Share

2. Dipindahkan

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kehidupan Liana sekarang. Sudah satu tahun bekerja di perusahaan Andromeda di departement fashion, kehidupan masih tidak berjalan mulus. Termasuk kisah cintanya dengan Revan. Liana sudah sangat lama menjalin cinta dengan Liana, lelaki yang sudah lima tahun menemani hidupnya, namun sedang dilanda masalah.

Ya, tiga bulan lalu. Revan memaksa Liana bercinta. Tetapi Liana menolak keras, Revan memaksa. Itu yang membuat Liana kecewa dengan Revan, dia sekarang membenci Revan, cintanya perlahan sedikit mumudar, akan tetapi belum sepenuhnya bisa menghapus nama Revan di hati Liana.

"Liana...."

Lamunan Liana buyar. "Ah, Ya?" Liana mencari suara yang memanggil dirinya. Hari ini sesi terakhir pemotretan, Liana menggunakan busana yang disediakan, menjadi model busana tersebut. Tidak hanya Liana saja yang menjadi model, tiga wanita yang menjadi model.

"Sekarang giliranmu."

"A-aku?" tanya Liana kelagapan. "Oh, okay, wait!" Liana berdiri dan merapikan busana yang dia kenakan. Akibat melamun dia tidak sadar selanjutnya adalah dirinya untuk berpose semenarik mungkin. Ah, sialan! Hari ini Liana banyak pikiran hingga melamun.

Liana memulai pekerjaannya. Satu jam sesi pemotretan untuk Liana belum selesai, sang juru foto meminta Liana untuk bergaya lagi dan lagi. Padahal Liana sudah mencoba bergaya lain di depan kamera.

"Liana. Kamu kenapa?" Fotografer bertanya dengan menarik napas. Berkali-kali dia memotret Liana hasil tidak bagus dan kurang cocok, entah kenapa hari ini Liana sepertinya bekerja kurang maksimal.

Liana menghentikan kegiatan berpose. "Aku? Aku baik-baik saja," jawab Liana, tetapi ekspresi wajah merasa lelah karena tuntutan pekerjaan tanpa istirahat, dia selalu pulang malam.

Fotografer menatap Liana kecewa, sesekali hembusan napas terdengar. "Aku tidak bisa berkata apa-apa. Jujur, semakin ke sini profesi kamu menjadi model semakin buruk. Kamu sering tidak berkosentrasi dan melamun. Sebenarnya ada apa denganmu?"

Mendengar itu, Liana terdiam. Tidak berkutik. Apa selama ini pekerjaan Liana kurang memuaskan? Sekarang dia dikritik oleh sang Fotografer. Liana juga merasa akhir-akhir ini tidak mempunyai semangat. Dia sudah mencoba untuk sebaik mungkin di depan kamera, akan tetapi Fotografer berkata demikian tentang dirinya.

"Kalau kamu semakin buruk. Lebih baik jangan menjadi model, nanti aku yang disalahkan karena hasil fotomu tidak bagus."

"Maaf...." Hanya itu yang Liana katakan. Dia benar-benar menjadi tidak mood, suasana hati menjadi lebih buruk. "Aku akan memperbaiki."

"Tidak perlu," tolak sang fotografer. Jawaban itu membuat seisi ruangan pemotretan terdiam, hening, memperhatikan Liana.

"Ada yang bernama Lyn Liana di sini?" tanya seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan pemotretan. "Saya ada keperluan dengannya." Semua orang mengalihkan pandangan kembali ke Liana.

"Saya sendiri," jawab Liana.

"Bisa berbicara sebentar? Kamu boleh keluar untuk lima menit saja."

Liana mengangguk. Astaga. Apa Liana mendapatkan masalah lagi? Liana menghampiri wanita yang tadi memanggilnya. "Maaf, ada apa?" tanya Liana.


Wanita itu menyodorkan amplop putih. "Saya memberikan surat ini untukmu. Kamu boleh membuka sekarang," balas wanita itu tanpa ekspresi.

Liana menerima, wajahnya terlihat bingung. "Apa ini?" Liana menurut untuk membuka saat itu. Dia membuka amplop itu lalu membaca dari atas. Liana semakin tidak mengerti ketika membaca. Dia berulang kali membaca. Dan ternyata isinya adalah surat pemindahan pekerjaan Liana.

"Jadi?"

"Kamu dipindahkan ke divisi sekretaris."

Bab terkait

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   3. Terjebak

    Hari pertama dipindahkan ke divisi sekretaris.Jujur, kenapa harus dipindahkan secara mendadak?Tidak mungkin dipindahkan tanpa alasan. Mungkin karena kritik dari sang fotografer? Rasanya tidak mungkin, pasalnya fotografer baru pertama kali ini mengkritik Liana. Lantas kenapa? "LIAN, BANGUN!"Sahabat Liana berteriak dari luar rumah kost Liana. Semalam Liana dan Fani berpesta di halaman rumah kost mereka sambil menikmati keindahan kota Jakarta di malam hari, melihat gedung tinggi yang satu per satu lampu meredup hingga gelap.Akibat semalam begadang, Lina belum terbangun dari mimpi. Fani berusaha keras membangunkannya, semalam Liana mengatakan padanya akan bekerja menjadi sekretaris Direktur. Jadi, Fani menyarankan agar Liana berangkat pagi. Untuk memberi kesan baik sebagai sekretaris baru, dimata boss baru dan senior sekretaris."LYN LIANA ..., BANGUN ...!"Fani mendecak kesal. Liana tidak kunjung bangun padahal Sally sudah berteriak sekencang mungkin. Andai pintu tidak dikunci, Fani

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   4. Ketakutan

    Lelaki itu mengangkatkan kepala, melirik ke arah Liana. Ekspresi wajah menunjukkan keheranan. Liana menjadi salah tingkah ketika lelaki itu melihat ke arahnya. Astaga keberuntungan apa ini? Sudah terlambat berangkat kerja, eh berada dalam satu lift bersama pangeran .... Liana tidak tahu harus menyebut apa. Mungkin pangeran tampan.Liana merasa canggung, dia tersenyum paksa lalu mengangguk memberi hormat, bentuk kesopanan.Sungguh pria itu sangat menarik. Mengabaikan senyuman Liana, gayanya acuh, tetapi berhasil menarik perhatian dan Liana merasa terpesona. Baru pertama kali bertemu sudah terpesona? Haha. Bisa jadi, 'kan? Liana juga tidak menyangka akan terpesona kepada lelaki itu. Benar-benar tampan. Tubuhnya jangkung, tinggi dan berbadan atletis. Belum lagi bibirnya, ah ... sangat menggoda, tipis dan berwarna merah muda yang alami.Sempurna bukan?"Upss ..., idaman aku banget," batin Liana tergila-gila akan ketampanan lelaki itu. Astaga, dia berhasil menarik perhatian Liana hanya d

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   5. Are You Okay?

    Jarak antara mereka berdua sungguh dekat sampai Liana merasakan detak jantung lelaki itu, aroma parfum maskulin menyeruak indra penciuman Liana. Harum, Liana sangat menyukai aroma ini. Semakin lama Liana semakin nyaman berada dalam pelukan.Beberapa menit kemudian, tiba-tiba lampu menyala terang. Pandangan pertama yang Liana liat, di sampingnya, ada dua mata hitam menatap penuh kekhawatiran. Mereka berdua saling menatap lekat, bertukar pandangan.Sepersekian detik, barulah sadar, dia segara melepaskan pelukan itu karena tubuh Liana yang menolak pelukan. Liana menjauh dan tangan mengelus leher yang terasa kotor."Are you okay?" tanya lelaki itu masih dengan khawatir.Liana sudah menjauhkan tubuhnya, masih dengan mengelus leher yang terasa kotor. Bukannya Liana menjawab pertanyaan itu, melainkan Liana meminta maaf, "Maaf, aku tadi panik. Sejak kecil aku tidak menyukai kegelapan seperti tadi," tutur Liana jujur.Lelaki itu mengangguk, memakluminya. "It's okay. Tidak apa-apa."Liana melih

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   6. DIA?!!!

    Liana menaiki lift nomor sepuluh. Liana tahu, Liana merasa kalau dirinya sedang digosipkan para karyawan tadi. Namun Liana sama sekali tidak peduli dengan ocehan mereka. Pintu lift terbuka. Saat sudah masuk ke ruangan sekretaris, tanggapan dingin yang dia dapatkan. Tetapi, Liana tak patah semangat. Ya, Liana tidak ingin dihari pertama sudah patah semangat, lelucon apa itu? Harus tetap bersiap sopan kepada senior sekretaris. Lagipula, senior sekretaris tidak seharusnya bermuka masam dan bermuka sinis. “Salam kenal semua, saya Liana. Sekretaris baru di sini. Mohon bantuannya.” Liana memperkenalkan dirinya dengan nada ceria. Tidak ada yang merespon. Waduh, nasib Liana. Belum mulai bekerja sudah mendapatkan kesan buruk dari senior. Sekretaris lainnya mencoba mengacuhkan Liana. Liana tersenyum paksa. Liana tersenyum kecut. Dia berjalan dengan bingung. Liana belum tahu dimana meja kerjanya. “Permisi, saya–" Liana tidak melanjutkan ucapannya karena sekretaris itu mengganggap seolah tidak a

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   7. Mood Buruk

    DIA?!!!!Mata Liana membelalak terkejut, menatap tidak percaya dengan apa yang dia liat sekarang. Hampir saja Liana memekik, untungnya dua telapak tangan siap membekap mulut. Liana berharap cemas, dalam hati berdoa. Somoga boss barunya tidak mengingat kejadian tiga bulan lalu. Sebentar .... Bukankah sebelum kejadian tiga bulan lalu, Liana pernah bertemu dengan Nova? Liana tidak ingat jelas, tetapi dia sangat yakin bernah bertemu dengan Nova pertama kali. Sekitar satu tahun yang lalu?Ingatan Liana melayang, ketika satu tahun lalu. Dimana waktu itu Liana sulit sekali mendapatkan pekerjaan. Yaps, Liana dulu mendapatkan mengalaman pahit di dalam dunia pekerjaan, dia dipecat puluhan kali. Dan, Liana dipecat terakhir kalinya saat menjadi seorang waiters di salah satu restourant. Liana dipecat tanpa mendapatkan gaji terakhir. Sepanjang jalan, Liana membaca kertas lowongan pekerjaan yang menempel di dinding toko di tepi jalan. Sialnya, tidak ada salah satu pekerjaan yang cocok untuknya. Kes

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   8. Memory

    Nova berpikir, sikap kemarin sudah keterlaluan, mengusir sekretaris baru dengan tidak sopan. Bukannya menyesal telah membentak, tetapi Nova tersenyum miring. Lelaki itu senang, sudah dipastikan ketika datang ke kantor—sekretaris barunya sudah tidak ada lagi dan sudah mengundurkan diri.Pagi ini Nova pergi ke kantor dengan ceria, pintu lift terbuka, saatnya masuk ke ruangan miliknya dan Nova kaget melihat Liana di sana. Ternyata pikiran Nova mengenai sekretaris barunya akan mengundurkan diri, itu salah. “Okay, tenang. Baru satu hari,” batin Nova.“Selamat pagi, Pak Nova,” sapa Liana.Nova tetap mengacuhkan. Hari kedua, Nova melihat Liana di meja kerja. Hari-hari berikutnya, Nova tidak menggublis Liana, Liana menyapa Nova dengan sopan. Nova pikir dengan mengacuhkan Liana, Liana akan menyerah untuk menjadi sekretarisnya. Karena kesal, dia menyuruh Liana masuk.“Masuk dan bawa CV kamu.”Liana sempat tidak percaya dan mungkin salah dengar. Tidak! Liana tidak salah dengar. Dia menurut dengan

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   9. Lelaki Brengsek

    Flashback On.Liana berlari dengan bertelanjang kaki dan dress di atas lutut. Bagian dadanya sedikit robekan, sambil berlari Liana terus memegangi robekan agar tidak memperlihatkan belahan payudara. Liana berlari sekuat tenaga dan berhasil kabur dari pacarnya. Liana merasa lelah, dia menghentikan larinya untuk mengatur napas, kepalanya menoleh ke belakang.Tiba-tiba pacarnya muncul dengan cepat. Liana kembali berlari sekuat-kuatnya. Dia menyesali kenapa koridor malam ini sepi, Liana sudah berteriak namun tidak ada seorangpun yang merespon. Akhirnya Liana berlari ke pintu apartement dengan cepat dan hati-hati. Di halaman apartemen, Liana melihat sinar lampu mulai mendekat, pastinya dia akan selamat. TINNNNN !!!Pengemudi mobil menekan klakson panjang. Seorang wanita melintas di depannya begitu saja membuat pengemudi mengerem mobilnya secara mendadak hingga menimbulkan bunyi decitan memekik telinga. Liana sudah merentangkan kedua tangannya seolah ingin bunuh diri. “STOP! STOP!” jerit L

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   10. Penagih Hutang

    Liana masih tidak percaya yang telah terjadi, kenyataan bahwa Nova adalah boss baru dan sebelumnya pernah bertemu. Tiga bulan yang lalu? Satu tahun lalu? Apa mungkin Liana akan bernostalgia? Kenangan cukup melekat di memory otaknya, yaitu insiden pertama kali dan kedua kali. Seakan takdir mempertemukan mereka berdua dengan tidak terduga.Begitu juga dengan Nova, lelaki itu tidak habis pikir akan bertemu lagi dengan wanita yang pernah mengatakan dirinya brengsek, hanya karena Nova mengusir dan menyuruh Liana turun dari mobil. Di insiden itulah Liana memberi salam untuk Nova.Setelah pulang bekerja, sore menjelang malam. Liana melepaskan kekesalan kepada sahabatnya, bernama Selly. Ini adalah hari pertama resmi menjadi sekretaris Direktur Nova dan hari pertama Liana bekerja sebagai tangan kanan Boss. Liana merasa lelah dan letih. Otaknya terasa sudah mengepulkan asap panas. Selly, sahabat Liana mulai menghibur, hiburan itu bermaksud sekedar melepaskan penat.Huh. Liana menghela napas kasa

Bab terbaru

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   57. Hiking ke Gunung

    Dan Liana membuat daftar; dia mengajak Nova untuk mendaki gunung besok. Iya! Besok! Haha, Liana jadi bersemangat.Di sisi lain. Presdir tahu Evan menyukai Liana; dia menilai sikap Evan. Saat berada di lift, Dika memuji Evan."Aku baru tahu bahwa kamu adalah anak yang baik dalam menilai seorang wanita. Sepertinya kamu mencintai wanita tidak hanya dari sudut pandang fisik atau kekayaan."Presiden Dika memuji Evan sebagai orang yang tepat, dan dia tidak mengkhawatirkan Evan lagi. Evan hanya mengangguk sopan, tapi dia tidak mengerti apa yang dikatakan Presiden Dika.Lol.****Keesokan harinya, Nova dan Liana pergi ke pegunungan. Kesempatan bagi Liana untuk mencoba mencari informasi dari Nova. Mereka berbincang-bincang dalam perjalanan ke atas bukit, dengan kaos pendek berwarna putih yang dikenakan Liana membuatnya terlihat seksi. Jaket rajut merah muda diikatkan di pinggangnya. Sepatu bot hitam tingginya dua sentimeter, dan dia mengenakan j

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   56. Tidak dipecat

    Kata-kata Dika sedikit menusuk hati Liana. Sakit? Ya. "Aku tahu. Aku sadar akan diriku dan hidupku, Presdir." Liana tidak pernah mau menerima perasaan Nova, cinta dari Nova. "Saya tidak akan pernah menikah dengan orang kaya," kata Liana.Liana mengaku tidak memiliki perasaan pada Nova dan tidak memiliki perasaan pada Nova atas perintah Dika yang hanya menjadikan Nova orang sukses dan sekretarisnya."Hari demi Hari aku tidak bisa menepati janjiku, tidak punya perasaan cinta atau ketertarikan pada Nova. Tapi aku akan berusaha menyingkirkan perasaan itu."Namun, dia tidak bisa menerima perasaan Nova, tetapi dia akan berusaha menghilangkan perasaan itu.Direktur Utama Dika berpesan agar Liana berusaha keras bahkan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris. “Ingat, kamu hanya sekretaris. Kamu harus bekerja keras untuk membantu Nova sembuh dari fobia,” kata Dika."Oke Pak Direktur, saya akan bekerja keras dan tidak akan mengeluh," kata Liana, mengerti a

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   55. Tergoda???

    Liana hanya menunduk, ketakutan."Semua orang membuatku kesal! Kenapa hanya aku yang tidak tahu masalah sebenarnya dari Nova dan Evan!” bentaknya.Dika sejak awal curiga, tapi dia mengabaikan pikiran itu."Sekretaris Liana, jawab dengan jujur. Apakah Nova dan Evan menyukaimu pada saat bersamaan ?"Diam. Liana tidak bisa berkata-kata. Tidak tahu apa yang akan dia jawab. Jadi, Liana diam saja."Kenapa diam saja? Tidak menjawab pertanyaanku?""Tidak seperti itu." Liana mengelak. "Saya tidak tahu—”"Berhenti berbicara!" ucap Dika memotong ucapan Liana. Tak hanya Nova, Evan juga menyukai wanita itu. "Jawab dengan jujur, sekretaris Liana!"“Iyaa,” jawab Liana, perlahan menundukkan kepalanya, suaranya nyaris tak terdengar karena terlalu kecil untuk didengar.Namun, Dika juga mengakui bahwa dia menyukai dan tergoda kepada Liana.

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   54. Amarah dari Presdir

    Ternyata Presdir Dika tidak datang ke tempat kerja Nova; dia hanya menelepon Liana dan mulai menginterogasinya. Kejadian aneh dan dia masih tidak bisa mempercayainya. Dika selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya wanita yang menyebabkan Nova dan Evan bertengkar? Masalah pekerjaan? Dika sedikit tidak yakin. Maka, Dika memanggil Liana untuk bertanya dan menginterogasi.Liana bingung. Mengapa Dika menyuruhnya pergi ke tempat kerjanya? Apakah ada masalah atau sesuatu?Liana duduk di tempat kerja Dika dengan canggung. Dua cangkir teh di depan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. Presdir Dika duduk di kursi khusus, dan Liana duduk di kursi panjang khusus untuk tamu."Maaf, kenapa Anda menelepon saya?" tanya Liana memecah kesunyian. "Saya tidak tahu mengapa Anda menyuruh saya datang ke sini."Dika menghela napas. Ia ingin bertanya pada Liana dan ingin menanyakan jawaban yang jelas. “Rumor yang beredar itu

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   53. Sudah Gila

    "Akhh !!! Jangan sentuh rambutku! Sekretaris Liana! Sakit—"Sakitnya, apalagi Liana sebagai wanita yang jago beladiri. Liana tidak peduli dengan Nova yang berteriak kesakitan. "Dasar Direktur mesum!"Awalnya, Nova mengeluh kesakitan, tapi kemudian dia tertawa. "Hei! Apa maksudmu? Mesum? Serius. Aku benci otak kotormu, Sekretaris Liana!" Nova mencibir.Mendengar perkataan Nova, pipi Liana memerah dan malu. Dia mundur selangkah, membuang muka.Nova merapikan baju putihnya sedikit berantakan gara-gara Liana. "Liana, apa kamu merasa gugup?" Nova bertanya. Sedetik dia menyadari apa yang dia katakan. "Umm ... maksudku, apa kamu gugup saat melihat wajahku?" Nova menjelaskan, mengulangi kata-katanya.Apa? Apa yang Nova bicarakan? Tidak gugup tapi malu. Tentu saja, Liana membantah dan menjawab dengan alasan lain. Sekarang dialah yang tertawa dengan aneh. "Gugup? Bagaimana menurutmu Direktur. Aku tidak pernah

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   52. Direktur Mesum

    Nova mengabaikan kata-kata Liana, membuatnya semakin berani dan mendekat. Hanya berjarak satu langkah, punggung Liana bertabrakan dengan pintu. Nova dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Liana, Liana memejamkan mata karena tidak berani menatap wajah Nova sedekat ini.Dan .... Sebaliknya, Nova mengalami nasib buruk. Saat Nova menatap wajah Liana sedekat ini, dadanya mulai berdebar kencang. Pria itu memegangi dadanya, tidak menyangka reaksinya akan seperti ini. Liana dengan berani membuka kelopak matanya sedikit, mengintip. Keduanya saling bertatapan, tanpa sadar Nova mendekat ke wajah Liana. Keduanya saling menatap dengan tatapan bertabrakan. Kemudian Liana membuka matanya lebar-lebar saat wajah Nova berada lima sentimeter darinya.DOENK !!Liana beraksi dengan membenturkan kepalanya ke kepala Nova lalu meraih lengan Nova dan menjambak rambut Nova. "Apa-apaan ini, Direktur! Kamu mau menciumku ya?! Dasar Direktur mesum," kata Li

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   51. Jangan Mendekati!

    Di balik pintu ternyata Nova mendengarkan semua perkataan Liana dan Nova sangat tersinggung.Usai berdebat dengan sekretaris senior, Liana masuk ke ruang kerja Nova dengan membawa cemilan dan air. Melihat wajah Nova yang tidak enak dipandang dan sedang dalam mood yang buruk, Liana menyangka Nova sedang memikirkan berita buruk di media sosial dan informasi di luar kantor."Ada apa, Direktur? Aku membawa makanan ringan untuk mengganjal perutmu." Liana meletakkan cemilan dan air di atas meja."Aku sedang tidak mood untuk makan dan minum."Liana menghela nafas dan mencoba menghiburnya dan bertanya mengapa. Tapi Nova sama sekali tidak memikirkannya. Nova bangkit dan mendekati Liana dan terus berjalan ke depan hingga Liana terpaksa berjalan mundur secara teratur."Apa yang akan dilakukan Direktur?"Tatapan Nova tidak berkedip sama sekali, melihat Liana dari kejauhan yang dibuat hanya lima langkah le

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   50. Hubungan Istimewa

    Sekretaris senior membahas hubungan Liana dan Nova yang seperti ada hubungan khusus. Mereka beranggapan Nova tidak akan dekar dengan wanita miskin seperti Liana dan Nova sang pewaris. Itu membuat Liana sedih. Karena hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Lalu bagaimana jika mereka saling jatuh cinta?"Haha, tidak mungkin Direktur Nova jatuh cinta pada Sekretaris Vita yang lebih seperti perempuan jalang?""Tentu saja tidak cocok. Sekretaris Vita tidak punya harga diri.""Ngomong-ngomong rumor tentang pertengkaran Direktur Nova dengan Direktur Evan karena masalah wanita.""Hah? Kudengar, memperebutkan posisi pekerjaan?""Tidak. Jangan mau ditipu. Siapa lagi selain pelaku dari masalah Sekretaris wanita jalang itu." Tanpa rasa takut, sekretaris menunjuk Liana yang sedang duduk di kursi kerja Liana.Mendengarkan kata-kata mereka Liana langsung menggebrak meja karena tak tahan lagi dihina

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   49. Jadi Karyawan Tetap!

    Rapatnya sudah selesai.Liana menyapa Nova, dan Evan menanyakan bagaimana pertemuannya. "Bagaimana? Apakah pertemuannya menyenangkan dan berjalan dengan baik?" Tanya Liana bersemangat."Jangan tanya ke Nova, mungkin Nova tidak tahu, karena dia tidur," jawab Evan.Nova baru saja menguap."Direktur, kenapa Anda tidur saat rapat?" Liana bertanya bagaimana Nova bisa tidur dalam pertemuan sepenting itu."Semua karena kamu," kata Nova kesal. "Kamu membuatku tidak bisa tidur sepanjang malam!" Nova menjawab dengan jujur.Presdir Dika keluar dan ikut memarahi Liana. "Itu benar? Kamu membuat Nova tidak tidur tadi malam? Kamu sebagai sekretaris harus tegas dengan Nova! Kalau kamu bisa memukul bocah nakal itu."Liana tidak menjawab. Dia kesal karena dia disalahkan. Ada apa dengan dia? Dia membuat Nova tidak bisa tidur? Ah ... Presdir bercanda dengan Liana? Liana tidak tahu apa

DMCA.com Protection Status