Pria itu melanjutkan, "Kalau ada di antara kita yang menghadapi Dirga sendirian, takutnya nggak ada di antara kita yang akan menjadi tandingannya.""Selain itu, semua orang pasti tahu ada seseorang di belakang Dirga. Kalau orang itu muncul pada saat kritis, takutnya kita nggak akan bisa melawan orang itu meskipun kita semua bergabung.""Jadi kali ini kuharap semua orang nggak akan menyembunyikan apa pun, apa lagi membuat rencana licik diam-diam setelah kita bergabung."Ucapan orang ini disetujui oleh semua orang, tetapi nyatanya semua orang mengetahui rencana licik satu sama lain.Sayangnya semua ini harus ditunda sampai mereka merebut Pedang Asura dari Dirga. Selama mereka mendapatkan Pedang Asura, selanjutnya akan bergantung pada kemampuan masing-masing."Oke, karena semua orang nggak keberatan, sekarang kita bisa bergabung secara resmi.""Kurasa setiap keluarga kita harus mengirimkan sejumlah petarung untuk terus mencari Dirga.""Pada saat yang sama, kita harus mengatur orang untuk
Tempat itu langsung berubah menjadi neraka di bumi.Menghadapi begitu banyak pendekar yang tiba-tiba muncul, wajah Biksu Kerlin dan Yunas tiba-tiba seolah baru dicekik.Sejelek apa pun wajah mereka, masih banyak di antara Pendekar Super yang belum pernah mereka lihat dan sama sekali tidak mengenal mereka.Akan tetapi, kekuatan mereka tidak lebih buruk dari mereka berdua dan saat ini Pedang Asura belum jatuh ke tangan mereka berdua."Sial, siapa kalian?""Sial, kenapa kalian nggak menyerang saat kami mengejar Dirga sebelumnya?""Sekarang Pedang Asura sudah mudah didapatkan dan kalian malah muncul?""Yang datang pertama yang akan dilayani, mengerti?"Yunas memuntahkan seteguk darah. Tadi saat dia bertarung melawan Biksu Kerlin, keduanya mencoba yang terbaik untuk menggunakan serangan membunuh mereka sendiri.Akan tetapi, tidak ada yang bisa menang dari siapa pun. Yunas terluka dan Biksu Kerlin juga terluka yang lebih parah dari dirinya.Akan tetapi, saat ini kekuatan tempur keduanya ters
Siapa yang memberi kalian nyali untuk menindas muridku!?Saat suara itu terdengar, sebuah sosok muncul di langit.Orang itu tidak lain adalah Rafan.Sebenarnya dia sudah lama berada di sini, tetapi dia memperhatikan kekuatan dan bantuan dari semua pihak.Itu sebabnya dia tidak pernah turun tangan. Dia juga ingin mengambil kesempatan ini untuk membuat Dirga menderita.Bagaimanapun, ini adalah saat yang paling memalukan bagi Dirga selama bertahun-tahun.Yang terpenting adalah belum semua pendekar dari pasukan tersembunyi keluar.Sekarang Rafan telah mengetahui rinciannya.Kemunculan Rafan yang tiba-tiba membuat Yunas dan yang lainnya takut hingga mundur. Ini adalah hal yang tidak pernah mereka duga.Bagaimanapun, nama Dua Penatua Gelap Terang tidak terlalu bagus di dunia ini. Yang lebih menakutkan adalah kekuatan yang tidak terduga dari keduanya.Meskipun Rafan datang sendirian, tidak ada yang berani meremehkannya, terutama Yunas.Dia pernah bertarung melawan Pak Krisna sebelumnya dan ta
Yang lain terus mendesak.Pendekar dari Istana Nirila dan Yunas saling menatap dan keduanya langsung mengambil keputusan.Cabut pedangnya!"Senior, kuharap kamu akan menepati janjimu. Aku pasti akan mencabut Pedang Asura."Meski kekuatan pendekar dari Istana Nirila ini lebih rendah dari Yunas, perbedaannya tidak begitu besar.Yunas terluka parah dan kekuatan tempurnya belum mencapai puncaknya.Sebaliknya, pendekar ini tidak terluka. Kekuatan tempurnya berada pada puncaknya dan dia sangat yakin bisa mengeluarkan Pedang Asura.Dia berdiri, kemudian memegang gagang Pedang Asura dengan kedua tangan dan mulai bernapas sambil mengalirkan semua energi ke tangannya.Setelah membiarkan dirinya berada di puncaknya, dia berteriak dan mulai menarik pedangnya.Aura yang menakutkan membuat seluruh tanah berguncang hingga Pedang Asura meraung.Melihat adegan ini, raut wajah Biksu Kerlin dan yang lainnya terlihat jelek. Mereka mengira Pedang Asura akan segera dicabut.Saat ini pendekar dari Istana Nir
Akan tetapi, mereka tidak mau melepaskan Pedang Asura.Jadi pendekar dari pasukan lain menyarankan, "Senior Rafan, ini benar-benar nggak adil bagi kami.""Kalau tebakan kita benar, Pedang Asura telah mengenali Dirga si bocah ini sebagai pemilik, 'kan?""Buat Pedang Asura tak berpemilik dan kami akan mencabut pedang itu dan kami akan mencabutnya lagi dengan cara yang adil."Saat Rafan mendengar ini, dia menatap semua orang seolah sedang melihat orang bodoh dan berkata, "Aku telah memberi kalian kesempatan, tapi nggak ada di antara kalian yang bisa mencabut Pedang Asura.""Pedang Asura memang mengakui muridku sebagai pemiliknya. Kalian semua tahu ini.""Terus kenapa nggak mengungkitnya dari awal?""Sekarang kalian nggak bisa mencabutnya, untuk apa memberiku alasan ini?""Mana muka kalian? Masih punya malu nggak?""Sudah kubilang, hari ini kalian bisa mencabut Pedang Asura atau mati.""Kesabaranku terbatas. Sekelompok orang tua yang sudah mendekati ajal berani menindas muridku.""Di dunia
Begitu orang ini selesai berbicara, dia ditampar oleh Rafan hingga melayang."Sialan, kalian yang cuma tingkat rendah berani sekali mengancamku?""Terus kenapa kalau menjadi musuh seluruh Benua Hilimun?""Terus kenapa kalau menjadi musuh dunia ini?""Kalau nggak terima, kubunuh kalian sampai kalian terima."Rafan tidak menggunakan Pedang Asura, tetapi dia melompat ke udara dengan satu kata: bunuh!"Rafan, sudah gila? Apa kamu benar-benar ingin menjadi musuh seluruh Benua Hilimun?""Sudah pikirkan konsekuensinya?"Semua pendekar tidak berani gegabah dalam menghadapi musuh yang tangguh, tetapi mereka sama sekali bukan tandingan Rafan.Saat ini mereka yang bersembunyi tidak ingin menjadi pengecut lagi.Tepat saat semua orang bersiap untuk bertarung sampai mati dengan Rafan, pemilik Istana Nirila tiba.Ada dua Pendekar Super datang bersamanya yang kekuatannya berada di bawahnya.Kekuatan ketiga orang itu terlalu mengerikan. Begitu mereka muncul, Dirga merasakan kengerian dan aura yang belu
Arhat Sayit pernah menjadi gurunya Adelio.Orang ini sangat penting baginya dan seluruh Dinasti Tuyam, bahkan ayahnya harus bersikap sopan saat bertemu orang ini.Para pendekar dari pasukan lain sangat terkejut dan gembira saat melihat Arhat Sayit.Mereka tentu saja sangat kenal dengan Arhat Sayit. Dia adalah salah satu dari lima orang paling berkuasa di Benua Hilimun.Kata "Arhat Sayit" sudah cukup untuk menggambarkan kekuatan dan status mulianya.Akan tetapi, mereka hanya mendengar namanya sebelumnya dan tidak ada yang pernah melihatnya.Mereka tidak menyangka akan bertemu Arhat Sayit dalam cara dan situasi seperti ini dalam hidup mereka.Seketika mereka semua langsung berlutut.Saat ini meskipun Adelio merasa enggan dan marah, dia hanya bisa menahan diri.Arhat Sayit mendatangi Rafan. Dia mengenakan jubah putih dan rambut serta janggutnya putih.Janggutnya sangat panjang, hampir mencapai pinggangnya."Rafan, lama nggak bertemu. Bagaimana kabarmu?""Kamu kalah dariku dalam pertempura
Rafan dipenuhi dengan niat membunuh.Arhat Sayit merasakan niat membunuh yang kuat memancar dari tubuh Rafan dan dia tiba-tiba bergidik.Arhat Sayit langsung sadar. Meskipun enggan mengakui kenyataan bahwa dia telah kalah, dia juga tahu betul kalau terus seperti ini.Rafan pasti akan membunuhnya dengan mudah.Seketika seluruh tubuhnya terkulai ke tanah dan wajahnya pucat pasi."Gagal, aku benar-benar gagal."Arhat Sayit menangis dengan menyedihkan dan darah terus mengalir dari mulutnya.Dia tahu perjalanan seni bela dirinya hanya akan berakhir di sini karena mentalnya telah runtuh.Adelio dan yang lainnya menyaksikan adegan ini tanpa ada yang berbicara. Meskipun mereka semua tahu Rafan sangat kuat, tidak ada yang mengira dia akan sekuat itu.Sekarang walaupun semuanya bergabung, mereka pasti bukan lawan Rafan.Mustahil bagi mereka untuk merebut Pedang Asura dengan paksa, tetapi tidak satu pun dari mereka benar-benar ingin menyerah.Sebelumnya, tak seorang pun di antara mereka yang pern