Setelah Caraka pergi, Beni dan Sandra saling pandang. Keduanya mulai cemas dengan ucapan Caraka. Apa yang diucapkan oleh Caraka sepertinya lelaki itu mengetahui sesuatu atau Caraka sudah mulai curiga dengan mereka berdua.Sandra sangat mengetahui konsekuensi yang akan dirimu dapatkan jika sampai carakan mengetahui perihal pernikahan keduanya apalagi kehamilannya pasti tidak akan bisa ditutup-tutupi lagi karena pasti semakin lama akan semakin besar dan orang-orang pasti akan mengetahui jika dirinya tengah hamil.Kebutuhan mereka berdua pasti akan semakin banyak apalagi jika anak mereka sudah lahir pasti kebutuhan akan semakin bertambah terlebih lagi cicilan serta yang lainnya dan ibu dari Beni yang terus-terusan menggampangkan perihal uang untuk pengobatan inilah itulah yang membuat Sandra begitu sangat pusing. Seharusnya sekarang ini dirinya tidak lagi bekerja karena tengah hamil, tetapi kenyataannya ia masih harus tetap bekerja karena gaji Beni saja tidak mencukupi untuk memenuhi keb
Beni juga berada dalam keadaan yang sangat bingung, bagaimana bisa sekarang dirinya bisa mengurus sang Ibu sedangkan bersama dengan Sandra saja setiap hari dirinya selalu bertengkar apalagi jika ada ibunya pasti pertengkaran diantara mereka akan semakin sering terlebih lagi dirinya sangat yakin dan mengetahui bagaimana sifat sang Ibu ia sangat tahu jika ibunya itu sangat tidak cocok dengan Sandra apalagi istrinya tersebut memiliki sifat tidak sama seperti Anggita wanita itu selalu mengatakan apa yang sudah dirimu sukai bahkan menurutnya Sandra tidak bisa menahan emosinya sama sekali dan juga sangat egois."Aku sudah benar-benar pusing menghadapi Ibu apalagi Anita pun selalu saja bertengkar dengan ibu, aku benar-benar tidak bisa fokus lagi bekerja bahkan pulang ke rumah rasanya begitu sangat berat," ungkap Gani lagi.Dirinya sudah angkat tangan untuk mengurus ibunya ia sudah tidak mau lagi berurusan dengan ibunya karena semakin lama ibunya berada di rumah semakin sering juga pertengkar
Caraka melirik ke arah Anggita, ia tahu jika dirinya belum menunaikan kewajiban sebagai suami. Ia menutup laptop dan menatap lagi sang istri. Caraka mengusap wajah kasar, lalu beranjak menghampiri Anggita yang sudah tertutup rapat dengan selimut. Pria itu merebahkan tubuhnya, lalu menatap wajah sang istri. Ada getar aneh, seperti magnet yang membuat tangganya ingin menyentuh bibir itu. Ia mulai mendekat dan degup jantungnya pun begitu kencang terasa. "Git, kamu sudah tidur?" bisiknya pelan. Tak ada jawaban, tapi hatinya menginginkan sang istri malam ini juga. Ada sesuatu yang mendobrak paksa di bagian bawah. Caraka mendekat kan tubuh, pelan mulai mengecup kening hingga bibir sang istri. "Ka--kamu." Anggita terkesiap saat terasa bibirnya seperti ada yang mengecup. Ia kira mimpi. Tapi, ini nyata saat ia membuka mata ada wajah Caraka yang tersenyum menatapnya. "Aku menginginkan kamu sekarang, bukannya Sasy meminta adik?" bisiknya pelan. "Ta--tapi aku--" Tidak menunggu lama, Cara
Selayaknya pengantin baru yang baru saja melakukan malam pertama, Anggita malu malu membangunkan suaminya. Ia sudah segar dengan mandi wajib, lalu ke bawah menyiapkan sarapan. Di rumah dengan statusnya yang baru sebagai seorang istri dan seorang ibu dirinya ingin menjadi seorang wanita yang siaga ia sekarang sudah mendapatkan dua peran dahulu saja dirinya menjadi seorang pembantu di rumah suami pertamanya sudah terbiasa, jadi tidak masalah bagi dirinya untuk menyiapkan sarapan walaupun Caraka memang melarangnya kata dia biarkan saja karena memang ada pelayan di sini, tetapi dirinya ingin menjadi seorang ibu yang baik maka dari itu dirinya memilih untuk membuatkan sarapan sendiri karena memang menurutnya itu adalah pekerjaan wanita dan tidak terlalu berat juga untuk menyiapkan sarapan mereka berdua dan juga dirinya.Tak menyangka jika sekarang dirinya sudah benar-benar menjadi istri dari pria itu. Walau memang awalnya pernikahan mereka berdua itu awalnya sebuah keterpaksaan, tetapi lam
Sinta tak suka saat Anggita ikut bersama dengan Sasy saat bertemu dengannya. Menatap Anggita saja sudah membuat dirinya tidak Sudi, ia benar-benar kesal kepada Anggita Kenapa harus wanita itu yang menjadi istri dari Caraka seharusnya ia masih bisa mengambil posisinya kembali, tetapi orang luar yang tiba-tiba masuk mengambil seluruh posisinya."Aku tidak suka dengan kehadiranmu di sini, itu hanya membuatku dan juga Sasy terasa seperti ada penghalang saja aku mau kamu pulang saja dan nanti biar aku yang mengantarkan Sasy karena aku ingin memiliki waktu berdua dengannya," ungkap Sinta.Wanita itu dengan terang-terangan mengatakan ketika kesukaan tentang keberadaan Anggita di sini. Dirinya tidak ingin jika caranya yang tengah mencoba untuk mengambil kembali hati sang putri harus terhalang dengan keberadaan Anggita.Dirinya ingin berusaha untuk bisa mendekatkan diri dengan sang anak, karena ia juga tidak mau jika putrinya semakin dekat dengan Anggita. Karena menurut Sinta jika sang anak se
Bunga sedikit marah tentang ucapan ibunya. Kenapa ibunya terlihat begitu marah kepada babysitter nya, padahal ayahnya Baskoro memberikan babysitter untuk dirinya karena agar ia tidak merasa kesepian dan memiliki teman."Kalau Mama nggak suka Papa mencari baby sitter buat bunga, harusnya Mama yang menemani aku setiap hari dan bukannya baby sitter!" Setelah tantenya benar-benar menikah dengan Caraka, Iya tidak memiliki teman lagi di rumah ini selepas pulang sekolah dirinya hanya di rumah dan begitu sangat membosankan hanya ada beberapa pelayan saja yang sibuk dengan pekerjaannya.Apalagi menurutnya sang ayah melakukan hal yang benar meminta Mbak Olive untuk menjadi babysitternya agar Ia memiliki teman dan tidak merasa kesepian sendirian di rumah terus-terusan. Namun, Kenapa ibunya justru menuduh seperti itu, walaupun dulunya belum mengetahui maksud dari tujuan ibunya tersebut, tetapi dirinya memahami arti tentang istri baru Ia juga tidak menginginkan jika ayahnya memiliki istri baru te
Caraka mengepalkan tangannya, ia kesal mendengar apa yang di katakan sang anak. Mantan istrinya benar- benar sudah terlalu kelewatan batas. Setelah mengantar Sasy ke kamar, Caraka pun mengajak Anggita ke kamar mereka. Dirinya benar-benar tidak menyangka jika ternyata mantan istrinya memang sama sekali tidak pernah berubah atas apa yang sudah dia lakukan padahal Ia memang tidak pernah mau memberikan kesempatan kepada wanita itu seandainya saja Anggita tidak meminta dirinya untuk membiarkan Sasy bertemu dengan ibunya mungkin hal ini tidak akan terjadi apalagi menurutnya, Sinta kali ini benar-benar sangat keterlaluan mengapa dia bisa mengatakan hal tersebut kepada Anggita padahal memang tujuannya untuk menikahi anggota memang bukan untuk menjadikan wanita itu sebagai pengasuh gratis untuk anaknya.Caraka mengelus rambut sang istri. Ia paham, bagaimana hati Anggita mendengar semua perkataan jelek dari mantan istrinya.Pantas saja sejak tadi wajah Anggita terlihat begitu muram, Ternyata
Baskoro heran kenapa Anggita datang ke kantornya, padahal sudah di sepakati jika dia sudah menikah dengan Caraka, dirinya tak usah datang ke kantor lagi. Tapi kali ini dia datang tanpa memberitahunya pula. Baskoro memang sekarang sedang berada di ruangannya karena ia baru saja menghadiri sebuah pertemuan penting, Ia tidak menyangka jika adiknya tiba-tiba datang ke ruangannya itu tanpa ada pemberitahuan, Ia juga heran kepada asistennya yang memberitahu jika adiknya datang dan ternyata adiknya sudah berada tepat di pintu ruangannya itu.Baskoro mengecek ponselnya, tidak ada chat ataupun hal lainnya. Kedatangan Anggita ke ruangannya ini membuat ia benar-benar merasa begitu heran, untuk apa adiknya datang ke kantor?Walaupun masih terharan-heran mengenai kedatangan adiknya itu, Baskoro langsung saja mengibaskan tangannya kepada sang asisten memberi isyarat jika asistennya itu boleh meninggalkan ruangan tersebut. Baskoro sebisa mungkin bersikap biasa saja walaupun ia merasa terharan-heran