Istriku Yang Buluk Menjadi Rebutan"Kartika 'kan udah nikah sama Bang Robby, kenapa dia masih kerja di kantor Papa?" tanya Willia dengan memasang wajah kesal.Yusuf menahan senyum melihat tingkah istrinya itu. "Kenapa masih cemburu aja sih, Ma? Mama 'kan udah lihat sendiri kemarin Robby sama Kartika menikah," ujar Yusuf."Siapa yang cemburu sih!" sangkal Willia, ia menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Yusuf yang kini mengalihkan pandangan pada layar laptop.Lama, Wiliia menunggu suaminya kembali buka suara. Bukan tidak peka dengan keinginan istrinya itu, Yusuf memang sengaja ingin melihat wajah kesal wanita yang sudah memberikannya tiga orang anak itu. Kini Willia duduk dan memunggungi Yusuf, tanpa diketahui olehnya Yusuf menutup laptop dan menggeser duduknya tangan lelaki itu melingkar dengan erat di perut sang istri. Mendapatkan perlakuan begitu dengan tiba-tiba tentu Willia kaget tapi ia mencoba bersikap biasa saja dan meminta Yusuf melepaskan tangannya."Kalau mau kerja ya kerja
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN“Gue pengen malam pertama gue sama dia itu berkesan. Gue bahkan masih ragu, dia itu bener-bener cinta ke gue atau nggak ya?”Yusuf mengedikkan bahunya. “Mungkin dia kasihan lihat lo yang kayak bujang lapuk makanya lo diterima,” cibri Yusuf.“Si*lan lo! Gue nggak semenyedihkan itu kali! Masih banyak cewek yang ngantri mau gue kawinin.”Kalau masih banyak yang ngantri ya lo embat aja semua,” celetuk Yusuf.“Jangan salah ya, gue itu cowok setia. Nggak bakalan gue main dibelakang istri gue.”“Nggak main di belakang tapi main di depan,” ledek Yusuf dengan gelak tawanya yang keluar.Robby mencebik, tidak akan ada habis-habisnya jika bicara dengan Yusuf, yang ada malah menghabiskan masa muda saja. Robby benar-benar ingin membuat istrinya itu nyaman, sebenarnya ia bisa saja menyentuh Kartika saat malam pertama mereka namun ia menahan diri. Tidak ingin Kartika memandangnya sebagai lelaki bajingan padahal sebenarnya mereka sudah sah, sudah halal jadi tidak ada
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANYusuf menepuk pundak Kartika lalu mendorong wanita itu agar pelukannya terlepas, meski sedang sedih namun Kartika tidak pantas melakukan seperti itu. Memeluk lelaki yang statusnya sebagai suami orang.“Ma-af, Bang,” sesal Kartika, ia mengusap bekas air matanya sambil menunduk.“Nggak apa-apa. Minum dulu.” Yusuf memberikan gelas berisi air putih pada Kartika.Yusuf juga memaklumi ia tidak berpikir buruk jika Kartika sengaja melakukan ini, situasi yang terjadi memang membuat Kartika sampai melakukan itu apalagi ia baru saja mengalami kecelakaan. Yusuf memilih untuk duduk di sofa yang sedikit berjarak dari tempat Kartika sekarang berbaring, wanita itu sudah lebih tenang.Mengingat pesan istrinya tadi, Yusuf langsung memberitahu pada Willia jika ia masih menunggu dokter yang melakukan penanganan pada Robby. Yusuf juga mengatakan jika kondisi Kartika hanya luka di bagian tangan dan kaki saja selebihnya Kartika baik-baik saja. Dokter juga tadi sudah menjel
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN“Maaf ....”Willia mengernyit. “Kenapa maaf? Mama nanya bukan suruh Papa minta maaf.”“Hm ... tadi Kartika-”“Jangan bilang tadi Papa sama Kartika pelukan?” tuding Willia lalu mendorong tubuh suaminya itu menjauh.Yusuf dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Nggak, Ma. Papa sama Kartik nggak pelukan kok,” sangkalnya.“Terus apa?”“Kartika yang peluk Papa.” Akhirnya Yusuf jujur daripada nantinya Willia semakin marah jika tahu Yusuf berbohong.Mata Willia membulat. “Oh jadi gitu ya Papa di belakang Mama.”“Jangan salah paham dulu dong, Ma. Mungkin karena Kartika kaget terus masih ketakutan jadi dia refleks peluk Papa.”Willia mencebik. “Terus kalau yang deket dia orang gil* dia juga bakalan mau peluk gitu? Nggak! Nggak bakalan, itu mah emang dianya aja yang kegatelan. Udah punya suami masih aja nempel-nempel ke suami orang.”Jika Willia sudah seperti ini, melakukan pembelaan pun tidak akan mungkin bisa. Yusuf hanya membiarkan istrinya itu terus bicara
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 1“Ma, cepat sedikit dandannya!” teriak Yusuf dari luar kamar, ia sudah bosan menunggu istrinya dari tadi masih belum selesai merias diri. Yusuf paling tidak suka jika harus disuruh menunggu. Suara derap langkah kaki membuat Yusuf langsung menoleh, ia menatap istrinya itu dengan lekat dari ujung ke ujung.“Ya ampun … kamu lama di kamar cuma gini doang?” tanya Yusuf.Wanita itu menatap tampilan dirinya sendiri dan merasa tidak ada yang salah, ia memakai dress berwarna peach yang terlihat sederhana tapi elegan tak lupa jilbab yang ia kenakan dengan warna senada.Wajahnya hanya di poles dengan bedak tipis dan lipstik warna bibir membuat tampilannya terlihat natural tapi tetap menawan, matanya yang bulat dan bersinar tidak perlu memakai softlens, bulu mata yang lentik alami menambah kecantikan wanita itu. Karena dasarnya wanita itu memang cantik meskipun tanpa makeup.“Ya udah, ayo! Kelamaan kalau kamu dandan lagi,” seru Yusuf sembari berjalan keluar
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 2Benda pipih itu tidak berhenti berdering, Yusuf yang masih fokus menyetir mencoba mengabaikannya. Ia sudah bisa menebak jika istrinya yang menelpon. Merasa konsentrasinya terganggu, ia menepikan kuda besi miliknya itu lalu mengangkat panggilan dari sang istri tercinta."Papa, buang kemana semua skincare Mama?!" serunya dari seberang telepon. Yusuf menjauhkan benda pipih itu dari telinga karena mendengar suara istrinya yang melengking."Papa nanti beliin yang lebih bagus daripada itu, udah dulu ya … ini lagi nyetir," putus Yusuf sebelum mematikan sambungan telepon membuat Wanita di seberang sana menggerutu kesal.Ia langsung menelpon sepupunya yang memiliki toko makeup dan menyuruh untuk mengirimkan semua jenis alat tempur wanita itu seperti lipstik, eyeshadow, blush-on dan banyak lagi."Kamu kirim aja langsung ke rumah, kirim semua jenisnya dengan warna-warna yang cerah, ya!" pesannya sebelum sambungan itu terputus, ia kembali melanjutkan perja
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 3Willia memperlihatkan benda pipih itu ke depan wajah Yusuf, layar yang menyala menampilkan sebuah cincin dengan aksen simple namun terkesan mahal. Sesuai dengan selera Willia, wanita pasti akan luluh saat diberikan perhiasan seperti ini."Beliin ini," seru Wilia."Cuman ini doang, gak mau tambah yang lain? Kalung atau gelangnya gitu?" tawar Yusuf dengan entengnya. Jika soal membelikan perhiasan ia tidak akan masalah yang terpenting istrinya tidak marah."Ini aja belum tentu mau Papa beliin," ejek Wilia. Yusuf menggenggam tangan istrinya itu sambil tersenyum."Apapun buat, Mama. Yang penting Mama seneng," rayu Yusuf."Emang berapa sih harganya, Ma?" tanyanya."100.""Kok murah banget? padahal bagus loh. 100 ribu buat cincin gitu, Mama mau beli cincin imitasi?" berondong Yusuf, ia tidak pernah melihat istrinya membeli perhiasan imitasi."Mana ada 100 ribu, 100 juta, Pa!" seru Wilia dengan kesal. Yusuf terbelalak mendengar perkataan istrinya itu.
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 4"Bang Yusuf masih lama pulangnya, ya?" tanya Raysa yang baru saja sampai, si kembar yang lelah bermain kini tertidur. Niko membawa satu per satu gadis kecil itu ke kamarnya."Paling agak malem. Soalnya ada proyek besar katanya, kenapa emang?" Willia balik bertanya pada adik iparnya itu sambil menuangkan jus apel ke dalam gelas."Aku 'kan bentar lagi ulang tahun. Aku mau bikin party, cuman ngundang temen deket sama keluarga aja sih," tutur Raysa ragu. Ia takut jika Willia melarangnya.Tanpa berbicara Willia berjalan ke arah kamarnya. Raysa terlihat menghela nafas, kecewa karena sepertinya ulang tahunnya tidak akan bisa dirayakan. Melihat Willia yang tidak berkomentar apa-apa."Beli apapun yang kamu mau." Raysa sontak menoleh mendapati Willia yang menyerahkan kartu berharga itu. Ia bersorak gembira. Ternyata kakak iparnya tidak seperti yang ada di drama ikan terbang yang menjadi favorit ibunya."Makasih, Mbakku tersayang …." Rasya memeluk wanita
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN“Maaf ....”Willia mengernyit. “Kenapa maaf? Mama nanya bukan suruh Papa minta maaf.”“Hm ... tadi Kartika-”“Jangan bilang tadi Papa sama Kartika pelukan?” tuding Willia lalu mendorong tubuh suaminya itu menjauh.Yusuf dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Nggak, Ma. Papa sama Kartik nggak pelukan kok,” sangkalnya.“Terus apa?”“Kartika yang peluk Papa.” Akhirnya Yusuf jujur daripada nantinya Willia semakin marah jika tahu Yusuf berbohong.Mata Willia membulat. “Oh jadi gitu ya Papa di belakang Mama.”“Jangan salah paham dulu dong, Ma. Mungkin karena Kartika kaget terus masih ketakutan jadi dia refleks peluk Papa.”Willia mencebik. “Terus kalau yang deket dia orang gil* dia juga bakalan mau peluk gitu? Nggak! Nggak bakalan, itu mah emang dianya aja yang kegatelan. Udah punya suami masih aja nempel-nempel ke suami orang.”Jika Willia sudah seperti ini, melakukan pembelaan pun tidak akan mungkin bisa. Yusuf hanya membiarkan istrinya itu terus bicara
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANYusuf menepuk pundak Kartika lalu mendorong wanita itu agar pelukannya terlepas, meski sedang sedih namun Kartika tidak pantas melakukan seperti itu. Memeluk lelaki yang statusnya sebagai suami orang.“Ma-af, Bang,” sesal Kartika, ia mengusap bekas air matanya sambil menunduk.“Nggak apa-apa. Minum dulu.” Yusuf memberikan gelas berisi air putih pada Kartika.Yusuf juga memaklumi ia tidak berpikir buruk jika Kartika sengaja melakukan ini, situasi yang terjadi memang membuat Kartika sampai melakukan itu apalagi ia baru saja mengalami kecelakaan. Yusuf memilih untuk duduk di sofa yang sedikit berjarak dari tempat Kartika sekarang berbaring, wanita itu sudah lebih tenang.Mengingat pesan istrinya tadi, Yusuf langsung memberitahu pada Willia jika ia masih menunggu dokter yang melakukan penanganan pada Robby. Yusuf juga mengatakan jika kondisi Kartika hanya luka di bagian tangan dan kaki saja selebihnya Kartika baik-baik saja. Dokter juga tadi sudah menjel
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN“Gue pengen malam pertama gue sama dia itu berkesan. Gue bahkan masih ragu, dia itu bener-bener cinta ke gue atau nggak ya?”Yusuf mengedikkan bahunya. “Mungkin dia kasihan lihat lo yang kayak bujang lapuk makanya lo diterima,” cibri Yusuf.“Si*lan lo! Gue nggak semenyedihkan itu kali! Masih banyak cewek yang ngantri mau gue kawinin.”Kalau masih banyak yang ngantri ya lo embat aja semua,” celetuk Yusuf.“Jangan salah ya, gue itu cowok setia. Nggak bakalan gue main dibelakang istri gue.”“Nggak main di belakang tapi main di depan,” ledek Yusuf dengan gelak tawanya yang keluar.Robby mencebik, tidak akan ada habis-habisnya jika bicara dengan Yusuf, yang ada malah menghabiskan masa muda saja. Robby benar-benar ingin membuat istrinya itu nyaman, sebenarnya ia bisa saja menyentuh Kartika saat malam pertama mereka namun ia menahan diri. Tidak ingin Kartika memandangnya sebagai lelaki bajingan padahal sebenarnya mereka sudah sah, sudah halal jadi tidak ada
Istriku Yang Buluk Menjadi Rebutan"Kartika 'kan udah nikah sama Bang Robby, kenapa dia masih kerja di kantor Papa?" tanya Willia dengan memasang wajah kesal.Yusuf menahan senyum melihat tingkah istrinya itu. "Kenapa masih cemburu aja sih, Ma? Mama 'kan udah lihat sendiri kemarin Robby sama Kartika menikah," ujar Yusuf."Siapa yang cemburu sih!" sangkal Willia, ia menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Yusuf yang kini mengalihkan pandangan pada layar laptop.Lama, Wiliia menunggu suaminya kembali buka suara. Bukan tidak peka dengan keinginan istrinya itu, Yusuf memang sengaja ingin melihat wajah kesal wanita yang sudah memberikannya tiga orang anak itu. Kini Willia duduk dan memunggungi Yusuf, tanpa diketahui olehnya Yusuf menutup laptop dan menggeser duduknya tangan lelaki itu melingkar dengan erat di perut sang istri. Mendapatkan perlakuan begitu dengan tiba-tiba tentu Willia kaget tapi ia mencoba bersikap biasa saja dan meminta Yusuf melepaskan tangannya."Kalau mau kerja ya kerja
LISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANPOV YUSUFHati ini teriris saat melihat Raysa duduk menghadap jendela dengan tatapan kosong, aku beralih menatap ibu yang kini mengusap cairan di ujung matanya. Aku bisa merasakan betapa hancur hatinya melihat Raysa seperti ini. “Ibu istirahat, ya. Biar Yusuf yang jaga Raysa,” pintaku.Tidak tega rasanya melihat wajah ibu yang kini memucat, ia pasti sangat tertekan dengan semua ini. Kantung hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas, menandakan jika ia kesulitan untuk tidur. Sebenarnya pilihan berat untukku antara mendampingi Willia dan menemui Raysa. Mereka sama pentingnya untukku. Beruntung karena Willia sangat pengertian, ia merelakan jika suaminya harus pergi untuk mengurus Raysa disini.Aku sudah mengabarinya setelah sampai di rumah ini beberapa saat lalu. Dalam kondisinya yang sangat membutuhkan kehadiranku, ia masih sempat menguatkan aku untuk bisa sabar menghadapi cobaan ini. Willia memang istri idaman. Aku memang salah pernah tidak mengh
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANPOV AUTHORHari demi hari berlalu, Willia masih merasakan hampa karena belum bisa bertemu langsung dengan Raysa. Hanya lewat Halima, Willia bisa mengetahui keadaan Raysa. Gadis itu selalu menolak untuk berbicara dengan Willia atau pun Yusuf.Raysa yang ceria kini menjadi pendiam, dia tidak akan pernah bicara jika tidak di tanya. Yusuf dan Willia berencana untuk mengunjungi Raysa setelah Willia melahirkan.Tinggal menghitung hari Willia melahirkan buah cintanya. Zenaira dan Zunaira memiliki pengasuh sendiri-sendiri jadi Willia tidak terlalu repot, hanya saja mereka jadi lebih manja dan selalu ingin tidur bersama Willia.Kedua babysitter itu tinggal di rumah itu juga karena kondisi Willia yang tidak memungkinkan untuk mengurus anak-anaknya lagi.Mega yang membawa mereka, Willia tidak akan mencemaskan apapun karena Mega sudah menyelidiki lebih dulu mengenai kedua pengasuh si kembar.Yusuf tidak pernah lagi berangkat ke kantor, dia mengerjakan semua peke
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANPOV AUTHOR“Gue serius. Lo mau kan bantuin gue ngomong sama dia?” “Ngomong sendiri dong! Masa harus gue yang ngomong ke dia, usaha sendiri! Gue pengen lihat … seserius apa lo sama dia. Gue gak mau sampai lo cuman jadiin dia jadi bahan mainan lo aja.” Yusuf berujar dengan tegas.“Gue nervous kalau deket dia. Oke lah … kalau ngobrol biasa gue bisa. Tapi, kalau ngomong serius rasanya kata-kata itu susah banget keluar dari mulut gue,” ungkap Robby.“Cemen banget lo! Godain cewek aja bisa, mau ngungkapin perasaan malah melempem,” ejek Yusuf.“Gimana kalau kita double date aja? Biar gue gak terlalu nervous.”Yusuf terlihat berpikir mendengar usulan Robby. “Lo tanya aja bini gue, kalau dia mau gue ayok aja. Telpon ke nomor gue aja!”Robby menghela nafas panjang, meraih ponselnya di atas meja dan menghubungi Willia. Mengajak wanita itu untuk melakukan double date, tanpa menunggu lama suara Willia terdengar dari sebrang telepon."Hallo …."“Dek … kita doubl
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 44POV AUTHORWillia merasa menjadi putri di negeri dongeng saat berjalan memasuki kapal pesiar mewah itu. Tidak menyangka ini yang Yusuf maksud saat itu, tidak ada dalam pikiran Willia jika suaminya akan memberikan hadiah semewah ini.Semua mata tertuju pada Willia dan Yusuf, seorang fotographer tidak hentinya mengabadikan momen yang ada.Robby melakukan siaran langsung di salah satu sosial medianyanya. Banyak wanita yang me-reply siaran langsung Robby dengan berbagai tanggapan. Meskipun hanya di hadiri orang-orang terdekat saja, tapi pesta itu terasa sangat megah dan juga meriah.Zenaira dan Zunaira juga terlihat antusias, mereka sibuk berlarian kesana kemari. Budi dan Bagas ditugaskan untuk menjaga kedua anak itu.“Pa … kayaknya kita harus pakai baby sitter, deh. Anak-anak kita aktif banget, Mama gak sanggup kalau jaga sendirian,” bisik Willia.“Iya … nanti kita cari, ya.”Sebenarnya kebahagiaan Yusuf dan Willia belum lengkap karena ketidak h
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANPOV AUTHOR“Nik … Niko!” Raysa panik saat samar-samar mendengar suara keributan dari sebrang telepon. Niko juga tidak ada menyahuti perkataan Raysa.“Kamu denger aku, ‘kan?” Raysa kembali bertanya tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sambungan telepon itu malah terputus.Raysa mondar-mandir di dalam kamarnya memikirkan apa yang terjadi pada Niko. Jika bisa, dia akan pergi untuk menemui Niko, tapi itu hanya khayalan semata. Yusuf tentu tidak akan membiarkan Raysa pergi seorang diri.Tok tok tok!“Sa … ayok kita makan siang dulu!” Suara Halima terdengar memanggil dari luar kamar.“Iya, Bu,” balas Raysa.Dia berencana mencari tahu perkembangan para intel suruhan Yusuf, takut jika Niko sampai tertangkap. Mungkin dengan bergabung saat makan, dia akan mendapatkan info terbaru.“Mbak Will gak ikut makan, Bu?” tanya Raysa pada Halima.“Mbakmu makan di kamar, ditemani Ibunya.” Halima menyahuti sembari menyiapkan hidangan untuk makan siang.Yusuf ikut bergabung