Beranda / Rumah Tangga / Istri yang Tak Dianggap / 7. Undangan Mantan istri 2

Share

7. Undangan Mantan istri 2

Penulis: Queen Zeera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-22 10:47:41

Dengan sepasang mata melotot, Shella masih berpikir dan harus memutar otak agar Dion tidak merasa curiga dengan gelagatnya.

"Apa dia mendengar percakapanku barusan?" batinnya menerka-nerka.

Di samping itu, Dion tampak mulai berjalan menghampiri dirinya. Seolah merasa penasaran dengan urusan istrinya sendiri.

"Itu, umm ... Temanku ngajak hangout bareng," jawab Shella dengan rona wajah memerah.

"Fanny? Tumben sekali dia mengajakmu bertemu setelah sekian lama," jelas Dion yang kini telah berada di hadapan Shella, "Terus? Apa kamu terima ajakannya?"

Tetapi Shella menggelengkan kepalanya, ia tentu tengah kebingungan karena Dion salah menduganya namun hal itu cukup membuatnya tenang karena artinya Dion tidak mendengar percakapan Shella dengan lawan bicaranya sebelum itu.

Lalu seketika saja terlintas sebuah nama dalam benak diri wanita itu, ia teringat dengan sosok teman yang cocok untuk ia jadikan alasan.

"Bukan Fanny, Mas. Tapi Shanty yang mengajakku bertemu," jelas Shella.

Dion pun menaikkan kedua alisnya, "Temanmu yang suka pamer itu?" terkanya lagi.

Kali ini Shella mengangguk, "Iya, kamu tahu sendiri 'kan kalau temanku yang satu itu sedikit menyebalkan," ucapnya sembari mengangkat dua jarinya masing-masing menirukan sebuah tanda petik.

Dion pun menyeringai, ia tentu mengerti dengan ucapan Bella terkait nama yang telah disebutkan.

"Yah, kalau bertemu dengannya membuatmu tidak nyaman lebih baik tolak saja."

Untuk sesaat senyuman Shella mulai mengembang dan mengangguk sebagai sebuah tanda bahwa ia akan menuruti saran suaminya.

Akan tetapi di samping itu, seketika saja muncul rasa sesal dalam diri wanita tersebut.

Betapa tidak? Bukan hanya Dion yang ia bohongi, namun ia juga menyeret orang lain dalam kebohongannya. Sinta yang kini sudah tak tahu menahu tentang kehidupan Shella harus ikut andil dalam sandiwara yang tengah Bella lakukan meski hanya sebatas nama.

***

Esok harinya, sembari bersenandung riang Shella terlihat sibuk menyiapkan bekal makan siang untuk Dion dan anaknya.

Raut wajahnya tampak berseri-seri meski pikirannya penuh dengan kejadian yang ia alami akhir-akhir ini.

Ya! Perkataan Hans dalam sambungan telepon malam tadi rupa-rupanya masih teringat dengan jelas, mengapa lelaki itu berani sekali mengajaknya keluar?

Tetapi di sela-sela itu, tiba-tiba sepasang tangan kekar kemudian menyentuh bahkan melingkari pinggangnya membuat Shella terkejut bukan main.

"Astaga!!" pekiknya sampai-sampai membuat Dion ikut terkejut.

Lalu Shella mengembuskan napas kasar kala wanita itu menoleh dan mendapati bahwa suaminya sendiri yang sedang memeluknya dari belakang.

"Kenapa sih? Kamu pikir aku setan!?" umpat Dion terkekeh.

"Kamu yang kenapa, Mas! Tiba-tiba saja memelukku seperti itu, aku 'kan jadi kaget." Dengan menampakkan kekesalannya Shella lantas melepaskan pelukkan Dion dan meninggalkannya begitu saja sembari membawa dua kotak makanan tersebut.

Hal itu lantas membuat Dion heran dan terdiam, bukankah hal yang seperti itu sudah biasa terjadi? Bahkan Shella selalu menyukai jika suaminya memeluknya.

Dion yang merasa dongkolpun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengikuti langkah istrinya menuju ruang makan.

Sedangkan Shella, setelah ia selesai memasukkan bekal makan siang untuk Shetta dan kemudian hendak memasukkan bekal untuk Dion ke salam tas kerja milik lelaki itu, tiba-tiba saja gerakkan tangannya terhenti kala ia tak sengaja melihat sebuah kartu undangan yang terselip di antara beberapa berkas di dalam tas tersebut.

Shella lantas meraih kartu undangan itu tanpa rasa curiga sedikitpun.

"Undangan dari siapa ini, Mas?" tanyanya dengan sepasang tangan yang mulai membuka isi undangan tersebut.

Dion yang baru saja duduk di atas kursipun dengan santainya menjawab "Dari Bryan, dia mau tunangan hari sabtu nanti."

Detik berikutnya wanita itu terdiam, membeku di tempatnya ia berdiri saat ini dengan kedua mata terfokus melihat sebuah nama yang tertera berdampingan dengan saudara sepupu dari suaminya.

Betapa tidak? Nama yang ia lihat saat ini sangatlah persis dengan nama seseorang yang berhasil membuatnya jatuh bangun mempertahankan biduk rumah tangganya dengan Dion.

"Rumi!?" ujar Shella bernada tinggi sembari menoleh ke arah suaminya, "Bukankah dia ...."

Ucapan Shella pun terhenti bersama dengan anggukkan kepala sang suami, menandakan bahwa Dion pun memiliki pemikiran yang sama.

"Aku pun awalnya berpikir begitu, tetapi mana mungkin Bryan menikah dengannya, terlebih Bryan pun sudah lama menetap di Amerika dan baru saja kembali. Tentu dia punya kekasih yang sepadan dengannya di sana," jelasnya dengan mulut yang terisi penuh.

Shella pun terdiam sesaat, memikirkan perkataan Dion yang dirasa ada benarnya.

"Tapi ... Bukankah ini terlalu kebetulan? Nama mereka pun sama persis," ucap Shella yang masih merasa kurang yakin.

Alih-alih menjawab, Dion justru hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata ataupun berkomentar lagi.

Lelaki itu bahkan terlihat bersikap seperti biasa seolah tidak merasa terganggu dengan adanya kartu undangan tersebut.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Kita lihat saja apa wanita itu wanita yang sama atau bukan," tukasnya, "Lagi pula kalaupun Rumi yang kita maksud memang benar calon istri Bryan kenapa? Aku sama sekali tidak keberatan. Dan lagi ... kita sudah tidak berhubungan dengannya lagi."

Akan tetapi meskipun ucapan Dion ada benarnya, Shella tetap saja terlihat kurang nyaman dan masih merasa penasaran terkait hal itu.

Bahkan kini feelingnya mengatakan bahwa calon istri Bryan merupakan sosok wanita yang dulu pernah menjadi madunya pula.

Wanita itupun menoleh dan memperhatikan wajah Dion yang tampak biasa saja sembari terus mengunyah makanannya, namun sorot matanya menyiratkan sesuatu yang teramat dalam.

Pandangan lelaki itu memang mengarah pada gadis kecil yang tengah memakan nasi goreng sembari memainkan boneka Barbie miliknya yang baru, namun pikirannya tentu berada di tempat lain.

"Hmmm ... Tapi ekspresi wajahmu berkata lain, Mas," batinnya dengan terus memalingkan wajahnya.

Seketika saja Shella mengembuskan napasnya tanpa menunjukkan reaksi apapun, ia lebih memilih untuk diam dan berpura-pura tidak mengerti saja terkait ekspresi suaminya.

Karena ia pun tahu betul Dion akan mengelak jika ia membahas terkait mantan istrinya.

Drt ... Drt ....

Tiba-tiba saja Shella mengerjap di tengah lamunannya, merasakan getaran yang berasal dari ponsel di dalam kantong celananya.

Shella pun lantas merogoh ponselnya dan mulai membuka sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal.

[Bagaimana dengan ajakkanku? Aku janji tidak akan lama, aku hanya ingin memberikan sesuatu untukmu.]

Wanita itu lantas mengetikkan sebuah balasan untuk pesan singkatnya, "Apapun yang kau berikan, aku tidak akan tertarik."

Pesan terkirim!

Keningnya seketika mengerut, dengan sesak di dada yang mulai menjalarinya, Shella memutar bola matanya sembari mendengkus kesal.

Pada saat itu pula muncul kembali sebuah notifikasi pesan dari orang yang sama, namun kali ini hanya berisikan sebuah foto.

"Apa ini??" gumamnya dalam hati.

Bab terkait

  • Istri yang Tak Dianggap   8. Pesan singkat dari Hans

    "Ada apa, Sayang?"Ucapan itu lantas membuat Shella terkejut dan cepat-cepat membalikkan ponselnya seolah tak ingin terlihat oleh suaminya.Dengan terbata-bata Shella pun menjawab, "Ah! T-tidak apa-apa, hanya pesan dari grup teman-temanku saja."Sikap Shella kini tampak aneh, namun lagi dan lagi ... Dio hanya menganggukkan kepalanya seakan-akan tak menaruh curiga barang sedikitpun.Hal itu jelas saja membuat Shella merasa tenang dan bernapas lega setelahnya.Mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya tiba di sebuah gerbang sekolah Shetta saat ini.Beberapa siswa TK tampak berlalu lalang beriringan bersama orang tua mereka masing-masing, bahkan tak jarang pula ada yang hanya diantar oleh seorang suster pengasuhnya."Selamat bersenang-senang ya, Nak!" ujar Dion kala puteri kecilnya berpamitan dengannya."Ok, Pi!" sahut Shetta sembari menuruni mobil bersama dengan sang ibunda.Mereka pun mulai berjalan meninggalkan mobil Dion dan memasuki area sekolah yang mulai terlihat ramai.Semen

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Istri yang Tak Dianggap   9. Teman Mama

    Tok, tok!"Masuk," sahut Dion bernada datar kala ia sibuk dengan lamunannya sendiri.Ya! Sedari tadi lelaki itu tampak tak bisa memfokuskan dirinya pada pekerjaan yang telah bersedia menantinya.Bahkan sejak ia tiba di ruang kerjanya, alih-alih duduk dan bekerja lelaki itu justru hanya terdiam dan melihat-lihat beberapa berkas tanpa menelitinya lebih lanjut.Hingga ada akhirnya muncullah sang sekertaris dan segera menghampiri meja atasannya."Maaf, Pak. Saya hanya ingin memastikan bahwa sebentar lagi kita akan meeting bersama klien di restoran," tutur Vena setelah membungkukkan badan memberi hormat kepada sang atasan.Dion yang tengah bersandar pada kursipun sedikit terkejut, ia lantas mengubah posisi duduk dengan sedikit menaikkan kedua alisnya."Benarkah? Saya sampai lupa," sahutnya, "Jam berapa?""Kira-kira jam 11, Pak."Lelaki itupun mengerjap dan dengan kedua mata terbelalak setelah mengecek waktu pada sebuah jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, "Oh my! Bukankah itu kur

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Istri yang Tak Dianggap   10. Pertemuan diam-diam

    "Jadi, apa sebenarnya yang ingin kamu katakan padaku?" tanya Shella sesaat setelah ia selesai menyantap makan siangnya.Begitu pula dengan Shetta, gadis kecil itu kini kembali bermain air di tepi kolam kecil.Ya, Shella memang sengaja diam dan tidak mengatakan hal apapun saat Shetta masih berada di dekatnya, wanita itu hanya menikmati makanannya bersama sang anak, meski bibirnya sangat tidak sabar menahan semua pertanyaan untuk Hans.Sedangkan Hans, alih-alih menjawab dan menjelaskan maksud dan tujuannya mengajak Shella dan anaknya makan siang, lelaki itu justru hanya terdiam menatap Shella dengan senyuman manisnya.Bahkan Hans kini justru bersikap seadanya, menyeruput gelas jus lalu berkata, "Santai dulu, dong. Menikmati dulu suasana yang begitu hangat ini bukan?"Shella pun mendengkus seraya memutar bola matanya, rasa kesalpun mulai menjalari tubuhnya.Lalu Hans mengalihkan pandangannya menatap sosok gadis kecil yang asyik bermain air, dengan sesekali berusaha menangkap ikan kecil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Istri yang Tak Dianggap   11. Dion dan Hans

    Dion kembali menatap Shella bahkan tak berkedip sekalipun, ia begitu terkejut melihat sang istri yang tiba-tiba saja ada di tempat itu.Pasalnya hal itu terasa mengherankan bagi Dion, karena Bella tidak pernah sekalipun singgah ke tempat lain setelah pulang dari sekolah Shetta, bahkan jika diingatpun wanita itu tidak begitu menyukai tempat ramai dan memilih untuk segera kembali ke kediamannya dan bermain bersama Shetta.Dion lantas mengerjapkan mata lalu segera menggendong tubuh sang puteri kecilnya dan kemudian berkata, "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanyanya kepada Shella.Alih-alih menjawab, Shella justru terdiam membisu, bibirnya seakan-akan kelu dan tak mampu menjawab pertanyaan Dion yang kini menatapnya serius."Bagaimana ini? Aku harus menjawab apa!? Bisa-bisanya ketahuan seperti ini," batinnya dengan sejuta pikiran kalut yang menguasai dirinya.Shella bingung, menatap ke sembarang arah."Tunggu!!"Lalu di tengah-tengah situasi tersebut, terdengar suara bariton bersama dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Istri yang Tak Dianggap   12. Berubah

    Shella mengedarkan pandangannya di ruang makan sesaat setelah ia selesai memasak dan membawa masakan itu untuk makan malam.Akan tetapi ia merasa heran, pasalnya ia belum melihat suaminya, hanya Shetta lah yang menduduki kursi seolah telah siap untuk makan malam bersama.Shella lantas menatap anak perempuannya lalu bertanya, "Papa mana, Nak?"Shetta yang tengah memainkan sendok dan garpu yang ia ketuk-ketukkan di atas piringpun mengerjap dan mengangkat wajahnya, "Oh? Papa tadi pamit sebentar ke ruang kerjanya, Ma."Untuk sesaat Shella pun terdiam, "Di ruang kerja? Apa pekerjaannya belum selesai?"Seketika muncul berbagai pertanyaan dalam benak diri perempuan itu, pasalnya ini merupakan kali pertama saat waktunya makan malam, Dion justru melipir bahkan tidak mengatakan apapun kepadanya.Sementara di ruang kerja pribadi yang terletak di lantai atas, Dion tengah duduk di atas kursi putar miliknya.Ya! Lelaki itu memang tengah asyik mengotak-atik komputernya, namun bukan untuk menyelesaik

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Istri yang Tak Dianggap   13. kebimbangan Dion

    Tanpa berpikir panjang, Dion segera meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja, dengan cekatan jari jemarinya mencari kontak yang bernama Vena.Lalu Dion menekan tombol hijau untuk memulai panggilan, seketika saja suara seperti kereta api mulai terdengar melalui indera pendengarannya.Dion menunggu, meski sedikit lama sampai akhirnya suara sosok wanita itupun mulai terdengar.["Hallo, Dion-"]"Vena? Maaf aku menganggumu malam-malam begini," sela Dion seakan-akan sudah tidak sabar mengutarakan suaranya.["Ya, santai saja. Ada apa?"]Dion pun terdiam, berusaha menyusun kata-kata yang ingin ia sampaikan. Pun mengatur pernapasannya yang kini terasa memburu."Umm ... apa kau kenal dengan pria bernama Hans?" tanya Dion perlahan.Untuk sesaat keheninganpun melanda perbincangan tersebut, Vena pun tak langsung menjawab pertanyaan Dion yang sedikit membuatnya heran."Aku dengar dia teman lama Shella, dan kalian?" jelas Dion dengan memperjelas perkataannya.["Teman lama? kata siapa? Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30
  • Istri yang Tak Dianggap   14. Sebuah ruangan tidur dan kenangannya

    Malam semakin larut, tak terasa pula Dion telah menghabiskan malam dengan hanya berdiam diri di dalam ruang kerjanya, tanpa melakukan apapun.Bahkan pekerjaan teramat banyak yang ia akui kepada Shella pun rupanya hanya sebagai alasan agar Shella percaya dan membiarkannya sendiri di dalam ruangan yang berukuran cukup besar tersebut.Tetapi nyatanya? Yang dilakukan Dion hanyalah diam dan merenung, hingga semua hal yang sempat terjadi di dalam kehidupannyapun turut hadir dalam ingatannya.Dion pun terkejut kala ia tak sengaja melirik jam kecil yang berada di atas mejanya telah menunjuk pada angka 11."Astaga, rupanya aku sudah berjam-jam berada di sini," ucapnya sembari menepuk jidatnya sendiri.Lelaki itu telah hanyut dalam lamunannya, hanya karena pertemuannya dengan sosok pria asing yang membersamai istrinya"Apa mereka sudah tidur?" terkanya, "Bisa-bisanya aku lupa menemani Shetta bermain malam ini."Rasa sesalpun muncul begitu saja, Dion terlalu fokus pasa pikirannya sampai-sampai m

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Istri yang Tak Dianggap   15. Hari H

    "Kenapa pintu ini terbu-" Ucapan Shella terhenti kala ia mendekati pintu tersebut dan melihat sosok lelaki yang tengah berada di dalam sana.Bahkan Shella terkejut, melihat bahwa suaminya sendirilah yang berada di kamar itu."Mas--Dion? Sedang apa dia di sana?" tanyanya dalam hati.Tetapi tak lama kemudian Shella mendapat jawabannya sendiri, pun ia menyadari apa yang sedang dilakukan oleh suaminya di dalam kamar mantan madunya. Melalui celah pintu yang sedikit terbuka, sayup-sayup Shella melihat Dio yang tengah fokus memandangi sebuah bingkai kecil yang berada pada genggaman tangannya.Tatapannya terlihat dalam, bahkan sesekali lelaki itu mengusap bingkai tersebut. Hal itu sontak membuat Shella menyadari sesuatu, bahwa masih ada rasa yang tersisa di dalam hatinya untuk penghuni kamar tersebut meski sedikit.Seketika itu pula Shella tertunduk lemas, tangan yang sedari tadi menempel pada knop pintu perlahan melemah dan turun dengan sendirinya."Yah ... Manusia tentu tidak akan berubah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Dianggap   82. Dia bukan anakku!?

    Kerutan pada keningnya kini mulai tampak jelas, kala lelaki itu membalikkan amplop putih yang ternyata mempunyai lambang yang menggambarkan salah satu lambang Laboratorium terkemuka di kota itu.Mulanya Dion merasa aneh hingga bertanya-tanya dalam benaknya. Tanpa menunggu lama lagi Dion lantas mulai membuka isi amplop dan memgeluarkan secarik kertas putih dengan beberapa deretan huruf dan angka di dalamnya."Surat apa ini?" tanyanya masih menerka-nerka bahkan belum menyadarinya.Perlahan namun pasti, Dion kini mulai membaca kata demi kata yang tertulis di dalam surat tersebut. Untuk sesaat ia kembali heran, terlebih ketika lelaki itu menyadari terdapat beberapa nama yang tidak asing lagi baginya tertera di dalam tulisan tersebut."Kenapa ada nama anakku di sini!? Arshetta Puteri Santoso!?"Ya! Rasa penasaran lelaki itu semakin meluas, bahkan merasa begitu heran mengapa nama itu ada di dalamnya. Ia pun lekas membaca dengan lebih teliti lagi, kata demi kata yang menjelaskan terkait hasi

  • Istri yang Tak Dianggap   81. Amplop putih

    Seperti rencana sebelumnya pagi ini Hans akan melancarkan aksinya dengan memberi pelajaran pada Dion dan Shella terkait Kejadian beberapa malam yang lalu yang membuat dirinya merasa dipermalukan di hadapan semua orang bahkan di tempat yang selalu ia kunjungi. Lelaki itu telah bersiap dengan pakaian rapinya dan segera meluncur meninggalkan kediamannya menggunakan mobil mewah miliknya yang berharga milyaran rupiah.Dengan ditemani sopir pribadinya Hans segera saja menuju perusahaan milik Dion yang berada di pusat kota tersebut. Raut wajahnya kini menampakkan bahwa dirinya sangat percaya diri dengan rencana ini bahkan Hans sangat yakin bahwa ia akan segera membuat Dion menderita dan bisa memiliki Shella seutuhnya."Tunggu saja, Dion, aku akan menunjukkan Siapa yang paling kuat di antara kita dan aku akan membuktikan siapa yang paling pantas berada di samping Shella, " ucapnya dengan penuh keyakinan dan percaya diri.Tak butuh waktu beberapa jam untuk bisa tiba di kawasan perusahaan elit

  • Istri yang Tak Dianggap   80. Makan dengan Shetta

    Sudah berhari-hari Hans selalu melamun, asyik dengan pikirannya sendiri. Ya! Setelah perdebatannya bersama Dion dan Shella malam itu, ia kini lebih banyak diam dari biasanya, ponsel yang selalu ia mainkanpun kini hanya tergeletak tak karuan di atas meja kerjanya.Ia sungguh tidak berselera untuk melakukan apapun, bahkan ia hanya melakukan beberapa pekerjaan kantornya dan pulang tepat waktu. Tanpa mampir ke sebuah tempat atau melakukan sesuatu seperti biasanya."Ini terasa membosankan, aku hanya dian seperti ini dan tidak melakukan apapun."Hans lalu merebahkan dirinya di atas kursi santai di sebelah kolam renang miliknya, menandangi langit malam yang gelap dan penuh dengan berbagai cahaya bintang menghiasinya.Tak dapat dipungkiri, beberapa ucapan serta cibiran yang ia terima dari Shella tentu berdampak buruk dan cukup panjang hingga membuaynya seperti ini. Lelaki itu semakin terlarut dalam lamunannya sendiri membayangkan semua rentetan kejadian yang secara tidak langsung telah menyin

  • Istri yang Tak Dianggap   79. Mertua tidak tahu diri!

    Bryan baru saja tiba di kantornya dengan suasana hati yang sedikit kurang baik. Setelah perbincangan bersama pamannya yang terjadi semalam, Bryan tentu saja kini merasa bingung dengan saran yang diberikan oleh Handi.Bagaimana tidak? Saran yang dikatakan oleh Handi telah cukup membuat Bryan kembali berpikir, lagi dan lagi.Ia merasa cemas dan takut dengan keadaan Arumi yang belum sepenuhnya merasa lebih baik, bahkan saat terakhir ia makan siang dengan Arumi, wanita itu masih saja terlihat murung, menjawab pertanyaan Bryan seperlunya."Ini benar-benar membuatku pusing," ucap Bryan kala ia menduduki kursi kerjanya dan hendak memulai aktifitasnya.Tetapi, alih-alih segera menggarap beberapa pekerjaannya, lelaki itu justru hanya diam dengan kedua mata terfokus menatap layar komputernya.Diam ... dan tidak bergeming ....Di dalam pikirannya kini hanya terdapat berbagai macam hal yang tentang Arumi dan Askara."Bagaimana kalau tante Rose berbuat nekad dan bersikukuh menginginkan Askara? Lan

  • Istri yang Tak Dianggap   78. Mendatangi Dion

    Hari-hari setelah malam itu, Shella kini terlihat murung. Meski ia tetap menemani Vena membuka tempat karaokenya, namun semuanya tidak berjalan seperti sebelumnya. Wanita itu jadi lebih pendiam, senyuman manis yang ia miliki kini hanya tertuju untuk para customer.Ya! Shella cukup profesional dalam mengelola emosinya kali ini.Akan tetapi tetap saja, terlihat sekali perbedaan sikap dalam dirinya. Vena pun merasakan hal itu, merasa iba melihat sahabatnya yang harus berada dalam situasi seperti ini."Hmm, saituasi macam apa lagi ini!? Aku benar-benar tidak habis pikir ... "Semua terjadi jelas karena Dion, lelaki yang tiba-tiba datang mengacau. Hal itu membuat Vena memutuskan untuk melakukan sesuatu."Aku harus segera bertindak, karena seperti ini saja sudah membuatku lelah."Ya! Pagi ini lebih tepatnya sesaat setelah matahari muncul dari ufuk timur, para orang-orang yang memulai aktifitasnya, Vena telah bersiap dan segera pergi menuju kantor Dion. Vena berjalan mengendap-endap melewati

  • Istri yang Tak Dianggap   77. Kedatangan Om Handi

    Kini, Handi tengah duduk tegap di sebuah ruang tamu yang terdapat pada rumah mewah bergaya modern tersebut. Lelaki itu tak berhenti mengatur pernapasannya, dan juga mengatur beberapa bahasan yang akan ia katakan pada keponakannya.Ia ingin mengulur waktu, memikirkan lagi semuanya hingga terasa tepat untuk disampaikan. Tetapi Bryan sepertinya tidak akan memberinya kesempatan."Baiklah, Om. Apa yang membawa Om hingga malam-malam begini mendatangiku?" tanya Bryan langsung pada intinya.Bryan yang memang sedari dulu tak begitu menyukai basa-basi serta selalu membahas inti dari setiap permasalahan tentu sudah menjadi hal biasa bagi Handi, dan lelaki itu tak pernah menunjukkan aksi protesnya.Handj lalu membenahi posisi duduknya, sebelumm akhirnya menbahas apa yang membuat pikirannya mengganjal."Maaf sebelumnya kalau Om tiba-tiba menanyakan ini padamu," ucap Handj sedikit ragu, "Apa rencanamu saat kalian berdua resmi menikah?"Bukannya lekas menjawab, Bryan justru dibuat bingung dengan per

  • Istri yang Tak Dianggap   76. Buka matamu!

    Handi kini telah tiba di sebuah kawasan perumahan elite di bilangan Jakarta. Entah apa yang ada di pikiran lelaki paruh baya itu hingga ia menjalankan mobilnya dengan secepat kilat dan tiba di rumah keponakannya.Saat lelaki itu menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah besar tersebut seketika itu pula ia disambut oleh seorang satpam yang bekerja di rumah itu."Selamat malam, Apakah ada yang bisa saya bantu? " tanya satpam tersebut."Apakah Bryan sudah pulang?" tanya Handi sesaat setelah ia menurunkan kaca jendela mobil miliknya.Satpam itu pun menganggukan kepalanya dan kemudian menjawab, "Kebetulan sekali Tuan Bryan baru saja pulang dari kantor beberapa menit yang lalu."Mendengar itu tentu saja membuat Handi merasa lega karena dia bisa langsung menemui keponakannya di dalam rumah itu meski ia sendiri belum tahu apa yang akan dia bicarakan saat ini dengan Bryan.Tanpa berlama-lama lagi satpam itu pun lekas mempersilahkan Handi untuk memasuki pekarangan rumah Bryan yang tamp

  • Istri yang Tak Dianggap   75. Penebusan dosa

    "Apa aku memang terlalu kejam? Apa aku salah karena menginginkan sesuatu yang sudah kubuang sendiri?"Pikiran itu terus menerus mengganggunya, terngiang-ngiang sampai tak dapat disingkirkan lagi.Entah mengapa, malam ini Rose terasa sulit sekali untuk tidur, ia telah pergi ke kamar mandi, minum beberapa tegukkan ari mineral, bahkan melakukan hal beberapa saat, tak membuatnya merasakan kantuk sekalipun.Rose terus saja terpikirkan beberapa hal yang selama ini mengusiknya. Bahkan sesaat setelah ia bertemu Dion dan membicarakan terkait tes DNA itu, Rose tak mampu lagi berkata apapun."Apa aku turuti saja kemauan Dion untuk melupakan hal ini?" pikirnya lagi.Hingga sesaat kemudian Rose kembali menggelengkan kepalanya."Tidak, tidak. Aku tidak boleh mundur, aku harus membuktikannya sendiri kalau dugaanku benar," ucapnya lagi.Ya! Rose memang selalu bersikeras mendapatkan apa yang ia inginkan, bahkan lautanpun akan ia sebrangi asalkan pada akhirnya ia mendapatkan hal tersebut.Saat ini, Ros

  • Istri yang Tak Dianggap   74. Pesona Hans

    "Tunggu, Mas!! Aku bisa-""Diamlah, aku sudah tidak ingin mendemgarkanmu lagi," sergah Dion memotong ucapan Shella dan lekas pergi dari sana.Shella tentu tidak ingin melewatkan kesempatan ini, ia segera meraih tangan Dion dan menggenggamnya erat, namun seketika itu pula Dion menghempaskannya, seolah benar-benar tidak ingjn tersentuh lagi oleh Shella. Lelaki itu lekas pergi dari hadapan Shella, tetapi lagi dan lagi, sosok perempuan tiba-tiba saja muncul dan menghentikan langkah lelaki itu."Ck! Tolong minggir, aku harus pergi."Tetapi wanita itu tentu tidak mendengar dan terus berdiri tepat di hadapannya."Ada apa ini!?" tanya wanita tersebut bernada dingin, "Apa kau yang membuat kericuhan di tempatku?""Aku??" Dion kemudian berdecih lalu kembali menoleh ke belakang, "Aku hanya berniat memastikan sesuatu dan pergi, tapi lihat? Aku malah menemukan sesuatu yang menarik di sini."Vena pun terdiam, mengikuti arah pandang Dion dan menatap sosok pria bertubuh tinggu berdiri tepat di sampin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status