Semua orang, termasuk Ansar, langsung terkejut dan mundur tanpa sadar.Seingat mereka semua, Anggit bukan seorang petarung."Anggit, kamu ...."Ansar langsung berbahagia begitu merasa terkejut karena dia sudah merasakan tingkat kultivasi Anggit.Dewa Master peringkat enam!Selain itu, kekuatan tempur Anggit sepertinya lebih kuat daripada Dewa Master peringkat enam."Kakek, harusnya aku memberi tahu Kakek lebih awal, tapi orang di belakangku menyuruhku untuk menyembunyikan tingkat kultivasiku.""Aku menggunakan senjata tombak, aku sudah membangunkan niat tombak. Selain itu aku juga telah meningkatkan niat tombakku hingga level enam!""Pendekar yang lebih lemah dari Kaisar Master nggak akan bisa mengalahkanku!"Anggit berbicara sambil menjulurkan tangannya, setelah itu sebuah tombak melesat hingga ke tangannya.Tombak itu mengeluarkan suara nyaring.Seluruh orang terkejut atas apa yang mereka sedang lihat saat ini.Mereka semua adalah petarung, jadi tentu saja mereka bisa merasakan seber
Membuat Dirga berlutut dan membunuh dirinya sendiri adalah pemandangan yang Anggit ingin lihat.Dengan begitu barulah dia bisa dihormati dan memperlihatkan status yang dimiliki olehnya. Anggit sejak awal sudah meremehkan Dirga. Anggit telah mencoba mendapatkan Nina selama bertahun-tahun, sekarang Nina bersedia atau tidak menikah dengannya sudah tidak penting lagi.Anggit tahu betul, Nina saat ini sudah tidak ada pilihan lain lagi. Nasib anggota Keluarga Tjohara ada di tangan Anggit.Nina hanya bisa menikah dengan Anggit, kalau tidak maka Rowana dan lainnya akan mati.Anggit yakin kalau Nina pasti akan membuat pilihan yang tepat."Dirga, kenapa kamu malah diam saja? Apa kamu sudah tuli dan nggak dengar ucapan Tuan Muda Anggit?""Cepat berlutut dan bunuh dirimu sendiri!"Rowana dan yang lainnya marah besar, pada saat yang bersamaan tiga detik berlalu begitu cepat, tetapi Dirga hanya berdiri di tempat dengan diam sambil menatap semua orang."Sudah tiga detik. Karena kamu bersikeras agar a
Sebuah firasat buruk segera menghantui semua orang.Ansar melirik ketua asosiasi dengan tatapan mata yang dingin, saat ini Ansar baru sadar kalau dia telah dipermainkan oleh ketua asosiasi.Akan tetapi, sekarang bukan saatnya untuk Ansar bertengkar dengannya.Ansar segera mengendalikan emosinya, kemudian berkata kepada semua orang, "Kita terlalu meremehkan Dirga, dia ingin menemui kita semua!""Kita semua berada di perahu yang sama, sekarang bukan saatnya untuk terpecah belah.""Dirga bilang, kalau kita semua nggak menemuinya, maka dia akan langsung membunuh kita!""Panggil semua anak buah kita, lalu berangkat menemuinya bersama-sama!"Hingga sampai saat ini, Ansar masih menjaga kehormatan Keluarga Sunarta, di saat yang bersamaan dia juga membuat semua orang mengerti kalau ini bukan hanya masalah Keluarga Sunarta saja, melainkan masalah semua orang. Jadi, tak ada yang boleh menyimpan kemampuan mereka lagi.Ansar awalnya mengira semua orang tidak akan mendengarnya, tetapi dia tak menyan
Ketua asosiasi tahu kalau dia tidak akan dibunuh."Kamu nggak bodoh seperti yang kukira. Ingatlah, semua ini nggak ada hubungannya denganku.""Aku mengerti, Pak Dirga tenang saja."Ketua asosiasi bersujud dengan penuh tenaga, sementara Dirga berbalik dan kembali ke rumah aman."Pak Dirga, apa sebenarnya tingkat kultivasimu?"Yoyo keluar dari salah satu ruangan sambil menatap Dirga dengan penasaran dan penuh rasa terkejut.Dirga tidak menjawab pertanyaan Yoyo, melainkan hanya berkata, "Aku berharap Aula Pelindung Naga nggak akan tahu semua yang terjadi di Tiagung.""Aku akan serahkan padamu bagaimana kamu akan melaporkannya pada mereka.""Aku tahu apa yang harus kulakukan. Pak Dirga tenang saja. Aku barusan mendapatkan informasi bahwa anggota Keluarga Tjohara Kota Damon kembali ke Kota Damon di tengah perjalanan.""Mereka kemungkinan telah mendapatkan sebuah informasi. Pak Dirga, apa yang selanjutnya akan Anda lakukan?"Tugas Yoyo kali ini bisa dikatakan telah gagal, karena dia baru men
Lista hampir menempel di tubuh Dirga. Dirga menarik tangannya dari kedua tangan Lista."Jangan yang aneh-aneh. Aku masih ada sedikit urusan yang harus diselesaikan di sini, mungkin aku baru pulang setelah satu bulan.""Klinik di Kota Pandora nggak bisa buka kalau nggak ada kamu."Lista tak akan menyerah semudah itu."Boleh saja aku pulang ke Kota Pandora, tapi Kak Dirga harus kasih aku uang! Kamu sudah lama nggak kasih aku gaji, mana ada orang kerja nggak digaji.""Kasih aku uang, kalau kamu nggak bawa aku pergi, aku bisa pergi makan sendiri."Dirga yang mendengarnya langsung tertawa dan berkata, "Bisnis Keluarga Candra sebesar itu dan punya kekayaan sampai ratusan triliun, masa kamu nggak punya uang?""Kalau nggak punya uang cari nenekmu saja sana, lagian memangnya aku perlu menggajimu?""Jangan lupa, sekarang kamu adalah muridku. Aku nggak tagih biaya belajar saja sudah untung."Usai bicara, dia segera berlari. Dirga memang tidak memberi Lista gaji karena Lista memang tidak kekuranga
Dirga tentu saja mengetahui kekhawatiran kedua orang ini, dia pun menghibur keduanya dengan berkata, "Sembuhkan luka kalian dengan baik. Toh aku juga sudah kembali. Serahkan saja semuanya padaku.""Mereka hanya sampah yang nggak berguna saja!"Setelah pergi dari rumah sakit, Dirga pergi ke kantor cabang Grup Sudarsa.Naomi sekarang sedang tidak berada di kantor cabang, dia sudah kembali ke kantor pusat Grup Sudarsa di Kota Langgara. Saat ini, orang yang bertanggung jawab di kantor cabang adalah Shinta.Shinta sekarang bukan hanya penanggung jawab Grup Sudarsa, tetapi juga penanggung jawab Perusahaan Kencana serta Grup Candra.Belakangan ini adalah masa tersibuk dan tersulitnya karena seluruh jalur telah diblokir oleh Raja Silon.Kondisi tiga perusahaan saat ini sangat memprihatinkan dan sangat kacau.Ketika melihat Shinta, Dirga sontak terkejut. Dirga hampir saja tak mengenali Shinta.Shinta terlihat kelelahan, raut wajah dan kondisi mentalnya juga sangat buruk.Tampangnya itu seperti
"Kamu punya berapa nyawa sampai berani mau memukulku?"Randi tidak kenal juga tidak tertarik untuk kenal dengan Dirga. Kali ini Randi datang hanya melaksanakan perintah dari perusahaan untuk mengambil kontrak. Selain tu, Randi juga harus memastikan kalau Shinta menandatangani kontrak tersebut."Aku nggak tahu punya berapa nyawa, tapi aku tahu kalau kamu cuma punya satu dan itu nggak cukup untuk aku tebas!""Kamu 'kan seorang manajer umum departemen bisnis PT Sundo Farmasi, secara logika atasanmu harusnya peduli sama kamu.""Tapi, kenapa dia malah mengirimmu ke sini hanya untuk dibunuh?"Surya memperlihatkan senyum penuh makna ketika menatap Randi."Dibunuh? Apa maksudmu?""Kamu mau membunuhku?"Randi berdiri, dia menjulurkan kepalanya hingga ke hadapan Dirga, lalu berbicara dengan arogannya, "Coba, coba. Nih kepalaku, coba sekarang kamu bunuh aku."Kalau kamu menyentuhku lagi, maka kontrak ini nggak perlu ditandatangani lagi!""Konsekuensinya akan sangat berat!""Tenang saja, aku nggak
Doni sangat tenang, dia yakin Dirga tak akan membunuhnya.Akan tetapi, dia telah salah besar karena pada detik berikutnya Dirga telah mematahkan lehernya."Apa maksudmu? Aku paling benci ketika orang lain mengancamku. Teh ini lumayan, aku bawa pergi, ya!"Dirga menyuruh Shinta membawa pergi daun teh yang masih tersisa, keduanya membunuh di sepanjang jalan.Tak lama kemudian, keduanya sudah kembali ke kantor. Dirga segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi sebuah nomor telepon."Bawa anak buahmu ke wilayah Timura Negara Naga di Kota Pandora!"Setelah menutup panggilan telepon, Dirga menyadari kalau Shinta melihat dirinya seperti sedang melihat monster."Aku tahu aku sangat tampan, tapi jangan sampai terpesona olehku.Dorha mengumpulkan seluruh kenarsisannya dan mengerahkan semuanya pada Shinta."Kamu sekarang sudah kecanduan membunuh, ya? Sedikit-sedikit langsung cekik leher orang.""Bukannya kamu ingin mendapatkan informasi Raja Silon dari orang itu? Sekarang kamu sudah membunuhnya, b