Share

Bab 50. Berdebat.

Author: Tifa Nurfa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Amanda, dengerin Mas dulu! Daripada kita nggak mampu bayar cicilan dan akhirnya mobil itu di tarik ke leasing kan, mending kita jual, uangnya bisa untuk Mas buka usaha! Kamu sebagai istri harusnya dukung Mas dong!"

Amanda membuang napas kesal.

"Pokoknya Aku nggak mau, kalau sampai mobil itu di jual Mas! Kamu berusaha cari aja kerjaan lah! Usaha buat cari kerja aja belum, kamu udah pesimis duluan! Buka usaha juga nggak gampang, kalau nggak benar-benar matang persiapan mental dan materilnya bisa rugi nanti! Dan aku nggak mau itu, Mas!"

Amanda tetap bersikeras tak setuju kalau aku memulai usaha.

Aku pun mengalah, percuma berdebat dengan dia di saat seperti ini, biarlah aku usaha cari kerja dulu, gimana nanti hasilnya semoga dia tidak lagi uring-uringan seperti ini.

"Oke, oke! Mas akan berusaha cari kerja sesuai mau kamu, tapi kalau belum juga dapat, mas mau mobil itu kita jual, dan uangnya buat Mas buka usaha! Apalagi kamu sebentar lagi mau lahiran, Manda, dan itu butuh uang banyak!"

A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 51. menyesal.

    Sepucuk surat dari pengadilan agama tergeletak di atas meja. Aku termangu menatap benda tipis persegi panjang berwarna putih itu.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Rasanya masih tak percaya kalau pernikahanku dengan Tyas benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi dan harus bermuara pada perceraian."Mas! Kok bengong? Kenapa bingung?" tanya Manda yang tiba-tiba berdiri di dekatku."Atau Mas masih ragu untuk bercerai dari Tyas?" tanyanya lagi terdengar kurang mengenakkan di telingaku.Aku memilih diam. Seperti biasa Amanda akan terus mencecarku agar segera bercerai dengan Amanda, padahal hidup dengannya aku kurang bahagia. Ya aku sadari itu setelah aku benar-benar merasa kehilangan Tyas.Aku membuang napas kasar."Mas, apa kamu nggak percaya sama aku? Lepaskan Tyas, dengan begitu aku akan tenang, dan kamu bisa fokus dengan kebahagiaan aku, dan anak kita saja," ucapnya dengan suara melembut.Amanda memang cinta pertamaku sejak SMA dulu, ketika kami lulus SMA, dia

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 52. kekecewaan Hasna

    Aku sampai di rumah mendapati ibu tengah menangis tersedu. Sedangkan Ananda langsung masuk ke dalam kamar, bahkan dia seperti tak ada empatinya sama sekali melihat mertuanya sedih. Aku hanya menggeleng melihatnya melenggang masuk ke dalam."Ibu kenapa?" Ibu hanya menggeleng menatapku."Ibu hanya kangen sama Bapakmu, Bal.""Tumben," sahutku ketus.Lagi pula untuk apa menangisi orang yang sudah menyakiti hati ibu."Tadi Hasna pulang, dan dia cerita kalau dia habis ketemu Bapak di mall, dia bilang Bapak terlihat sangat bahagia bersama istri mudanya," jawab ibu dengan suara parau."Ya sudah biarkan saja lah Bu! Itu sudah jadi jalan kehidupan Bapak. Sekarang yang harus ibu pikirkan adalah kebahagiaan ibu, sebentar lagi ibu mau punya cucu, jadi ibu bisa sedikit melupakan masalah soal Bapak dengan menimang cucu." Aku berusaha menghiburnya."Tak semudah itu Iqbal.""Lalu ibu maunya bagaimana? Atau ibu mau urus perceraian saja dengan Bapak, biar ibu tenang karena status ibu sudah terlepas dar

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 53. Jual mobil

    "Dia Rendi, teman Mas, dia yang akan membeli mobil kita," ucapku pada Amanda. Seketika membuat netra Manda terbelalak.Dan dengan cepat, Amanda menggandeng cepat lenganku masuk ke dalam rumah."Kamu apa-apaan sih! Kenapa nggak ngomong dulu! Kan aku sudah bilang sejak awal, aku nggak mau mobil itu di jual! Kenapa kamu tiba-tiba bawa orang yang mau beli mobil itu kemari!" Amanda mencecarku."Mas nggak ada pilihan lain, itu jalan satu-satunya, dan hanya mobil itu yang kita punya, Mas sudah cari kerja kesana kemari tapi kamu lihat kan, aku belum juga dapat kerjaan, apa kamu mau aku nganggur selamanya? Pilihannya ada dua, jual mobil itu atau jual dulu perhiasan kamu untuk aku modal usaha."Amanda ternganga."Perhiasanku? Enggak, enggak! Enak aja! Perhiasanku ini murni milikku, kamu sudah memberikannya padaku, masak mau diambil lagi, enggak! Aku nggak mau!" Amanda memegang gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Terlihat sekali ia sangat menyayangi benda yang berkilau itu."Ya sudah

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 54. Lemas.

    "Bu kalau aku buka usaha bengkel mobil gimana menurut Ibu?" tanyaku pada Ibu."Memang kamu tahu tentang mobil?" Ibu balik bertanya.Lucu memang pengin usaha buka bengkel mobil, tapi mobil yang kupunya baru saja di jual."Aku memang tak begitu tahu tentang mobil, tapi aku bisa mempekerjakan seseorang yang ahli mekanik untuk bekerjasama, aku sebagai pemodal," jelasku."Aku ada kenalan teman seorang mekanik Bu, jadi nanti aku yang menyediakan semua keperluan alat, tempat, dan lain sebagainya, nanti dia yang kerja mengeksekusi setiap ada pelanggan yang datang untuk memperbaiki kendaraannya." Ibu terdiam tampak berpikir sejenak. Saat ini aku menilai bisnis di bidang itu lumayan menjanjikan, melihat semakin banyak kendaraan jadi tak 'kan khawatir tergerus waktu. Karena setiap hari, setiap saat, pasti orang akan butuh bengkel untuk memperbaiki kendaraan mereka."Ibu setuju saja, asal kamu benar-benar tekun menjalani usaha ini. Sepertinya sangat menjanjikan."Aku mengulum senyum. Dan aku aka

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 55. di tipu.

    "Maksud kamu bagaimana Iqbal?" sentak Ibu ketika aku menyampaikan kecemasanku terhadap Andra."Nomor Andra sulit sekali di hubungi, Iqbal hanya khawatir kalau-kalau dia bawa kabur uang itu," jelasku makin membuat wajah ibu memerah."Astaga, kok bisa! Memangnya kamu itu sudah kenal dia berapa lama sih?""Baru satu tahun ini aku mengenalnya, itupun karena kami sering ngobrol-ngobrol ketika aku servis mobil di bengkel langgananku."Dan kemarin nggak sengaja ketemu dia pas lagi mau jual mobil, dan dia cerita kalau dia sudah nggak kerja di bengkel itu lagi karena bosnya pelit katanya dan dia memilih resign. "Haduuhh Iqbal! Bagaimana kalau ternyata dia itu menipu kita, dan membawa kabur uang itu?" pekik ibu dengan wajah sudah sangat cemas.Aku tertunduk bingung. Sebenarnya pemikiranku pun sama seperti itu, hanya saja aku tak sampai mengungkapkanya secara langsung, karena takut hal itu benar-benar kejadian."Pokoknya Ibu nggak mau tahu, kamu harus cari dia sampai ketemu! Apapun itu caranya!

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 56. Tyas Pov

    Tyas Pov.Terlihat gurat kekecewaan dan rasa tak terima ketika menerima surat pemutusan hubungan kerja yang aku sodorkan. Netra lelaki yang dulu selalu memandang penuh cinta kini semua telah musnah. Tergantikan dengan tatapan marah dan kecewa diantara kami.Kamu yang menabuh genderang perang diantara kita Mas, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Aku memecatmu juga bukan serta merta tanpa alasan, tapi berdasarkan fakta di lapangan bagaimana kinerja kamu, memiliki jabatan, bukan membuatmu bersyukur dengan bekerja dengan sungguh-sungguh. Tapi justru membuatmu lalai akan apa-apa saja tuntutan perusahaan terhadap peranmu di sini.Aku membuang napas berat, menatap punggung laki-laki itu keluar dari ruangan ini.Mungkin ini memang jalan yang terbaik, aku sudah memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri, juga untuk bekerja lebih baik lagi ketika aku menempatkan kamu di bagian staf, tapi kamu justru semakin parah.*"Sudah jangan terlalu dipikirkan, insya Allah ini memang ke

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 57. Kejanggalan.

    Dering ponsel mengagetkanku yang tengah fokus di depan layar laptop.Abian."Ya Hallo Pak Abi," sapaku pada lawan bicaraku di seberang sana."Bu Tyas, ada yang ingin saya sampaikan.""Ya, katakan saja."Suara Abian di seberang sana terdengar berbeda. Sepertinya ada sesuatu hal yang penting yang ingin ia sampaikan.Beberapa saat ia terdiam. Membuatku menghentikan pekerjaan, dan memilih fokus untuk bicara dengan Abian."Hallo, Pak Abian! Apa ada masalah?" tanyaku lagi."Iya ada hal yang penting, dan ini sepertinya kita harus ketemu langsung supaya semuanya jelas."Aku mengangguk mengerti."Apa ini menyangkut soal perusahaan?""Ya!""Baiklah kalau begitu atur saja jadwal kita ketemu, Pak Abian.""Besok sore di Kafe dekat kantor, ehm tidak, biar aku saja yang datang ke kantor besok.""Oh, oke baiklah. Aku tunggu."Panggilan pun berakhir. Ada rasa penasaran yang menggelayut di dalam dada. Apa sebenarnya yang ingin Abian sampaikan, sampai-sampai harus ketemu untuk membahas ini.Besok juga

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 58. Mulai dekat.

    Abian bahkan mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah laki-laki itu.Dan dengan santai laki-laki lawan bicaranya itu menurunkan pelan jari telunjuk Abian, sambil tersenyum penuh misteri dan tak lama kemudian ia terlihat pamit, menepuk pelan bahu Abian yang mematung, masih dengan ekspresi wajah marah. Menatap laki-laki itu berlalu meninggalkan area restoran ini.Aku memberanikan diri untuk menghampiri Abian."Ekhem! Pak Abian?" Abian terkejut, dan menoleh ke arahku."Bu–Bu Tyas! Ibu di sini?""Iya. Ada janji ketemu sama Pak Wiratama, beliau meminta untuk membahas mengenai kerjasama perusahaan kita di sini." Abian mengangguk paham."Ehm, maaf Pak Abian, tadi itu ....""Ehm tadi itu bukan siapa-siapa. Cuma seseorang yang sangat tidak penting sekali." jawab Adrian seraya tersenyum kaku.Aku menatapnya, terlihat netranya seperti menghindar, sepertinya ada yang di tutupi dariku. Ah mungkin itu urusan pribadinya. Tak seharusnya aku ikut campur urusan dia."Oh begitu. Maaf, soalnya

Latest chapter

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 148. Ending.

    "Pergi dari sini aku bilang! Pergi!" Sentak Iqbal dengan suara menggelegar."Oke, oke, aku tak akan mengambil Rayyan darimu. Tapi satu hal yang ingin aku sampaikan. Bagaimanapun aku ini adalah ayahnya. Jadi aku bisa sewaktu-waktu kemari untuk menengoknya. Kau tak bisa melarangku, kalau itu terjadi maka aku akan membawanya pergi jauh darimu."Ucapan Juna terdengar seperti ancaman bagi Iqbal."Oke! Tapi jangan pernah kau katakan kau adalah ayahnya. Tunggu sampai saatnya tiba. Saat dia bisa mengerti semua keadaan ini."Juna mengangguk kemudian pergi.Dalam keheningan malam, Iqbal duduk sendiri di kamar Rayyan, memandangi anak itu yang tertidur pulas. Sekarang Rayyan mulai mau menginap di rumah itu dan tidur bersama Iqbal. Tentu saja itu sesuatu yang sangat membahagiakan bagi Iqbal."Aku telah mencintaimu sejak hari pertama aku melihatmu di dunia ini," bisiknya lirih. "Sekarang dan sampai kapanpun ... tidak ada yang bisa mengubah itu." Iqbal mengelus pelan rambut lebat bocah yang tengah

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 157. Kenyataan Menyakitkan.

    Iqbal menunggu dengan penuh rasa penasaran. Jantungnya berdegup kencang.Dan Hasilnya ... TIDAK COCOK. Rayyan bukan darah dagingnya.Iqbal tercengang. Dunia seakan runtuh seketika. Hatinya hancur. Ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Semua yang selama ini ia kira adalah kenyataan hidupnya, ternyata hanyalah ilusi. Amanda–wanita yang ia nikahi, ternyata telah menipunya. Namun yang lebih menyakitkan lagi, Rayyan anak yang selama ini ia anggap sebagai bagian dari dirinya, anak itu ternyata bukan anak kandungnya.Wajah Iqbal mendadak pucat. Ia masih seperti mimpi. Mimpi buruk yang membuatnya seperti kehilangan sebagian dari hidupnya.Meski ia berpisah lama dengan Rayyan karena dia di penjara, tapi dalam hatinya selalu menyakini bahwa Rayyan adalah permata hatinya. Dan sampai kapanpun dia tak merasa sendiri sebab ia punya anak. Tapi ternyata kenyataan berkata lain. Iqbal menggeleng, beberapa kali ia mengusap kasar wajahnya. Masih tak bisa terima dengan apa yang dikatakan dokter, tapi

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 156. Tes DNA.

    Setelah menjalani masa hukuman di penjara selama beberapa tahun, Iqbal kembali ke dunia luar dengan segunung tantangan yang menantinya. Fauzan yang telah menjamin kebebasan untuk Iqbal. Iqbal tak pernah menyangka, orang yang dulu ia tolong, kini telah sukses dan bahkan bisa menolongnya keluar dari penjara. Iqbal sangat berterimakasih pada Fauzan.Bayangan suram masa lalunya membayang-bayangi langkahnya, tapi ia mencoba menghapus semuanya, memulai lembaran baru. Fauzan menjemput Iqbal dengan mobil miliknya. Begitu sampai di halaman rumah Iqbal terkejut Hasna tengah sibuk melayani beberapa pembeli."Hasna," ucap Iqbal dengan senyum tersungging di bibirnya.Bergegas ia turun dari mobil untuk menemui ibunya. Beberapa langkah sebelum sampai di teras toko, ia melirik ke arah pintu rumahnya. Harusnya ada ibunya yang menyambut kepulangannya di sana. Mendadak hatinya gerimis, mengingat kini ibunya sudah tidak ada lagi.Dulu ibunya adalah satu-satunya orang yang selalu ada mendukungnya. Wala

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 155. Akhir kisah sang Pelakor

    Amanda duduk duduk di tepi ranjang kecil yang suram, memandangi jendela yang menghadap ke gang sempit di sudut kota Semarang.Diluar kehidupan kota samar-samar terdengar, namun jiwa wanita itu terasa hampa. Tubuhnya lemah, wajahnya pucat dengan tatapan matanya kosong. Sisa kehidupan yang dulu penuh hingar bingar kini hanya menyisakan sebuah penyesalan yang tak tertahankan."Aku muak dengan semua kelakuanmu! Kamu hadapi semua ini sendiri! Aku nggak mau tahu! Ini kan buah dari semua perbuatanmu!" sentak Yusuf sore itu sebelum memutuskan untuk pergi ke Jakarta.Yusuf yang menjadi kakak tiri Amanda, merasa sudah capek menghadapi berbagai model orang yang datang menagih hutang pada Amanda.Yusuf seolah menjadi ATM bagi Amanda, seenaknya dia meminta kakaknya untuk membayar hutang-hutangnya.Yusuf pun merasa capek. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dan berusaha bersikap masa bodoh dengan Amanda. Karena semakin di turuti keinginannya, Amanda semakin menjadi. Seolah makin banyak saja orang

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 154. Iqbal Bebas

    Salah satu perawat yang tinggal tak begitu njauh dari rumah Hasna datang tergopoh, ia langsung mengecek kondisi tubuh Bu Wina yang dingin."Maaf, Ibu Wina sudah tidak ada," ucap perempuan itu lirih."Innalilahi wa Inna ilaihi Roji'un." Beberapa orang tetangga yang sudah datang turut berduka.Sedangkan Hasna masih tak sadarkan diri."Panggilkan Bapakya Hasna, cepat!" seru salah satu tetangga memberi titah pada tetangga lainnya. Laki-laki yang diberi perintah itu pun bergegas lari ke rumah Bapaknya Hasna, yang tinggal tak jauh dari rumah itu bersama Bu Maryam."Astaghfirullah, ada apa, Hasna! Hasna!" Laki-laki paruh baya itu datang, ia syok melihat Wina istri pertamanya telah berpulang. Dan Hasna masih terbaring pingsan.Dalam hati kecilnya ia sangat sedih, meski semasa hidup dan tinggal bersama Wina ia kerap kali berbeda pendapat, kerap kali bertengkar, tapi perjalanan waktu yang di lalui bersama, tentu menyimpan sejuta kenangan bersama juga bersama anak-anak mereka."Yang sabar Pak! I

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 153. Kepergian Bu Wina.

    Pagi-pagi sekali Hasna sudah bersiap untuk pergi menemui Iqbal."Mbak Santi, tolong titip Ibu sebentar ya. Akan saya usahakan cepat pulang." Hasna meminta bantuan tetangga untuk menjaga ibunya sebentar, selama dia pergi."Iya Hasna, tenang aja. Saya akan di sini sampai kamu pulang.""Terimakasih banyak Mbak Santi.Hasna pun berangkat dengan memakai motor matic second yang dibelinya, untuk di pakai setiap kali berbelanja mengisi tokonya.Saat tiba di Lapas, seketika Hasna merasakan atmosfer yang berat. Rasa rindu, marah, kecewa, dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu di dalam dadanya. Saat Iqbal muncul di ruang kunjungan, Hasna melihat perubahan besar dalam diri kakaknya. Wajahnya tirus, tubuhnya semakin kurus, rambutnya sedikit berantakan, dan ada bayangan kelam di matanya."Hasna ..." Iqbal memanggil namanya dengan suara serak, seakan-akan ia tak percaya adiknya benar-benar datang.Hasna duduk di depannya, diam sejenak. Suasana canggung terasa di antara mereka. "Aku datang karen

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 152. Tawaran Bantuan.

    "Selamat sore, Mbak Hasna," sapa pria itu.Hasna sedikit terkejut. Ke apa laki-laki itu bisa tahu namanya. Dari gelagatnya dia seperti tidak berniat untuk membeli sesuatu di toko."Sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu?""Saya teman lama Iqbal. Namaku Fauzan. Saya baru dengar tentang kejadian yang menimpa keluargamu."Hasna terdiam sejenak. Ada rasa kekhawatiran, jangan-jangan kakaknya punya hutang pada temannya ini dan sekarang dia datang untuk menagih hutang. Begitu pikir Hasna."Oh, begitu. Ada yang bisa saya bantu? Maaf Mas Iqbal tidak ada di rumah."Fauzan mengangguk pelan. "Aku hanya ingin tahu bagaimana kabar ibumu. Aku tahu bahwa apa yang terjadi dengan Iqbal pasti bagi kalian."Hasna memandang pria itu dengan sedikit rasa waspada. Ia memang pernah mendengar nama Fauzan dari Iqbal, tapi mereka tak pernah bertemu sebelumnya. Tentu saja, setelah semua yang terjadi dengan kakaknya, ia sulit untuk langsung mempercayai siapa pun, terutama orang yang datang tiba-tiba tanpa diduga.H

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 151. Jalan terjal kehidupan Keluarga Iqbal.

    POV Author. Jalan Terjal Kehidupan keluarga Iqbal."Makan dulu Bu." Hasna menyuapi ibunya–Wina dengan telaten.Nasi putih dengan tekstur sedikit lembek dan sayur Sop ayam. Biasanya ibunya akan sangat suka dengan menu satu ini. Tapi hari ini Bu Wina seperti tak ada nafsu makan."Bu, lagi ya." Bu Wina menggeleng. Hasna menghela napas."Ya sudah sekarang minum obatnya, ya." Hasna bergegas menuju ke kamar ibunya, membuka laci nakas tempat ia menyimpan obat.Setelah kejadian Bu Wina jatuh stroke, Hasna memilih resign dari kantor dan fokus di rumah mengurus ibunya.Ia membawa Wina kembali ke rumah lamanya. Sedangkan Bu Maryam dan Bapaknya pindah dari rumah itu, tinggal tak begitu jauh dari rumah Bu Wina."Ini Bu obatnya." Setelah selesai mengurusi ibunya, Hasna membawa ibunya ke depan teras rumah, udara pagi yang sejuk, juga sinar matahari pagi bagus untuk kesehatan ibunya."Hasna buka warung dulu ya." Bu Wina hanya mengangguk. Sebenarnya Bu Wina masih bisa bicara walau ada sedikit terb

  • Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri    Bab 150. Jebakan untuk Om Martin.

    "Halo Sayang, aku sekarang bagi diperjalanan pulang ke Jakarta." Aku mengabari Tyas melalui sambungan telepon."Iya Mas hati-hati. Gimana tadi ketemu sama Pak Bambang?""Ketemu Sayang.""Terus?""Nanti aku ceritakan di rumah ya. Assalamualaikum."Panggilan selesai. Aku fokus mengemudi dengan karena jalan berbelok-belok dan berbatu.Aku kembali ke Jakarta dengan menggenggam luka. Kesaksian Pak Bambang, tentu memberi titik terang sekaligus memberikan luka. Betapa Martin sangat jahat. Padahal Papa sudah sangat percaya padanya.Ternyata dia tega mengkhianati kepercayaan Papa. Sungguh ini sakit sekali."Ya Allah Pa. Lihat kan Pa, orang yang selalu Papa bela mati-matian, orang selalu menjadi diri diantara hubungan kita. Ternyata dia adalah orang yang sangat busuk! Brengsek! Awas saja Kau Martino, aku pastikan kau akan mendekam di balik jeruji besi untuk waktu yang sangat lama," geramku, sambil memukul stir mobil beberapa kali.Aku berhasil keluar dari jalan desa, kini melewati jalanan yang

DMCA.com Protection Status