Share

Malam Pengantin

Penulis: madehilda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi sekali Bram telah bangun pagi dan telah bersiap ke rumah Ajeng bersama bundanya. Mereka telah berdandan rapi. Sebenarnya bunda Bram ingin Dina ikut bersama rumah Ajeng untuk menyaksikan pernikahan tersebut sekalian berkenalan dengan Ajeng, dan ayahnya Bram.

Tetapi Dina tidak bisa menyaksikan pernikahan bunda dikarenakan Dina harus menyambut kedatangan ayah dan ibu sebagai pengantin baru di rumah nanti, jadi hari ini Dina akan sangat sibuk menghiasi kamar pengantin ayah dan bunda.

Akhirnya bunda dan aku saja yang ke rumah Ajeng, tiga puluh menit kemudian kami pun sampai disambut oleh bibi dan pamannya Ajeng.

“Bunda cantik sekali, pasti ayah akan pangling melihat bunda yang tetap cantik sediakala,” ucap Ajeng ketika melihat ibunda memasuki rumahnya.

Dibalas dengan senyuman bahagia dari ibunda dengan merangkul Ajeng.

“Terima kasih Ajeng, untuk segalaketulusanmu,” ucap ibunda dengan menggenggam kedua tangan ajeng.

Hari ini memang ibun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Bayiku Sayang Bayiku Malang

    Seperti biasa aku bangun dan langsung menuju kamar mandi. Dan alangkah terkejutnya ketika aku akan membuang air kecil, aku melihat flek darah di pakaian dalamku. Aku mencoba untuk mengingat-ingat buku panduan ketika seseorang akan melahirkan dan seingatku hal ini ada dalam buku panduan tersebut. Aku berpikir kembali tentang jadwal melahirkan berdasarkan hari terakhir aku menstruasi. Memang ada beberapa wanita melahirkan dua minggu sebelum jadwal yang ditentukan ,bisa jadi pada saat kita memberikan informasi pada dokter ada kesalahan pada saat terakhir kita menstruasi. Tetapi seperti yang dokter katakan maju atau mundurnya suatu persalinan adalah hal yang biasa dan tidak menjadi masalah asalkan masa kehamilan telah melewati waktu selama tujuh bulan. Aku lalu mencari bibi untuk memberitahukan hal ini padanya. “Bibi ada flek pada pakaian dalamku sekarang apa kita harus ke rumah sakit?” tanyaku. “Apa kamu ada merasakan rasa panas pada bagian pinggangmu at

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Obat Mujarab Stress

    Ajeng harus meninggalkan bayinya yang menderita Hidrosefalus di Rumah sakit. Ia seharusnya ikhlas menerima ketentuan ini. Yang ada dihatinya adalah sebuah pengharapan atas kesembuhan bayinya. Selama empat bulan setiap hari Ajeng menghabiskan waktu di Rumah sakit menemani sang buah hati menjalani serangkaian pemeriksaan. Ajeng kembali ke rumah ketika waktu jam tidur. Kini kebun dan semua tanaman yang ia tanam seolah mengerti kepedihan hatinya saat ini. Ia sudah menjadi pribadi yang tidak peduli atas apapun yang terjadi di sekitarnya. Yang dipikirkannya hanya kesembuhan bayinya. Disisi lain aku, membutuhkan dirinya sebagai teman berbicara dan teman hidupku tetapi yang aku rasakan saat ini dia bukanlah Ajeng yang kukenal selama ini. Waktuku banyak dihabiskan bersama teman bisnisku di luar rumah, dan kebutuhan batinku selama ini pun hanya dicukupi oleh Dina. Karena selama ini Ajeng selalu menolak ketika aku ingin bersamanya. Entah sampai kapan komunikasi antara a

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Air mata Perpisahan

    Setelah lima bulan perjuanganku, untuk kesembuhan anakku yang aku sangat kasihi, akhirnya perjuanganku runtuh tidak menyisakan harapan sekecil apapun, karena Dokter telah angkat tangan dan mengatakan sudah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhannya. Itu membuat diriku sangat terpukul dan di pagi hari ini adalah hari terburuk dalam kehidupanku, karena akhirnya semua harapan itu hilang dengan meninggalkan duka yang begitu dalam bagi diriku. “Tidakkkkkkk!!!!!! Bangun anakku, ini mama sayang....,” aku menangis histeris di samping tempat tidur anakku disaat aku melihat napas terakhirnya berhenti. “Sudah Ajeng, kamu harus kuat...,” ucap bibinya menguatkan hatiku turut menangisi kepergiannya. “Ajeng anakku, tolong bersabar sayang,” ucap pamannya sambil memapah tubuhku yang terduduk lemas di samping tempat tidur anakku. Aku menangis dalam pelukan paman yang dengan kasih sayangnya terus mengelus-ngelus punggungku dengan memberikan kekuatan. Sedangkan b

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Hadiah Terindah Setelah Duka

    *BRAM POV* Aku dan keluarga meninggalkan rumah Ajeng ketika jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dalam perjalanan tanpa terasa aku pun menangisi kepergian anak lelakiku yang seharusnya saat ini sudah mengenal diriku dari suaraku, tetapi takdir berkata lain. Aku, Dina dan semua keluarga telah berusaha semaksimal mungkin bagi kesembuhan anak lelakiku. Tetapi seperti kata pepatah yang sering aku dengar, ‘malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih’ begitulah aku mengganggap nasibku saat ini. “Mas Bram, sudah jangan bersedih lagi saat ini kita hanya perlu ikhlas dan yakinlah ini yang terbaik, dibandingkan ia harus merasakan rasa sakit sepanjang hidupnya,” ucap Dina memberikan semangat agar aku mengikhlaskan anakku. “Bram, lebih baik kita mencari penginapan di sekitar sini, hari sudah tengah malam di samping itu kita semua dari tadi tidak beristirahat sama sekali,” ucap ayahku. Aku meminta pada Dina untuk mencari tempat penginapa

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Menyimpan Rahasia Baru

    *BRAM POV*Aku bersama ke empat temanku telah menyusuri jalan raya menuju lokasi untuk mencari tempat bagi cafe kami yang baru. Dalam perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar empat jam dari kota tempatku tinggal. Kami berangkat dengan menggunakan satu mobil. Tepat pukul delapan aku menjemput mereka yang telah menunggu di cafe kami. Selama dalam mobil kami berbincang mengenai bisnis cafe yang telah kami jalani. Kami sedang melihat beberapa kelemahan yang telah kita ketahui sebelumnya dari cafe kami. Ada beberapa idea yang dikemukan oleh rekan bisnisku untuk pengembangan bisnis cafe yang pangsa pasarnya meliputi anak-anak muda millenial. Karena itu kami memilih lokasi dekat dengan beberapa kampus. “Bram menurutku, lebih baik kita mencari tenaga dari kalangan mahasiswa dengan cara part time,” ucap temanku Andy mengemukakan pendapatnya. “Aku setuju itu Bram, jadi secara tidak langsung kita bisa promo secara tidak langsung, tahulah anak-anak model sekarang yan

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Hamparan Pagi Mengobati Luka

    *AJENG POV*Suasana dingin di desa membuatku menarik selimut lebih dalam lagi menutupi hingga wajahku. Sudah tiga bulan ini aku hanya bermalas-malasan tanpa melakukan aktivitas apapun. Di sini aku berjuang untuk mengobati luka atas sebuah kehilangan yang sangat. Kini aku sudah merasa lebih baik setelah pelepasan diri atas duka itu. Memang tidak mudah, tapi hidup akan terus berjalan. “Ajeng bangun nak,” ujar bibiku menggoyang-goyangkan tubuhku. “Hmmmm lima menit lagi Bi. Aku masih mengantuk,” jawabku berpaling membelakangi bibi dengan memperbaiki selimut yang aku pakai. “Ingat lima menit lagi bangun. Malu sama ayam yang sudah berkokok,” ucap bibi meninggalkan diriku. Aku membuka selimut yang tadi membungkus tubuhku. Membuka mata dan duduk di atas ranjang dengan merentangkan tangan ku ke kiri dan ke kanan. Menghela napas panjang. Ketika kakiku akan menyentuh lantai, aku pun berkata dalam hatiku. “Aku ikhlas dan aku yakin akan bahagia”

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Memancing Cinta Di Kolam Pancing

    *AJENG POV*Untuk kesekian kalinya aku kembali mengisi hariku dengan para petani. Di sini aku sudah sangat mahir sekali ketika memanen padi. Dan hari ini adalah hari terakhir kami memanen hasil dari sawah ini. Tidak sampai setengah hari pekerjaan telah rampung. Kami sangat bergembira dengan hasil yang telah kami capai hari ini. Aku sangat merasakan Eporia dari kebahagiaan semua petani di desaku hingga aku pun sangat merasakan kegembiraan itu. Seluruh wajah tersenyum cerah. Kerja keras mereka selama empat bulan terbayar lunas dengan hasil baik. Kami berkumpul di gubuk tengah sawah. Sebelum waktu makan siang, kami telah makan bersama-sama. Begitu pun dengan pak Teguh dari dinas pertanian yang kala itu sedang memantau hari terakhir panen raya ini ikut bersama menikmati nasi bungkus daun. Dan memang pak Teguh hampir setiap hari mengunjungi kami. “Bu Ajeng sudah pernah memancing ikan?” tanya Pak Teguh padaku. “Belum pernah pak,” jawabku ketika k

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Izin Untuk Sebuah Cinta

    *AJENG POV* Sejak acara memancing dengan pak Teguh, aku merasakan energi positif pada diriku mengaliri seluruh bagian dari tubuhku. Seperti pagi ini, aku kembali bersemangat untuk mengolah tubuhku menjadi lebih baik. Semalam aku sudah mulai memakai cream malam ku kembali. Bahkan sore hari ketika aku akan membersihkan diri, aku sempatkan diriku untuk melulur bagian tubuh yang bisa terjangkau dengan diriku. Sudah hampir lima bulan aku tidak merawat diriku dan aku juga tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi. Hanya saja sejak duka yang menimpaku berbulan-bulan lalu, memang aku sudah tidak lagi memedulikan keadaan sekelilingku, fisikku, juga suamiku sendiri.Aku hanya berfokus pada kesehatan putraku saat itu, lalu rasa kehilangan atas dirinya membuat aku semakin berduka dan membuat aku masuk ke dalam kegelapan diriku sendiri. Dengan tidak mengenali lagi siapa diriku, apa yang kuingini. Dan akhirnya aku pun bangkit dari kegelapan diriku. Tern

Bab terbaru

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Akhir Pertemuan Dua Hati

    *AJENG POV* Pagi hari ini aku terbangun lebih awal karena aku akan melakukan pengecekan pada beberapa barang bawaan kami yang telah kami cek semalam, hanya saja aku ingin memastikan semuanya telah masuk dalam cek list ku. keberangkatan kami ke kota dengan menggunakan pesawat pada keberangkatan pertama membuat aku sangat sibuk di pagi ini. Saat ini kehamilanku telah memasuki usia lima bulan, dan itu dapat terlihat dari perut buncitku. Begitu pun dengan putri kami Angel telah mulai bisa memanggil kami dengan sebutan mama dan papa. Oleh karena itu, sekarang aku memanggil Teguh dengan sebutan papa begitu pun dengan Teguh memanggilku dengan sebutan mama. Semua itu atas nasehat dari bibiku, yang biasanya aku memanggil dengan sebutan namanya pada Teguh, kini kami membiasakan diri dengan sebutan mama, papa, agar Angel biasa lebih mengetahui keberadaan kami sebagai orang tuanya. Dan syukurnya setelah kehamilan kedua sejak pertama kali aku hamil dulu, membuat d

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Akhir Sebuah Rahasia Kehidupan

    *BRAM POV* Kondisi Dina yang telah melakukan pengobatan selama tiga bulan ini tidak membuahkan hasil seperti yang di harapkan. Dan hal ini semakin membuat keputusasaanku berakhir dengan sikapku yang mudah emosional. Seperti pagi ini ketika aku mendapatkan hubungan telepon dari suami Ajeng, yang menanyakan kepindahanku dari rumahnya, semakin membuat suasanya tidak menyenangkan bagi seluruh pihak. Aku seharusnya tidak berkata kasar padanya, karena mereka memang tidak mengetahui kondisiku saat ini. Saat ini aku sedang menunggu Dina yang sedang menjalani kemoterapi untuk ke sekian kalinya. Dina kini bukanlah seperti yang dulu, ia kini kurus kering, tidak ada lagi keseksian dalam tubuhnya. Pada bagian rambutnya pun telah habis berjatuhan, sehingga ia sudah tidak ingin melihat wajahnya. Cermin di dalam kamar, telah aku singkirkan. Aku sangat terharu ketika ia mengatakan dirinya telah berubah menjadi seorang yang sangat jelek dan menakutkan, dan ia mer

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Gelombang Bahagia Dalam Cinta

    *AJENG POV* Sesampai di rumah kami langsung beristirahat karena terlalu lelah liburan yang kami lakukan dua hari ini. Aku lihat Teguh telah tertidur sangat nyenyak. Kulihat dirinya yang begitu menyayangiku, membuat diriku merasa, dialah seseorang lelaki pilihan yang memang dipersiapkan untuk diriku. Setelah segala kehancuran yang telah aku jalani, dalam berumah tangga bersama Bram. Tuhan menggantikannya dengan seorang lelaki yang membahagiakan diriku lahir dan batin. Suara ketukan pintu membuat rasa kantukku hilang, aku lalu beranjak ke ruang tamu untuk melihat siapa yang datang. “Permisi ibu Teguh, perkenalkan saya bapak Paimin, yang mengurusi tambak bapak,” sapa bapak itu dengan memperkenalkan dirinya. “Silakan masuk pak, bisa saya bantu ya pak, karena pak Teguh baru saja beristirahat,” jawabku untuk memberitahukannya kalau suamiku sedang tidur. “Ibu, kapan hari bapak berbicara pada saya, kalau dirinya mau mengambil cucu saya yang tidak memp

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Asa Yang Usai

    *BRAM POV* Hari ini aku ke Rumah Sakit bersama Dina, untuk mengambil hasil dari biopsi. Kami menunggu dengan cemas begitu pun dengan Dina. Ia sangat gelisah sekali atas hasil yang akan diterimanya. Sekitar setengah jam kemudian nama Dina di panggil oleh perawat. Aku menggandeng tangan Dina yang terasa Dingin. Aku mengusapnya agar ia merasa tenang. Sesampai di meja, Dokter membuka hasilnya lalu mengatakan pada kami, “Ibu Dina, hasil yang didapat dari hasil biopsi, “menyatakan kalau ibu positif kanker serviks.” Seketika aku melihat Dina yang lunglai seperti tak berdaya, langsung menangis dengan pilu, ia menutupi mulutnya untuk menahan ledakan tangisnya. Melihat hal itu, hatiku serasa hancur, dan tidak ada kata yang bisa aku ucapkan. Aku hanya memeluk bahunya. “Din, kita pasti bisa melalui ini, kita harus yakin, aku mohon kuatkan diri mu,” ucapku dengan menahan isak tangisku. Aku melihat Dokter memberikan waktu bagi Dina untuk meluapkan seg

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Bercinta Dalam Cinta

    *AJENG POV* Kami terbangun pada pukul sepuluh pagi, Aku melihat di sampingku, seorang suami yang penuh tanggung jawab. Bukan hanya tetapi bertanggung jawab pada kehidupanku saja, ia selalu berupaya untuk kebahagiaan ku dalam segala hal. Teguh tidak melihat sedikit pun celah cacat pada dirinya. Pendidikannya, bidang pekerjaannya, jiwa sosialnya, tutur, hubungan sosialnya, dan secara fisik Teguh adalah lelaki dengan postur tubuh yang tinggi, dengan bentuk dada yang, berkulit coklat muda, wajah yang manis, walaupun tidak setampan Bram, dan yang pasti memiliki keistimewaan pada alat vitalnya yang mampu membuat wanita mana p

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Kenikmatan Cinta Teguh

    *AJENG POV* Masa-masa bahagia yang dilalui oleh Aku dan Teguh, membuat kehidupan di lingkungan desa kami terasa lebih bahagia. Aku yang kini telah menjadi seorang istri dari seorang Teguh Pratama, sering ikut membantu suamiku dalam penyuluhan yang dilakukan di desa-desa. Aku juga sangat aktif di dalam pemberdayaan wanita di desa kami. Selain itu karena suamiku seorang ASN maka aku juga aktif dalam kegiatan Dharma wanita, yang biasanya kami lakukan setiap satu bulan sekali mewakili dari dinas pertanian tempat dari Teguh bekerja. Aku sungguh sangat beruntung bertemu dengan Teguh, banyak sekali pembelajaran yang aku dapatkan dari dirinya tentang hidup ini. “Sayang... lihat, aku bawakan bunga anggrek dari kota,” ucap Teguh yang telah dua hari mengikuti seminar kedinasan di kantor pusat. “Aah...cantiknya, tetapi aku kangen sama yang bawa anggreknya,” ucapku bahagia melihat dirinya sudah di rumah dengan memeluk erat tubuhnya. Melihat kerindu

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Duka Di Atas Luka

    *BRAM POV* Kepulangan Dina dan Bayi perempuanku yang cantik membawa kebahagiaan bagiku dan Dina. Walaupun saat ini keadaan ekonomi ku tidak dalam keadaan membaik, aku berharap bayi perempuanku yang cantik ini kelak dapat mendatangkan Rizky bagi keluarga kami. Hanya saja beberapa tetangga di lingkungan kami yang memang tidak menyukai Dina, tidak ada yang menjenguk atau sekedar menanyakan tentang Dina sudah melahirkan atau belum. Stigma pandangan pada masyarakat yang selalu melekat pada diri Dina, yang di anggap sebagai penghancur dari hubungan rumah tangga orang lain membuat dirinya tidak disukai dalam masyarakat. Dan itu sudah risiko dari hidup bermasyarakat yang harus di tanggung oleh kita semua termasuk Dina. “Sayang, anak cantik...tante dini akan pulang dulu ya, sehat-sehat ya..,” ujar Dini ketika melihat putriku di kamar kami. “Kak Dina, aku akan balik ke kost, karena besok ada jadwal ke kampus,” Dini izin pada Dina untuk kembali ke kost n

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Kebahagianku dan Jalan Gelap Dini

    *BRAM POV* Kelahiran seorang bayi cantik yang selama ini telah aku tunggu telah membawa kebahagiaan yang tiada taranya. Aku merasa sangat berbahagia melihat persalinan Dina, yang aku lihat secara langsung. Aku melihat bagaimana Dina berjuang antara hidup dan mati, ketika melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan dengan panjang 49centimeter dan berat 3kilogram. Aku berterima kasih pada Dina yang sudah tetap menemani diriku disaat aku terpuruk. Malah dirinya memberikan kebahagiaan dengan melengkapi statusku dari hanya sebagai seorang suami kini menjadi seorang ayah. Aku berjanji akan menjadi seorang Ayah yang baik dan bertanggung jawab serta sangat mencintai dirinya melebihi aku mencintai diriku sendiri. “Terima kasih sayang, untuk perjuangan dirimu bagi kebahagiaan kita,” ujarku sambil mengelus-ngelus kepala Dina. “Bagaimana kondisi anak kita, mas?” tanya Dina dengan suara yang lemah. “Apakah mas sudah menghubungi Dini, unt

  • Istriku Bukan Selingkuhanku   Cinta & Kenikmatan Dalam Lembaranku

    *AJENG POV* Sidang gugatan perceraian yang seharusnya di hadiri oleh Bram, sudah kedua kalinya tidak di hadiri oleh Bram. Dan saat ini adalah sidang yang ketiga untuk mendengarkan keputusan hakim atas gugatan perceraian antara aku dan Bram. Aku yang selalu di dampingi oleh Teguh, dan berharap Bram secara jantan menghadiri sidang gugatan atas perceraian ini. Tetapi tidak sekali pun Bram menghadiri persidangan tersebut. Dan pada kali ini Bram justru mengirimkan sebuah surat pernyataan yang ditujukan pada majelis hakim, pada lanjutan sidang gugatan perceraian ketiga. Dimana hari ini rencananya akan diputuskan gugatan perceraian ini dengan membacakan surat yang diterima oleh majelis hakim dari Bram. Pada surat ini, Bram menerima semua keputusan dari hakim sidang dan mengabulkan seluruh gugatan perceraian dariku, termasuk gugatan tambahan atas kepemilikan sebuah rumah yang memang sudah atas nama diriku sendiri. Dan semua itu telah diputuskan oleh hak

DMCA.com Protection Status