Share

17. Aku Benci Pernikahanku

Saat ini dari pelaminan Ana bisa melihat seluruh kegiatan di acara pesta pernikahannya. Para tamu mulai banyak berdatangan, keluarganya menyambut ramah di depan, serta sahabat baiknya, Inka, yang duduk sambil terus tersenyum ramah dari balik meja buku tamu. Sesekali sahabatnya itu melirik ke arahnya, melemparkan senyuman kecil untuk menutupi kecemasan.

Ana mengerti kecemasan sahabatnya itu, bahkan ia jauh lebih cemas dan rasanya ingin menangis. Namun, semua perasaan itu ditahan sehingga hanya memasang ekspresi bahagia, tersenyum mengembang ke arah para tamu yang menatapnya dari jauh.

Ia terus berpikir, di mana suaminya? Ya, katanya tadi Ravi harus pergi duluan karena ibunya mendadak sakit. Sesampainya ia di sini--karena pesta diadakan di rumah suaminya dengan tenda dan pelaminan di halaman--, ternyata pria itu tidak mengantarkan ibunya sama sekali, bahkan tidak di rumah.

Tidak ada yang tahu keberadaan pria itu, ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Mulanya tadi ia enggan naik ke pelami
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status