Baskoro masuk ke kamar mandi, dia menguyur tubuhnya dengan shower. Di dalam ia memikirkan wajah Olive. Benar benar mengalihkan semua. Baskoro benar-benar tidak menyangka jika ternyata baby sitter yang baru saja bekerja di rumahnya justru bisa merenggut seluruh perhatiannya itu. Bagaimana bisa, tuduhan Fanya malah menjadi kenyataan, bahkan kecemasan sang adik tentang dirinya yang ad rasa dengan Olive Seolah membuktikan jika dirinya memang berniat mendekati Olive. "Kenapa, wajah itu! Argh. sial!"Baskoro benar-benar merasa begitu bingung bagaimana bisa justru Ia yang awalnya menentang mentah-mentah apa yang diucapkan oleh sang istri, justru sekarang semuanya perlahan terbuka dan menjadi kenyataan ya benar benar tidak menyangka jika ternyata pesona sang babysitter dapat mengalihkan dunianya.Lelaki itu kesel sendiri bagaimana bisa Iya yang hanya menganggap tuduhan dari adiknya Anggita hanya sebuah candaan itu pun, kini langsung berubah drastis dirinya benar-benar memikirkan paras ayu s
Anggita sudah siap mengantar sang Putri Sasy, di meja makan mereka sedikit berbincang. Seperti biasa Anggita memang menikmati perannya sebagai istri dan juga Ibu untuk Sasy, walaupun dirinya memang belum memiliki pengalaman menjadi seorang ibu, tetapi ia begitu merasa nyaman dengan perannya saat ini apalagi menurutnya Sasy adalah anak yang benar-benar begitu penurut bahkan menurutnya Anak seumuran Sasy sangat dewasa dalam memahami setiap masalah dan ia juga tidak pernah marah dengan sikap dari putrinya tersebut apalagi sangat mudah untuk diberitahu dan diberikan penjelasan jadi dirinya tidak pernah marah dengan apa yang dilakukan oleh putrinya tersebut dirinya benar-benar merasa begitu senang dengan pernikahannya dengan Caraka."Anggita apakah kamu tidak ingin bekerja lagi?" Caraka bertanya kepada istrinya, karena memang dirinya mengetahui bagaimana semangatnya sang istri saat bekerja di kantor kakaknya tersebut. Wanita itu mau belajar dari nol, Ia memang tidak mempermasalahkan Anggit
"Mereka keluarga dari ayahku. Bukan ibu kandung tapi wanita yang menjadi pengganti ibuku." Caraka berbicara dengan tatapan kosong. Anggita duduk mendengarkan sang suami bercerita, sebelum ia bertemu langsung dengan keluarga yang menurut suaminya sangat tak diinginkan kehadiran mereka. "Aku paham, mungkin mereka membuat kamu tidak nyaman. Apa keluarga ibumu tak ada?" tanya Caraka. Caraka menyenderkan tubuh di sofa. Pikirannya jauh ke masa lalu. Di mana saat dirinya melihat sang ibu yang tiba-tiba saja meninggal saat tertidur di kamar. Caraka menggeleng, rasanya sangat sakit membayangkan hal itu. Kematian yang tiba-tiba dan ayahnya pun menutup rapat kasus itu karena baginya kematian sang istri karena serangan jantung. "Kita berangkat sekarang, apa kamu mau aku antar ke mana gitu? Hari ini aku free, jadi bisa mengantar kamu ke mana pun kamu mau," ujar Anggita. Anggita tersenyum, lalu menghampiri sang suami. "Kalau kamu free lebih baik di rumah saja, bagaimana?" Caraka mengangguk,
Caraka masuk ke dalam kamar bersama Anggita. Ia merasa tidak enak dengan kahadiran ibu dan adiknya juga salah satu wanita yang pernah akan di jodohkan dengannya. Dirinya memang sudah mengetahui sejak niat kedatangan ibunya itu untuk ke rumahnya benar-benar sangat membuatnya merasa dilema ia sangat takut jika sampai ucapan-ucapan dari mereka justru menyakiti hati dari Anggita, ia tidak mau hal itu terjadi lagi kepada istrinya. Apalagi mengingat apa yang terjadi kepada Anggita saat sang mantan istri berbicara benar-benar membuatnya merasa begitu sangat menyesal bagaimana bisa ia tidak menjaga anggota dengan sangat baik."Tenang saja, aku sudah kebal dengan mertua jahat." Anggita tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. Melihat wajah dari suaminya itu Anggita sudah bisa membaca tentang apa yang sedang dipikirkan oleh caraka, mungkin saja lelaki itu merasa tidak enak dengan apa yang dikatakan oleh ibunya itu serta dua wanita yang sama sekali tidak dirinya kenal.Caraka memeluk istrinya, i
Anggita masuk ke mobil dan meminta sopir mengantarkan ke kantor Baskara. Sebelumnya Evan sang kakak mengajaknya bertemu, sudah lama tak jumpa karena dia habis dari luar kota selama dua bulan syuting.Anggita tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan tersebut apalagi ia sudah lama tidak bersua dengan sang kakak, daripada dirinya terus-terusan di rumah mendengarkan celotehan orang-orang yang tidak berguna itu lebih baik dirinya pergi saja dan menenangkan diri jadi ia tidak perlu repot-repot harus meneladani orang-orang tersebut.Tak butuh waktu lama hanya sekitar 35 menit akhirnya Anggita pun sudah sampai di kantor dari kakaknya itu, mereka bertemu di kantor Baskoro. Anggita melihat jika kakaknya Evan sudah jauh lebih dulu datang ke kantor dari kakaknya itu Karena memang tadi saat mengajak bertemu Evan sudah lebih dahulu jalan dan juga Anggita tadi mendapatkan hambatan saat hendak ke kantor itu karena ibu tiri dari Caraka benar-benar sangat membuatnya merasa begitu kesal."Hai Kak."Anggi
Andre pun terdiam sejenak lalu mengatakan jika keluarga istrinya pun sama menganggap dirinya hanya orang miskin. Entahlah, tetapi tetap saja istrinya melarang dirinya untuk menjelaskan siapa dia sebenarnya dan sepertinya Andre pun sudah terbiasa dengan hinaan hinaan yang selalu dilontarkan oleh keluarga sang istri kepada dirinya, menganggap jika dirinya adalah sebuah beban yang begitu sangat memalukan padahal selama ini tidak pernah sedikitpun ia meminta bantuan dari keluarga istrinya tersebut apalagi untuk memenuhi hidup dari mereka itu. Mobil yang ia pakai pun dikiranya hanyalah sebuah mobil kantor saja. Sejenak ia tertawa kecil, tidak menyangka jika ternyata Anggita pun diperlakukan sama oleh keluarga dari Caraka dianggap sebagai orang miskin. Dirinya heran dengan mulut orang-orang yang berbicara tanpa ada fakta itu bagaimana bisa mereka menilai seseorang hanya dari apa yang mereka lihat, mereka berasumsi tanpa adanya bukti sama sekali. Lalu Evan menghampirinya tak percaya. Ya ki
"Ah gila kamu git."Evan menolak dengan ide Anggita. Bagaimana tidak, sang adik memintanya untuk mendekati Olive agar tak bersama Baskoro. Menurutnya Anggita benar-benar tidak memikirkan tentang profesinya saat ini, bahkan ia melakukan hal positif saja bisa-bisa itu menjadi sebuah bumerang dan dihujat oleh para netizen apalagi jika dirinya melakukan hal tersebut lantas apa yang akan dirinya dapatkan. Evan benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang diucapkan oleh Anggita itu menjadi sebuah kenyataan.Evan pun berpikir bagaimana gosipnya yang akan beredar tentang dirinya dan asisten rumah tangga. Bagaimana bisa seorang aktor ternama menikah dengan pembantu, pasti ia akan dihujat oleh netizen plus 62 dan topik pernikahan pasti akan menjadi headline yang aneh.Lelaki itu langsung menggeleng ia menolak mentah-mentah saran yang diberikan oleh adiknya itu, bagaimana bisa kita justru memberikan saran seperti itu kepada dirinya benar-benar sangat di luar dugaan. Walaupun ia memang sekarang b
"Kalian kenapa melihat aku seperti itu?"Baskoro terheran-heran melihat ketiga adiknya yang menatapnya dengan tatapan yang sangat aneh, memangnya ada yang salah dengan penampilannya dan juga tidak biasanya mereka bertiga menatapnya seperti itu benar-benar membuatnya sangat heran.Ketiganya kompak menggeleng. Anggita, Andre dan juga Evan hanya menetap satu sama lain tidak mungkin mereka akan jujur. Wajah Baskoro bersemi, lalu kembali' menatap ponsel. Lelaki itu menata ponsel seperti anak remaja yang tengah kasmaran saja, lalu ia seperti Tengah membalas pesan yang dikirimkan itu karena terlihat jika jemarinya dengan asyik mengetik layar ponsel."Ndre, aku mau keluar kota beberapa hari. Tolong atur dan urus semua." Baskoro lagi Dan lagi memberitahu perihal hal itu kepada adiknya, karena memang selama dirinya pergi ke luar kota adiknya lah yang memegang penuh di perusahaan yaitu. Jadi ia tidak perlu khawatir tentang kondisi perusahaannya karena memang sudah dihandle oleh sang adik, mungk