Home / Romansa / JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN! / Extra 2 - Salah Pria Itu

Share

Extra 2 - Salah Pria Itu

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-04-07 17:01:55

“Tidak seharusnya kau meminum sebanyak ini.” Ryu mengeluh sambil mengangkat kotak itu agar jauh dari Kyoko.

“Eh? Jangan! Aku masih mau!” Kyoko menahan bagian bawah kotak itu sambil mengernyit marah.

“Ini minuman untuk menghangatkan tubuh. Bukan untuk mabuk. Kau sudah meminum banyak, jadi cukup. Tidak lagi.” Ryu melepaskan tangan Kyoko dari kotak sementara membawanya menjauh.

“Jangan… Aku masih mau… Kau jahat sekali!” Tadi Kyoko membentak, kini merengek sambil menarik tangan Ryu. Persis anak kecil yang tengah meminta mainan.

“Boleh ya? Ini enak… Pokoknya enak sekali.” Kyoko mengentakkan kaki ke lantai beberapa kali, dan itu membuat Ryu panik. Ia tidak tahu seberapa kuat lantai kayu kuil tua itu. Kalau rapuh maka kaki Kyoko akan mampu menjebol lanta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yus Riani
eeh si abang maen to the poin aja,,terkejoot kaaan jadinyaaa
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
Aduh si abang.. disembur kan jadinya.. jgn bikin shock dong bang.. hahahah.. ga ada manis2nya ngajakin nikah
goodnovel comment avatar
Wulan Julia
ya elah kang Ryu..romantis dikit Napa kalo ngelamar..kena sembur kan ma neng Kyoko hahahhah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 3 - Keluarga yang Salah

    “Jangan membuang airnya. Susah sekali menghangatkannya.”Ryu menyayangkan Kyoko yang menyemburkan air hangat tadi. Karena minimnya alat, Ryu harus menghangatkannya memakai botol, dan harus berhati-hati agar tidak pecah.Tapi Kyoko tidak peduli dengan air, sambil mengusap bibirnya ia menatap Ryu yang sudah kembali duduk. Wajah Ryu sangat tenang. Tidak menampakkan tanda kegilaan yang merupakan tebakan Kyoko pertama saat mendengar kata menikah itu.“Apa udara dingin membekukan otakmu sampai mengkerut?” tanya Kyoko dengan wajah heran.“Pagi ini memang dingin, tapi saat ini otakku baik-baik saja. Api ini cukup menghangatkanku tadi malam.”Ryu menunjuk perapian menyala yang beraroma semakin lezat karena daging kelinci itu mulai matang.“Kalau otakmu masih normal, kenapa

    Last Updated : 2024-04-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 4 - Kabar Benar yang Tidak Disangka

    “Dia dihukum selama dua puluh lima tahun atas percobaan pembunuhan.”Ryu duduk di hadapan Hide—melaporkan hasil persidangan Karin, kepada Hide yang tengah memangku Natsu. Ia menyingkirkan kelopak sakura yang menyangkut di rambut Natsu.“Aku sudah katakan jangan membahas hal buruk saat aku bersama Natsu.” Hide mendesis.Ia punya peraturan baru, yaitu melarang siapapun untuk membahas sesuatu yang berhubungan dengan kekerasan maupun hal-hal buruk saat dirinya sedang bersama dengan Natsu.Bukan berarti bayi berumur kurang dari lima bulan itu akan mengerti, tapi tidak membuat Hide peduli. Ia tetap meminta siapapun untuk berhati-hati.“Tapi aku sedang menyampaikan berita gembira. Ini tentang Karin yang dihukum. Ini bukan hal yang buruk,” sanggah Ryu.“Apa pun yang

    Last Updated : 2024-04-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 5 - Keadaan yang Tidak Benar

    “Hmm…” Ryu mengeluarkan keheranannya dalam gumaman.“Kau ingin mengatakan apa? Katakan saja.” Kyoko tidak marah. Ia hanya tegang.Ini pertama kalinya ia pulang setelah hampir delapan tahun pergi dari rumahnya—dalam keadaan tidak baik. Kyoko perlu menenangkan diri sebelum mereka memasuki rumah itu.“Kau tinggal di kuil?”Ryu menunjuk Torii—pintu gerbang kuil Shinto yang menjadi pembatas antara kawasan suci dengan kawasan tempat tinggal manusia, berwarna merah yang ada di dekat tempat mereka berhenti. Sesuai dengan petunjuk Kyoko.Mereka terbang ke Fukuoka tadi pagi, karena jaraknya memang jauh dari Osaka. Ryu ragu Kyoko akan menyuruhnya berhenti di sembarang tempat. Tapi jelas ia tidak akan siap kalau mereka akan berhenti di depan kuil.“Ya, aku

    Last Updated : 2024-04-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 6 - Orang yang Benar

    “Astaga! Ternyata …” Megumi menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar alasan yang dibuat oleh Ryu itu.“Pantas saja kalian sampai tak punya waktu untuk memberi kabar sebelum sampai ke sini,” katanya. Tentu saja alasan Ryu itu sangat cocok dengan keadaan di mana mereka harus terburu-buru menikah.“Benar, begitu…” Ryu tersenyum sambil meraih tangan Kyoko menggenggamnya. Tangan itu tentu saja sangat dingin.“Apa kau ingin duduk di dalam, atau mungkin ke dokter?”Ryu memberi penawaran yang terdengar normal, tapi sebenarnya ia sedang meminta pertimbangan dari Kyoko tentang mereka harus bagaimana. Apakah pergi atau tetap tinggal melanjutkan rencana.“Duduk saja di dalam. Aku akan baik-baik saja,” kata Kyoko. Meski keadaannya sangat buruk, tapi

    Last Updated : 2024-04-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 7 - Siksaan yang Benar

    Kyoko memandang tubuh yang terbaring miring dengan mata tertutup di geladak kapal yang mereka tumpangi. Tidak mengatakan apapun, tapi jelas melihatnya tidak berdaya seperti itu membuatnya tidak mual.Tidak ada kemungkinan pria itu bisa menyakitinya, rasa mualnya hilang begitu saja, meski sekarang tempatnya berdiri terus bergoyang karena gelombang laut yang cukup tinggi.“Sialan!” Terdengar umpatan dari Ryu dan itu mengherankan. Ia biasanya jarang mengumpat. Tapi kali ini merasa perlu karena ternyata ia mengalami mabuk laut. Ryu belum pernah menaiki kapal seumur hidup, dan kini tahu kalau hal itu adalah ide buruk. Setelah ini ia tidak akan pernah melakukan perjalanan di atas air lagi.“Lemah,” ejek Hide, tapi tangannya sambil mengulurkan obat anti mabuk.“Eh? Kau membawanya?” Ryu tentu kaget.

    Last Updated : 2024-04-09
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 8 - Dendam yang Benar, tapi Tidak Akan Hilang

    “Aku… Jangan… Maafkan aku…” Shuji kembali merintih.“Kau meminta maaf berarti kau tahu telah melakukan kesalahan.”Ryu mendekat sambil mengeluarkan ponselnya, merekam apapun yang akan dikatakan Shuji.“Kau sekian lama menyembunyikan kesalahan itu, tidak mengakuinya, membuatnya trauma seumur hidup, membuatnya bermimpi buruk, bahkan membuat Kyoko tidak bisa menemui ibunya lagi.”Ryu menyebut dosa Shuji, dan kembali membuatnya merintih. Selain ‘merusak’ tubuh Kyoko, tentu rusaknya mental Kyoko lebih sulit disembuhkan. Apa yang dilakukan Shuji mengubah kehidupan Kyoko sepenuhnya, menghapus sifat aslinya, hanya menyisakan Kyoko yang ketus dan pedas untuk menghadapi dunia.Tapi di sisi Shuji, dunianya tidak berubah. Ia mas

    Last Updated : 2024-04-09
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 9 - Seharusnya Ini Benar

    Setelah sekian lama berjalan, Kyoko akhirnya menemukan penghuni utama rumah besar itu di dekat taman tengah. Ayu sedang bermain bersama Natsu di taman tengah.“Kyoko–chan!” Ayu melambai ke arahnya, sementara Natsu yang berdiri di depannya, langsung jatuh terduduk di tanah. Tapi bayi itu tidak menangis, dia berpaling dan tersenyum cerah menyambut Kyoko seperti ibunya.“Hai… Bocah.”Kyoko menyapa seadanya sambil mengusap kepala Natsu. Kyoko tidak terlalu menyukai anak kecil. Tidak seperti Ryu—maupun Yui yang membenci konsep hamil, tapi langsung menempel pada Natsu semenjak anak itu muncul di dunia—Kyoko masih tidak tahu harus bersikap seperti apa saat bersama anak kecil.Ia tidak membenci Natsu, tapi tidak juga memaksakan diri untuk antusias. Natsu juga tidak keberatan dengan sikap itu tampaknya. Kyoko hanya melihat Natsu yang menghambur ke arahnya setiap kali ia datang.Kyoko bersyukur untuk itu. Paling tidak sudah terlihat anak itu akan cukup ramah seperti ibunya, tidak keji seperti a

    Last Updated : 2024-04-10
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 10 - Selamat Tinggal yang Benar

    “Silakan.” Setelah menghilangkan terkejut, Kaito membawa mereka masuk ke ruang depan rumahnya. Ayu memandang sekitar. Rumah itu tidak besar. Atau Ayu merasa seperti itu. Setelah tinggal di Osaka, penilaian Ayu atas rumah yang besar tentu saja berubah. Ukuran rumah biasa menjadi terlalu sempit menurutnya. Tapi memang terlihat nyaman dan bersih. Rumah itu bergaya tradisional tentu, sedikit mengingatkan Ayu atas rumah Miura di Utoro. Tapi kegiatan Ayu mengamati rumah itu terganggu karena Kyoko menarik tangannya agar duduk. Itu untuk meluapkan kejengkelannya. Sejak tadi Kyoko menatap galak ke arah Kaito yang tampak salah tingkah karenanya. “Ini benar-benar kejutan,” kata Kaito. Memutuskan untuk mengabaikan Kyoko dan tersenyum untuk Ayu.

    Last Updated : 2024-04-11

Latest chapter

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 19 - Keluarga Kita yang Benar

    “Himawari! Natsu!”Terdengar bocah berumur sekitar sepuluh tahun menegur dengan keras, saat menemukan dua bocah yang lain bersembunyi di balik semak yang ada di bawah pohon.“Kenzo–aniki!”Natsu kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba muncul lalu menarik anak perempuan—Himawari yang ada di sampingnya untuk berdiri, akan mengajaknya berlari, tapi tentu saja dicegah oleh Kenzo.“Tidak boleh! Kau membuat Okaa-san khawatir. Kau harus kembali.” Kenzo meraih lengan Natsu.“Tapi Himawari takut. Ia tidak suka sekolah.” Natsu menunjuk Himawari yang kini terisak.“Hima–chan.” Kenzo berlutut, lalu mengelus kepala Himawari yang menunduk.“Sekolah tidak menyeramkan. Kau akan bertemu banyak orang baru, dan teman-teman baru.” Kenzo membujuk lembut, sampai Himawari mendongak menatap mata Kenzo.“Tapi… tapi… aku ingin bersama Natsu. Aku tidak mau sekolah…”“Tapi…” Kenzo mengusap wajahnya. Himawari tentu akan ada di sekolah yang berbeda dengan Natsu. Himawari baru akan masuk taman kanak-kanak hari ini, bukan

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Rumah Benar Untuknya

    “Tempat ini tidak buruk.” Hide tidak menolak secara langsung, tapi keberatan itu terlihat.“Memang, aku akan memastikan tempat ini tidak akan pernah buruk untuk anak-anak itu. Tapi Kenzo berbeda dengan anak-anak itu. Mereka anak-anak yang benar-benar tidak punya keluarga, terpaksa tinggal di sini. Kenzo punya aku. Aku keluarganya. Aku satu-satunya yang dimiliki oleh Kenzo.”Ayu tidak ingin mengakui hal itu ketika mengingat perbuatan ibunya, tapi Kenzo tetap adalah anak dari adik ibunya—keluarganya. Satu-satunnya keluarga kandung yang pantas dimilikinya saat ini, tidak ada yang lain.“Aku tidak bisa melupakan fakta itu, dan berpura-pura kalau Kenzo adalah orang lain. Hal ini akan menghantuiku saat tidur.” Ayu kembali membujuk.Hide memainkan kunci mobil yang di bawahnya sambil menatap bagian belakang kepala Kenzo yang kini kembali mencoba untuk menggambar sesuatu dengan krayon di kertas yang baru.“Aku tahu kau membenci ibunya—aku juga sama. tapi kau tidak harus membenci Kenzo. Anak it

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 17 - Lingkungan yang Benar

    “Aku masih tidak ingin melakukannya.” Hide menggerutu.“Aku tahu, tapi aku yakin kau juga tahu kalau ini yang paling benar.” Ayu menatap suaminya yang kini sedang melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sekitar dua menit lalu mereka sampai, tapi belum ada yang mencoba turun.Keputusan yang mereka—Ayu ambil, memang sangat besar. Ayu perlu menenangkan diri. Dan Hide sudah menyerahkan pilihan pada Ayu, tapi tetap menjalaninya dengan setengah hati.“Sudah, ayo.” Ayu akhirnya membuka pintu dan turun.Anak-anak yang tadi bermain di halaman, berhamburan mendekat saat melihatnya.“Tanaka–san! Apa yang kau bawa hari ini? Gula-gula? Buku cerita?”Aneka suara bersahutan menyambut Ayu. Ia memang sudah sering mengunjungi panti asuhan itu dengan membawa hadiah, tentu mereka berharap Ayu akan membawa sesuatu.“Aku membawa sesuatu di mobil untuk kalian, tapi rahasia. Kalian bisa…”Ayu tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena rombongan anak yang megerubunginya langsung berlarian meninggalkannya menuju

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Tangan yang Benar

    “Aku tidak ingin tidur denganmu.” Ryu mengulang pertanyaan itu sebagai bentuk ketidakpercayaan, karena terlalu absurd. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengusap wajahnya.“Aku rasa kemampuanmu untuk menyimpulkan sesuatu sedang tidak amat tajam saat ini,” kata Ryu.“Tidak!” Kyoko tersinggung tentunya. Meski tidak langsung, Ryu kurang lebih menyebutnya bodoh.“Jangan marah, aku maklum malah. Aku akan kecewa kalau keadaan pikiranmu amat tenang saat ini.” Ryu tersenyum puas.“Aku bukan tidak tenang!” Kyoko menyanggah.“Kau baru saja bertanya tentang keinginanku tidur denganmu. Aku rasa hal itu termasuk gangguan yang membuatmu tidak tenang.” Ryu meninggalkan koper, dan mendekati Kyoko, yang mendadak panik, mundur menjauh.“Jangan mengingkari. Kau tidak akan berhasil membuatku berpikir sebaliknya.” Ryu terkekeh pelan melihat kepanikan itu.“Aku tidak…” Kyoko menggigit bibir, tidak punya balasan pintar karena tentu paham juga kalau sikap Ryu yang menjauh memang mengganggu untuknya.“Kemar

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 15 - Mendengar Nasehat yang Benar

    “Jangan membukanya sekarang. Kau akan basah.” Ryu menaikkan hoodie jas hujan yang dipakai Kyoko pada saat yang tepat, karena detik berikutnya, air dalam jumlah banyak, menghambur ke arah tempat mereka duduk. Seperti ada yang menyiramkan ember raksasa ke arah mereka. Ini karena pertunjukkan yang mereka lihat, melibatkan paus orca yang melompat keluar dari air. Tentu saat terjatuh akan menghempaskan air dalam jumlah banyak ke arah penonton. Ryu bertepuk tangan seperti yang lain, menghargai kerja keras mamalia raksasa itu, tapi Kyoko tidak bertepuk tangan sekalipun—bahkan sampai pertunjukan itu selesai. “Apa kau tidak menyukainya?” Ryu bertanya saat mereka berjalan keluar dan melepaskan jas hujan yang telah basah kuyup. Ryu meraih handuk kecil yang dibagikan petugas, lalu memakainya untuk mengeringkan rambut dan leher Kyoko. Meski Ryu menutup hoodie pada saat yang tepat, tapi masih ada bagian rambut dan leher Kyoko yang basah. “Kau tidak suka akuarium. Aku akan mencatatnya.” Ryu ters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 14 - Kebutuhan yang Benar

    “Aku ingin pulang.”Kyoko menyahut dengan tiba-tiba, saat Ayu baru saja mengoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya.“Hah? Kenapa? Apa ada yang tertinggal?” Ayu menegakkan tubuhnya dengan kebingungan. Ayu sejenak memandang perlengkapan kimono yang akan dipakai Kyoko.Seharusnya tidak ada, karena memang kimono Kyoko lebih sederhana—tidak banyak pernik kecuali hiasan rambut. Tidak seperti yang dipakai Ayu saat menikah di Utoro.Rencana Ryu, mereka akan melakukan pernikahan yang sama seperti Ayu, tapi mau berkompromi, dan menjadi lebih sederhana, yaitu menikah di balai kota. Ryu tidak mungkin berani memaksa, karena tahu benar bagaimana sejarah Kyoko dengan bangunan kuil. Lagi pula pestanya akan tetap ada, hanya upacaranya saja yang berubah.Keputusan itu tentu saja tidak ada yang memperm

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 13 - Keinginanmu yang Paling Benar

    “Kau pasti gila!” Kyoko berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sementara kepalanya mengingat-ingat apakah ada sedikit saja tanda Ryu tidak serius.Tapi semuanya serius. Ryu bahkan mengirim foto contoh kimono yang akan dipakainya pada hari pernikahan. Saat melihatnya, Kyoko mengira Ryu gila karena kebohongan mereka akan menjadi sangat sangat extra kalau sampai menyebut soal corak kimono.Namun, pada akhirnya Kyoko memilih, karena ingin mengakhiri pembahasan tidak penting itu. Pembahasan itu penting ternyata.“Apa kau akan diam saja?!” Kyoko membentak marah, melihat Ryu yang malah dengan santai menyesap bir dan memakan kacang yang juga dibawanya tadi.“Kau ingin aku melakukan apa?” Ryu mengernyit.“Ya batalkan itu semua! Hubungi mereka semua! Batalkan!” Kyoko duduk kembali di samping Ryu kemudian menyerangnya. Meraba pinggang Ryu.“Eh, tunggu! Jangan tiba-tiba menjadi agresif begini.” Ryu tentu saja kaget.“Agresif apa?! Ini! Hubungi mereka!" Kyoko hanya mengambil ponsel Ry

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 12 - Misi yang Benar

    Ryu menggelengkan kepala saat kembali dengan mudahnya bisa membuka pintu apartemen Kyoko setelah memasukkan tanggal ulang tahunnya—dan akan datang lusa.Ryu sudah berpuluh kali mengingatkan Kyoko untuk pengganti password yang terlalu mudah ditebak itu. Bukan hanya sekali—saat dulu ia berhasil masuk untuk mencari alat penyadap, tapi beberapa kali setelahnya juga sama.Saat ini Kyoko sudah tidak lagi tinggal di Tokyo. Ia pindah ke Osaka karena memang pekerjaannya lebih banyak di daerah Osaka, setelah benar-benar aktif menjadi bagian dari Kuryugumi yang membantu Hide dan Ryu.Hanya Kyoko belum rajin bekerja setelah kunjungan ke rumah orang tuanya, dan tidak ada yang memaksa juga. Hide tidak menyuruh apapun, tergantung Ryu.Keamanan apartemen itu benar-benar lemah, terutama karena masih tidak ada suara apapun meski Ryu sudah berjalan memasuki ruangan selama beberapa saat. Sudah jelas Kyoko tertidur karena memang hari sudah cukup malam. Ryu memang langsung pergi ke apartemen itu setelah kem

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 11 - Permintaan yang Benar

    Ayu mematut dirinya di cermin, menatap kimono baru yang akan dipakainya lusa. Kimoni itu dipesan khusus untuknya, jadi tentu semua pas. Tapi Ayu ingin melihat apakah warnanya cocok sesuai bayangan. Dan memang semua cocok. Jatuh dengan pas di tubuhnya, tidak berat dan panas. Itu yang penting, karena saat ini masih musim panas. Kimono modern dengan warna dasar putih itu, dihiasi oleh bunga sakura pink. Ayu bahkan menyiapkan hiasan rambut yang juga penuh dengan hiasan bunga sakura juga untuk melengkapinya. Ayu tidak memakai hiasan bunga itu sekarang, tapi saat mencoba untuk menempelkannya di kepala, warna pink itu juga cocok dengan rambut hitamnya. Semua beres kalau begitu. Ia sudah menyiapkan baju untuk Natsu, juga Hide. BRAK! Ayu tersentak dan menjatuhkan hiasan rambut di tangannya. Suara keras pintu geser yang tertutup itu, tentu membuatnya kaget. Untung saja Natsu ada di kamar sebelah, jadi tidak akan terganggu. Tidak terdengar suara tangis, bahkan saat suara langkah Hide saat m

DMCA.com Protection Status