Rasa ini benar-benar tidak ada duanya!"Wah, ra ... rasa ini benar-benar lezat sekali!""Kok bisa sih? Tahunya bau banget, tapi rasanya bisa seenak ini?""Kamu ngapain sih? Ini punyaku."Setelah Naomi mencicipi lezatnya tahu fermentasi, dia segera menjadi lupa diri. Naomi memakan tahu itu dengan lahap, tampangnya ketika menikmati makanan sangat menyeramkan. Naomi segera mendekap porsi miliknya erat-erat karena takut direbut oleh Dirga.Saat melihat perilaku Naomi yang seperti ini, Dirga pun merasa lucu, dia kembali membeli dua porsi untuk Naomi."Pelan-pelan saja makannya, di tempat ini banyak makanan yang enak. Jangan sampai sekali makan langsung kenyang, nanti malah nggak bisa makan yang lain lagi."Naomi melahap tahu fermentasi hingga mulutnya dipenuhi oleh minyak, Dirga segera mengambil tisu dan mengelap minyak yang ada di mulut Naomi.Dirga menyadari ada satu hal yang sangat aneh dari Naomi, yaitu ketika Naomi sedang makan, tampangnya mirip saat dia sedang bekerja. Naomi terlihat
Raut wajah gadis dan wanita tua itu menjadi pucat pasi, mereka sama sekali tidak berani bertatapan mata dengan Dirga."Nona, orang ini sangat aneh. Kita sepertinya bertemu dengan orang yang nggak biasa. Sebaiknya kita pindah ke tempat makan yang lain saja, apalagi Nona baru datang ke Kota Pandora dan masih belum sepenuhnya bisa berdiri dengan stabil di kota ini. Jadi, kita harus menghindari masalah."Setelah diperingatkan oleh wanita tua itu, putri Keluarga Adhitama akhirnya mengikuti saran wanita tua tersebut."Lepaskan kakak seperguruanku.""Minta maaf atau mati!"Dirga bicara sambil meningkatkan kekuatan di tangannya hingga pemuda itu kesulitan bernapas dan urat di wajahnya hampir meledak.Ketika gadis itu marah dan hendak menyerang Dirga, wanita tua menghentikannya dan segera meminta maaf dengan hormat kepada Dirga."Tolong maafkan kami atas kesalahan kami barusan."Selesai wanita itu bicara, Naomi mendongak dan berkata kepada Dirga, "Sayang, sudahlah. Aku masih belum kenyang, ayo
Di antara enam belas kota kecil di wilayah Timura, Keluarga Adhitama dan Keluarga Hartono bukanlah pihak yang paling kuat.Keluarga terkuat di wilayah Timura adalah keluarga Raja Managa.Akan tetapi, saat ini Dirga masih belum mempertimbangkan sejauh itu. Keluarga Adhitama sudah mulai bergerak, dengan begitu Dirga harus segera menghadapi mereka.Dirga tak akan membiarkan siapa pun yang berencana merebut yang telah menjadi miliknya. Sekarang, Dirga lebih memikirkan Keluarga Hartono. Sejak terakhir kali Edwin melarikan diri, Keluarga Hartono dan Sekte Matahari Violet terus melakukan pergerakan.Meski begitu, Dirga bisa membayangkan kalau ada orang yang dibelakang layar pihak misterius itu yang telah mengatur semuanya."Kamu kenapa?"Naomi telah memilih jepitan rambut pita kupu-kupu, ketika mendongak dan meminta Dirga membayar, Naomi menyadari kalau Dirga sedang memikirkan sesuatu sambil menatapi layar ponsel."Nggak apa-apa. Apa kamu sudah selesai memilih barang yang kamu mau? Apa masih
Naomi bicara sambil menjewer telinga Dirga dengan nakal.Driga memang tidak mengetahui semua hal yang diucapkan oleh Naomi barusan, dia bahkan tak pernah memikirkannya ke arah itu."Saat ini Kristin sedang dalam kesulitan, sebaiknya kamu besok coba temui dia di kantornya."Dirga merasa sangat terharu karena tindakan Naomi ini. Dirga berpikir sejenak, lalu menjawab, "Baiklah. Kalau begitu, besok pagi aku akan pergi ke kantornya."Usai bicara, Dirga menghentikan langkah kakinya, lalu berteriak ke arah kegelapan."Hei, kamu sudah mengikuti kami begitu lama. Kami sudah mau sampai rumah, kalau kamu nggak keluar juga, maka kamu nggak akan ada kesempatan lagi."Dirga sudah lama menyadari kalau saat ini sedang dibuntuti, sedang Naomi tak menyadari apa pun. Saat mendengar teriakan Dirga, Naomi terkejut hingga memeriksa sekitar."Apa kamu bilang? ADa orang yang mengikuti kita?""Di mana? Kenapa aku nggak tahu?"Kedua tangan Dirga menepuk pinggul Naomi dengan pelan, kemudian menenangkannya, "Jang
Kristin tidak perlu khawatir pesaing lain akan menyerang perusahaan keluarganya. Belakangan ini, Kristin merasa jauh lebih rileks, wajahnya yang dingin juga telah jauh lebih baik!Saat ini, sekretaris Kristin sedang melaporkan pekerjaannya di dalam ruang kantor Kristin.Bu Kristin, laporan penjualan dalam setengah bulan ini sudah selesai. Penjualan perusahaan kita dalam setengah bulan ini sudah mencapai empat puluh triliun, barusan saya baru saja menerima pesanan pembelian dari Perusahaan Kencana sebesar enam puluh triliun.""Kalau kita seperti ini terus, maka tak sampai dua bulan perusahaan kita akan kembali seperti masa-masa jaya dulu."Sekretaris itu sangat bersemangat, dengan pemasukan perusahaan yang besar, maka gajinya juga akan meningkat."Bagus sekali. Segera buat pemberitahuan bahwa seluruh gaji karyawan akan naik sepuluh persen dari gaji mereka saat ini."Kristin tidak pernah mempersulit karyawannya sendiri."Baik, Bu Kristin. Saya akan segera membuat pemberitahuannya!"Sekre
Natali berbicara dengan arogan dan kejam. Nada bicaranya seakan sedang mengkritik suatu barang."Natali, jaga bicaramu. Bagaimanapun juga, kamu adalah bibinya Kristin.""Cih, Kakek Farhan terlalu menganggap hebat dia. Dia cuma punya nama Hartono, tapi di dalam tubuhnya nggak mengalir darah keluarga kita.""Bisa mempunyai nama belakang keluarga kita dan menikah dengan Tetua Ketujuh bodoh Keluarga Adhitama saja merupakan sebuah keberuntungan yang sangat besar dalam hidupnya.""Kakek Farhan, coba lihat muka dia itu, persis seperti ayahnya yang nggak berguna. Mereka cuma dua ekor anjing yang diurus sama keluarga kita saja.""Hahaha, aku suka dengan caramu yang bicara dengan terus terang seperti ini."Farhan bicara sambil meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja. Farhan menatap Kristin sambil berdiri, lalu berkata dengan menekankan setiap kata yang diucapkan olehnya, "Natali sudah berbicara dengan sangat jelas, apa kamu sudah mengerti?"Raut wajah Kristin berubah pucat, dia mengepalk
Amel menangis sejadi-jadinya."Heh, jadi ini kakak ipar yang disebut-sebut gadis murahan ini?""Hahaha, benar-benar murahan! Kok bisa berhubungan dengan sampah nggak berguna seperti ini?""Hei kamu, ini adalah urusan Keluarga Hartono. Sebaiknya cepat pergi dari sini kalau kamu masih mau hidup."Ketika melihat Dirga, wanita tua itu langsung menganggap remeh Dirga karena mereka tidak merasakan aura petarung sedikit pun dari tubuh Dirga.Selain itu, Dirga juga terlihat biasa-biasa saja, benar-benar mirip dengan orang awam. Jangankan orang awan, mereka juga meremehkan petarung yang kekuatannya biasa-biasa saja bagi mereka.Oleh karena itu, mereka mana mungkin akan memedulikan Dirga?"Kalian seharusnya nggak menyentuh dia!""Karena, aku pasti akan membunuh kalian semua!"Dirga berusaha sekuat mungkin untuk mengendalikan niat membunuh di hatinya. Selama perjalanan, Dirga juga sudah menyuruh Rania untuk mencari tahu kondisi Kristin saat ini.Ternyata, Keluarga Hartono bergerak lebih awal."Ha
Dirga segera menekan syaraf tubuh Kristin hingga Kristin tak bisa menggerakan tubuhnya lagi.Kemudian, Dirga menggendong Kristin, meninggalkan rumah sakit.Karena Keluarga Hartono kembali ke Kota Pandora dengan cara seperti ini, maka Dirga juga tidak akan ragu-ragu lagi.Di sisi lain, di balai nomor satu.Aliana dan kakak seperguruannya, Gilang sedang memeriksa jasad seseorang, jasad itu adalah jasad wanita tua yang dibunuh oleh Dirga kemarin malam."Aliana, apa kamu menemukan sesuatu? Apa mungkin Nenek dibunuh oleh pria yang ada di kedai kemarin?""Mana mungkin!""Pria miskin itu bukan petarung, kalau dia petarung sekalipun dia pasti nggak akan mungkin bisa membunuh nenek."Aliana langsung menyangkal tanpa memikirkannya sedetik pun, dia dan Gilang sudah memeriksa jasad tersebut selama satu jam. Akan tetapi, mereka tak menemukan bagaimana cara wanita tua itu dibunuh.Kemarin malam ketika wanita tua itu pergi, mereka berdua tahu apa yang akan dia lakukan."Pasti bukan pria miskin itu. N