Share

Istri yang Tak Pernah Disentuh
Istri yang Tak Pernah Disentuh
Author: Bunga Kusuma

Haruskah Berpisah

Author: Bunga Kusuma
last update Last Updated: 2023-10-19 15:12:19

"Kenapa harus sesakit ini, Bang?" tanya seorang wanita dengan nada yang begitu pelan. Bukan pelan, hanya saja untuk mengucapkan sebuah kalimat saja tenggorokannya hampir tercekat.

Tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang lelaki, wanita itu menoleh dengan tersenyum getir ke arah laki-laki yang sudah hampir setahun ini menjadi suaminya itu. Perlahan tubuhnya bangkit lalu mendekat ke arah sang suami yang masih berdiri membelakanginya.

"Pergilah jika bersamaku Abang tidak pernah merasa bahagia, aku ikhlas," ujar Rania dengan nada sumbang. Sungguh perkataan yang baru saja keluar dari mulutnya sangat bertolak belakang dengan apa yang diinginkannya.

Sontak saja Angga menoleh dan menatap Rania dengan mata menyipit setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri tadi. Bagaimana mungkin Rania yang begitu sangat mencintainya bisa mengatakan hal seperti itu kepadanya?

"Aku tidak akan pernah memaksamu lagi untuk bisa mencintaiku. Sekarang carilah kebahagiaan yang bisa membuatmu bahagia," lanjut Rania dengan tatapan mata yang dipenuhi oleh bening-bening kaca.

Tanpa menunggu jawaban sang suami, Rania memilih untuk pergi dari kamar yang sudah satu tahun menjadi saksi bisu kisah cintanya dengan sang suami. Di mana kamar yang telah menjadi kamar pengantin mereka sesaat setelah ijab kabul selesai.

Rania mencoba menghirup udara bebas sebanyak-banyaknya setelah berada di teras rumah mewah yang telah sah menjadi miliknya. Meskipun Rania sudah mencoba menenangkan hatinya, akan tetapi rasa sesak itu semakin terasa jika dirinya mengingat bagaimana akhir dari rumah tangganya.

Rania, seorang gadis yang berasal dari ranah Minang harus mengubur dalam-dalam keinginannya untuk menjadi seorang dokter karena keadaan orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayai kuliahnya.

Seorang gadis yang memiliki paras yang cantik, memiliki lesung pipi di bagian kanan pipinya. Hidung tidak terlalu mancung, akan tetapi tidak membuat kecantikannya pudar. Jika tersenyum semua orang pasti akan terkesima melihatnya, ditambah dengan sikapnya yang begitu sangat sopan dan santun jika bertemu dengan orang lain.

Rania yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, harus mengorbankan mimpi indahnya dengan menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Awalnya, Rania menolak mentah-mentah perjodohan itu karena dia masih ingin menikmati masa lajangnya. Namun, karena paksaan orang tuanya membuat Rania mau tak mau harus menuruti keinginan kedua orang tuanya.

Sayangnya, pernikahan yang diharapkannya akan berujung bahagia ternyata hanya sebuah mimpi belaka. Mimpi indah yang hanya ada berada di angan Rania, harus berakhir menjadi mimpi buruk selama setahun ini.

Rania menunduk, perlahan setetes air mulai jatuh membasahi punggung tangannya yang sedang meremas ujung bajunya. Tak lama bahunya bergetar dengan isakan kecil yang terdengar begitu menyayat hati.

"Rania." Angga memanggil sang istri ketika hari sudah menunjukan pukul 10 malam. Sedangkan Rania yang masih berada di taman rumahnya hanya diam membeku dengan kedua tangan saling memeluk satu sama lain.

"Sampai kapan kau akan berada di situ? Masuklah," tanya dan perintah Angga dengan nada datar. Rania diam tidak menjawab pertanyaan sang suami.

Melihat Rania tidak menggubris ucapannya, membuat Angga menarik napas dan melepaskannya secara kasar.

Dengan satu tarikan tangan Angga berhasil membawa Rania masuk ke dalam rumah. Tidak lupa laki-laki itu sedikit menggerutu karena kekerasan kepala sang istri. Rania yang mendengar jelas ucapan sang suami, hanya bisa memejamkan matanya menahan rasa perih di dalam hatinya.

"Pulangkan aku kepada orang tuaku, Bang," pinta Rania dengan tatapan mata yang memerah, lalu dengan sekuat tenaga dia kembali bangkit dari duduknya setelah tadi Angga menyuruhnya untuk duduk.

Angga diam, tidak menggubris kemauan Rania yang dari tadi memintanya untuk berpisah. Bukan karena cinta Angga mempertahankan hubungan mereka, akan tetapi karena sebuah janji yang sudah disepakatinya dengan sang ayah.

"Jika sudah waktunya, kau akan kupulangkan tanpa harus kau suruh, Rania," jawab Angga membuat wanita itu menoleh.

Rania tertegun, tidak menyangka kalau sang suami ternyata sudah merencanakan perpisahan mereka, dan itu hanya menunggu waktu saja. Rania tersenyum miris memikirkan jalan takdirnya yang seakan sedang mempermainkannya.

Rania masih ingat bagaimana pertemuannya dengan lelaki yang saat ini sudah sah menjadi suaminya. Laki-laki yang ditemuinya ketika keluarga Angga datang meminang ke rumah saat itu. Tidak ada yang salah saat itu, semuanya baik-baik saja, sampai akhirnya mereka melangsungkan pernikahan.

Lalu sekarang tentang waktu! Waktu apa yang dimaksud oleh Angga sehingga menyuruhnya untuk menunggu. Malas berdebat dengan sang suami, Rania lebih memilih pergi ke dapur lalu mengambil air dan meminumnya.

"Tunggulah, Rania. Sebentar lagi kau akan terbebas dari hubungan ini," lirih Angga berjalan dan masuk ke dalam kamar setelah Rania menghilang menuju dapur.

Angga Pramana, seorang laki-laki yang juga berasal dari tanah Minang. Seorang putra dari juragan beras di kampung halamannya. Angga merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yang harus menikahi seorang gadis pilihan dari kedua orang tuanya, sedangkan waktu itu dia masih memiliki seorang kekasih.

Dengan berat hati Angga pun harus menikahi gadis dari pilihan Ayahnya, dan terpaksa melepaskan sang kekasih yang berakhir membenci dirinya.

"Apa kamu tidak bisa menolaknya, Ngga?" tanya sang kekasih waktu itu. Angga diam, tidak tahu harus memberi jawaban apa kepada sang kekasih.

"Dulu, kamu begitu mengejar cintaku. Seakan tidak akan pernah melepaskan ku, lalu sekarang apa?" tanya gadis itu dengan wajah yang sudah sembab karena lelah menangis.

Tidak! Angga tidak pernah ingin melepaskan kekasihnya, dia begitu mencintai sang kekasih dan sangat ingin mempersuntingnya. Namun apa yang harus Angga lakukan ketika sang Ayah yang lebih berkuasa atas kehidupannya. Menolak pun percuma, hanya akan menimbulkan perpecahan di antara anak dan ayah itu.

Lamunan Angga buyar ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya. Lelaki itu menoleh, dan melihat Rania dalam keadaan kusut yang sudah berdiri di depannya. Tanpa menyapa sang suami, gadis yang masih perawan itu mengambil ponselnya lalu mengambil sebuah selimut yang ada di dalam lemari.

"Rania, kamu mau kemana?" tanya Angga melihat sang istri membawa selimut keluar kamar. Namun seakan tuli, Rania tetap berjalan dan mengabaikan sang suami yang masih menunggu jawaban darinya.

Lelaki itu memejamkan matanya mencoba untuk berpikir positif, mencoba berpikir kalau apa yang dilakukannya sudah benar. Tidak menyentuh sang istri selama ini, adalah keputusan yang tepat untuknya. Karena dia tidak mau merusak orang yang tidak dicintainya sama sekali.

Sayangnya keputusan yang diambil Angga ternyata salah, istri yang selama ini tidak pernah disentuhnya sudah mulai merasa lelah dengan kehidupan rumah tangganya yang tidak baik-baik saja. Hingga akhirnya keputusan berpisah adalah salah satu keputusan yang tepat ketika tidak lagi merasakan kebahagiaan di dalam rumah tangganya.

Related chapters

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Niat Balas Dendam

    "Aku berangkat," ucap Angga setelah menghabiskan sarapan paginya. Sedangkan Rania yang masih duduk di tempatnya hanya diam saja tidak menyentuh sedikitpun makanan yang baru saja dibuatnya pagi ini. Meskipun semalam mereka berselisih paham, Rania tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang istri. Walaupun mereka memiliki satu orang pembantu, akan tetapi tidak membuat Rania menjadi seorang wanita yang pemalas dan sombong karena memiliki seorang suami yang kaya raya. "Nanti Mama dan Papa kerumah," ujar Rania tidak menggubris perkataan sang suami. Angga yang sudah berdiri dari tempatnya sejenak terdiam lalu menatap sang istri tanpa ekspresi. "Pandai-pandailah dalam berkata jika nanti Papa menanyakan tentang keturunan," ujar Angga yang sudah tahu kemana arah pembicaraan jika kedua orang tuanya datang berkunjung. "Aku ingin bercerai." Singkat padat dan jelas Rania kembali mengutarakan isi hatinya. "Sudah pukul tujuh, aku harus ke gudang." Angga seolah tidak mendengar perkataan sang

    Last Updated : 2023-10-19
  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Datangnya Mertua

    Rania bersedekap dengan posisi kaki salah satu diatas kaki yang satunya. Wanita itu menatap tidak suka ke arah wanita yang sekarang berada tepat di hadapannya. Rambut basahnya sudah digulung dengan handuk berwarna putih lembut, Rania terlihat sangat kesal ketika seseorang mengganggu waktu mandinya."Ma-maaf, Non. Saya tidak bermaksud untuk mengganggu waktu mandinya Non Rania. Tapi tadi Tuan menghubungi saya menanyakan keadaan Non Rania," ujar pembantu Rania terbata-bata karena ditatap intens oleh Rania.Sejenak Rania terdiam mendengar penuturan sang pembantu, Angga sang suami tiba-tiba menanyakan keadaannya. Tumben sekali suaminya itu tiba-tiba menanyakan kabarnya, Rania melengos kasar setelah pikiran buruk muncul di kepalanya.Pasti suaminya itu berpikir kalau dia akan meninggalkan rumah ini setelah pertengkaran mereka malam tadi dan berlanjut tadi pagi. Rania bangkit dari duduknya lalu menyuruh sang pembantu kembali mengerjakan pekerjaan rumah.Setelah pembantunya pergi, Rania pun me

    Last Updated : 2023-10-19
  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Tidak Ingin Berpisah

    Angga tersenyum manis menatap kedua orang tuanya yang juga sedang menatapnya. Sedangkan Rania yang tidak tahu kenapa suaminya tiba-tiba berada di rumah, hanya bisa menghela nafas pelan lalu membuang muka ke arah lain.Rasa sesak akibat pertengkaran mereka tadi malam dan masih berlanjut sampai pagi tadi membuat Rania jengkel dan tidak ingin berinteraksi dengan sang suami. "Kamu tidak ke gudang, Ngga?" tanya laki-laki paruh baya yang masih terlihat garis ketampanannya."Ke gudang, Pa. Cuma tadi ada berkas yang tertinggal makanya balik lagi ke rumah," jawab Angga menjelaskan kenapa dia kembali kerumah."Lalu, kenapa kau berada di jendela seperti orang sedang ingin mencuri?" tanya sang mama sambil menunjuk dimana Angga tadi berdiri.Angga sejenak terdiam mendengar pertanyaan sang mama, lalu dengan enteng menjawab, "Biasa, Ma. Kan aku mau liat dulu gimana istri dan orang tua aku mengobrol." Sambil menaik-naikan kedua alisnya, sedangkan Rania yang mendengar penjelasan sang suami hanya diam

    Last Updated : 2023-10-23
  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Malam pertama yang menyakitkan

    "Apa maksudmu, Sayang?" tanya Reta Mama Angga menatap wajah menantunya."Karena ,,,,." Rania tercekat tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena bagaimanapun juga apa yang akan disampaikannya nanti akan berpengaruh besar terhadap hubungan mereka."Katakan saja," ucap Reta mulai tidak sabar."Karena kami telah pernah periksa dan tidak ditemukan masalah apapun pada kami, Ma," jawab Angga menyela pembicaraan istri dan Mamanya. Sedangkan Rania yang mendengar suara suaminya, hanya bisa menelan ludah lalu dengan tergesa pergi dari hadapan suami dan mertuanya."Maaf, Ma. Aku keluar dulu," pamit Rania serak sebelum meninggalkan anak dan Ibu itu. Dia tidak bisa berlama-lama berada di hadapan mertuanya, apalagi membahas tentang anak, tidak. Rania tidak sekuat itu."Apakah itu benar?" tanya Reta mencari jawaban dari Angga."Buat apa kamu berbohong, Ma. Dan tolong mama jangan bahas soal anak lagi jika di depan Rania, aku tidak mau melihat istriku selalu menderita karena Mama dan Papa selalu meneka

    Last Updated : 2023-10-25
  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Sakit

    Dengan menggerakan kaki yang sangat pelan, Rania berusaha bangkit dari atas ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi dengan wajah yang menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Sesekali Rania meringis karena menahan rasa sakit yang sangat terasa tepat di bagian intimnya.Rania menangis, terduduk di dalam bathtub yang sudah terisi dengan air. Rasa kecewa dan juga terluka akibat perbuatan sang suami benar-benar membuat Rania sakit hati. Dirinya tak ubah seperti wanita malam ketika Angga menggagahinya dengan sangat penuh nafsu.Mungkin, malam pertama adalah sebuah malam yang sangat sakral bagi pasangan pengantin yang baru saja melakukan acara akad sebelumnya. Malam yang yang selalu ditunggu-tunggu oleh kedua mempelai setelah sehari menjadi ratu dan raja. Lalu mereka akan menyatu dalam sebuah ikatan halal dengan mengubah status mereka dari lajang dan juga kehidupan mereka.Sebuah malam yang tidak akan pernah terlupakan sakralnya, karena menyatukan dua hati dalam segenap cinta dan juga kasih

    Last Updated : 2023-11-18
  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Rumah Sakit

    Di ruangan serba putih, seorang wanita terlihat sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Selang infus bertengger manis di punggung tangan sebelah kiri, sedangkan di bagian atas mulut selang oksigen masih terpasang rapi.Perlahan, salah satu jari wanita itu bergerak untuk sesaat dan mulai terdengar lenguhan kecil dari mulut yang terlihat kering dan pucat itu. Sedangkan seorang perawat yang baru saja menukar cairan infus, tersentak kaget mendengar pasien yang sedang dirawatnya saat ini mulai tersadar.“Dokter, pasien sudah sadar,” ucap perawat cantik itu setelah sesaat keluar dari ruangan pasien.Bergegas dokter dan beberapa perawat lain masuk ke dalam ruangan dan mulai mengecek keadaan wanita yang sudah beberapa hari tidak sadarkan diri.“Syukurlah keadaannya mulai membaik, cepat kabari keluarga nya,” ujar dokter setelah memastikan keadaan pasiennya.Tidak menunggu lama, perawat yang diperintah sudah pergi meninggalkan ruangan lalu menuju ruangan yang satunya. Sedangkan dokter yan

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Rumah Sakit

    Di ruangan serba putih, seorang wanita terlihat sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Selang infus bertengger manis di punggung tangan sebelah kiri, sedangkan di bagian atas mulut selang oksigen masih terpasang rapi.Perlahan, salah satu jari wanita itu bergerak untuk sesaat dan mulai terdengar lenguhan kecil dari mulut yang terlihat kering dan pucat itu. Sedangkan seorang perawat yang baru saja menukar cairan infus, tersentak kaget mendengar pasien yang sedang dirawatnya saat ini mulai tersadar.“Dokter, pasien sudah sadar,” ucap perawat cantik itu setelah sesaat keluar dari ruangan pasien.Bergegas dokter dan beberapa perawat lain masuk ke dalam ruangan dan mulai mengecek keadaan wanita yang sudah beberapa hari tidak sadarkan diri.“Syukurlah keadaannya mulai membaik, cepat kabari keluarga nya,” ujar dokter setelah memastikan keadaan pasiennya.Tidak menunggu lama, perawat yang diperintah sudah pergi meninggalkan ruangan lalu menuju ruangan yang satunya. Sedangkan dokter yan

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Sakit

    Dengan menggerakan kaki yang sangat pelan, Rania berusaha bangkit dari atas ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi dengan wajah yang menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Sesekali Rania meringis karena menahan rasa sakit yang sangat terasa tepat di bagian intimnya.Rania menangis, terduduk di dalam bathtub yang sudah terisi dengan air. Rasa kecewa dan juga terluka akibat perbuatan sang suami benar-benar membuat Rania sakit hati. Dirinya tak ubah seperti wanita malam ketika Angga menggagahinya dengan sangat penuh nafsu.Mungkin, malam pertama adalah sebuah malam yang sangat sakral bagi pasangan pengantin yang baru saja melakukan acara akad sebelumnya. Malam yang yang selalu ditunggu-tunggu oleh kedua mempelai setelah sehari menjadi ratu dan raja. Lalu mereka akan menyatu dalam sebuah ikatan halal dengan mengubah status mereka dari lajang dan juga kehidupan mereka.Sebuah malam yang tidak akan pernah terlupakan sakralnya, karena menyatukan dua hati dalam segenap cinta dan juga kasih

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Malam pertama yang menyakitkan

    "Apa maksudmu, Sayang?" tanya Reta Mama Angga menatap wajah menantunya."Karena ,,,,." Rania tercekat tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena bagaimanapun juga apa yang akan disampaikannya nanti akan berpengaruh besar terhadap hubungan mereka."Katakan saja," ucap Reta mulai tidak sabar."Karena kami telah pernah periksa dan tidak ditemukan masalah apapun pada kami, Ma," jawab Angga menyela pembicaraan istri dan Mamanya. Sedangkan Rania yang mendengar suara suaminya, hanya bisa menelan ludah lalu dengan tergesa pergi dari hadapan suami dan mertuanya."Maaf, Ma. Aku keluar dulu," pamit Rania serak sebelum meninggalkan anak dan Ibu itu. Dia tidak bisa berlama-lama berada di hadapan mertuanya, apalagi membahas tentang anak, tidak. Rania tidak sekuat itu."Apakah itu benar?" tanya Reta mencari jawaban dari Angga."Buat apa kamu berbohong, Ma. Dan tolong mama jangan bahas soal anak lagi jika di depan Rania, aku tidak mau melihat istriku selalu menderita karena Mama dan Papa selalu meneka

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Tidak Ingin Berpisah

    Angga tersenyum manis menatap kedua orang tuanya yang juga sedang menatapnya. Sedangkan Rania yang tidak tahu kenapa suaminya tiba-tiba berada di rumah, hanya bisa menghela nafas pelan lalu membuang muka ke arah lain.Rasa sesak akibat pertengkaran mereka tadi malam dan masih berlanjut sampai pagi tadi membuat Rania jengkel dan tidak ingin berinteraksi dengan sang suami. "Kamu tidak ke gudang, Ngga?" tanya laki-laki paruh baya yang masih terlihat garis ketampanannya."Ke gudang, Pa. Cuma tadi ada berkas yang tertinggal makanya balik lagi ke rumah," jawab Angga menjelaskan kenapa dia kembali kerumah."Lalu, kenapa kau berada di jendela seperti orang sedang ingin mencuri?" tanya sang mama sambil menunjuk dimana Angga tadi berdiri.Angga sejenak terdiam mendengar pertanyaan sang mama, lalu dengan enteng menjawab, "Biasa, Ma. Kan aku mau liat dulu gimana istri dan orang tua aku mengobrol." Sambil menaik-naikan kedua alisnya, sedangkan Rania yang mendengar penjelasan sang suami hanya diam

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Datangnya Mertua

    Rania bersedekap dengan posisi kaki salah satu diatas kaki yang satunya. Wanita itu menatap tidak suka ke arah wanita yang sekarang berada tepat di hadapannya. Rambut basahnya sudah digulung dengan handuk berwarna putih lembut, Rania terlihat sangat kesal ketika seseorang mengganggu waktu mandinya."Ma-maaf, Non. Saya tidak bermaksud untuk mengganggu waktu mandinya Non Rania. Tapi tadi Tuan menghubungi saya menanyakan keadaan Non Rania," ujar pembantu Rania terbata-bata karena ditatap intens oleh Rania.Sejenak Rania terdiam mendengar penuturan sang pembantu, Angga sang suami tiba-tiba menanyakan keadaannya. Tumben sekali suaminya itu tiba-tiba menanyakan kabarnya, Rania melengos kasar setelah pikiran buruk muncul di kepalanya.Pasti suaminya itu berpikir kalau dia akan meninggalkan rumah ini setelah pertengkaran mereka malam tadi dan berlanjut tadi pagi. Rania bangkit dari duduknya lalu menyuruh sang pembantu kembali mengerjakan pekerjaan rumah.Setelah pembantunya pergi, Rania pun me

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Niat Balas Dendam

    "Aku berangkat," ucap Angga setelah menghabiskan sarapan paginya. Sedangkan Rania yang masih duduk di tempatnya hanya diam saja tidak menyentuh sedikitpun makanan yang baru saja dibuatnya pagi ini. Meskipun semalam mereka berselisih paham, Rania tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang istri. Walaupun mereka memiliki satu orang pembantu, akan tetapi tidak membuat Rania menjadi seorang wanita yang pemalas dan sombong karena memiliki seorang suami yang kaya raya. "Nanti Mama dan Papa kerumah," ujar Rania tidak menggubris perkataan sang suami. Angga yang sudah berdiri dari tempatnya sejenak terdiam lalu menatap sang istri tanpa ekspresi. "Pandai-pandailah dalam berkata jika nanti Papa menanyakan tentang keturunan," ujar Angga yang sudah tahu kemana arah pembicaraan jika kedua orang tuanya datang berkunjung. "Aku ingin bercerai." Singkat padat dan jelas Rania kembali mengutarakan isi hatinya. "Sudah pukul tujuh, aku harus ke gudang." Angga seolah tidak mendengar perkataan sang

  • Istri yang Tak Pernah Disentuh    Haruskah Berpisah

    "Kenapa harus sesakit ini, Bang?" tanya seorang wanita dengan nada yang begitu pelan. Bukan pelan, hanya saja untuk mengucapkan sebuah kalimat saja tenggorokannya hampir tercekat. Tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang lelaki, wanita itu menoleh dengan tersenyum getir ke arah laki-laki yang sudah hampir setahun ini menjadi suaminya itu. Perlahan tubuhnya bangkit lalu mendekat ke arah sang suami yang masih berdiri membelakanginya. "Pergilah jika bersamaku Abang tidak pernah merasa bahagia, aku ikhlas," ujar Rania dengan nada sumbang. Sungguh perkataan yang baru saja keluar dari mulutnya sangat bertolak belakang dengan apa yang diinginkannya. Sontak saja Angga menoleh dan menatap Rania dengan mata menyipit setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri tadi. Bagaimana mungkin Rania yang begitu sangat mencintainya bisa mengatakan hal seperti itu kepadanya? "Aku tidak akan pernah memaksamu lagi untuk bisa mencintaiku. Sekarang carilah kebahagiaan yang bisa membuatmu bahagia,"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status