Home / Romansa / Izinkan Aku Mencintaimu / Teman Rasa Saudara

Share

Teman Rasa Saudara

Author: Park Jun Hye
last update Last Updated: 2022-07-16 02:13:32

Mobil Agus perlahan sudah hendak sampai di daerah kawasan, ia sendiri juga sebenarnya tidak tahu dimana Kevin tinggal namun ia berharap Kevin bisa memberikan alamat rumahnya. “Rumahmu dimana?” Agus mempertanyakan rumah Kevin.

“Tak jauh dari sini nanti belok ke kiri,” ucap Kevin yang mengarahkan jalan kepada supir Agus.

Supir Agus yang mendengarnya melajukan mobilnya kearah kawasan rumah elite, melihat kawasan tersebut Agus sudah bisa menduga bahwa setidaknya Kevin merupakan anak yang bisa di percaya. “Kau mau turun dimana?” tanya Agus kepada Kevin.

“Di depan saja, aku akan jalan kaki,” jawab Kevin.

Agus merasa tak enak akan jawaban dari permintaannya tersebut, di dalam hatinya jelas ia ingin menolongnya lagi. “Kau tak masalah?” tanya ulang Agus.

“Ya aku tak masalah, aku sudah biasa,” sahut Kevin.

“Maaf merepotkan dirimu,” kata Agus meminta maaf.

Kevin terdiam sejenak, ia juga ingin mengetahui keberadaan motornya sendiri. “Maaf, tapi bagaimana dengan motorku? Apa Pak Tan tahu rumahk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Izinkan Aku Mencintaimu     ‘Nasi Lebih Kuat’

    Malam itu Sandra memutuskan untuk segera tidur, ia sendiri berusaha untuk tidak memikirkan telepon yang baru saja membuatnya hampir pupus harapan. Dengan segera dirinya membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk untuk bisa melupakan hal tersebut.Sandra yang sudah merasa tenang terbangun dengan suasana hati yang bagus, ia berusaha untuk melihat jam yang tertera di telepon pintarnya sendiri. Hari itu jelas-jelas ia tersenyum senang, seperti sehangat matahari yang menyambutnya.Sandra bangun menatap langit di atasnya, ia bersiap-siap untuk menuju kantor yang akan menerimanya dalam bekerja, ia paham bahwa setidaknya hari ini ia bisa membuka lembaran baru kehidupannya.Dengan langkah mantap Sandra menyiapkan apa yang akan dia perlukan, ia keluar dari dalam rumah susun kecilnya tersebut untuk bisa melakukan interview tersebut. Dengan langkah gontai Sandra turun, ia melihat sekitar jalanan yang tak jauh dari rumahnya tersebut.Kaki Sandra melangkah berjalan menuju perusahaan yang sudah membu

    Last Updated : 2022-07-17
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Hari yang Menyebalkan

    Belum lama ia keluar dari gedung tinggi tersebut, ia teringat bahwa setidaknya membutuhkan tambahan kartu yang hanya ada pada Tania. Dengan segera Sandra mengeluarkan telepon pintarnya dari dalam tas miliknya sendiri.Saking paniknya, Sandra dengan segera menelepon Tania. Beruntung jika Tania menerima panggilannya tersebut. “Ada apa?” pekik Tania.“Kau dimana?” tanya balik Sandra.“Aku sudah pasti ada di kantor, memangnya ada apa?”“Boleh aku pinjam kartu kreditmu? Ada yang harus aku urus!” pekik Sandra yang sedang berlari.Mendengar permintaan Sandra membuat Tania ingat jika dia memerlukan kartu kredit artinya ia akan ke Rumah Sakit. “Kau mau ke rumah sakit lagi?” sergah Tania dengan segera mungkin.“Iya, makanya aku butuh bantuanmu,” kata Sandra dengan mata nyalang melihat kendaraan silih berganti. Bunyi lalu lintas membuat pembicaraan mereka jelas tersamarkan sehingga ia harus sedikit berteriak.“Baiklah. Kau datang saja ke kantorku,” timpal Tania yang menjawabnya dengan segera mun

    Last Updated : 2022-07-17
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Vonis Dokter

    Sandra melihat ke arah Dr. Adrian dan berusaha untuk tidak melawannya lagi namun aku benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dokter tersebut masih membiarkan aku untuk beristirahat barang sejenak.Sandra tak ingin terlihat lemah berusaha menanyakan penyakitku kepada dokter tersebut, “Katakan saja, dok?” tanya Sandra yang memberanikan diri.Dr. Adrian bergumam.“Hmm, aku belum berani, setelah pengobatanmu selesai di sini. Kau ke ruanganku saja, aku juga tidak enak jika aku harus mengatakan di sini“Katakan saja, aku tidak akan terkejut,” ucap Sandra yang juga ingin mencari tahunya. Tak berapa lama aku mendengar bunyi telepon masuk pada teleponku sendiri.Kring KringSandra melihat tampak layar Lcd, Tania menelepon, “Aah, kau ini benar-benar,” sapa Sandra. Dari ujung telepon Sandra mendengar suara nada getir dari Tania. “Bagaimana? Kau tidak kenapa-kenapa, bukan?” tegurnya yang panik kepada Sandra.Sandra memegang kepalanya tak mungkin lagi ia bisa membohongi Tania, “Aku di IGD. Aku

    Last Updated : 2022-07-18
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertengkaran Hebat

    Heru masih khawatir apa yang terjadi dengan kesehatan Sandra, ia juga ingin menjenguknya sesegera mungkin namun hatinya juga masih berat dengan kepergian Sandra dari rumahnya. Anita keluar dari dalam kamarnya melihat suaminya yang sedang terduduk begitu saja. “Masih memikirkan anak tak tahu diri itu?” sentak Anita dengan kasar.Mendengar ucapan istrinya yang kasar itu, membuat Heru menghembuskan napasnya dengan berat. “Bukan urusanmu.” Heru bangun dari tempat duduknya, ia menyampirkan jaketnya sendiri ke pundaknya.“Bukan urusanku? Lalu, kau ini apa?”“Kau ini! Bisakah kau tidak bertindak dengan gegabah?” pekik Heru.“Lupakan saja anak tak tahu diri itu!” amuk Anita. Saking marahnya Anita kepada Heru, ia masuk ke dalam kamarnya.Brak!Suara pintu terbanting di belakang, Anita duduk di pinggir kasur sementara napasnya berburu. Belum lama Anita duduk, ia menerima panggilan telepon, ia melihat mamanya sendiri. Anita berdecak kesal, ia juga tidak ingin memberitahunya namun bisikan setan m

    Last Updated : 2022-07-18
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Kontrak Kerja

    Pikiran Heru kalut ia seakan tidak percaya ia melakukan hal itu lagi, saking khawatirnya dengan Sandra ia pergi meninggalkan apartemennya menuju taman bermain anak-anak. Heru duduk di ayunan, ia menghubungi Tania untuk mendapatkan berita terkini.Tania sendiri juga tidak tahu dimana Sandra berada namun ia juga ingin melihat sahabatnya sendiri yang sedang kesusahan. “Paman, maaf, aku sendiri juga tidak tahu dimana Sandra sekarang,” cetusnya.“Kau yakin tidak tahu dimana dirinya?” ujar Heru yang ingin mencari tahu keberadaan Sandra.“Ya, aku juga tidak tahu. Dia hanya mengatakan bahwa ia tinggal di rumah susun dekat dengan apartemen paman bahkan tidak terlalu jauh dengan tempatnya bekerja,” timpal Tania.“Baiklah kalau kau memang benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. By the way, bagaimana dengan Kevin? Apa dia tahu sesuatu?”“Sepertinya ia juga tidak tahu,” ujar Tania yang memberitahu.Heru tak bisa berkutik lagi, ia memijat kepalanya yang tidak sakit dengan tangannya sendiri. “Ya su

    Last Updated : 2022-07-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Ingatan yang Samar-Samar

    “Apa? Sandra sakit?” Kevin terhenyak dari pandangan wanita yang baru saja belum lama lewat, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan dirinya juga sudah terlanjur bertemu dengan Tania.“Ya, dia sakit. Aku juga tidak tahu ia sakit apa tapi setidaknya kau harus tahu apa yang terjadi kepada dirinya,” ucap Tania yang memberitahu kepada Kevin.“Aku tak mengerti apa maksudmu, Tania,” tutur Kevin yang masih tak mengerti arah pembicaraan mereka. “Bukankah tadi aku mengatakan bahwa Sandra di perkosa, aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada waktu tersebut,” tuding Kevin.Tania melepas cengkraman tangan yang ia daratkan kepada Kevin, ia juga tidak ingin Kevin salah sangka dengan ucapannya. Tania menggigit bibir bawahnya. “Maaf,” kata Tania sembari merapihkan rambutnya sendiri.“Aku juga berusaha untuk bisa menerima Sandra seutuhnya, aku tidak tahu apa yang menimpanya justru sekarang ini berusaha menggunakan cara apapun untuk dapat melakukan apa yang menurutku terbaik,” seloroh Kevin.“Jadi

    Last Updated : 2022-07-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Ketahuan

    Kevin menatap wajah Linda yang tengah berada di depannya. “Bisakah kau pergi dari hadapanku?” sentak Kevin yang seakan sudah tidak ingin melihat Linda di hadapannya.“Kenapa kau melakukan hal tersebut kepadaku? Aku bahkan ingin berbincang denganmu,” ungkap Linda kepada Kevin.“Tapi aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku sedang banyak urusan,” sergah Kevin yang juga tidak ingin banyak bicara dengan kondisi yang terjadi di depan matanya. “Kalau kau tidak ingin pergi, aku akan memberitahu siapa kau sebenarnya,” tegas Kevin.Linda tersentak dengan ucapan yang di lontarkan Kevin kepadanya. “Kalau kau berani mengatakam siapa aku, aku tidak akan segan-segan memberitahu Ibumu apa yang kau lakukan selama ini,” ancam Linda.Kevin sendiri malah lebih terkejut lagi, ia sendiri juga baru menyadari satu hal yang selama ini di tutupi oleh Linda, ia tidak tahu bahwa Ibunya dengan sengaja mempertemukan dengan Linda. “Sejak kapan?”“Kau ingat waktu kita bertemu di depan restaurantmu?” tanya ulan

    Last Updated : 2022-07-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Belajar untuk Menerima Keadaan

    Tatapan ketiga orang tersebut jelas saja membuat Sandra sedikit khawatir, ia juga yang tidak ingin memberitahukan akhirnya harus memberitahukan hal yang sedikit memberatkan hatinya. Suasana masih sedikit bersitegang, Heru melirik satu per satu.Wajah Dr. Adrian juga menyiratkan bahwa hal ini sangat sensitive bagi Sandra yang baru saja mengalami muntah darah. “Kau sebagai dokternya, mengapa hanya diam? Ada aku jadi katakan saja apa yang terjadi,” ujar Heru.Bahu Dr. Adrian merosot ia tidak percaya bahwa ia harus mengatakan hal yang sangat berat hati, mata Dr. Adrian juga memandang kepada Sandra meminta persetujuannya untuk memberitahukan kondisi terkini kepada Sandra.Sandra yang paham akan kondisi tersebut, membuat ia juga tidak ingin berlama-lama di ruangan Dr. Adrian, pastinya juga ada pasien lain yang harus di kunjungi atau di periksa oleh Dr. Adrian. “Bagaimana?” tanya Dr. Adrian.Sandra memegang kepalanya, ia perlu menjawab lontaran pertanyaan yang di lemparkan Dr. Adrian kepada

    Last Updated : 2022-07-23

Latest chapter

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Melakukan Bersama

    Mendengar perkataan Bram membuat hati Kevin bergetar, ia akhirnya juga menguatkan hatinya untuk bisa tegar dalam menghadapi masalahnya satu per satu. Kevin akhirnya bergegas untuk melakukan hal yang bisa ia lakukan pada saat itu juga.Kaki Kevin berlari meninggalkan kantor kepolisian dan menuju rumah sakit. Kevin mencegah taksi yang lewat tengah malam tersebut dan memintanya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit.Kring..Kring…Handphone yang ia bawa selama kurang lebih dua jam tidak berbunyi pada akhirnya berbunyi juga. Kevin mengambil handphonenya dan melihat layar LCD, di tangkapan layar ia bisa melihat bahwa Lia menghubunginya. “Halo,” sapa Kevin.“Hei, dimana?”“Aku dalam perjalanan,” ucapnya.Lia melihat kepada ayahnya yang meminta untuk menelepon Kevin. Lia sendiri mengigit bibirnya ragu untuk memberitahu kepada kakaknya sendiri sementara Aditya berusaha membujuk Lia untuk memintanya datang.Lia sendiri tidak bisa berkata-kata lagi. Sementara di ujung telepon Kevin sudah hen

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Perasaan Masing-Masing

    Johana yang sedikit lega dengan pemberitahuan mereka berdua dengan mantap masuk bersama ke dalam kantor kepolisian. Erick yang di tugaskan kembali ke TKP, akhirnya memberanikan diri untuk menyerahkan bukti.Erick yang baru pertama kali bertemu dengan Johana, tergagap bahkan ia sendiri salah tingkah. “Aku baru dari TKP. Kami meminta salinan sebagai bukti,” cakapnya berbasa-basi. “Kau bisa melihatnya di atas,” senyum Erick.Johana yang mendengarnya melongo. “Woah. Kerja bagus. Mana?” tanya Johana sembari memuji tindakan Erick.“Akan aku berikan diatas, jika disini bisa saja nantinya dikira hal apa,” cetusnya.“Baiklah.”Johana, Erick dan Kevin masuk ke dalam ruangan yang dapat mereka akses masuk ke dalam ruangan secara leluasa. Erick sendiri bahkan memberikan jalan terlebih dahulu kepada Johana.Kevin merasa aneh dengan sikap Erick yang seolah-olah baru saja jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan Erick juga mengarahkan jalan kepada Johana. “Lewat sini,” cakapnya. Johana dan Kevin me

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Terungkapnya Motif Utama

    Heru yang sudah tahu kebiasaan Sandra akhirnya menerobos masuk di ikuti dengan Anita dan Agus bahkan di susul Tania. “Kau ini! Kenapa sih tidak pernah memberitahu aku? Sudah aku bilang, anggap aku ayahmu,” ceramahnya.Heru membuka selimut Sandra yang menutupi dirinya tersebut. “Bagaimana, Paman, menemukanku?” cakapnya yang memberengut kesal kepada pamannya sendiri.Tak!Heru saking kesalnya akhirnya menjitak kepala keponakannya sendiri. “Argh, sakit,” erang Sandra. Lia yang melihatnya tertawa kecil, ia tahu bahwa perbuatan Sandra barusan di balas oleh pamannya sendiri.Lia perlahan keluar bersama dengan ayahnya membiarkan mereka untuk ikut ambil bagian. Dari luar pintu Lia menutup pintu tersebut secara perlahan. Aditya yang sudah berumur memandang putrinya yang masih memegang di sampingnya.Dari kejauhan mulai terdengar derap langkah kaki yang berlarian di selasar ruangan menuju ruangan Sandra di rawat. “Pak Ketua, Anda kemana saja?” tanya suster kepala yang memegang kening kepalanya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertemuan yang Mengharu Biru

    Mereka yang memandangi tidak tahu lagi suasan jelas menengangkan. “Ada apa?” tanya Kevin yang mencairkan suasana di ruangan.Dokter tersebut enggan untuk memberitahunya, ia juga tidak tega harus mengatakannya. Dokter tersebut menatap lama kepada Kevin dan bergantian ke sekeliling ruangan. “Katakan saja,” desak Kevin yang tidak sabaran.Bram sendiri mengernyitkan dahinya, ia juga belum memahami situasi yang terjadi. Dirinya baru mendengar dari Kevin. “Sebenarnya apa yang terjadi?” ucap Bram yang membutuhkan klarifikasi kepada Kevin.Kevin menelan salivnya. “Pak Bram, kami sebenarnya sedang menyelidiki suntikan apa yang di berikan oleh ibuku. Dan, aku tidak tahu bahwa hasilnya akan secepat yang tidak aku pikirkan,” oceh Kevin dengan sendirinya.“Jadi kau berusaha menyelidikinya?” tanya balik Bram.“Ya.”Bram menatap kepada dokter tersebut. “Katakan saja apa isi dari suntikan yang di berikan si ‘viper’,” ejek Bram yang melirik kepada Indy.“Kalian tidak apa-apa jika aku memberitahunya?”

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Indy di Tangkap

    Dengan tegap dan mantap Kevin akhirnya menuju pos keamanan bersama dengan Felix,. Baik Kevin dan Felix berjalan hingga langkah kaki tersebut sampai di depan pos keamanan. Beberapa kali Felix mengetuk pintu untuk mengunjungi penjahat yang akhirnya tertangkap basah.Clek!Petugas keamanan membukakan pintu, ia memberi salam kepada Felix. “Permisi, Pak,” balas sapa Felix. “Boleh masuk?” tanyanya dengan sopan.“Silakan,” sahutnya yang memberikan jawaban kepada Felix.Felix dan Kevin masuk melangkah ke dalam kantor keamanan rumah sakit. Dari kejauhan Kevin sudah bisa melihat bahwa ibunya sudah ada di dalam kantor keamanan. Kevin menyenggol Felix untuk menanyakannya. “Sudah berapa lama ibuku di sini?” tanya Kevin.Felix terdiam sejenak memikirkan setelah kejadian yang terjadi di ruangan, ia bergumam, “Mungkin hampir dua jam,” jawabnya memberi tahu.Kevin meringsek maju ke depan berupaya untuk melihat kondisi Ibunya sendiri yang sudah mulai menatap dirinya. Kevin berjongkong di hadapan Ibunya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Hal yang Memalukan

    Kevin yang mengamuk akhirnya hanya bisa keluar dari kantor polisi. Bram mengejarnya untuk bisa menenangkan Kevin. “Kevin!” panggil Bram namun Kevin tidak menggubrisnya.Sekali lagi Bram mencegah kegilaan Kevin, kakinya berderap mendekati Kevin. “Hei! Tatap aku!” kesal Bram.Dengan marah Kevin menyentak tangan Bram yang memegangnya. “Apa lagi?” tanya Kevin dengan setengah berteriak.“Apa yang akan kau lakukan? Kau memikirkannya secara matang, Kevin,” ucapnya.Kevin terhenyak perkataan Bram ada benarnya ia harus memikirkan semua rencananya harus dengan matang-matang jika tidak ibunya sendiri tidak akan tertangkap dan akan terus menerus lepas kendali sama seperti ular yang dengan mudahnya lepas dari toples jika tidak di ikat dengan kencang.Perumpaan yang di katakan oleh Bram ketika mereka bertemu jelas membuat Kevin teringat. Ibunya saat ini sudah seperti ular yang lepas dari toples. “Aku marah kepada diriku.” Cakap Kevin.“Lalu, apa hubungannya dengan kasusmu?” tanya Bram kepada Kevin.

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pengakuan Ferdiansyah

    Dengan perlahan Kevin mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan direktur rumah sakit. Dari dalam ruangan terdengar suara sapaan yang tidak asing di telinganya yang meminta untuk masuk. Perasaan gugup bercampur dengan ketakutan menusuk hati di dalam hati Kevin.Tring!Suara pintu terbuka Kevin melangkah masuk ke dalam dengan perasaan bercampur, ia tidak yakin sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya. Kehidupannya sudah hancur berkeping-keping dengan masalah keluarga dari pihak ibunya sendiri.Kevin bisa melihat pamannya sendiri dan Bram yang menunggunya. “Duduk,” pinta Bram. Kevin tak lagi bisa berkutik, ia menuruti perintah Bram ketika menyadari bahwa Frederick berusaha untuk meledeknya.Frederick yang masih dalam pengaruh obat terlarang tertawa kecil, ia seperti kegirangan melihat keponakannya berada di depannya. “Hai, keponakanku,” kekeh Frederick. Kevin hampir saja menjotos laki-laki paruh baya tersebut jika Bram tidak mencegahnya.“Kalau bukan karena Bram, aku sudah memukulmu hin

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Warisan yang Di Anugerahkan

    Kevin yang setelah mendengar berita bahwa pamannya di tangkap oleh Bram dengan segera menuju rumah sakit untuk meminta keterangannya dan bagaimana ia bisa menangkapnya secepat mungkin.Miranti hanya bisa melihat kelakuan Kevin sembari tertawa kecil beberapa kali hingga membuat Kevin salah tingkah. “Tante, sudahlah,” rajuk Kevin.“Tante, tidak tertawa namun tante tertawa akan sikapmu yang masih sama seperti dahulu,” kenang Miranti yang masih ingat akan kenangan lama itu.“Pak, tolong percepat,” kilah Kevin.Supir taksi dengan segera menancapkan gasnya, ia berfokus ke jalanan yang tengah hampir padat menuju kantor kepolisian. Jarak tempuh yang harus di lalui mereka tidak memakan waktu cukup lama.Baik Kevin dan Miranti hanya bisa bertahan di tengah jalanan yang padat dengan harapan bahwa setidaknya pihak kepolisian menahan Frederick. Mereka yang sudah ketakutan hanya menunggu dengan cemas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.Hingga akhirnya mereka semua sampai di depan rumah sa

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Menangkap Si Kepala Ular 2

    Bram menyeringai lebar melihat Ferdiansyah yang tertangkap. “Kau ingin kabur tapi tidak melihat tempatnya. Bagaimana bisa kau lolos dari gedung ini?” tanyanya dengan cengegesan.Ferdiansyah tidak bisa berkutik lagi. “Ya. Itu salahku karena aku tidak melihat tempatnya bahwa aku ada di gedung ini,” katanya yang menghela napas secara kasar.Bram melihat kepada masing-masing petugas yang menangkapnya. “Dia mencuri apa?” tanya Bram kepada salah satu petugas.“Dia mencuri obat-obat milik rumah sakit,” ulangnya lagi dengan nada kesal.“Maksudku jenisnya. Maaf,” kata Bram yang mengklarifikasi pertanyaannya kepada mereka. “Apa sudah di cari tahu?” sambung Bram.“Kami sedang mencari tahunya jenis obat apa yang di curinya,”“Baiklah.” Ferdiansyah yang tertangkap basah akhirnya hanya bisa berdiam diri bahkan lidahnya kelu. “Bawa dia ke ruang interogasi satu,” lanjut Bram yang memberikan perintah kepada petugas polisi.“Baik, Pak,” jawab mereka. Kedua petugas tersebut akhirnya membawa Ferdiansya

DMCA.com Protection Status