"Syad, kau dengar kan apa yang dikatakan Aida? yuk cepetan kita pergi!"
Syukurlah dia sudah mengangguk. Dari tadi kek!
Hati Ibra lega ketika Irsyad yang sudah mendengar ucapan Aida memang akhirnya mengalah.
"Aku tidak mencabut kata-kataku!"
Tapi saat dia mendongak menatap Reiko dengan matanya yang memerah dan tentu saja terlihat basah karena dari tadi Irsyad memang menahan air matanya supaya tidak tumpah, dia bicara begitu sambil menekankan.
"Aku tidak akan pergi jauh cuma kali ini aku tidak akan datang kalau tidak dipanggil, ukh.
Dia benar-benar marah padaku, aku yakin sekali. Karena dia tidak mau menengok padahal tadi ada Inggrid.Aida yang tadi tidak banyak bicara dengan Inggrid kini sudah mengejar sosok seseorang yang sudah berjalan cepat di depannya.Mas Reiko juga tidak mempersilakanku masuk. Aku harus membuka pintu mobil sendiri biasanya dia yang bukakan. Tapi tak apalah. Aku memang ingin bicara dengannya tapi tidak sekarang mungkin? Depan kami ada sopir.Aida memilih diam sepanjang perjalanan karena memang tadi kan Reiko bersama dengan Ibra jadi mobilnya dibawakan oleh sopir.Makanya sekarang Aida hanya mencoba bersabar sekaligus berdoa dan terus saja beristighfar karena memang dia merasa bersalah.Andaikan dari beberapa bulan yang lalu dia tidak memulai untuk bermain api, saat ini kondisinya tidak akan seburuk ini.Aida sadar akan hal ini makanya dia tidak berani untuk memanggil suaminya atau sekedar membuka pembicaraan.Tapi sampai kapan aku harus men
Dua jam setelah sampai di apartemen mereka."Sssssh!"Reiko melemparkan pulpen yang dipegangnya di atas meja dan wajahnya bersungut kesal."Aku sudah mencoba untuk fokus pada pekerjaanku tapi tetap saja sulit!"Masih dalam kondisi emosinya yang tidak stabil dia memang dari tadi berusaha untuk fokus mengecek pekerjaannya tapi telinganya masih terngiang-ngiang dengan suara yang membuat hatinya merasa sakit.MAS IRSYAD!BRAAAK!
"Dan ternyata kemarin aku sangat bodoh sekali memfasilitasimu untuk selingkuh di belakangku."Wajah itu masih terlihat sangat emosi sekali saat teleponnya sudah tidak lagi terhubung dengan Fitri.Reiko sengaja menghubungi Fitri dan memintanya untuk tidak lagi menjadi sopir pribadi Aida karena sangat kecewa sekali dengan kenyataan bahwa Aida menyimpan sebuah rahasia besar darinya untuk berapa bulan terakhir.“Jika kau marah padaku dan kesal padaku tentang masa laluku yang tidak ku ingat seharusnya kau melihatku sekarang. Apa aku pernah berniat untuk melakukan sesuatu yang buruk di hadapanmu?”Senyum itu kini terlihat miris. D
Empat hari sebelumnya."Reiko!"Suara panggilan dengan intonasi tinggi terdengar di telinga seseorang yang membuat pria itu melirik tajam pada seseorang yang datang mendekat padanya."Aku menghubungimu dan aku tahu nomor teleponmu masih sama. Kau berusaha menghindar dariku dengan memblokir teleponku bukan?""Ini sudah ke-10 kalinya aku melihatmu datang menemuiku sejak aku kembali ke Indonesia.”"Ya memang. Kau ingin bertanya aku tahu dari mana informasi tentang kedatanganmu?"
Sementara itu di suatu tempat di waktu yang bersamaan."Alina, ini luar biasa. Dengan begini teleportasi milik mereka sedikit demi sedikit sudah mulai terkuak bagaimana cara membuatnya bukan?""Ya Tuan Alexander. Anda benar sekali. Untuk sekarang kita bisa melihat kemana arah pergi mereka dengan mengikuti jejak yang mereka tinggalkan dari debu-debu ini. Tidak kasat mata tapi debu yang menembus ruang dan waktu ini bisa menunjukkan kita ke mana arah mereka pergi dengan kecepatan cahaya itu!"Alina menunjuk ruangan hampa udara di hadapan mereka tempat di mana mereka melakukan penelitian."Ya, kau bener Alina. Ini luar biasa!" Pria itu maki
Apa aku harus menghubunginya ya?Sementara itu di apartemennya Aida yang sudah mengetahui kalau suaminya tidak ada di ruang kerjanya mulai berpikir untuk mengetahui di mana keberadaan pria itu.Tapi aku tunggu sajalah. Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri dulu sebentar?Ini dugaan Aida makanya dia mencoba untuk lebih bersabar meskipun kondisi hatinya memang tidak tenang.Apa yang sudah kuperbuat mungkin saja membuat dirinya meragukan diriku. Tapi aku memang harus menjelaskan kalau itu tidak seperti yang dia pikirkan. Ya, memang aku ketakutan. Aku ngeri kalau dia akan bersama lagi dengan wanita it
Apa yang terjadi pada dirinya?Tapi semua yang dikatakan oleh pria di hadapannya tidak membuat Aida marah justru dia makin bertanya-tanya.Dari pertanyaan yang diberikan Reiko juga jawaban-jawaban yang ditujukan kepadanya itu semua memang sangat aneh.Makanya wanita itu memilih tetap siaga dan tidak mengatakan apapun disaat yang bersamaan."Lihat, dia bahkan tidak menghentikan kontak mata denganmu. Aku yakin sekali dia memang berusaha untuk membacakan mantra yang sudah diajarkan oleh ibunya yang memang dukun!""Kau ada di sisiku Bee. Jadi aku tidak
"Hmm. Kamu benar. Itu juga terkoneksikan dengan handphone-ku. Tapi aku belum setting ulang handphoneku. Kenapa juga ini jadi balik lagi ke settingan manual.”"Ya sudah kamu setting ulang saja dulu. Tidak apa-apa kok. Yang penting ada di handphone Seno dan kalau Aida macam-macam aku akan memberitahukanmu.""Makasih ya, Bee."Pria itu kembali mengecup dahi wanitanya."Untung ada kamu di sisiku. Aku pergi dulu."Yah, pergilah biar aku bisa membereskan semua yang belum beres di sini.