ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN"Gue gak sebodoh yang kalian kira!" gumam Niko. Ia berjalan masuk ke kamarnya. Sebuah lemari yang berukuran lebar ruangan itu memiliki tombol sensor yang tersembunyi. Ternyata kamar yang di cari Yusuf ada di balik lemari itu. Lemari yang akan berputar saat tombol itu disentuh dan menampakan sebuah ruangan yang berisi puluhan foto wilia di dinding dan sebuah boneka se×.Terus bagaimana anak buah Yusuf bisa mengetahui ruangan rahasia itu? Niko kemarin teledor karena tidak menutup kembali ruangan itu setelah memakainya. Hanya dirinya yang bisa membuka ruangan itu karena membukanya menggunakan sensor sidik jari miliknya.Cctv yang terpasang di rumah itu membuat Niko sangat mudah mengetahui orang yang menyusup ke dalam rumahnya.***Yusuf yang baru saja keluar dari mobilnya menatap heran lelaki yang duduk di teras bersama Mega."Lama amat sih, Bang. Wilia dari tadi nanyain terus," tutur Mega saat Yusuf berjalan mendekat. Tanpa berkata apapun lelaki itu ma
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 26"Sa, kamu dari mana aja?! Ibu cemas tau, tadi Adi kasih kabar kalau kamu kabur," seru ibunya Yusuf saat melihat sang anak pulang dengan keadaan baik-baik saja. Yang ditakutkan adalah Raysa kembali menemui Niko. Ia sudah mewanti-wanti anak gadisnya itu agar mendengar semua perkataan yang ia katakan."Abis nongkrong sama temen-temen," jawab Raysa seadanya. Semua yang dilakukannya tadi memang sudah terencana, Raysa mengambil gamis dan kerudung besar milik Ibunya dan ia pakai saat berada di toilet, tidak lupa ia juga memakai masker agar kedua bodyguardnya tidak mengenali dirinya."Nongkrong? Terus kenapa kamu kabur dari pengawasan Adi sama Bagas? Seenggaknya kamu bilang sama mereka!""Aku tuh malu sama teman-teman, Bu. Aku udah gede, gak perlu lah sewa bodyguard segala. Kalian itu selalu nganggap aku kaya anak kecil!" sungut Raysa lalu beranjak, membanting pintu kamarnya dengan keras.Wanita paruh baya itu mengusap dadanya melihat tingkah Raysa. I
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 27Wilia terus memperhatikan gerak-gerik Raysa, tapi tidak ada yang mencurigakan. Mungkin gadis itu memang sudah berubah. Wilia bersyukur jika memang benar begitu adanya."Mbak, mau rujak gak? Aku mau beli, biar sekalian?" tawar Raysa."Boleh, tapi jangan pedes, ya!" balas Wilia sambil tersenyum. Ia merasa bersyukur karena tidak mengalami mual dan muntah saat pagi hari. Tidak seperti saat ia mengandung anak kembarnya."Oke, minumannya sekalian gak?" Menatap Wilia dengan sebelah alisnya terangkat."Emang ada minuman apa aja?" tanya Wilia."Boba sama Thai tea.""Minumannya Mbak bikin sendiri aja deh," tolaknya lalu berjalan ke arah dapur untuk membuat jus alpukat kesukaannya.Jam 1 siang Yusuf sudah pulang karena ia hanya menghadiri meeting saja. Ia menyerahkan pekerjaan yang lainnya pada Robi dan Arkan."Mana Mbakmu, Sa?" tanya Yusuf yang baru saja datang.Wilia yang mendengar suara suaminya langsung berjalan cepat dari arah dapur."Pa … mana dure
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 28"Ya udah, Papa mau disuapi durennya," seru Yusuf tidak semangat, tapi ia tetap menampakan senyum di wajahnya yang membuat Wilia kini sumringah."Beneran, Pa?" tanya Wilia meyakinkan."I–iya. Ayok!" Yusuf menarik tangan istrinya itu untuk keluar. Belum sampai di ambang pintu Wilia menghentikan langkah kakinya.Yusuf menaikan sebelah alisnya seolah bertanya kenapa Wilia tiba-tiba berhenti."Mama gak pengen nyuapin Papa duren. Mama pengen tau aja sesayang apa Papa sama Mama," seru Wilia."Ternyata Papa mau ngikutin apa yang Mama mau meskipun itu hal yang Papa gak suka," lanjutnya dengan senyum sumringah."Jadi–""Papa kena prank!" Wilia tertawa lalu berjalan cepat untuk menghindar dari Yusuf. Lelaki itu yang terlanjur kesal berlari mengejar Wilia yang sudah masuk ke dalam kamar.Yusuf langsung memeluk Wilia dari belakang dang menggelitiknya hingga membuat wanita itu berteriak minta ampun."Bilang dulu, ampun Papa sayang yang paling ganteng," seru
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 29POV YUSUFSiapa sebenarnya Ibu ini, kenapa dia seperti dekat sekali dengan istriku. Panggilan Mama itu membuat aku merasa semakin penasaran. Pasalnya Wilia belum pernah sekalipun bercerita mengenai wanita paruh baya ini. Semua tentang Wilia tentu aku mengetahuinya termasuk keluarga besar, tapi jika mengenai masa lalu Wilia hanya menceritakan sedikit masa-masa mudanya dulu.“Ma, kenalin ini Mas Yusuf, suami Wilia. Mama Sarah ini Mamanya Gio, Mas,” tutur Wilia, aku menyambut uluran tangan wanita bernama Sarah itu. Aku bahkan baru tahu jika Wilia dan Gio ternyata sangat dekat sampai Wilia memanggil ibu Gio dengan sebutan Mama.“Mama kok gak bilang kalau udah sampai, sih?” tanya Gio yang baru saja datang.“Tadinya Mama mau kasih kejutan, tapi malah Mama yang terkejut sendiri karena ketemu sama Wilia,” balas Bu Sarah sambil melempar senyum pada Wilia. Mereka kini mulai berbincang lagi. Saat ini aku merasa menjadi orang asing di antara mereka. Setel
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 30POV YUSUFAku mengambil sebatang rokok dan membakarnya, lama setelh terakhir kali aku menyentuh benda ini sebelum menikah dengan Willia. Hanya kupakai saat merasa stres, duduk termenung di taman belakang adalah pilihanku.Ponselku berdering menandakan pesan masuk, dengan malas aku meraihnya di atas meja.[Bang, kita pulangnya agak telat soalnya mau jemput dulu ibu di rumah tante.]Pesan masuk dari Raysa, aku hanya membaca tanpa berniat membalasnya. Biar saja ia mau pergi kemana pun karena aku tetap menyuruh Adi dan Bagas untuk mengikuti Raysa.Ponselku kembali berdering, nama Robby terpampang di sana.[Besok kita ke Kalimantan buat pembukaan cabang! Gue tunggu di bandara, jam 9 pagi kita berangkat.]Aku hanya melihat sekilas, suara derap langkah kaki membuatku langsung menoleh. Wilia berjalan cepat ke arahku, sepertinya dia akan mengomel karena asap mengepul keluar dari mulutku dan sebatang rokok yang mengisi sela-sela jariku. Aku memalingkan
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 31POV YUSUF“Gak nyangka bisa ketemu lagi sama Abang,” tutur Kartika.“Kamu di sini udah lama, Tik?” tanyaku basa-basi.“Baru dua tahun, Bang. Ini juga ikut temanku, di kampung susah dapet kerja,” ungkapnya.Tak hentinya aku dan Kartika tertawa saat mengingat masa sekolah dulu. Dia yang terkenal tomboy selalu membelaku saat aku menjadi bahan bullyan teman-temanku yang lain. Masa-masa muda memang indah jika diingat kembali, sesuatu yang tidak bisa dibeli oleh uang.“Dek … kopi susunya satu, ya,” pinta Robby yang baru saja datang. Kartika bangkit dan membuatkan pesanan Robby.“Sok akrab banget lo, manggil Dek segala,” protes Yusuf.“Kenapa lo yang protes? dia aja gak keberatan kok. Yang sok akrab itu lo bedua, gue lihat dari tadi kalian ngobrol sambil ketawa-ketawa,” balas Robby.“Dia temen sekolah gue dulu, kebetulan aja ketemu lagi di sini,” jelasku.“Kenalin ke gue dong,” tuturnya sambil tersenyum dan matanya berkedip-kedip.“JIjik banget! Sono
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 32POV AUTHORKartika yang melihat kepergian Yusuf langsung datang menghampiri Robby dan bertanya karena penasaran.“Loh … Bang Yusuf mau kemana itu?” tanyanya pada Robby.“Dia mau pulang, padahal baru kemarin sampai belum mulai kerja lagi!” sungut Robby.“Emang Bang Yusuf kerja apa di sini?” tanya Kartika.“Dia asistenku. Kurang aj*rkan? Bosnya yang disuruh kerja,” balas Robby. Ia tertawa dalam hati. Ini trik yang dilakukannya agar Kartika luluh, kebohongannya juga gak bakalan di ketahui siapapun.“Oh .... Asistennya Mas ternyata. Bang Yusuf udah sukses ya sekarang,” tutur Kartika.Robby tahu dulu Yusuf hanyalah tukang kayu, lelaki itu memiliki tekad yang kuat dan semangat yang selalu membara. Hingga Allah mengizinkan kesuksesan menghampirinya. Yusuf dan Willia merintis bersama-sama usaha mereka dari bawah sampai saat ini berada di puncak kejayaan.“Dek, kalau kamu libur kerja ikut Mas jalan-jalan yuk,” ajakku, semoga saja ia tidak menolak harap