Share

Persimpangan jalan

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 21:40:23

“Enggak, Bapak. Nath nggak mau.”

“Nath.” Arman yang masih berjaga di sisi ranjang Nathalia terkejut karena Nathalia tiba-tiba saja berteriak dalam tidurnya. Perempuan itu bahkan berontak saat Arman menyentuh tubuhnya “Nathalia?!”

Nathalia membuka mata, seketika ruangan nya terasa berputar. Perempuan itu merasa mual. Arman yang sejak awal memang sudah mendapat peringatan terkait kondisi perempuan itu, dengan sigap mengulurkan penadah.

“Enggak apa-apa, kamu akan baik-baik saja setelah ini.” Arman menekan tombol darurat untuk memanggil tim medis. “Tahan sebentar ya, perawat sebentar lagi datang.”

Nathalia yang masih lemas hanya bisa mengangguk, lalu matanya kembali terpejam. Air matanya menetes, mengingat sekeping ingatan yang sebelumnya sudah ia kubur dalam-dalam. Kenangan dan orang-orang yang tidak ingin Nathalia ingat, tiba-tiba saja muncul kembali.

***

“Bagaimana kondisinya?” tanya Arman kepada dokter yang datang untuk bertugas.

“Kondisinya tidak terlalu baik, karena meski kalia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Permintaan

    Nathalia merasakan kepalanya pusing bukan kepalang, sekelilingnya berputar dengan cepat hingga membuatnya mual. “Enggak apa-apa, kamu akan baik-baik saja, Nath.”“Engh.” Nathalia mengguman. Tangannya meraba ke sembarang arah untuk mencari pegangan karena tubuhnya benar-benar terasa melayang sekarang.“Jangan khawatir, kali ini aku benar-benar nggak akan meninggalkanmu.” Bisik Arman sambil mengecup punggung tangan Nathalia yang dingin. “Aku di sini, kamu nggak perlu takut.”Nathalia mulai tenang, karena pengaruh obat perempuan itu kembali terlelap. **** Kelopak mata Nathalia berkerak, perempuan itu juga beberapa kali mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Nyonya Muda Rahardjo itu juga mencoba mengenali sekitar.“Nath, kamu sudah bangun?” Arman yang baru kembali dari kamar mandi bergegas mendekat, lelaki itu juga menekan tombol emergency. “Jangan banyak bergerak dulu. Perawat datang, memeriksa kondisi vital Nathalia bersama dokter jaga. Mereka mengajukan beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menjemput Nathalia

    Keadaan Nathalia semakin membaik hari ke dua pasca perawatan, wajahnya masih pucat tapi setidaknya perempuan itu sudah dapat duduk dan menikmati makanannya. “Kamu nggak bekerja?” tanya Nathalia karena perempuan itu tahu, semenjak ia dilarikan ke rumah sakit, Arman tidak pernah sekalipun beranjak dari sisinya. Arman menunjuk laptop di atas meja. “Aku bekerja.” Lelaki itu juga dengan santai membersihkan sisa makanan di sudut bibir Nathalia, hal itu membuat pipi perempuan itu merona. Bukan karena malu melainkan karena salah tingkah, selama ini Arman tidak pernah terang-terangan bersikap manis kepadanya. Lelaki itu selalu tahu caranya menjaga jarak.“Jangan pikirkan apa pun, fokus saja pada proses penyembuhan.” Kata Arman kembali ke sofa tempatnya mengistirahatkan tubuh selama menemani Nathalia. “Kapan aku diizinkan pulang?” tanya Nathalia yang sudah jenuh tinggal di rumah sakit. “Oh, tapi aku tidak punya tempat tujuan jika keluar dari sini.” Perempuan itu meringsin menyadari betapa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kabar tidak terduga

    “Kejutan.” Kata Prasetyo begitu memasuki ruang rawat istrinya.Nathalia jelas terkejut, perempuan itu juga panik hingga nyaris terjungkal dan membuat jarum infusnya tercabut dari punggung tangannya.“Berhentilah melakukan sesuatu yang dapat melukai tubuhmu sendiri.” Geram Prasetyo yang untungnya dengan sigap mampu menahan tubuh Nathalia. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”“Kamu?!” Emosi Prasetyo kembali tersulut, sejak mereka bertemu sampai menikah Nathalia tidak pernah menggunakan panggilan seperti itu kepadanya. “Jangan kurang ajar Nathalia.”“Dimana Arman?” Mata Nathalia mencari, ia tidak ingin bertemu Prasetyo. “Diamana Arman?!”“Dia ada di tempat seharusnya dia berada.” Jawab Prasetyo santai. “Sekarang saatnya kamu juga kembali ke tempat dimana seharusnya kamu berada.”“Sejak awal tempat itu bukan milikku.” Nathalia menggelengkan kepala. “Aku tidak ingin kembali.”“Berhenti bermain drama.”Nathalia tertawa satir. “Kamu satu-satunya orang yang bermain drama, Mas. Nggak sadar?”“Ters

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Enam minggu

    HamilSatu kata itu terus terngiang di dalam kepala Prasetyo, tumpang tindih dengan bayangan Nathalia melemparkan diri dari jendela balkon kamar mereka. Tubuh lelaki itu gemetar membayangkan ia tidak hanya nyaris kehilangan Nathalia tapi juga anaknya yang kehadirannya sama sekali tidak ia ketahui.“Nyonya Nathalia mengalami syok, kondisi ini sama sekali tidak bagus, Tuan Prasetyo.” Prasetyo semakin sakit kepala.“Saya menganjurkan Nyonya Nathalia harus melanjutkan perawatan di rumah sakit, Nyonya harus mendapatkan pengawasan yang ketat.”“Apa kehamilannya sudah dapat dipastikan?” tanya Prasetyo“Saya sudah membuatkan jadwal untuk konsultasi ke dokter kandungan, begitu Nyonya Nathalia sadarkan diri dan kondisinya sudah lebih baik, kami akan membuat pengaturannya.”Prasetyo hanya mengangguk. “Aku ingin dokter kandungan terbaik dan harus perempuan.”Dokter muda mengangguk. *** Nathalia sibuk dengan pikirannya sendiri, sama sekali tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk orang-orang di sekit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Ya, Terima kasih

    Nathalia ditinggalkan sendirian di kamar perawatannya, perempuan itu masih belum memberikan reaksi apa pun. Masih terngiang di benaknya, suara degup jantung janinnya yang penuh semangat. “Kenapa kamu harus hadir?” tanya Nathalia sembari menunjuk perutnya dengan ujung jari telunjuknya. “Kamu nggak tau apa yang akan kamu alami jika punya ibu seperti aku.” Lanjutnya lagi dengan suara bergetar. “Aku harap, kamu memilih menyerah aja. Karena semua nggak akan mudah.”Nathalia menelan ludah getir, bayang-bayang masa kecilnya kembali berputar. Membuatnya gemetar dan kembali tidak sadarkan diri.Flashback.“Ibu?” Panggil Nathalia kebingungan karena ibunya spontan menutup mulutnya dengan kencang.“Stttt, ayo tidur lagi.” Ibunya terlihat ketakutan, Nathalia kecil seolah dapat merasakan keresahan ibunya.“Ibu?” Nathalia justru menangis, selain karena ketakutan sekarang ia juga merasakan kesakitan karena cengkraman tangan ibu di wajahnya. “Sa- sakit.” Lirihnya sembari terisak.“Diam Nathalia, jan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menyusun rencana

    “"Ha- hami?!” Samantha sama sekali tidak siap dengan kabar yang baru saja ia dengar.“Betul Nona, Nyonya Nathalia dikabarkan sedang mengandung. Karena kejadian di balkon kamar utama waktu itu, keadaan Nyonya Nathalia menjadi sangat rentan dan harus mendapatkan pengawasan ketat dari petugas medis.“Di mana Prasetyo?” tanya Samantha panik. Hans memberikan senyum manisnya. “Tentu saja di rumah sakit, Nyonya Nathalia sedang mengandung calon penerus keluarga Rahardjo, tentu saja Tuan Prasetyo harus memastikan Nyonya Nathalia mendapatkan dukungan yang pantas.”Tangan Samantha terkepal, ia benci kepala pelayan ini.“Kita lihat saja, sampai kapan Nyonya kamu itu akan bertahan. Asal kamu tahu, Hans. Begitu aku berhasil menyingkirkan Nathalia dari rumah ini, aku pastikan kamu yang berikutnya.”Hans sama sekali tidak gentar. “Anda bisa melakukan apa pun yang mau anda lakukan, Nona. Tapi saat ini saya memiliki tugas penting untuk dilaksanakan. Permisi.”Samantha menatap kepergian Hans dengan tat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Apa anak itu benar milikmu?

    Akbar menggelengkan kepala, ia tadi pamit keluar sebentar untuk menerima telepon Samantha. Begitu kembali, ia masih menemukan Arman terpekur, menatap kosong pada lantai keramik di bawah kakinya. Sama seperti Samantha, lelaki itu juga terkejut dengan berita kehamilan Nathalia.“Dia lelaki bersuami, seharusnya kamu tidak perlu sampai terkejut seperti itu.” “Nathalia hamil,” bisik Arman dalam diam. “Apa dia baik-baik saja?”Akbar mengangguk. “Prasetyo menjaganya.”Arman tertawa hambar, ia sama sekali tidak mengerti dengan permainan takdir. Seharusnya Nathalia menjadi miliknya, seharusnya ia memenangkan pertaruhan itu sehingga ia yang akan menikahi Nathalia, sehingga perempuan itu akan mengandung anaknya, buah cinta mereka.“Berhenti berpikiran bodoh.” Akbar menyentak lamunan Arman. “Lihatlah apa yang bisa Prasetyo lakukan kepadamu.” Akbar merentangkan tangan, meminta Arman lebih memperhatikan suasana.“Hanya dengan satu perintah, Ar. Hanya dengan satu hal itu dia bisa membuatmu membusu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Buah Hati

    Nathalia mendengar sayup-sayup suara percakapan beberapa orang, perempuan itu mengernyirkan kening lalu membuka mata dengan perlahan, silau dari caha lampu membuatnya kembali memejamkan mata dengan cepat.“Kamu bangun?” Prasetyo mengatur kembali cahaya penerangan di area tempat perawatan Nathalia. “Dokter bilang kamu akan butuh penyesuaian terhadap cahaya karena tertidur terlalu lama.”Nathalia memejamkan mata, ia berniat mengabaikan Prasetyo. Tapi sialnya perutnya berkhianat, bayinya sepertinya memprotes asupan nutrinya yang masuk ke tubuh ibunya karena tiba-tiba saja Nathalia merasa kelaparan.“Kamu lapar?” tanya Prasetyo.Nathalia tidak menjawab, perempuan itu memilih memejamkan mata, tapi dasar perut dan bayinya yang tidak dapat di ajak bekerja sama. Gemuruh di dalam perutnya kembali berbunyi, menunjukan seberapa laparnya Nathalia saat ini.“Ada makanan yang mau inginkan?” Tanya Prasetyo sembari memeriksa daftar makanan dari ahli gizi yang menangani istrinya. “Dokter bilang kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Perayaan Pahit dengan Rahasia Tersembunyi

    Chapter Lanjutan: Perayaan Pahit dengan Rahasia TersembunyiSamantha kembali ke rumah Akbar dengan langkah pelan, menyembunyikan kepuasan di balik raut wajah yang tenang. Perasaan kosong masih menggelayuti dirinya meskipun rencananya untuk merusak hubungan Prasetyo dan Nathalia berjalan sesuai harapan. Duduk di sofa, ia menatap kosong pada layar televisi yang menyala tanpa suara, pikirannya sibuk memutar balik kenangan masa lalu.Ponselnya bergetar di atas meja, menampilkan nama Arman. Samantha menghela napas, kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab panggilan tersebut. "Arman," sapanya dengan suara lembut namun penuh makna."Bagaimana semuanya berjalan?" tanya Arman dengan nada antusias. "Aku dengar Kareena dan Nathalia terlibat dalam perdebatan sengit tadi."Samantha menyesap anggur dari gelasnya, mencoba menenangkan pikirannya. "Ya, Kareena benar-benar membuat Nathalia terpojok. Prasetyo mencoba membela istrinya, tetapi aku bisa melihat Nathalia semakin tertekan."Arman tertawa ke

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dalam Cengkeraman Kebencian

    Chapter Berikutnya: Dalam Cengkeraman Kebencian Nathalia berdiri di ambang pintu, tubuhnya menegang saat melihat Samantha duduk di ruang tamu. Perempuan itu tampak santai, seolah-olah tidak ada yang salah dengan kunjungannya. Di sebelahnya, Kareena, ibu mertua Nathalia, duduk dengan senyum puas di wajahnya. Keduanya tampak akrab, seperti dua teman lama yang tengah berbagi cerita. "Nathalia," suara Kareena terdengar tajam, meskipun dibalut dengan nada sopan. "Samantha datang untuk berbicara, tidak sopan jika kau tidak menyapanya." Nathalia mengatur napasnya, mencoba menahan amarah yang berkecamuk di dadanya. "Apa yang dia lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang berusaha ia jaga tetap tenang. Samantha tersenyum tipis, meletakkan tangan di perutnya yang mulai membesar. "Aku hanya ingin berkunjung, Nathalia. Lagipula, aku mengandung anak Prasetyo, dan aku pikir keluarga berhak tahu bagaimana keadaanku." Nathalia merasa darahnya mendidih. "Kau pikir ini tempat yang pantas untuk da

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Pendekatan

    Hari itu, Nathalia memutuskan untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mencoba melupakan sejenak masalah yang membebani pikirannya. Ia berjalan dari satu toko ke toko lain, matanya menelusuri rak-rak yang penuh dengan barang-barang. Meskipun tampak sibuk dengan belanjaannya, benaknya terus dipenuhi oleh kecemasan akan hasil tes DNA Prasetyo. Di sudut lain pusat perbelanjaan, seorang pria dengan tatapan tajam mengawasinya dengan saksama. Arman, sahabat lama Prasetyo, mengikuti Nathalia sejak ia memasuki tempat itu. Awalnya, ia berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin memastikan Nathalia baik-baik saja. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu ada perasaan lain yang mendorongnya untuk terus berada di dekatnya. Arman mempercepat langkahnya saat Nathalia berhenti di depan sebuah kafe kecil. Dengan hati-hati, ia mendekatinya, berpura-pura tidak sengaja bertemu. "Nathalia?" panggil Arman dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Apa kabar? Lama tidak bertemu." Nathal

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tes DNA

    Hari-hari berlalu dengan keheningan yang mencekam. Prasetyo masih tenggelam dalam pikirannya, mencoba memahami jalan keluar dari situasi rumit yang sedang dihadapinya. Pesan dan panggilan dari Samantha terus berdatangan, menambah tekanan yang semakin membuatnya gelisah. Namun, satu keputusan sudah bulat di dalam pikirannya—ia tidak akan mengakui anak itu sebelum melakukan tes DNA. Pagi itu, Prasetyo menghubungi Samantha. Suaranya terdengar tegas, jauh dari nada bersalah atau ragu-ragu yang biasa ia tunjukkan. "Samantha, aku sudah berpikir panjang tentang semua ini," ucap Prasetyo, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Aku tidak akan mengakui anak itu sebelum kita melakukan tes DNA." Di ujung telepon, Samantha terdiam sejenak sebelum tertawa kecil. "Pras, kau meragukan aku? Setelah semua yang kita lalui?" "Aku tidak meragukan apapun, Samantha. Aku hanya ingin memastikan kebenarannya," jawab Prasetyo dengan tegas. "Jika anak itu memang darah dagingku, aku akan bertanggung ja

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menghadapi kenyataan

    Chapter SelanjutnyaPagi itu, Prasetyo duduk di ruang kerjanya, mencoba memusatkan perhatian pada berkas-berkas di depannya. Namun, pikirannya terus melayang ke percakapan terakhirnya dengan Nathalia. Rasa bersalah masih menyelimutinya seperti awan gelap yang tak kunjung pergi. Ia tahu, kesalahannya telah merusak segalanya, dan jalan menuju penebusan terasa begitu jauh dan sulit.Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Nama yang muncul di layar membuat dadanya berdegup lebih kencang—Samantha. Mantan tunangannya yang selama ini berusaha ia hindari setelah kejadian yang menghancurkan pernikahannya.Dengan enggan, Prasetyo membuka pesan yang masuk. Sebuah gambar hasil USG menyambutnya, membuat napasnya tercekat. Di bawah gambar itu, terdapat pesan dari Samantha:"Pras, ini anak kita. Kau tidak ingin kehilangan anak lagi, kan? Jangan sampai kau menyesal."Pesan itu terasa seperti pisau yang menusuk tepat di hatinya. Prasetyo merasa pusing, tubuhnya gemetar saat menatap gambar itu. Ia tahu bahwa in

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dengan atau tanpa dirimu

    Chapter SelanjutnyaNathalia duduk di sudut kamar yang redup, menatap kosong ke arah dinding yang dingin dan hampa. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya, membawa serta rasa sakit yang mendalam. Hatinya remuk, seperti kaca yang telah terjatuh dari ketinggian dan pecah berkeping-keping.Beberapa minggu yang lalu, dunia Nathalia telah runtuh saat ia mengalami keguguran. Rasa kehilangan itu begitu menyakitkan, menghancurkan harapan yang telah ia dan suaminya bangun bersama. Ia mencoba kuat, berusaha menerima kenyataan bahwa bayi yang begitu diidamkan kini telah tiada. Namun, luka itu belum sempat sembuh, ketika ia menerima kabar yang jauh lebih memilukan.Suaminya, Prasetyo, telah menghamili perempuan lain.Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Awalnya, Nathalia tidak percaya. Ia berharap itu hanya rumor jahat yang dibuat untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. Perempuan itu datang sendiri, membawa bukti kehamilan dan cerita yang t

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Flashback

    Berikut ini adalah versi teks dengan nama kakak Prasetyo diubah menjadi Pradana: Prasetyo terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya berlumuran keringat dingin. Kepalanya terasa berat, seakan-akan baru saja dibebani oleh beban dunia yang tak bisa lagi ia hindari. Mata yang terbuka dengan kebingungan memandang sekeliling, dan sejenak ia merasa tidak yakin di mana dirinya berada. Namun, perasaan hampa dan penyesalan yang menggerogoti hatinya kembali datang dengan begitu kuat. Ia teringat kembali dengan jelas—seperti dalam mimpi yang begitu nyata. Mimpi Prasetyo: Prasetyo melihat dirinya dan Pradana, kakaknya, sedang bermain di halaman belakang rumah besar mereka yang dikelilingi pepohonan rindang. Waktu itu mereka berdua masih anak-anak. Pradana, kakak kembarnya, lebih besar, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Meski mereka sering kali berada di bawah tekanan yang sama dari orang tua mereka, Pradana selalu ada untuk Prasetyo. Setiap kali Prasetyo merasa tertekan dengan harapan oran

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Diambang keputusasaan

    Keputusan Rahardian dan Kareena untuk kembali ke Indonesia segera setelah panggilan telepon yang tegang itu mengguncang kediaman Rahardjo. Mereka berdua terbang dalam diam, tidak hanya karena kekhawatiran terhadap keadaan keluarga mereka, tetapi juga karena mereka tahu betul betapa beratnya masalah yang harus dihadapi ketika mereka tiba di Jakarta. Mereka tidak lagi merasa bahwa keluarga ini berjalan dengan baik. Malah, mereka merasa seolah-olah mereka sudah kehilangan kendali atas putra mereka, dan itu membuat Rahardian dan Kareena semakin frustasi.Sesampainya di kediaman Rahardjo, suasana semakin tegang. Rumah yang dulunya selalu dipenuhi tawa dan kebanggaan kini terasa hampa. Setiap sudut tampak terabaikan, bahkan langit-langit yang biasanya dipenuhi dengan cahaya lembut, kini tampak suram. Kehadiran orang tua Prasetyo semakin menambah tekanan yang ada. Rahardian yang terkenal dengan ketegasannya langsung mengumpulkan Prasetyo di ruang tamu, menunggu penjelasan yang ia anggap sang

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kabar di singapura

    Kareena menatap layar ponselnya dengan ekspresi penuh kecemasan. Panggilan dari putra tunggal mereka, Prasetyo, datang tepat setelah Hans memberi laporan tentang situasi yang semakin buruk. Kejadian-kejadian yang terungkap begitu cepat—kehamilan Samantha, tuntutan Akbar, dan penolakan Prasetyo untuk mengakui anak itu—membuat hati Kareena penuh dengan kemarahan yang belum bisa ia sembunyikan.Rahardian, suaminya yang tenang dan selalu mengedepankan logika, terlihat sangat marah. Mereka memang tidak pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Prasetyo. Namun, rasa malu dan frustrasi semakin menggerogoti mereka, apalagi setelah mendengar bahwa anak yang seharusnya membawa kehormatan keluarga malah terjebak dalam skandal yang bisa merusak nama baik mereka.Kareena mengangkat telepon, dengan tatapan tajam pada Rahardian yang kini berdiri di sampingnya. “Prasetyo,” katanya, dengan nada suara yang lebih rendah, namun penuh beban.Di ujung telepon, terdengar napas berat Prasetyo. “Bu, Ayah...”

DMCA.com Protection Status