‘Mas, nanti kamu mau ke toko nggak?” tanya Mely pada Ardan yang baru selesai mandi.“Kenapa?”“Ya nggak kenapa napa. Hanya tanya,” jawab Mely.Ardan pun tak begitu peduli dengan pertanyaan Mely yang terkesan seperti menginginkan dia pergi. Kali ini Ardan ingin santai dan berusaha menikmati hidupnya saja. Malas jika harus selalu dipenuhi penyesalan dan berujung pada tidak semangat pada hidupnya.Mely sudah berjanji dengan suaminya bahwa pagi ini fardhan akan datang ke rumah untuk mengambil pakaian ganti Nesya. Namun, sampai siang hari Ardan tidak kunjung pergi hingga membuat dia kesal sendiri."Memangnya nggak ada kegiatan yang bisa kamu lakukan di luar rumah apa, Mas?" Tanya Melly."Emangnya kenapa sih? Di luar sedang panas dan cuacanya benar-benar gak mendukung buat kerja di bawah terik sinar matahari. Kalau kamu memang ingin pergi, ya pergi saja nggak usah pakai alasan tanya kenapa aku nggak pergi dari rumah untuk bekerja."Ardan pun sudah mulai merasa bosan jika selalu diminta untu
Pernikahan tinggal menunggu hari dan tentu saja sepasang calon pengantin sama-sama menunggu dengan tidak sabar acara resepsi dan juga ijab kabul yang akan dikeluarkan di sebuah hotel besok. Malam ini Mimi dijemput oleh pihak keluarga lelaki untuk menginap di hotel agar besok pagi sudah siap untuk melakukan ijab Kabul. Hanya Mimi dan Laila saja karena keluarga Mimi yang belum hadir akan menyusul besok pagi. Irah terpaksa harus menunggu di rumah karena saudara dari pihak suaminya belum ada yang datang."Seharusnya Darusman itu datang kemarin-kemarin, Yu. Masak ijab kabulnya saja besok hari ini belum datang. Tempat tinggalnya kan nggak begitu jauh, cuma lain kota saja.""Darusman kan memang belum sempat, Bu RT. Mungkin sedang ada banyak pekerjaan di rumah sehingga belum sempat datang ke sini." Irah pun mencoba untuk menutupi kekhawatirannya takut jika mungkin saja keluarga dari mendiang suaminya tidak ada yang datang."Kalau mereka tidak datang bagaimana, Yu? Kasihan Mimi, menikah tetap
"Kamu kenapa wajahnya seperti itu sih saat melihat mantan istri kamu bersanding di pelaminan dengan lelaki lain? Kamu cemburu karena sekarang mantan istri kamu itu sangat cantik dan bahagia bersama dengan penggantimu itu?" Tanya Meli saat keduanya sedang dalam perjalanan pulang menuju ke rumah."Nggak usah ngomong apa-apa kalau memang kamu tidak tahu perasaanku. Lagian aku mau ngajak mau pulang karena memang kita sudah tidak ada urusan di sana dan sudah selesai.""Yang namanya kondangan itu ya makan menikmati hidangan yang ada sambil melihat pemandangan yang disuguhkan oleh pemilik hajat. Sedangkan kamu, makan saja belum sudah mengajak pulang. Seharusnya kamu itu menikmati hidangan yang ada dan jangan terpengaruh dengan pemandangan indah di depan sana. Hal itu malah justru membuatku berpikir jika kamu masih ada perasaan dan cemburu terhadap pasangan yang pernah kamu nikahi itu," omel Melly.Ardan Lebih baik diam saja daripada menanggapi ucapan yang terus saja di barondongkan Mely terh
"Papa udah pulang ya mah?" tanya Laila yang masih teringat Ardan."Sudah, Sayang. Kenapa?"Laila menggeleng. Dia sudah sedikit tenang karena Arfi mau menggendongnya dan ikut bersalaman dengan para tamu. Terlebih saat ada festival bunga dan juga pembawaan beberapa hadiah-hadiah dari para karyawan untuk di Mimi dan Arfi. Semua teman-teman Arfi melakukan hal konyol dan berjoget bersama di depan pasangan yang sedang berbahagia itu. Mereka juga melakukan games yang membuat suasana resepsi begitu sangat meriah."Ini yang kamu sebut sebagai kejutan, Mas?" tanya Mimi."Ya. Aku nggak begitu paham kalau yang beginian tapi Seno dan Bima yang merancang semuanya.""Lalu Alvin?""Di bagian komando dan juga setting semua yang ada di sini. Aku sudah janji untukmu, mengadakan pesta yang tidak pernah terlupakan. Malam ini adalah malam yang sangat indah dan aku tidak ingin melewatkannya satu detik pun bersama dengan kamu dan teman-teman kita."Semua teman-teman bersorak dan memberikan bunga-bunga yang
Pagi ini adalah pagi yang membahagiakan karena semalam adalah waktu yang paling berkesan di hati Arfi. Untuk pertama kalinya dia bisa mendapatkan sesuatu yang belum pernah dia lakukan dan Mimi benar-benar memberikan dia sesuatu kebahagiaan yang luar biasa. Meskipun dia seorang janda tetapi dia bisa memposisikan dirinya sebagai wanita yang mempesona. Untuk pertama kalinya juga dia bisa menikmati surga dunia dengan sangat sempurna.Pagi sekali Laila sudah datang ke kamar di mana Arfi dan Mimi beristirahat semalam. Bocah itu menagih janji untuk pergi ke pantai bersama dengan Rizal. Hanya saja Laila ingin menawarkan Arfi dan Mimi untuk ikut ke pantai bersama dengan keluarga yang lain."Mama sama papa mau ikut ke pantai nggak?"tanya Laila."Kalian berangkat dahulu aja ya Nanti papa nyusul sama mama.""Ya…kok gitu? Padahal Laila pengen liburan ke pantai bareng sama mama dan papa baru Laila."Arfi melirik ke arah Mimi yang baru saja selesai melakukan salat subuh. Mereka kesiangan."Papa sama
Kepergian Arfi ke Jakarta membuat Mimi merasa sepi. Bahkan baru saja menikah beberapa hari dia sudah ditinggal untuk merantau dan LDR. Meskipun Arfi berjanji hanya beberapa hari saja di Jakarta tetapi dia merasakan bahwa keberadaan Arfi sangat dibutuhkan."Mukanya nggak enak banget. Kangen sama ayang?" Tanya Santi yang menertawakan wajah murung sahabatnya pagi ini."Nggak sama sekali tapi kalau habis nelpon pasti teringat kebersamaan dalam beberapa hari ini. Ngomong-ngomong kamu akan ke kantor hari ini? Memangnya sudah diizinkan oleh Alvin?""Aku kan nebeng sama kamu, jadi pasti diizinkan. Akan lain persoalan jika aku pergi sendiri dan memakai mobil sendiri, pasti dia akan marah-marah dan nggak ngebolehin aku pergi. Setidaknya keberadaan kamu dan kehadiran kamu yang menjadi tetanggaku ada gunanya juga," kekeh Santi."Definisi memanfaatkan teman demi kepentingan pribadi. Tapi kapan ya mereka bakalan pulang? Soalnya army pasti tanya sama aku kapan balik dia bilangnya cuman kalau proye
Tak terasa pernikahan mereka berjalan sudah hampir 3 bulan lamanya. Baik Mimi maupun Arfi sama-sama belajar untuk saling memahami satu sama lain. Jarang sekali ada perdebatan yang membuat keduanya marah terlalu lama dan jika ada kesalahan pasti saling mengoreksi dan menasehati dengan cara yang baik. Seperti halnya hari ini. Mimi sedikit keberatan dengan sikap Arfi yang di rumah saja dan merasa tidak ingin bekerja di luar dengan alasan panas."Kamu tuh nggak biasanya malas-malasan gini, Yang. Apa kamu sedang merasa tidak enak badan atau memang kamu sedang ada masalah di dalam pekerjaan kamu?" tanya Mimi penasaran."Nggak juga sih. Aku merasa lagi pengen banget di rumah aja dan temenin kamu melakukan aktivitas ibu rumah tangga. Lagian, Layla baru saja pindah sekolah dan aku ingin mengantar jemput dia seperti yang pernah dia inginkan saat itu ketika mempunyai Ayah baru.""Bukan karena kamu menghindari masalah yang ada di luar sana kan? Aku tuh pengennya kamu terbuka sama aku tentang masa
"Hm, kabarnya adalah…"Arfi sengaja untuk memotong pembicaraannya agar sang Mama penasaran. Dia melirik ke arah Mimi yang mencubitnya karena gemas dengan kejahilannya terhadap sang ibu."Mama lagi sama siapa?" tanya Arfi."Lagi sama budemu, kenapa? Mau ngomong juga sama bude Syarifah?""Nggak deh. Kalau begitu mau Arfi tunggu mama datang ke sini aja nanti Arfi ceritakan Sebenarnya ada apa di sini. Jangan lupa untuk ajak Oma, tapi jangan ajak bude. Berisik soalnya," kekeh Arfi.Syarifah yang mendengarnya dari jauh merasa kesal saat Arfi meminta untuk dia tidak ikut datang ke Cilacap. Dia langsung mengambil ponsel yang sedang digunakan untuk menelpon Tiara dan menatap wajah Arfi dengan kesalnya."Pasti istrimu yang meminta kode buat nggak ke sana kan?" omel Syarifah."Apa sih, Mbak? Nggak sopan banget ngomelin anak orang," ucap Syarifah yang hendak merebut kembali ponselnya."Anak kamu ini keterlaluan Tiara. Dia selalu saja membuat masalah denganku dan dia tidak pernah menghormatiku. Ji
"Om, pacarnya udah berapa?" Tanya Laila sambil terkekeh."Ee ee, nggak bahaya tah tanya-tanya tentang pacar? Ayahmu dengar bisa dinikahkan muda kamu," kekeh Adrian."Kan Laila hanya tanya saja kenapa harus sewot begitu? Dari tampang-tampangnya sih kayaknya udah mau nikah. Kapan Om? Laila udah nggak sabar pengen jadi Domas."Adrian mencubit hidung bangir Lela dan dia menatap ke arah langit sambil bergumam sendiri."Seandainya Om tidak dilahirkan lebih dulu pasti Om akan menunggu kamu sebagai calon istri Om tetapi Karena berhubung kamu masih kecil jadi Om akan nikah duluan bulan ini.""Bulan ini?"Adrian mengangguk. Dia memang akan berniat menikah bulan ini karena usianya sudah cukup matang. Dia sudah mendapatkan wanita yang cocok dan dia pun tinggal menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan keluarganya."Ayah, Mama, Om Adrian mau nikah nih bulan ini katanya? Mama sama Ayah udah tahu belum?" Laila langsung berlari dan Adrian pun mengejar bocah yang ternyata sudah membocorkan renc
"Ma, papa kok nggak pernah datang lagi ke sini ya?" tanya Laila."Papa sibuk, Nak."Laila merengut. Sudah setahun lamanya Adnan pergi dari kota Cilacap dan meninggalkan kenangan dengan sang anak. Sengaja dia tidak memberikan kabar apapun agar Laila terbiasa tanpa dirinya. Sebenarnya Mimi sudah memberitahu bahwa sebaiknya menghubungi setidaknya seminggu sekali atau sebulan sekali untuk memberikan kabar kepada Laila agar tidak dikhawatirkan oleh anak yaitu, tetapi Adnan memilih untuk tidak menghubunginya karena dia tidak enak dengan Arfi. Sebagai lelaki yang memiliki banyak salah tentunya dia merasa malu jika selalu mengganggu hubungan keluarga mereka yang sudah cukup baik dan Adnan juga sedang mencoba untuk menata hidupnya agar menjadi lebih baik setelah menikah dan menerima sebagai istrinya yang sekarang.Santi dan Alvin datang berkunjung ke rumah Mimi dan mereka membawa anak mereka yang kini sudah pandai berceloteh ria. Kelahiran dengan jarak yang hampir sama dengan kedua anak Mimi
"Sudah pulang rupanya anaknya itu, kau antarkan jam berapa?" Tanya Melly saat dia bangun dan melihat Laila sudah tidak ada di kamarnya."Barusan.""Tumben kamu peka?" "Bukankah itu yang kamu inginkan? Kamu memang bukan sosok ibu tiri yang baik untuk anakku. Makanya aku pikir lebih baik aku mengembalikan saja kepada ibunya yang jelas-jelas lebih peduli kepadanya. Apalah arti Ayah ini jika dibawa ke sini hanya membawa dia terluka dan sedih mendengar kata-kata ibu tirinya," jawab Adnan yang tidak mau berdebat apapun dengan Melly."Baguslah kalau dia sadar diri. Sebagai anak memang dia harus tahu posisi kalau ayahnya ini tidak sekaya ibu nya yang menikahi bujang kaya."Jika dilanjutkan maka perdebatan ini akan kemana-mana dan bahkan membahas tentang nafkah yang tidak sesuai dengan permintaan Melly. Hal itulah yang membuat Adnan memilih untuk diam dan tidak banyak mendapat apapun tentang hal yang Melly ucapkan.Adnan pergi bekerja seperti biasanya Dan Dia mencoba untuk ikhlas menjalani ke
Laila menutup telinganya saat dia mendengar suara melengking dari luar kamarnya. Dia berpura-pura memejamkan mata saat Adnan sedang membacakan dongeng untuknya tadi. Dia tahu ayahnya itu sangat sayang kepadanya saat ini tetapi melihat kedatangannya ke rumah sang ayah kandung, Mely marah besar. dia tidak begitu disenangi oleh ibu tirinya membuat Laila merasa sendiri bahwa ayahnya sengaja mengajaknya untuk tidur lebih awal agar bisa menjelaskan alasan kedatangannya ke rumah ini."Kenapa kamu nggak minta izin sama aku buat ngajak anakmu itu tinggal di rumah ini? Kamu kan tahu sendiri kalau aku tidak suka anak kamu itu tinggal di rumah ini. Kamu saja masih numpang dan belum bisa memberikan aku nafkah yang baik dan juga menyenangkan anak-anakku. Sok-sokan Mau mengajak anggota keluarga baru dalam keluarga kita. Besok kamu harus antarkan dia dan biarkan saja Mimi yang merawatnya karena dia sekarang sudah lebih kaya karena menggaet laki-laki kaya. Kamu ini mikir nggak sih Mas? Untuk mencukupi
"Aku rasa Laila Sudah cukup tahu bagaimana cara untuk menepati janjinya. Dia bilang akan jalan-jalan bersama Adnan dan akan tetap kembali ke rumah ini. Dia hanya membutuhkan waktu untuk sang Papa bermain dengannya dan tidak akan menyakiti perasaan ibunya ini jika tidak kembali ke rumah ini. Dia sendiri yang menginginkan itu dan aku tidak berhak untuk melarangnya karena Adnan juga ayah kandung Laila."Mimi merasa sedih mendengarnya dan dia merasa gagal menjadi seorang ibu yang bisa berbuat adil kepada anaknya. Dia tahu pasti Laila sedih karena kasih sayangnya harus terbagi dengan adik-adik barunya tetapi dia juga tidak bisa menyalahkan keputusan Arfi yang membiarkan kepergian Layla karena keputusan itu pasti sudah dia pikirkan dengan baik."Kamu tidak usah terlalu sedih memikirkan anakmu karena aku yakin dia pasti bisa menyenangkan hati orang tuanya. Kita lihat saja Apakah anakmu itu akan kembali malam ini atau akan menginap di rumah Adnan. Jika memang Laila itu akan menginap di sana p
"Laila nggak pengen tinggal sama papa?"Ardan mengulangi pertanyaannya dan dia mengusap kepala Laila pelan untuk menyalurkan kasih sayang dan rasa rindunya kepada sang anak."Untuk apa kamu mengajukan pertanyaan yang tidak bisa Laila jawab di usianya yang sekarang? Seharusnya kamu sebagai seorang ayah tahu bagaimana cara untuk memposisikan diri sebagai ayah kandung di saat dia tinggal bersama dengan ayah tirinya," sahut Arfi.Arfi tentu saja kaget mendengar Ardan datang ke rumahnya dan ingin mengajak Laila untuk pergi bersamanya tinggal. Tentu saja tidak akan dengan mudah dia mengizinkan karena selama ini lelaki itu selalu saja membuat masalah dan tidak bisa dipercaya untuk mengasuh anaknya. Apalagi kedatangannya hanya untuk mengajak Laila pergi, dia tak akan mengizinkannya."Dia anakku dan aku berhak untuk mengajaknya tinggal kapanpun aku mau. Aku tahu kalau perasaan dia pasti sangat sedih ketika melihat kedua adik-adik itu lahir dan kalian mengabaikan kasih sayang yang dibutuhkan ol
Anak-anak Mimi sudah boleh dibawa pulang setelah 1 minggu menjalani perawatan di NICU. Mimi sudah mulai menyusui sejak 3 hari dirawat dan setelah 1 minggu dia sudah diperbolehkan untuk pulang. "Akhirnya baby Army sama Alma bisa pulang ke rumah. Senangnya cucu Oma sama Uti bisa menempati kamar yang baru," ucap Tiara saat dia menggendong salah satu anak Mimi dan Arfi."Rasanya tidak menyangka langsung diberikan cucu 2, jadinya bisa satu-satu menggendongnya.""Tuhan tahu kalau kita Mungkin saja akan berebut untuk menggendongnya jika hanya satu saja," kekeh Tiara.Alma dan Army digendong oleh Tiara dan Irah sedangkan Laila digandeng oleh Arfi untuk masuk ke dalam rumah."Anak Papa mau makan apa sore ini? Apa mau pesan makanan enak di restoran buat syukuran kepulangan kita," tanya Arfi."Papa mau beli?""Iya. Laila mau makan apa?""Hm, gak deh. Laila pengen ikut aja beli makanan sama papa.""Baiklah. Sekarang mandi dulu lalu Nanti Papa panggil buat ikut sama Om Adrian.""Yeew….."Laila sa
Siang hari keluarga Arfi dari Banyumas datang menjenguk dan mereka kaget karena mendengar bahwa Mimi melahirkan di usia kandungan 7 bulan saja. Mereka berkunjung saat Arfi tidak berada di tempat sehingga keluarga dari Arfi yang ada di Banyumas itu hanya bertemu dengan keluarga Hakim yang di Jakarta."Menantu mu lahiran sesar, Ra?" Tanya Syarifah."Caesar ataupun normal sama saja.""Iya jelas beda dong. Melahirkan normal itu sangatlah penuh perjuangan dan benar-benar berjihad yang sebenarnya, kalau melahirkan sesar kan tidak terasa dan tahu-tahu anaknya sudah di luar," cibir Syarifah."Melahirkan itu, baik Caesar maupun normal tetap saja sakit dan seharusnya kamu sebagai wanita pun tahu bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anak-anaknya," sahut Tiara yang tidak ingin membuat anak menantunya sedih mendengar ucapan dari saudaranya itu. Mimi baru saja siuman, dia tidak ingin menantunya itu sedih jika mendengar ucapan Syarifah yang memang kadang suka berbicara asal."Bukan seperti it
"Sepertinya memang Laila sedikit cemburu dengan kelahiran kedua adik-adiknya. Kamu sebagai Ayah sambungnya harus bisa membuat anak sambung itu nyaman dan bahagia bersama dengan kalian. Resiko menikahi janda adalah harus menerima anak yang dibawa olehnya meskipun nanti kamu gunakan rasa berat dengan pengasuhan anakmu. Oma selalu mendukung keputusan kamu dan selalu akan berbahagia atas apapun yang kamu putuskan tentang hidupmu. Namun, Oma berpesan kepadamu jangan sampai kamu main tangan kepada istrimu dan jangan sampai keluarkan kata-kata yang bernada tinggi di depan anakku. Hal itu bisa membuat kamu merasa dibenci dan tidak akan dihargai oleh keluarga terlebih istri dan anak. Menikahi seorang janda itu berat tetapi pahalanya luar biasa karena bukan hanya menafkahi anak sendiri tetapi juga anak orang lain yang dibawa oleh istri. Pokoknya jangan sampai Oma mendengar kamu melakukan hal buruk kepada istri dan anaknya," ucap Ayu menasehati Arfi saat mereka sedang berjalan menuju ke ruang