lagi bertanya tentang kejadian it

    Last Updated : 2024-02-22
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Rambut yang Salah

    “Apa aku harus memberinya cuti tanpa batasan hari?” Ryu bergumam, saat melihat Ayu tertidur di sofa yang ada di kamar Hide. Hari ini batas akhir cuti Ayu, besok dia harus kembali masuk. “Akan mencurigakan,” bisik Inoue. Berhati-hati agar Ayu tidak terbangun. Tentu ia akan melihat Ryu jika bangun nanti. Dan itu yang sedang berusaha mereka cegah dengan datang tengah malam saat Ayu tertidur. “Ya, tapi aku tidak tega juga.” Melihat Ayu yang terus berada di samping Hide, membuat Ryu berniat untuk membantu. Tapi sulit juga memberi bantuan tanpa terlihat aneh. Masa cuti Ayu tidak boleh lebih dari yang lain, atau Ayu sendiri juga akan curiga. “Ayu-san mengatakan ia akan datang saat malam.” Inoue menyebut rencana Ayu yang diucapkannya tadi sore saat dirinya datang. “Hmm… Kalau begitu aku akan memastikan tidak ada target tambahan untuk Mori dan yang lain.” Ryu hanya akan memastikan mereka tidak perlu lembur. “Dan sampai kapan keadaan ini harus berlangsung? Lebih baik kau segera bangun!” R

    Last Updated : 2024-02-23
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Pertanyaan yang Salah

    "Siapa yang sakit?” tanya Mori, pada Ayu yang membungkuk di depannya.Tentu Ayu meminta maaf karena dia mengajukan cuti dengan tiba-tiba. Cuti itu akan mengganggu laju pekerjaan tim dua. Kyoko mungkin tidak keberatan lagi, tapi Ayu jelas masih merasa bersalah. Untung saja tadi Kyoko mengatakan tidak ada tambahan target apapun minggu ini, jadi Ayu bisa sedikit tenang, tapi tetap ia merasa harus meminta maaf pada Mori.Permintaan maaf yang tentu ditanggapi dengan tenang oleh Mori, tapi pertanyaan yang tadi tidak diharapkan oleh Ayu. Ayu tidak ingin menjawabnya.“Orang yang merawat saya sejak kecil.” Ayu menyebutkan sesamar mungkin.“Oh, ya. Aku mengerti. Tentu saja kau harus menemaninya. Tidak perlu merasa bersalah. Dengan beban kerja yang ada sekarang, aku rasa Kyoko juga sudah cukup menyelesaikanya. Kau boleh mengajukan cuti tambahan jika ingin. Kau pakai saja hadiah yang kemarin, karena kita tidak sedang sibuk.”Mori mengingatkan hadiah cuti tambahan yang belum dipakai oleh Ayu, Sela

    Last Updated : 2024-02-23
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Tangan yang Tidak Salah

    Ayu ingin menangis menumpahkan seluruh frustrasi yang dirasakannya selama beberapa hari ini, tapi sangat sadar jika ini saat penting yang tidak memperbolehkan dirinya untuk lengah. Ayu meraih tombol pemanggil dan tidak sampai dua tiga menit, kamar itu penuh. Ayu tadinya mengira hanya akan ada perawat dan dokter jaga yang akan datang memeriksa keadaan Hide, tapi setelah melihat Hide sadar, perawat yang datang segera berlari keluar, dan setelahnya ada lima orang dokter datang sekaligus dengan berlari dan tergesa. Setelah itu masih ada tiga lagi yang masuk, semuanya mengerumuni Hide. Ruangan kamar itu luas dan cukup lapang, tapi perlahan terasa sesak dan berisik. “Anda masih harus tinggal disini untuk observasi sampai tenaga Anda pulih. Tidak bisa jika ingin segera pulang.” Salah satu dokter menolak keinginan Hide untuk pulang, dengan sangat cepat. Hide mengeluh tapi tidak bisa memprotes juga. Mengakui tenaganya sudah habis hanya dengan sedikit bicara untuk meminta pulang tadi. Dokter

    Last Updated : 2024-02-23
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kesalahan Sudut Pandang

    Hide menunjuk selimut yang ada di kursi, dan Inoue bergegas mengambil. Tapi saat ingin menebar kain itu di kaki Hide, Ryu mencegah. Ia menunjuk Ayu. Dan Ryu yang menang, Hide tidak jadi memprotes. Selimut itu memang untuk Ayu yang lagi-lagi tertidur menelungkup di dekat tangan Hide.Setelah pembicaraan mereka yang membuat Ayu kesal. Hide sempat tertidur karena pengaruh obat, dan menemukan Ayu juga kembali tertidur.Tapi bukan hanya ada Ayu, Inoue dan Ryu juga menunggu di dalam kamar. Mereka datang begitu Ryu menerima laporan dari dokter.“Apa aku perlu memindahkan Ayumi ke sofa?” bisik Ryu, bermaksud baik tentunya, agar Ayu lebih nyaman.Tapi Hide memberi balasan dengan pandangan mata, yang dengan sangat mudah diartikan ‘jika kau menyentuhnya, maka kau akan mati’. Belum lagi resiko Ayu terbangun dan melihat Ryu.“Oke. Aku hanya menawarkan.” Ryu kembali berbisik lalu mendekati ranjang.“Untuk apa kalian memberitahunya?” desis Hide.“Karena dokter mengatakan kau akan mati,” kata Ryu, lu

    Last Updated : 2024-02-23
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Entah Niat yang Benar atau Salah

    Inoue memeriksa catatan pada halaman berikut, dan menyebutkan hal yang harus diselesaikan Hide.“Nakano-san menghubungi Anda. Dia ingin…”“Tolak apapun yang diinginkannya. Aku tidak ingin mengurusnya sekarang,” potong Hide. Ia tidak sedikitpun ingin membuang waktu dengan mengurus tunangan palsunya saat ini.“Lalu bagaimana dengan yang aku minta beberapa hari yang lalu?” tanya Hide. Meminta laporan hasil penyelidikan yang kemarin diperintahkan.“Saya baru sempat memeriksa separuh dari yang ada, dan sudah menemukan beberapa kasus yang hampir mirip seperti itu. Saya bisa memberikan laporan yang ada, tapi tentu belum akan lengkap.” Inoue bekerja cepat, tapi bukan berarti ajaib. Jumlah data yang diperiksanya berlingkup sangat luas.“Kalau begitu nanti saja setelah lengkap. Semua sekaligus.” Hide tentu saja maklum.Inoue mengangguk, dan kembali mencatatkan perintah itu pada tabletnya.“Pastikan tidak ada yang tahu apa yang kau lakukan. Aku tidak ingin pihak-pihak yang terlibat mulai curiga.”

    Last Updated : 2024-02-24
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Tebakan yang Semakin Salah

    “Ini apa?” Ayu bingung saat menerima jaket dan topi dari Inoue. Dia tidak membutuhkan pakaian tambahan apapun.“Anda harus memakainya,” kata Inoue.“Hah? Untuk apa?”Ayu memandang pakaiannya sendiri. Hari ini dia memakai kaus dan celana panjang hangat juga kardigan, tidak perlu jaket lain. Topi masih bisa dimaklumi, tapi tidak dengan jaket.“Pakai saja. Berikan cardigan itu untuk Inoue. Kau pakai jaket dan lipat rambutmu di dalam topi.” Hide menyahut sambil berdiri dari ranjang. Mengernyit karena sakit, tapi tetap maju dua langkah menghampiri Ayu.“Kalau kau ingin pulang bersamaku, maka kau harus memakainya. Jaket dan topi ini.” Hide mengambil topi dari tangan Ayu, lalu memutar tubuhnya.“Hm?” Ayu tentu saja menurut, terlambat juga untuk memprotes. Hide berdiri di belakang Ayu dan merangkum rambut panjang Ayu dalam tangannya, lalu melipatnya ke atas.“Kenapa kau memanjangkan rambut? Biasanya kau lebih suka yang ringkas.” Hide tidak ingat kapan Ayu terakhir kali memiliki rambut panjang

    Last Updated : 2024-02-24
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kebaikan yang Terasa Semakin Salah

    “Oh, sudah berubah.” Ayu kaget saat mereka sampai di rumah Hide.Ada beberapa perubahan yang karena keadaan Hide, terutama di kamarnya. Kamar Hide memiliki ranjang besar. Mode modern dengan bed cover warna tanah dan bantal hitam.Sedikit tidak cocok dengan suasana, tapi estetika tidak akan begitu penting dibanding kenyamanan Hide. Tubuhnya akan menerima tekanan lebih jika harus bangun dari lantai setiap kalinya.“Ya. Dan untung saja.”Hide melangkah dengan tongkat, dan perlahan—dengan gerakan sangat pelan berbaring di ranjang itu. Jika tidak ingat lukanya, Hide akan menghempaskan diri ke atas ranjang itu. Ia membuang tongkat yang ada di tangannya dan menghembuskan napas lega.Hide mulai mengerti apa alasan dokter melarangnya pulang. Tubuhnya sudah merasa amat sangat letih padahal hanya

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 19 - Keluarga Kita yang Benar

    “Himawari! Natsu!”Terdengar bocah berumur sekitar sepuluh tahun menegur dengan keras, saat menemukan dua bocah yang lain bersembunyi di balik semak yang ada di bawah pohon.“Kenzo–aniki!”Natsu kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba muncul lalu menarik anak perempuan—Himawari yang ada di sampingnya untuk berdiri, akan mengajaknya berlari, tapi tentu saja dicegah oleh Kenzo.“Tidak boleh! Kau membuat Okaa-san khawatir. Kau harus kembali.” Kenzo meraih lengan Natsu.“Tapi Himawari takut. Ia tidak suka sekolah.” Natsu menunjuk Himawari yang kini terisak.“Hima–chan.” Kenzo berlutut, lalu mengelus kepala Himawari yang menunduk.“Sekolah tidak menyeramkan. Kau akan bertemu banyak orang baru, dan teman-teman baru.” Kenzo membujuk lembut, sampai Himawari mendongak menatap mata Kenzo.“Tapi… tapi… aku ingin bersama Natsu. Aku tidak mau sekolah…”“Tapi…” Kenzo mengusap wajahnya. Himawari tentu akan ada di sekolah yang berbeda dengan Natsu. Himawari baru akan masuk taman kanak-kanak hari ini, bukan

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Rumah Benar Untuknya

    “Tempat ini tidak buruk.” Hide tidak menolak secara langsung, tapi keberatan itu terlihat.“Memang, aku akan memastikan tempat ini tidak akan pernah buruk untuk anak-anak itu. Tapi Kenzo berbeda dengan anak-anak itu. Mereka anak-anak yang benar-benar tidak punya keluarga, terpaksa tinggal di sini. Kenzo punya aku. Aku keluarganya. Aku satu-satunya yang dimiliki oleh Kenzo.”Ayu tidak ingin mengakui hal itu ketika mengingat perbuatan ibunya, tapi Kenzo tetap adalah anak dari adik ibunya—keluarganya. Satu-satunnya keluarga kandung yang pantas dimilikinya saat ini, tidak ada yang lain.“Aku tidak bisa melupakan fakta itu, dan berpura-pura kalau Kenzo adalah orang lain. Hal ini akan menghantuiku saat tidur.” Ayu kembali membujuk.Hide memainkan kunci mobil yang di bawahnya sambil menatap bagian belakang kepala Kenzo yang kini kembali mencoba untuk menggambar sesuatu dengan krayon di kertas yang baru.“Aku tahu kau membenci ibunya—aku juga sama. tapi kau tidak harus membenci Kenzo. Anak it

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 17 - Lingkungan yang Benar

    “Aku masih tidak ingin melakukannya.” Hide menggerutu.“Aku tahu, tapi aku yakin kau juga tahu kalau ini yang paling benar.” Ayu menatap suaminya yang kini sedang melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sekitar dua menit lalu mereka sampai, tapi belum ada yang mencoba turun.Keputusan yang mereka—Ayu ambil, memang sangat besar. Ayu perlu menenangkan diri. Dan Hide sudah menyerahkan pilihan pada Ayu, tapi tetap menjalaninya dengan setengah hati.“Sudah, ayo.” Ayu akhirnya membuka pintu dan turun.Anak-anak yang tadi bermain di halaman, berhamburan mendekat saat melihatnya.“Tanaka–san! Apa yang kau bawa hari ini? Gula-gula? Buku cerita?”Aneka suara bersahutan menyambut Ayu. Ia memang sudah sering mengunjungi panti asuhan itu dengan membawa hadiah, tentu mereka berharap Ayu akan membawa sesuatu.“Aku membawa sesuatu di mobil untuk kalian, tapi rahasia. Kalian bisa…”Ayu tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena rombongan anak yang megerubunginya langsung berlarian meninggalkannya menuju

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Tangan yang Benar

    “Aku tidak ingin tidur denganmu.” Ryu mengulang pertanyaan itu sebagai bentuk ketidakpercayaan, karena terlalu absurd. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengusap wajahnya.“Aku rasa kemampuanmu untuk menyimpulkan sesuatu sedang tidak amat tajam saat ini,” kata Ryu.“Tidak!” Kyoko tersinggung tentunya. Meski tidak langsung, Ryu kurang lebih menyebutnya bodoh.“Jangan marah, aku maklum malah. Aku akan kecewa kalau keadaan pikiranmu amat tenang saat ini.” Ryu tersenyum puas.“Aku bukan tidak tenang!” Kyoko menyanggah.“Kau baru saja bertanya tentang keinginanku tidur denganmu. Aku rasa hal itu termasuk gangguan yang membuatmu tidak tenang.” Ryu meninggalkan koper, dan mendekati Kyoko, yang mendadak panik, mundur menjauh.“Jangan mengingkari. Kau tidak akan berhasil membuatku berpikir sebaliknya.” Ryu terkekeh pelan melihat kepanikan itu.“Aku tidak…” Kyoko menggigit bibir, tidak punya balasan pintar karena tentu paham juga kalau sikap Ryu yang menjauh memang mengganggu untuknya.“Kemar

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 15 - Mendengar Nasehat yang Benar

    “Jangan membukanya sekarang. Kau akan basah.” Ryu menaikkan hoodie jas hujan yang dipakai Kyoko pada saat yang tepat, karena detik berikutnya, air dalam jumlah banyak, menghambur ke arah tempat mereka duduk. Seperti ada yang menyiramkan ember raksasa ke arah mereka. Ini karena pertunjukkan yang mereka lihat, melibatkan paus orca yang melompat keluar dari air. Tentu saat terjatuh akan menghempaskan air dalam jumlah banyak ke arah penonton. Ryu bertepuk tangan seperti yang lain, menghargai kerja keras mamalia raksasa itu, tapi Kyoko tidak bertepuk tangan sekalipun—bahkan sampai pertunjukan itu selesai. “Apa kau tidak menyukainya?” Ryu bertanya saat mereka berjalan keluar dan melepaskan jas hujan yang telah basah kuyup. Ryu meraih handuk kecil yang dibagikan petugas, lalu memakainya untuk mengeringkan rambut dan leher Kyoko. Meski Ryu menutup hoodie pada saat yang tepat, tapi masih ada bagian rambut dan leher Kyoko yang basah. “Kau tidak suka akuarium. Aku akan mencatatnya.” Ryu ters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 14 - Kebutuhan yang Benar

    “Aku ingin pulang.”Kyoko menyahut dengan tiba-tiba, saat Ayu baru saja mengoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya.“Hah? Kenapa? Apa ada yang tertinggal?” Ayu menegakkan tubuhnya dengan kebingungan. Ayu sejenak memandang perlengkapan kimono yang akan dipakai Kyoko.Seharusnya tidak ada, karena memang kimono Kyoko lebih sederhana—tidak banyak pernik kecuali hiasan rambut. Tidak seperti yang dipakai Ayu saat menikah di Utoro.Rencana Ryu, mereka akan melakukan pernikahan yang sama seperti Ayu, tapi mau berkompromi, dan menjadi lebih sederhana, yaitu menikah di balai kota. Ryu tidak mungkin berani memaksa, karena tahu benar bagaimana sejarah Kyoko dengan bangunan kuil. Lagi pula pestanya akan tetap ada, hanya upacaranya saja yang berubah.Keputusan itu tentu saja tidak ada yang memperm

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 13 - Keinginanmu yang Paling Benar

    “Kau pasti gila!” Kyoko berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sementara kepalanya mengingat-ingat apakah ada sedikit saja tanda Ryu tidak serius.Tapi semuanya serius. Ryu bahkan mengirim foto contoh kimono yang akan dipakainya pada hari pernikahan. Saat melihatnya, Kyoko mengira Ryu gila karena kebohongan mereka akan menjadi sangat sangat extra kalau sampai menyebut soal corak kimono.Namun, pada akhirnya Kyoko memilih, karena ingin mengakhiri pembahasan tidak penting itu. Pembahasan itu penting ternyata.“Apa kau akan diam saja?!” Kyoko membentak marah, melihat Ryu yang malah dengan santai menyesap bir dan memakan kacang yang juga dibawanya tadi.“Kau ingin aku melakukan apa?” Ryu mengernyit.“Ya batalkan itu semua! Hubungi mereka semua! Batalkan!” Kyoko duduk kembali di samping Ryu kemudian menyerangnya. Meraba pinggang Ryu.“Eh, tunggu! Jangan tiba-tiba menjadi agresif begini.” Ryu tentu saja kaget.“Agresif apa?! Ini! Hubungi mereka!" Kyoko hanya mengambil ponsel Ry

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 12 - Misi yang Benar

    Ryu menggelengkan kepala saat kembali dengan mudahnya bisa membuka pintu apartemen Kyoko setelah memasukkan tanggal ulang tahunnya—dan akan datang lusa.Ryu sudah berpuluh kali mengingatkan Kyoko untuk pengganti password yang terlalu mudah ditebak itu. Bukan hanya sekali—saat dulu ia berhasil masuk untuk mencari alat penyadap, tapi beberapa kali setelahnya juga sama.Saat ini Kyoko sudah tidak lagi tinggal di Tokyo. Ia pindah ke Osaka karena memang pekerjaannya lebih banyak di daerah Osaka, setelah benar-benar aktif menjadi bagian dari Kuryugumi yang membantu Hide dan Ryu.Hanya Kyoko belum rajin bekerja setelah kunjungan ke rumah orang tuanya, dan tidak ada yang memaksa juga. Hide tidak menyuruh apapun, tergantung Ryu.Keamanan apartemen itu benar-benar lemah, terutama karena masih tidak ada suara apapun meski Ryu sudah berjalan memasuki ruangan selama beberapa saat. Sudah jelas Kyoko tertidur karena memang hari sudah cukup malam. Ryu memang langsung pergi ke apartemen itu setelah kem

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 11 - Permintaan yang Benar

    Ayu mematut dirinya di cermin, menatap kimono baru yang akan dipakainya lusa. Kimoni itu dipesan khusus untuknya, jadi tentu semua pas. Tapi Ayu ingin melihat apakah warnanya cocok sesuai bayangan. Dan memang semua cocok. Jatuh dengan pas di tubuhnya, tidak berat dan panas. Itu yang penting, karena saat ini masih musim panas. Kimono modern dengan warna dasar putih itu, dihiasi oleh bunga sakura pink. Ayu bahkan menyiapkan hiasan rambut yang juga penuh dengan hiasan bunga sakura juga untuk melengkapinya. Ayu tidak memakai hiasan bunga itu sekarang, tapi saat mencoba untuk menempelkannya di kepala, warna pink itu juga cocok dengan rambut hitamnya. Semua beres kalau begitu. Ia sudah menyiapkan baju untuk Natsu, juga Hide. BRAK! Ayu tersentak dan menjatuhkan hiasan rambut di tangannya. Suara keras pintu geser yang tertutup itu, tentu membuatnya kaget. Untung saja Natsu ada di kamar sebelah, jadi tidak akan terganggu. Tidak terdengar suara tangis, bahkan saat suara langkah Hide saat m

DMCA.com Protection Status