Beranda / Pernikahan / Istri yang Terpaksa Kau Nikahi / BAB 103 — BERDAMAI DENGAN MASA LALU

Share

BAB 103 — BERDAMAI DENGAN MASA LALU

Penulis: Sinar Rembulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua kaki jenjang milik Serra terhenti di depan sebuah rumah sederhana yang terletak dipinggiran kota. Setelah berjalan kaki menyusuri gang-gang kecil yang sepi, akhirnya ia tiba ditempat persinggahan sementaranya saat ini.

Perempuan yang sedang hamil tua itu mengucap syukur sebab masih ada seseorang yang mau menolong meski tak mengenalnya. Ia tak sengaja bertemu dengan seorang wanita paruh baya berusia sama seperti sang mertua, namanya Bu Ambar. Awalnya Serra hanya membantu wanita itu untuk menyebrang jalan. Namun, setelah berbincang-bincang mengenai alasan Serra pergi meninggalkan rumah malam-malam, wanita itu akhirnya menawarkan Serra untuk tinggal bersamanya. Serra sempat menolak, sebab tujuan awalnya ia akan pergi ke apartemen lamanya, tetapi Bu Ambar tetap memaksa karena hari sudah malam.

“Nak Serra, ini rumah ibu. Maaf hanya sederhana ya,” tutur Bu Ambar seraya membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu jati belanda. Bangunan itu memang sederhana namun terkesan asri sebab bany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
siti mutmainah
gk bisa membayangkan gimana hancurnya gamma
goodnovel comment avatar
Siti Kotijah
akhrny gamma kamu melepasnya
goodnovel comment avatar
Nur Janah
ini kpn lanjutnya Thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 104 — LET HER GO

    “Bagaimana bisa? Memangnya tidak ada cara lain?” ujar William dengan seseorang yang sedang tersambung dalam panggilan selulernya. Pria itu memijit keningnya ketika mendengar kabar jika apa yang ia minta tidak bisa dipenuhi oleh bawahannya. “Come on, ada apa denganmu? Bukankah biasanya kau pandai dalam hal seperti ini? Kau jangan membuatku naik darah! Aku sangat membutuhkan informasi itu, sialan!” Kali ini William mendengus kasar setelah seseorang di seberang sana menjelaskan alasannya. Biasanya pekerjaan seperti ini sangat mudah ia lakukan, tetapi entah kenapa ada-ada saja hal yang terjadi hingga membuat semuanya terhambat. “Aku tidak mau tahu, kau harus bisa menemukan keberadaan Serra secepat mungkin. Minimal malam ini harus ada informasi dia ada dimana!” tegasnya kembali seraya menilik arloji berwarna hitam yang melingkar di tangan kirinya. “Batas waktumu hanya dua jam! Jika kau tak bisa melakukannya dengan baik, kau tahu apa konsekuensinya!” Setelah mengatakan kalimat terakhir it

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 105 — NASIHAT BU AMBAR

    Dua kelopak mata Serra yang terpejam tiba-tiba saja terbuka setelah merasakan sebuah lonjakan hebat dalam perutnya. Dengan setengah sadar ia menahan sensasi kedutan yang cukup kuat itu. Dahinya bertaut dalam dan bibirnya tergigit buat. Selama mengandung Sembilan bulan, Serra tidak asing dengan pergerakan bayinya yang super aktif itu. Tendangan yang cukup kuat seperti ini sudah menjadi sarapan rutinnya setiap pagi. Dan, selama ini tak menjadi masalah karena selalu ada perlakuan khusus dari Gamma untuk meredakan rasa ngilu dipunggungnya. Hanya saja, keadaan paginya selama tiga hari ini tak sama seperti hari-hari sebelumnya. Biasanya, saat ia membuka mata selalu ada lengan kekar yang memeluknya dari belakang, mendengar suara bariton yang serak dipagi hari, dan kecupan hangat dari seorang Gamma, suaminya. “Selamat pagi, Sayang!” Itu adalah kalimat yang selalu menyambutnya ketika membuka mata dan saat ini ucapan selamat pagi itu hanya bisa tereka ulang dalam ingatannya. Mungkin, seandain

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 106 — SEBUAH INFORMASI

    "Tunggu, aku tidak salah lihat, kan? Kau Serra?" Bian sekali lagi memastikan bahwa apa yang lihat adalah benar adanya. Serra, perempuan yang pernah tinggal satu komplek perumahannya. Sementara Serra sendiri juga terkejut setengah mati. Sebab ia tidak mengira jika akan bertemu dengan Bian Aditama, pria yang sempat menghilang beberapa waktu ini. Bisa ia lihat dengan jelas bagaimana kerutan dalam itu terbentuk di dahi Bian. Seakan menyiratkan ribuan pertanyaan darinya. Helaan napaa pelan terdengar dari Serra. Perempuan itu lantas menekuk bibirnya, membuat senyuman setengah lingkaran. "Kau benar, Bi. Ini aku," jawabnya kemudian."Tunggu, sejak kapan kau .... Sorry, Maksudku, kenapa kau bisa di sini? Dan ada hubungan apa antara kau dengan Bu Ambar?" tanya Bian yang tak bisa membendung rasa penasarannya.Serra memahami bagaimana rentetan pertanyaan itu dilemparkan untuknya. Ia sensiri paham mengapa Bian dan Bu Ambar bisa menjalin relasi. Mereka sama-sama berbisnis di bidang yang sama. Kuli

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 107 — PERTARUHAN REPUTASI

    "Biarkan dia masuk," jawab Gamma yang membuat William melebarkan matanya. Pria itu sungguh tak percaya dengan keputusan Gamma. Masalahnya dengan Serra saja belum terselesaikan tetapi sekarang mantan kekasihnya itu datang menambah masalah dalma hidupnya. Mengapa Gamma justru membiatkan Rossa menemuinya begitu saja?"Tunggu dulu, kau yakin? Untuk apa kau membuang waktumu menemui wanita ular itu, ha?" William menatap Gamma dengan seksama. Ia sedang mencari jawaban dalam ekspresi datar kakaknya itu. Namun, sayangnya, tidak aja jawaban pasti yang ia dapatkan. Justru raut wajah biasa yang ditampakkan Gamma semakin membuatnya bingung dan ragu. "Gamm? Kau tidak bercanda kan?""Aku tidak bercanda. Biarkan dia menemuiku mungkin ini berkaitan dengan perusahaan Adam yang kolaps," jawab Gamma mengutarakan pendapatnya.Sungguh jawaban Gamma diluar dugaannya. Bahkan sampai saat ini William belum mampu mengerti apa rencana dibalik keinginan kakaknya itu. "Lalu? Bukankah krmarin kau sudah mengatakan ak

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 108 - AYAH PENGGANTI

    “Kau ini gila, ya?” Sebuah pertanyaan itu William lontarkan setelah pintu ruangan Gamma terbuka lebar. Pria yang mengenakan jas berwarna biru tua itu lantas menutupnya kembali rapat-rapat. Sementara Gamma tak peduli dengan kehadiran sang adik, lelaki itu lebih memilih fokus dengan pulpen hijau dan tumpukan kertas dihadapannya. “Astaga! Aku mengerti apa yang sedang kau rencanakan, tapi kenapa waktumu tak tepat seperti ini?” Alih-alih menjawab pertanyaan William, Gamma justru membalikkan satu lembar terakhir pada laporan itu dan mulai mengoreksinya. Memberikan catatan pada ruang kosong dalam kertas itu. “Gam! Serra saja belum ditemukan lalu kenapa kau berani mengambil keputusan untuk menjalankan rencana balas dendammu itu, ha? Ayolah! Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Serra jika dia tahu ini semua?” “Justru aku melakukannya sekarang agar Serra tidak tahu.” Gamma menutup laporan itu. Detik berikutnya ia melemparkan laporan itu kembali ke tempatnya. “Tapi kau sama saja menamb

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 109 — HARUS KUCARI KEMANA LAGI?

    Sebuah mobil mewah berwarna putih sedang melaju dengan kecepatan rendah, membelah jalanan kota yang sunyi. Barang kali sudah ribuan kilo kendaraan itu melaju, tetapi sang pengemudi belum juga berhenti— menemui apa yang ia cari. Bahkan malam sudah semakin larut dan jalanan telah lengang dari lalu lalang kendaraan, hanya sebagian pedagang kaki lima yang masih mengais rejeki dan temaram lampu kota yang tersisa di sana.kendati demikian Gamma masih tak pantang menyerah untuk mengedarkan pandangannya ke sekeliling sembari fokus pada jalanannya. Berusaha menemukan sosok perempuan yang sejak beberapa hari lalu menghilang. Namun, sepertinya dewi fortuna tak berpihak padanya kali ini, sebab sudah berjam-jam ia memeta jalanan, pria itu tetap tak menemui sang istri, pujaan hati. Hingga akhirnya kendaraan beroda empat yang Gamma tunggangi itu berhenti. Tubuh kekarnya melemas, Helaan napas panjang dan berat pun terdengar. Kedua kelopak mata lelaki itu mengatup erat menumpahkan air yang sejak tadi

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 110 — LAYANGAN PUTUS

    "Bagaimana perutmu, Serra? Apakah masih terasa sakit?" Bu Ambar meletakkan segelas air hangat di sebuah meja kecil di kamar Serra. Wanita paruh baya itu lantas mendudukan diri di samping Serra yang sedang bersandar di kepala ranjang."Sudah baikan, Bu," jawab Serra sembari mengusap perutnya. Sesekali ia mengatur napas, mereda rasa nyeri yang kadang masih terasa. Tidak tahu apa sebabnya, sejak tengah malam hingga subuh tadi perutnya terasa kencang dan nyeri. Beruntungnya, Bian masih berada di rumah Bu Ambar sehingga Serra dapat segera dibawa menuju klinik terdekat. Serra pikir rasa sakit itu adalah pertanda bahwa malam ini ia akan melahirkan prematur, akan tetapi saat ia sudah sampai di klinik, Bidan menjelaskan bahwa apa yang ia alami hanyalah sebatas kontraksi palsu yang bisa ditimbulkan akibat aktivitas yang cukup berat dan berlangsung lama. Kendati demikian dugaan Serra bisa terjadi jika ia tak secepatnya ditangani.Bu Ambar mengembangkan bibirnya. Detik setelahnya mengusap perut

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 111 — SEBUAH MOBIL YANG MELAJU KENCANG

    Tidak terasa Satu bulan berlalu dengan begitu cepat. Tidak terasa pula sudah satu bulan lamanya Serra memulai kehidupan barunya. Bersembunyi dari khalayak ramai dan membatasi diri dari interaksi dengan orang banyak demi kesehatan mentalnya sendiri. Hanya pergi keluar rumah jika memang dirasa penting dan perlu saja. Seperti saat ini. Ia keluar rumah hanya karena menemani Bu Ambar berbelanja saja. Walau sebenarnya Bu Ambar sudah melarang Serra untuk pergi dengannya, tetapi wanita berperut buncit itu sungguh keras kepala. Dua perempuan itu sedang menyusuri sebuah toko khusus bahan kue yang lumayan cukup besar dan ramai. Memilih tepung gandum, gula, dan bahan pelengkap lainnya. "Apa bedanya tepung bungkus hijau ini dengan yang bungkus merah ini, Bu? Bukankah keduanya memiliki berat yang sama bahkan yang berbungkus merah ini lebih murah. Mengapa ibu memilih yang hijau?" celetuk Serra mengungkapkan rasa penasarannya saat sang ibu lebih memilih jenis tepung yang harganya lebih mahal.Sem

Bab terbaru

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 286 — AKHIR YANG BAHAGIA

    “Apa yang membuat istriku ini melamun, hm?”Suara bariton itu membuyarkan lamunan Alisha. Bersamaan dengan kedua lengan kekar yang kini membelit tubuh rampignya dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan suaminya? Tentu hanya William, satu-satunya lelaki yang berada di rumah ini. Wanita itu hanya pasrah ketika pria itu menekan tubuhnya dan meletakkan kepala di ceruk leher jenjang miliknya. Bahkan Alisha tidak menolak sama sekali saat William mendekapnya begitu intim. Aroma susu yang menusuk indera penciuman sudah cukup memberikan informasi bahwa suaminya ini baru saja membersihkan diri. Ya, beberapa saat yang lalu mereka baru saja tiba di rumah setelah mengunjungi sang ibu mertua. Lexa masih belum bangun dari tidur siangnya. Membuat sepasang suami istri itu bebas melakukan apapun.“Coba katakan, apa yang sedang kau pikirkan hingga melamun begini? Ada sesuatu yang terjadi padamu?” tanya William lagi sebelum mengecup tengkuk istrinya dengan lembut.“Tidak, Will. Tidak ada yang terjadi

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 285 — PANGGIL SAJA DIA PAPA

    “Setelah sekian lama. Aku pikir, tidak akan pernah betemu lagi denganmu, Alisha.”Serra menolehkan kepala ke arah Alisha yang duduk di sebelahnya. Istri Gamma itu lebih dulu memulai pembicaraan setelah sekian lama saling bertukar geming dengan adik iparnya. Sejak mereka bertemu tadi hanya sebuah senyum yang mereka lemparkan satu sama lain. Lama tak bertemu, membuat mereka bingung apa yang harus diobrolkan selain bertukar sapa dan kabar, mungkin saja demikian.Dua menantu itu sedang menunggu di depan kamar Romana, membiarkan para putra Pranadipta menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak ingin ikut campur terlalu jauh dan memilih menunggu sembari mengamati buah hati mereka bermain kejar-kejaran. Padahal, baru beberapa detik yang lalu Sagara dan Lexa berkenalan, tak sampai hitungan menit mereka sudah dekat bagai tanpa sekat. Bahkan layaknya teman lama yang tak lama berjumpa. “Aku juga sempat berpikir begitu, Serra,” jawab Alisha setelah membuang napas panjang. Selanjutnya menguntai sen

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 284 — BERDAMAI DENGAN MASALAH

    “Siapa juga yang mau menyia-nyiakan wanita secantik istriku ini?”Sahutan dari William membuat tautan tubuh dua kaum hawa itu terlepas. Alisha langsung menyurut air matanya dan menyembunyikan wajahnya. Baru setelah semuanya terasa baik, wanita itu menoleh ke arah sumber suara. William sudah berdiri di ambang pintu bersama dengan Lexa yang sedang memegang sebuah cupcake di tangan kanannya. Entah sejak kapan mereka kembali dari dapur, Alisha hanya berharap William tidak mendengar semua kalimat yang dia ucapkan tadi. Tentu ia akan malu setengah mati.Pria itu lantas melanjutkan langkah kakinya, diikuti dengan Lexa yang sadar sang ayah lebih dulu pergi. Selanjutnya menggeser sebuah kursi yang terletak di samping nakas dan mendaratkan tubuhnya di sana.“Aku tidak akan bertindak bodoh seperti dulu,” sambungnya kemudian.“Kalau dia kembali seperti dulu lagi, laporkan padaku, Lisha! Aku yang akan maju memberinya pelajaran!” sahut Romana yang kini menoleh ke arah sang cucu. “Ah, rupanya dia be

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 283 — GET WELL SOON, GRANDMA!

    “Hai, Grandma!”Lengkingan suara itu berasal dari Lexa. Gadis itu kegirangan saat mengetahui dirinya akan menjenguk Romana. Sejak dari rumah tak henti-hentinya mengoceh tidak sabar bertemu Grandma-nya Uncle Painter—yang notabene adalah nenek kandungnya sendiri. Saking senangnya, anak itu pula yang memilihkan bingkisan untuk Romana. Dengan langkah kecilnya, Lexa berjalan menuju ranjang Romana, tempat dimana wanita paruh baya itu beristirahat, meninggalkan kedua orang tuanya yang mengekor di belakang. Tak lupa sebuah senyum tulus dari bibir mungilnya terbit lebih dulu. Tidak ada perasaan takut, meski baru pertama kali bertemu. “Hai, Manis!” sapa Romana usai mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Sedikit terkejut dengan kedatangan seorang anak perempuan yang begitu cantik. Namun, begitu menyadari William juga Alisha muncul di ambang pintu, wanita itu tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Sang Pencipta. Sebab pada akhirnya ia diijinkan untuk bertemu dengan cucu yang selama ini tak

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 282 — I MISS YOU SO MUCH, SON!

    Begitu pintu terbuka, pemandangan yang pertama kali dilihat oleh William adalah Romana yang sedang terbaring di atas ranjang. Dengan infuse cairan berwarna kuning yang terpasang di tangan kirinya. Dua matanya terpejam. Kantungnya begitu besar dan tampak menghitam. Entah sudah seberapa sering wanita paruh baya itu tidak mengistirahatkan diri. William hanya mendengar cerita dari Bi Sumi yang mengatakan bahwa Romana sulit tidur hingga harus diberikan obat agar mendapatkan waktu rehat yang cukup selama beberapa hari terakhir. Dokter telah mendiagnosa bahwa hipertensi Romana muncul karena kelelahan dan banyak pikiran. Seolah menyadari seseorang telah datang di kamar pribadinya, Romana perlahan membuka mata. Wanita itu hampir melompat karena terkejut mendapati putra bungsunya sudah berada di hadapan mata. Bahkan sampai terduduk dan hendak menyingkap selimut guna berjalan menyambut William.Sebesar itu rindunya terhadap putranya.“Jangan bangun dulu, Ibu belum sehat, kan,” tegur William ke

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 281 — KEINGINAN ANEH

    Alisha mengamati setiap detail rumah besar yang baru saja ia pijak ini. Setelah mendarat di tanah air, ia dengan keluarga kecilnya itu segera menuju bangunan mewah yang sempat ia tinggali selama beberapa bulan. Rumah pribadi milik William. Rumah yang menyimpan banyak cerita dan kenangan akan mereka. Mulai dari masa-masa perjodohan hingga mereka menikah. Rumah itu pula yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.Baru berpijak di halaman rumah saja semua peristiwa yang terjadi bertahun-tahun silam langsung terputar. Peristiwa dimana William tidak mau membantunya menurunkan dan membawa koper. Juga peristiwa William membuang bekal makanan yang dibuat Alisha dengan susah payah. Ah, semua itu masih bisa mencubit hatinya.Alisha memang seperti ini. Terlalu melankolis hingga sulit melupakan hal-hal yang pernah terjadi padanya terutama kejadian buruk.“Biarkan saja kopernya, nanti biar aku dan Pak Man yang membawanya ke dalam.” William berkata demikian seraya membopong tubuh mungil putrinya ya

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 280 — LEXA MAU SEPERTI ATTA

    “Kalau kau tidak mau ikut, tidak apa-apa. Biar aku yang pulang sendiri ke Indonesia, tetapi mungkin aku akan kembali saat ibu sudah baikan.”William memutar tubuh dan melihat ke arah sang istri yang datang membawa satu piring lauk menu makan malam mereka hari ini. Lelaki yang tengah mengenakan piyama biru tua itu lantas menarik sebuah kursi berbahan kayu kemudian mendaratkan tubuhnya di sana, menunggu jawaban Alisha. Sedangkan Alisha belum mengatakan sepatah kata pun terkait hal yang sedang mereka rundingkan. Sepasang suami istri itu baru saja membahas terkait dengan kabar Romana yang jatuh sakit.Situasi itu, membuat William harus pulang sesegera mungkin. Tidak ingin keadaan ibunya semakin parah, sebab obat yang paling manjur hanyalah kedatangan dirinya. Namun, ia tak mungkin juga meninggalkan Alisha dan Lexa lagi. Untuk itu, William berinisiatif untuk mengajak mereka kembali ke Indonesia. Ia juga ingin menunjukkan pada ibunya bila dia setidaknya sudah bisa memperbaiki hubungan perni

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 279 — BLUE CUPCAKE

    “Mama Sha? Wau! Ada cake dari siapa, Ma?”Lexa menaiki bangku, lalu mengamati barisan cupcake brownies berhias krim warna-warni pada sebuah piring yang terletak di atas meja makan. Anak kecil berkuncir dua itu baru saja menyusul sang mama ke dapur, setelah sebelumnya asik menonton film kartun favorite-nya di ruang tengah. Bocah itu tertarik pada salah satu krim yang berwarna biru dengan taburan cokelat mutiara putih, tetapi tak berani mengambilnya sebab belum diijinkan oleh sang mama. Alisha melempar senyum pada putrinya. Lalu merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Alexandra. “Mama baru saja beli, Sayang. Kau mau makan?”Anggukan kepala diberikan oleh gadis kecil itu. Alisha lantas mendekatkan piring berisi kue-kue itu ke arah Lexa, agar mengambil sendiri kue yang dia mau.“Blue, is my favorite!” seru Lexa dengan nada yang menggemaskan. Selanjutnya mengambil kue berwarna biru seperti yang inginnkannya. “Kalau yang itu, Ma?” Anak itu menunjuk ke potongan brownies biasa yang t

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 278 — KEBENARAN

    Di tempat lain.“Kau terlalu cepat membuat keputusan, Nak. William juga punya hak atas perusahaan. Kau tidak bisa memecatnya sembarangan seperti pegawai lainnya. Dan, Ibu rasa selama ini dia tidak pernah absen kecuali beberapa waktu belakangan. Itupun kau tahu karena dia sedang mengurus keluarganya. Dimana akal sehatmu, Gamma!”Teguran dengan nada cukup keras itu diberikan Romana kepada Gamma yang sedang duduk di atas kursi kerjanya. Beberapa saat yang lalu, wanita paruh baya itu mendapatkan kabar bila Putra sulungnya mengirimkan surat pemecatan kepada adiknya sendiri.Tentu saja Romana tidak terima akan hal itu. Gamma tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan William. Gamma hanya tersulut emosi sebab beberapa investor marah padanya satu hari yang lalu. “Aku tidak mau ada pengacau di perusahaan, Bu. Ibu juga tahu sendiri bagaimana para investor dan pemegang saham menegurku karena progress yang lambat. Sedangkan William pergi tanpa mengurus pekerjaannya sama sekali! Dia harus diberika

DMCA.com Protection Status