Satu-satunya hal yang harus dia lakukan sekarang adalah mencegah tubuhnya direbut!Mendengar kata-katanya, para pendekar Istana Nawam seketika marah."Dasar semut nggak tahu diri, sudah mau mati masih saja melawan tanpa arti, benar-benar lucu.""Bisa direbut oleh Putri Suci Istana Nawam adalah kehormatan bagimu, beraninya kamu melawan.""Benar-benar nggak tahu diri.""Tekan dia!"Seiring dengan perintah dari Ketua Istana Nawam, dia dan para pendekar di sampingnya turun tangan secara bersamaan. Tekanan yang menakutkan seketika menekan Zira.Tepat pada saat ini, sosok seseorang melayang keluar dari tubuh Zira. Sosok orang ini hanyalah satu bagian dari rohnya!Yaitu roh Putri Suci Istana Nawam."Manusia lemah, berhentilah melawan, aku mau merebut tubuhmu adalah keberuntungan paling besar untukmu.""Aku sudah hidup di dalam tubuhmu selama dua puluh tahun. Kalau bukan karena segel itu, tubuhmu ini sudah jadi milikku dari dulu.""Menyerahlah, jangan melakukan perlawanan yang nggak berguna, t
Mendengar ini, Rafan baru menarik kembali tekanannya yang menakutkan itu.Seketika, Ketua Istana Nawam dan yang lainnya baru bisa bernapas kembali. Saat ini, mereka semua masih merasa sangat ketakutan."Apakah ini tekanan yang bisa dikeluarkan seorang pendekar Alam Gamasesa?""Hanya sedikit energinya saja sudah membuat kita kesulitan bernapas.""Takutnya ini masih bukan seluruh kekuatan Rafan.""Mengerikan sekali.""Kira-kira sudah sampai mana tingkatannya?"Ketua Istana Nawam dan yang lainnya berkeringat deras, seluruh tubuh mereka bergetar. Setelah menunggu lima ratus tahun, mereka baru berhasil melihat kepulangan putri suci mereka.Namun, mereka semua tidak mengira akan jadi seperti ini. Sebelum putri suci mereka berhasil merebut tubuh Zira, dia sudah dibunuh oleh Rafan.Sekarang, Rafan meminta mereka mengangkat Zira jadi Putri Suci Istana Nawam, mereka semua tentu saja tidak bersedia.Menurut mereka, sehebat dan seberbakat apa pun Zira, tetap tidak bisa dibandingkan dengan putri su
Dia baru bisa memutuskan setelah memasuki Mirado."Kak, jangan gegabah. Ada banyak ahli yang memasuki Mirado, selain para ahli dari Kota Khaos, ada banyak pendekar dari dunia kecil lainnya.""Kalau kamu nggak ingin kita mati bersama, sebaiknya jangan gegabah."Setelah berkelana bersama Dirga selama beberapa waktu, Leci mulai memahami sifat Dirga.Sekarang, dia khawatir Dirga akan bertindak gegabah!"Jangan khawatir, Leci. Aku nggak akan melakukan hal yang nggak pasti.""Mirado ini dibangun oleh pendekar tingkat delapan Yang Bebas, pasti ada banyak peluang dan sumber daya di dalamnya.""Kamu rela memberikannya pada orang lain?""Pokoknya aku nggak rela.""Jangan khawatir, kalian cukup bekerja sama denganku."Dirga tidak terlalu khawatir dengan bahaya di dalam sana. Bagaimanapun, tingkat kultivasi orang-orang yang masuk ke dalam Mirado di bawah puncak tingkat enam Yang Bebas.Selama kultivasi musuh masih di bawah puncak tingkat enam Yang Bebas, Dirga yakin dirinya sanggup melawan. Sebelu
"Masa kita melewatkan mangsa yang mendatangi kita?""Bunuh."Sembari berbicara, Dirga mencabut Pedang Asura di tangannya, lalu melompat ke udara. Dalam sekejap, energi pedang yang menakutkan pun terpancar.Orang-orang yang mendatangi mereka baru menapaki tingkat pertama Yang Bebas, Dirga dapat membunuh mereka dengan mudah."Shiu shiu ...."Cahaya pedang melintas dan langsung memotong tubuh beberapa orang itu.Dirga mengambil cincin penyimpanan yang berada di tangan mereka. Sebelum dia memeriksa isi di dalam cincin itu, dia sudah menginstruksikan Leci dan yang lainnya untuk pergi.Tak lama setelah mereka pergi, sekelompok orang muncul."Sial, mereka sudah mati.""Sepertinya mereka dibunuh dengan satu tebasan.""Berengsek, beraninya mereka membunuh anggota Geng Elang Perak.""Cari mati kamu.""Carilah ke sekeliling, orang yang membunuh anggota kita pasti meninggalkan jejak."Begitu perintah ini diturunkan, seseorang langsung merasakan suatu aura. Aura ini milik Dirga, Dirga sengaja menin
Dirga menanggapi ketua Geng Elang Perak dengan sebuah tebasan!Dia menggunakan teknik jitu dalam serangan ini. Ketua Geng Elang Perak yang memandangnya dengan ekspresi menghina pun kaget.Karena tebasan Dirga ini membuatnya ancaman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Intuisinya memberitahunya bahwa dia mungkin tidak akan bisa bertahan di bawah tebasan ini atau bahkan akan mati."Minggir."Ketua Geng Elang Perak berseru kuat untuk menyuruh anggotanya menjauh. Dia langsung mengeluarkan teknik jitu untuk melindungi diri sendiri!Bola api berwarna merah menyelimutinya."Bum!"Energi pedang yang membara menghantam bola api, lalu momentum yang menakutkan menghempaskan sekelompok anggota Geng Elang Perak.Saat ini, bola api yang menyelimuti ketua Geng Elang Perak perlahan-lahan hancur. Adegan ini mengejutkan semua orang."Bagaimana mungkin?""Nak, mana mungkin kamu sekuat ini?"Ketua Geng Elang Perak gempar. Ini adalah Teknik Bola Api tingkat dua yang merupakan teknik bertahan diri terk
Dia dan anggota timnya bisa bertahan sampai sekarang karena selalu berhati-hati dalam bertindak. Selain itu, mereka juga memperoleh banyak sumber daya dan peluang."Bos, tenang saja, kami tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.""Bos, ayo keluar dari sini. Kurasa ada yang sedang memantau kita secara diam-diam.""Penakut sekali.""Kita nggak ingin menimbulkan masalah, bukan berarti kita takut menghadapi masalah. Hei, kalian yang sedang mengawasi secara diam-diam, ayo keluar.""Shiu shiu shiu!"Empat sosok muncul di tengah langit, mereka adalah Dirga, Leci dan kedua adiknya.Awalnya mereka ingin keluar dari sini, tetapi di tengah perjalanan, mereka menemukan bahwa pintu keluar sudah diblokir.Selain itu, hampir semua orang kuat yang memasuki Mirado berkumpul di satu tempat. Meskipun Dirga tidak takut, Leci dan yang lainnya masih berada di sini, dia tidak berani mengambil risiko.Pada akhirnya, mereka terpaksa kembali."Siapa kalian?""Kalian hanya berempat? Apa kalian satu tim?""Bera
Kalau mereka bergabung, mereka mungkin akan bisa menguasai Mirado ini dan tidak ada yang bisa menandingi mereka."Hah?"Saat ini, Dirga merasa cincin penyimpanannya bergetar dan mengeluarkan suara jernih.Dia segera mengalihkan kesadaran spiritualnya ke dalam cincin penyimpanan dan menemukan adanya retakan di telur Phoenix Abadi Pelangi.Badan telur itu bergetar pelan.Pada saat yang sama, Dirga menarik kesadaran spiritualnya. Dia merasa telur Phoenix Abadi Pelangi tertarik dengan aura yang berasal dari puncak gunung di depan."Jangan-jangan telur Phoenix Abadi Pelangi pun merasakan hal yang sama?""Telur ini sudah lama nggak bereaksi dan sekarang tiba-tiba bereaksi. Apa sudah mau menetas?"Dirga memutuskan untuk pergi ke puncak gunung itu. Gerak-geriknya yang aneh membuat semua orang terfokus padanya."Kak, ada apa?""Apa kamu menemukan sesuatu? Atau ada bahaya?"Kedua adik Leci meraih lengan Dirga dengan gugup. Setelah menghabiskan begitu banyak waktu bersama Dirga, setiap gerak-geri
Seseorang tidak sabar dan mulai mendesak.Lelaki tua itu berdiri di paling depan, dia berbalik badan untuk menatap semua orang. Setelah memastikan tidak ada yang berkomentar, dia pun menyetujui saran orang tersebut."Karena nggak ada yang keberatan, nggak usah basa-basi. Semuanya tataplah aku, mari bekerja sama dan kerahkan semua kekuatan kalian.""Jangan lengah!""Senior, tenang saja, ini menyangkut kepentingan kita semua.""Kami nggak akan curang."Semuanya mulai melepaskan energi sejati. Aura yang terpancar dari tubuh lima puluhan pendekar tingkat lima Yang Bebas sangat menakutkan dan menggemparkan.Langit seolah-olah akan runtuh dan bergetar hebat.Momentum yang menakutkan ini menghambat peredaran udara sehingga semuanya mulai merasa sesak napas.Orang-orang yang kultivasinya rendah tidak sanggup bertahan di bawah momentum yang mengerikan ini, sebagian sudah hancur berkeping-keping.Sebagian masih berusaha untuk bertahan dan terus memuntahkan darah.Dirga sudah mengantisipasi hal i