Beranda / Romansa / Istri yang Kabur di Malam Pertama / Bab 34A Jatuh tertimpa tangga

Share

Bab 34A Jatuh tertimpa tangga

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 34A Jatuh tertimpa tangga

Seminggu berlalu, Revan merelakan waktunya yang mau digunakan untuk mencari Gita. Dia justru harus menemani Ardi di RS sampai menunggu orang tuanya datang. Sesaat setelah dokter meminta menghubungi orang tua pasien, ternyata ayah Ardi tengah di rawat di rumah karena sakit. Revan memutuskan untuk memberitahu lewat telepon pada ibunya. Tentu saja kabar yang disampaikan untuk menenangkan orang tuanya. Alhasil ibunya memberikan kepercayaan pada Revan untuk menjaga putranya terlebih dahulu.

"Maaf ya, Nak Revan. Bapak ibu merepotkanmu untuk menjaga Ardi," ucap pria paruh baya yang sudah terlihat sehat kembali. Aktivitasnya di kegiatan sosial setelah pensiun dari dunia kerja justru membuat ayah Ardi kadang lupa memperhatikan kesehatannya.

"Tidak masalah, Om, Tante. Ardi sahabat saya."

"Kejadiannya bagaimana, Nak?"

"Saya juga tidak tahu, Om. Polisi masih menyelidikinya."

"Baiklah, kami akan menjaga Ardi di sini. Nak Revan tolong pegang masalah kantornya ya!

Deg,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 34B

    Bab 34B Jatuh tertimpa tangga"Rev....Revan. Dimana aku?"Ardi terlihat meringis mungkin menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya."Tenanglah, Ar! Kamu habis kecelakaan. Apa kamu ingat mau kemana waktu itu?""Aargh."Ardi merintih sembari memejamkan matanya. Mencoba mengingat kilasan kejadian terakhir yang dialaminya.Semakin dia mencoba mengingat, rasa sakit di kepala semakin menjadi-jadi."Jangan kamu paksakan, Ar!" Revan tak tega melihat Ardi yang tamoak tersiksa.Larangan Revan justru tak diindahkan Ardi. Dia berusaha mengingat dengan paksa, lantas berteriak sekuat tenaga."Ardi, Mel tolong panggilkan dokter!"Melia berlari setelah memencet tombol emergency. Dua hal harus dilakukannya untuk berjaga-jaga barangkali panggilan emergency belum sampai.Benar saja, begitu Melia membuka pintu, seorang berpenampilan dokter menuju ke arahnya."Ada apa lagi dengan pasien?""Tolong diperiksa, Dok. Dia merasa kesakitan di kepalanya!"Dokter segera memberi tindakan pada Ardi selama beberapa meni

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 35A Diujung Tanduk

    Bab 35A Di Ujung Tanduk Pagi-pagi sekali Jessy sudah berada di ruang rawat Ardi. Dilihatnya sosok terbujur dengan selimut menutup tubuhnya itu masih pulas tertidur. Dia menggantikan sementara Revan yang keluar mencari sarapan.Jessy duduk di kursi samping bed pasien."Semua gara-gara Laras. Bukan salahku memilih bersenang-senang dengan Robert. Kamu yang memulainya, Ar. Sejak ada Laras, kamu mengacuhkan aku, bahkan kamu tidak mau menyentuhku lagi seperti dulu." Jessy berguman lirih di samping Ardi yang dikiranya masih terlelap. Namun Jessy tidak menyadari kalau Ardi memasang telinganya lebar-lebar."Aku pikir dengan kamu menghancurkan Laras, maka dia akan menjauhimu, ternyata aku salah. Kamu yang sudah menidurinya pun tidak sadar malah semakin lengket dengannya. Kamu perlakukan aku bak habis manis sepah dibuang. Kamu menghianati istrimu dan juga aku hanya demi gadis kampung itu. Aku yang menyuruh Laras memberi minuman untukmu malam itu. Aku juga yang membuat foto itu seolah-olah Laras

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 35B Diujung Tanduk

    Bab 35B Di Ujung Tanduk "Ternyata Bi Irah pandai menyenangkan hati mama dan papa. Padahal dia hanya seorang asisten di rumah. Bagaimana dengan aku yang menjadi satu-satu putranya. Teganya aku menyia-nyiakan menantunya. Kalau mama dan papa tahu pastilah sedih hatinya.""Bintang, kamu kenapa? seru mamanya membuyarkan lamunan Ardi."Ya, Ma. Aku sudah menemukannya sejak kembali ke Yogya. Maafkan aku tidak mengabari kalian. Kami sedang menata diri untuk berbaikan.""Iya, jaga baik-baik istrimu! Jangan menyakiti hatinya!"imbuh mamanya yang diangguki Pak Atmaja.Hati Ardi sedikit nyeri mendengar nasehat mamanya. Kenyataannya dia sudah membuat istrinya pergi, bahkan Gita memilih pisah daripada hidup melihat dirinya bersama Jessy."Sekarang istrimu dimana, Ar? Kata Bi Irah, Gita ada tugas keluar kota dari kampus. Syukurlah kalau dia jadi kuliah."Deg,"Bi Irah beralasan apalagi ini, bahkan aku saja tidak tahu keberadaan Laras.""Hmm, iya, Ma. Laras ada tugas. Aku tidak ingin mengganggunya. P

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 36A Hal tak Terduga

    Bab 36A Hal tak terduga"Mohon maaf saya ingin menyampaikan surat pemindahan kepemilikan perusahaan konsultan desain properti atas nama Bapak Bintang Lazuardi menjadi Bapak Robert Winata.""Apa? Tidak mungkin," teriak Ardi yang merasa terpukul."Maaf, ini suratnya."Ardi membaca lembar demi lembar surat yang dibawa. Matanya membola saat membaca sebuah lembar berisi tanda tangan pemindahan kepemilikan. Terdapat dua nama di sana, namanya dan juga nama kliennya Pak Robert."Robert, kamu benar-benar licik bersekongkol dengan Jessy."Ardi mencengkeram kuat pegangan kursi roda hingga buku-bukunya memutih."Oya Pak perlu kami sampaikan juga bahwa rumah ini merupakan sebagian aset dari perusahaan. Jadi,...""Tidak usah diteruskan. Kapan saya harus angkat kaki dari rumah ini?" ucap tegas Ardi yang sudah paham dengan permainan bisnis."Dalam surat ini disebutkan maksimal 1x24jam, Pak Bintang.""Baiklah, terima kasih.""Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu."Ardi memutar otak untuk men

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 36B Hal yang tak terduga

    Bab 36B Hal tak terduga "Baiklah, sekali lagi selamat datang di tempat kami yang terpencil ini, semoga Bu Anggi betah." Gita tersenyum simpul mendengarnya. Dimanapun tempat yang di pijak, Gita merasa senang bisa memberikan manfaat untuk banyak orang. Harapan untuk mengalihkan kesedihannya sangat terbuka. Dia akan berjuang memberikan yang terbaik di tempat ini. Sepulang mengajar, Gita merasa sedikit lelah dengan tubuhnya. Dia merebahkan badannya di ranjang. Menghela napas panjang, Gita memikirkan banyak hal yang akan dikerjakan untuk pengabdiannya di sekolah yang menghadirkan wajah-wajah haus akan ilmu. "Mbak Anggi, ayo makan siang dulu!" ajak Hana dari ambang pintu. "Kamu sudah pulang sekolah, Na? Katanya ada les tambahan?" "Nggak jadi, Mbak. Gurunya ada rapat persiapan ujian akhir." "Oh, ya. Kalau begitu ayo kita makan siang trus bikin kue!" "Mbak Anggi bisa? Mau bikin kue apa?" "Brownis aja simple, Na. Tadi di sekolah ada karyawan yang menawarkan tepung lengkap untuk brownis.

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 37A Terdampar

    🌻🌻🌻🌻🌻Bab 37A Terdampar "Bu Anggi, awas!" teriakan salah satu siswa memang didengar Gita. Namun dia tidak sempat menghindar hingga badan mobil sebelah kiri menyenggol tubuhnya."Astaghfirullah." Gita jatuh tersungkur ke tanah diikuti siswanya yang berdatangan menolong.Beruntung di jalan kampung, mobil tidak begitu kencang melaju. Namun tetap saja Gita tersungkur karena tersenggol bagian samping mobil."Bu Anggi nggak apa-apa?"Gita mengangguk pada beberapa siswanya untuk tidak kawatir dengannya. Takutnya mereka menghakimi pemilik mobil dengan melempari batu. Terlihat mobil itu bukanlah mobil biasa. Dia jadi teringat mobil suaminya hampir mirip dengan mobil yang menabraknya kini.Tampak sopir mobil itu turun dan mendekati Gita yang sudah dikerumuni siswanya."Nona tidak apa-apa?""Bu guru kami terluka, Bapak harus tanggung jawab!" seru salah satu siswa laki-laki berperawakan gendut."Iya, kamu pasti orang kaya mobilnya saja bagus. Ayo ganti rugi!" seru satu siswa lainnya yang be

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 37B Terdampar

    Lima belas menit dari lokasi tabrakan tadi, mobil mereka sudah sampai di sebuah rumah berukuran sedang. Rumah yang berdiri di atas tanah lapang dikelilingi banyak pepohonan terutama pohon jati.Jarak antara rumah yang satu dengan lainnya pun cukup jauh, tidak seperti di kota tempat tinggal Ardi, rumah yang satu dengan lainnya saling berdempetan."Tuan mau pakai kursi roda atau tongkat?" tawar Rahmat pada tuannya yang sedang memasangkan sandal."Tongkat saja, Mat. Kursinya kamu bawa masuk!""Baik, Tuan."Ardi barjalan menapaki tanah yang berwarna coklat kemerahan, sebagian tanah di daerah ini memang berupa tanah liat. Terlihat sedikit gersang, karena hampir memasuki musim kemarau. Daun-daun jati pun mulai banyak yang berguguran. Namun Ardi masih sempat menikmati pemandangan hijau dedaunan selain pohon jati. Bahkan ada sepetak tanah yang sengaja ditanami bunga amarilis, terlihat indah dipandang. Ardi menghirup udara banyak hingga memenuhi rongga dadanya. Dia hembuskan dengan mata terpej

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 37C Terdampar

    "Maaf Tuan, di sini adanya pasar." "Ya, tidak apa-apa." Dua jam berlalu, Ardi memilih merebahkan badannya di ranjang kayu yang beralaskan kasur tipis. Sangat jauh dari kata nyaman untuknya dibandingkan dengan ranjang kingsize miliknya di rumah. Namun Ardi tetap mencobanya. Sungguh terasa nikmat bisa meliukkan tubuhnya yang kaku karena perjalanan panjangnya dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Baru beberapa menit memejamkan mata, terdengar suara salam anak laki-laki. "Mbok, simbok pulang?" "Aargh, siapa kamu? Apa kamu maling?" "Ckk, siapa juga yang mau maling rumahmu nggak ada barang berharganya," teriak Ardi kesal disangka maling." "Benar juga, masak maling tiduran di kamar." "Maafkan saya, Tuan siapa?" Lintang melihat penampilan Ardi yang rapi membuatnya memanggil dengan sebutan yang biasa neneknya ucapkan. "Saya Bintang Lazuardi, panggil saja Tuan Ardi," ucap Ardi dengan ekspresi datar ingin mengerjai cucu Bi Irah. Wajahnya tertunduk saat ditatap Ardi. "Boleh saya panggi

Bab terbaru

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 137 Ending

    Bab 137 EndingSakha sudah seperti buka puasa. Sekian purnama tidak menyentuh istrinya, kerinduan pun berada di puncaknya. "Wajah Mas masih sakit, ini. Aku obatin, ya?""Nggak perlu, Rahma. Aku butuh obat rindu.""Mas!"Rahma sudah tidak bisa mengelak, ia pun merasakan rindu yang menggebu. Keduanya melewati malam panjang ditemani rembulan yang sinarnya menyusup dari celah gorden. Sentuhan lembut Sakha menyapa Rahma membuat hati wanita itu mengembang. Seulas senyum terukir di bibir merahnya."Tenang, Nak, Abi mau mengunjungimu."Sakha memperlakukan istrinya dengan lembut walau di dalam sana sudah menahan gair*h yang memuncak. Ia tidak ingin membuat trauma istrinya yang sedang hamil besar.Satu jam berbagi peluh membuat keduanya kelelahan. Sakha memberikan kecupan hangat di kening Rahma. Hingga wanita itu memejamkan mata menikmati ketulusan suaminya."Terima kasih, Sayang.""Terima kasih juga, Mas."Waktu kian berlalu, detik tergerus oleh menit hingga menit berganti menjadi jam. Purnama

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 136 Rindu

    Bab 136 Rindu "Percuma, Arga. Kakakmu dari dulu sudah begitu," imbuh Pak Ardi ketus."Ya Allah, Pa, Arga. Ini salah paham," lirih Sakha yang merasakan tubuhnya sudah lunglai."Apa?! Astaghfirullah, ini pasti salah paham.""Pa, Arga, tunggu!" teriakan Sakha tidak digubris dua lelaki beda generasi itu. Pak Ardi dan Arga sudah masuk mobil meninggalkan kediaman untuk menemui Rahma yang terbaring di rumah sakit."Astaga, Mas Sakha kenapa?" Dari dalam rumah keluar satpam yang sedari tadi dicari Sakha."Bapak kemana saja? Muka saya sudah babak belur kayak maling, nih," dengkus Sakha sambil menahan nyeri akbitan tamparan papanya dan juga pukulan Sakha."Ayo, Pak. Kita ke dalam dulu. Bi, Bibi. Tolong ambilkan air kompres untuk Pak Sakha!" "Hah, Mas Sakha kenapa?""Jangan banyak omong, cepat ambilkan."Bibi ART pun mengangguk. Gegas ia ke dapur mengambil air kompres."Maaf, Mas. Tadi saya membereskan kamar Mbak Rahma sama bibi." Satpam mengucap dengan sedikit takut membuat Sakha penasaran."Me

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 135 Pulang

    Bab 135 PulangPenerbangan Padang-Jakarta akhirnya pesawat mendarat di bandara Soekarno Hatta. Sakha memang sengaja belum mengabari orang rumah tepat hari apa pulangnya. Ia harus menyiapkan keperluan Cantika dan neneknya di rumah sakit ternama di Jakarta. Setelahnya, Toni yang akan menemani Cantika untuk proses operasi mata neneknya."Pak Toni tolong Cantika ditemani sampai keperluannya tidak kurang satupun," ucao Sakha sambil menyenderkan punggung di sofa tunggu bandara. Mereka masih menunggu bagasi."Siap, Pak. Oya, Pak Sakha yakin tidak perlu ditemani pulang sampau rumah terlebih dulu?" tanya Toni basa-basi."Ckkk, bukankah Pak Toni senang langsung bisa menemani Cantika?" Sakha justru balik bertanya membuat Toni terkesiap."Nanti kalau Cantika bingung di kota ini, Pak Toni yang repot, kan? Gadis itu nggak ada duanya,"ucap Sakha terkekeh."Dia gadis yang pintar, Pak. Nggak mungkin nyasar di kota ini," balas Toni sambil tersenyum."Pak Toni nggak takut Cantika nyasar, tapi takut dia k

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 134 Tuntas

    Bab 134 Tuntas"Terima kasih atas kerja samanya, Pak Sakha."Seorang pimpinan petugas kepolisian menjabat tangan serta mengucap terima kasih pada Sakha di ruang kerjanya. Sebab Sakha telah membantu petugas kepolisian untuk menegakkan keadilan. Tuntas sudah tugas Sakha di kota ini."Kalau begitu, saya pamit dulu, Pak. Saya harus menemui warga untuk m3nyampaikan hak-haknya,"ucap Sakha yang diangguki petugas. Sakha kembali menaiki mobilnya yang disopiri Toni menuju kediaman Pak Cokro. Di rumah orang terhormat di kampungnya itu telah berkumpul banyak warga. Ada juga karyawan Sakha yang sudah lebih dulu sampai di sana. Sementara itu, Cantika absen karena harus menemani neneknya melakukan diagnosis oleh dokter di rumah sakit."Kita sudah sampai, Pak." Toni menoleh lalu menggelengkan kepalanya. Ia tahu betul Sakha dangat kelelahan beberapa hari terakhir. Sebab anak bosnya itu kejar target melumpuhkan musuh ayahnya. Beruntung Cantika bisa diajak kerja sama, pun Pak Cokro dengan senang hati mem

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 133 Tertangkap Tangan

    Bab 133 Tertangkap TanganSenja menampakkan warna jingga yang indah di cakrawala. Cantika segera pulang ke rumahnya karena sang nenek pasti lama menunggu. Seharusnya, ia pulang siang hari, tetapi demi membantu pihak keamanan untuk menggrebek Robert, kepulangannya molor."Nek, nek." Cantika mendapati neneknya tiduran di kamar. Gadis itu mendekat lalu mengusap lembut wajah sang nenek. Setitik bulir bening menetes membasahi pipi mulusnya. wanita ini telah merawatnya sejak kecil. Cantika yatim piatu, entah di mana orang tuanya kini iapun tidak tahu. Kata Sang nenek orang tuanya telah meninggal. Tapi sunggu misterius baginya."Ika. Kamu sudah pulang?""Iya, Nek. Ika mau siapin baju buat kita ke rumah sakit. Nenek akan diobati dokter di sana biar bisa melihat lagi."Ucapan Cantika tersendat karena isakan kecil menyusul."Bukannya tadi siang kamu sudah pulang?""Hah, enggak. Ika barusan pulang dari bekerja."Cantika sedikit heran, apa ada yang datang ke rumah. Kenapa neneknya merasa ia sudah

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 132 Mencuri Barang

    Bab 132 Mencuri barangSakha merencanakan strategi untuk menangkap Robert beserta anak buahnya. Dia telah mengumpulkan bukti-bukti dibantu oleh Pak Cokro dan Cantika. Bekerja sama dengan pihak berwajib, Sakha ingin pekerjaan di proyek pembangunan jalan tol berjalan lancar. Ia ingin segera pulang sebelum istrinya melahirkan. Janji di awal hanya pergi satu dua bulan. Hingga kini kehamilan Rahma terhitung masuk trimester tiga.Semalam ia menelpon istrinya."Sayang, maafkan aku baru sempat menelpon. Pekerjaan di sini sungguh menyita waktu. Sinyal juga susah karena lokasi di tengah hutan.""Ia Mas. Aku tahu, yang penting kamu sehat dan baik-baik saja di sana. Aku percaya Mas melakukan kerja keras di sana. Ada Pak Toni yang menemani, aku pun lega.""Iya, Sayang. Selesai proyek di sini, aku segera kembali ke Jakarta. Doakan tidak sampai melewatkan kelahiran anak kita, ya.""Iya, Mas.""Jam segini kok belum tidur, Sayang?""Hmm, akhir-akhir ini aku susah tidur, Mas. Nggak tahu, pikiran selalu

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 131 Tipuan

    Bab 131 TipuanHari berganti hari hingga menjadi minggu, Cantika berperan dengan tipuannya sebagai wanita penggoda Sakha. Dia bersikap manja saat bersama laki-laki itu. Sesekali meluncurkan rayuan saat di depan Robert. Toni sampai harus menahan diri untuk tidak tertawa saat melihat aksi mesra keduanya. Akting Sakha dan Cantika layak diberi apresiasi seperti bintang sinetron"Gimana, Sayang. Kita ambil saja proyek dengan Pak Robert. Track recordnya sudah tidak diragukan lagi. Bagi hasil keuntungannya juga besar. Ayolah, nanti setelah proyek selesai, kita bisa liburan ke pulau yang indah berdua," ungkap Cantika dengan gaya centilnya.Robert yang melihat dari balik meja kerjanya tersenyum menyeringai. Dia memang memerintahkan Cantika untuk merayu Sakha supaya bisa diajak kerja sama. Dengan nama perusahan Sakha, kerja ilegal Robert bisa disamarkan."Baiklah, saya perlu membaca surat kerjasamanya terlebih dulu Pak Robert. Paling lama tiga hari, saya akan memberi kabar hasilnya.""Jangan lam

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 130 Sepakat

    Bab 130 SepakatSetengah jam, Sakha dan Toni duduk di luar kamar yang dimasuki Cantika dan wanita yang sudah renta tadi. "Pak, gimana? Kenapa gadis itu belum keluar juga?"Sakha hanya mengedikkan bahu. Ia lalu beranjak dari duduk dan mendekati kamar. Berhenti sejenak di depan pintu yang sedikit terbuka. Tampak di sana Cantika sedang membenarkan posisi yang nyaman untuk wanita tua tadi."Nek, istirahat saja. Ika baik-baik saja, kok.""Jadi gadis itu biasa dipanggil Ika. Pantas tidak ada yang kenal Cantika."Sakha mengembuskan napasnya kasar. Ia baru sadar kalau Cantika bekerja untuk menghidupi wanita tua yang pantas jadi neneknya itu.Beberapa menit kemudian, Cantika sudah turun dari ranjang dan berniat keluar. Sakha segera kembali ke kursi duduk bersama Toni."Gimana, Pak?" tanya Toni penasaran.Sakha hanya memajukan dagu ke arah pintu kamar di mana Cantika keluar dari sana."Kenapa kalian masih ada di sini? Sana pergi, jangan ganggu aku!"Cantika melenggang masuk ke sebuah ruangan ke

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 129B Ancaman

    Bab 129B Ancaman"Berhenti! Atau kalian babak belur keluar dari sini.""Ups, sial. Gadis ini kuat juga, Bos.""Awas!" pekik Sakha saat bogeman Cantika mengenai Rahang kiri Toni.Tidak keras tetapi mampu membuat nyeri di pipi Toni."Astaga, perempuan ini ganas sekali."Sakha jengkel sekaligus menahan tawa. Bisa-bisanya ia dan Toni dikalahkan perempuan."Oke,oke. Kami mundur. Sekarang katakan. Apa tujuanmu berbuat licik padaku, hah?"Sakha mencoba bernegosiasi. Ia tidak ingin salah melangkah dan akhirnya usahanya membela hak warga gagal."Aku jelas butuh uang. Jadi kalian pergi saja. Karena kedatangan kalian ke sini hanya akan membuat masalah bagiku.""Oke, berapa uang yang kamu butuhkan? Aku bisa mencukupi lebih banyak dari yang diberikan Robert. Kamu tahu dia bukan siapa-siapa. Dia mantan napi karena sudah menipu ayahku. Sekarang katakan butuh uang berapa kamu? 100juta, 200juta, setengah milyar?"Cantika terkesiap mendengar uang yang besarnya menggoda."Pak. Jangan gila! Pak Ardi tidak

DMCA.com Protection Status