"Kenapa ini?" Anggita bergumam sendiri. Ia tidak tahu sejak kapan dirinya merasa canggung saat bertemu dengan Caraka. Padahal mereka pernah saling bertemu dan menemani Sasy di rumah sakit. Entah, apa yang kini ada di hatinya, suara ketukan semakin kencang.Anggita menghirup udara sebanyak-banyaknya seolah-olah pasokan udara akan segera habis, lalu ia menghembuskannya secara perlahan memejamkan mata lalu kembali membukanya."Silahkan."Ia mempersilahkan Caraka masuk, pria dengan tubuh kekar dan tampan itu begitu menarik perhatian dengan aroma parfum maskulinnya. Usia memang lebih tua dan matang darinya. Tapi, semenjak tidak ada berewok di sekeliling wajah Raka, ia terlihat seusia Anggita. Melihat perubahan dari lelaki itu membuat Anggita pun terkesima, bahkan dirinya begitu terkejut dengan perubahan signifikan dari Caraka tersebut.Keduanya saling terdiam dan sama-sama dalam keadaan canggung karena sudah lama tidak berjumpa dan sekarang mereka berjumpa untuk membahas pekerjaan di sebua
"Kamu." Caraka tidak henti-hentinya menatap wajah Anggita yang begitu memikat hatinya, selama ini dirinya tidak pernah benar-benar memperhatikan wajah wanita itu dan sekarang ia memiliki kesempatan hal tersebut untuk memandang lama wajah dari sang janda."Aku?" tanya Anggita. Dirinya tidak salah dengar dengan apa yang diucapkan oleh Caraka yang memuji perihal kecantikan.Sontak keduanya diam dan tak saling bicara. Wajah keduanya tersipu malu.Raka pun malu-malu setelah mengatakan Anggita cantik. sebaliknya juga dengan Anggita yang tak bisa menyembunyikan wajah memerahnya karena merasa terpuji. Tak menyangka jika orang sekaku Caraka bisa memuji dan dokumen dirinya kira lelaki itu hanya bisa marah-marah saja dan sibuk mengurusi pekerjaan tetapi ternyata memiliki keahlian lain yaitu membuat dirinya merasa sangat bahagia.Anggita memilih untuk menutup dokumen yang sedang dirinya jelaskan, sepertinya pembahasan tentang project mereka berdua pun harus terhenti lagi karena ia juga sudah ti
"Sekarang statusmu sudah jelas-jelas menduda kapan kamu akan menikahiku. Kamu bukankah pernah berjanji untuk segera menikahiku?"Mendengar ucapan dari Sandra membuat Beni benar-benar terkejut sejak kapan dirinya mengatakan janji tersebut? Selama beberapa minggu ini dirinya memang tengah dipusingkan dengan ibunya yang meminta dirinya untuk segera mencari calon istri yang kaya raya karena ibunya ingin menyaingi Anggita sekarang ini hal tersebut yang membuatnya benar-benar tidak bisa konsentrasi dalam apapun karena ibunya setiap hari membahas perihal kapan ia akan mendapatkan ganti dari Anggita ibunya tidak ingin jika Beni menikahi wanita yang statusnya lebih rendah daripada Anggita saat ini. Menurut ibunya mau ditaruh di mana muka ibunya tersebut jika mendapatkan menantu miskin lagi."Aku tidak pernah berjanji."Beni mengatakan jika dirinya tidak pernah berjanji ingin menikahi Sandra. Ia yang tengah banyak pekerjaan lalu tuntutan dari ibunya dan sekarang wanita itu membahas perihal pern
Anggita benar-benar merasa sangat kesal karena mantan suaminya itu terus-terusan mengirimi pesan kepadanya bahkan kata-katanya tersebut menurutnya terlalu begitu lebay ia terus-terusan meminta maaf dan mengatakan jika apa yang dahulu dirinya lakukan itu karena ibunya."Sudah begini aja, dia ngejar aku. Dulu saja, berteriak aku Bai bawanglah. Daster buluklah, apa dia amnesia?" Lagi, Anggita bergumam kesal.Karena Beni sendiri yang membuat ia menjadi seperti itu karena tidak pernah memberikan nafkah agar dirinya bisa mempercantik diri seperti sekarang ini.Dahulu dirinya terlalu sibuk bekerja mengurusi rumah bahkan setelah apa yang sudah ia lakukan juga tidak pernah mendapatkan balasan apa-apa dari Beni itu selain perselingkuhan dan penghianatan."2 tahun aku sudah bodoh, sekarang tidak mungkin aku tergoda lagi dengan bujuk rayumu Beni."Lelaki itu mengajaknya untuk rujuk kembali padahal mereka sudah resmi bercerai menurutnya jika harus rujuk kembali pun harus mengikuti beberapa prosedu
Sebenarnya Caraka marah bukan karena pekerjaan Beni saja yang salah, tetapi ia marah mengingat tentang Anggita yang bercerita jika Beni masih saja mencoba menghubunginya kembali dan meminta untuk rujuk lagi ia benar-benar kesal kepada Beni bagaimana lelaki itu tidak memiliki harga diri sudah mencampakkan lalu sekarang mengemis-ngemis ingin kembali lagi.Sejak saat itu ia mulai memikirkan Anggita dan dirinya sangat takut jika sampai adik dari Baskoro itu memilih untuk rujuk kembali bersama Beni. Karena dirinya sudah menyimpan hati untuk wanita yang usianya jauh di bawahnya itu, dirinya memang merasa sangat heran bagaimana bisa jatuh cinta dengan Anggita dengan begitu cepat sejak pandangan pertama apalagi wanita itu mampu meluluhkan hati sang putri."Jika kamu tidak bisa konsisten, lebih baik turun saja kau ke karyawan biasa!" seru Caraka kembali.Suara tinggi dari Caraka membuat Beni geram, tetapi dirinya kembali mengingat betapa sulitnya mencari pekerjaan di zaman sekarang ini jika di
"Lebih baik aku ke rumah Gani, di sini saja Beni sudah gak mengurus aku. Makan saja tak ada yang melayani, sayangkan uang yang diberikan Beni jika untuk membeli makanan."Bu Neni merasa bosan terus-terusan di rumah ia memilih untuk ke rumah Gani dirinya ingin mengeluhkan tentang sikap Beni yang mengacuhkannya selama ini dan juga tidak mau mengikuti apa yang ia perintahkan.Dengan menggunakan taksi Bu Neni datang ke rumah anaknya. Padahal tadi dirinya sudah mengatakan kepada Anita jika ia akan datang ke rumah itu, tetapi mengapa sangat membantu tidak menyambut dirinya?Berulang kali wanita itu mengetuk pintu tetapi tidak ada sahutan, ia memilih untuk membuka pintu saja dan benar tidak terkunci lalu ia segera masuk. Tak ada Anita di ruang tamu, dirinya yakin pasti menantunya itu tengah berada di kamarnya. Dirinya benar-benar kesal bagaimana bisa wanita itu mengacuhkannya padahal ia baru saja tiba di rumahnya menurutnya Anita benar-benar menantu yang tidak tahu diri ia langsung saja mela
Anita menghentikan langkah, ia kesal dengan Gani yang asal mengucapkan talak. Padahal ia tak salah jika dirinya membutuhkan sebuah privasi bukankah rumah tangga itu urusan mereka berdua dan rumah itu adalah miliknya juga lantas apa salah jika dirinya menginginkan ibunya itu sopan jika masuk ke kamarnya. Anita membalikan badan dan menatap ke arah Gani dengan tajam, dirinya tidak ingin bertengkar lagi karena dirinya sudah sangat muak ia memilih untuk duduk dan diam saja.Dalam hati Anita benar-benar begitu kecewa dengan suaminya mengapa sangat memihak ibunya padahal di sini juga ia adalah istrinya wajar jika dirinya menuntut hal tersebut ia hanya menegur ibunya saja agar bertindak sopan di rumahnya walaupun Gani anaknya, tetapi sekarang lelaki itu sudah memiliki istri.Gani pun sama menghela nafas begitu panjang tanda dirinya sudah melihat kehadiran Beni yang baru saja datang ke rumah sakit tengah mengobrol dengan sang adik Rani.Beni baru saja tiba di rumah sakit setelah selesai denga
Hari ini Anggita libur bekerja, dirinya bingung akan melakukan apa di rumah dan dirinya juga begitu kesal karena terus saja menerima pesan dari Beni. Lelaki itu terus saja mengirimnya pesan walaupun ia sudah berulang kali tidak membalas pesan-pesan yang dikirimkannya benar-benar menurutnya Beni itu seperti takmemiliki pekerjaan selain mengganggunya."Halo kak, di mana aku sangat bosan nih di rumah kita jalan-jalan yuk?" Anggita mencoba untuk menghubungi Evan ia ingin mencari suasana baru untuk mengisi waktu luangnya itu, karena dirinya di rumah benar-benar merasakan begitu bosan.Wajah Anggita kembali ditekuk kembali saat mendengar jawaban dari kakaknya Evan ternyata lelaki itu sedang syuting di lokasi yang sangat jauh tidak mungkin bisa menemaninya untuk berjalan-jalan. Anggita sampai lupa jika ternyata kakaknya itu adalah seorang artis besar tentu saja memiliki jadwal yang begitu padat."Yah, hari libur saja masih bekerja menyebalkan sekali."Wanita itu langsung saja menutup sambung