"Ayo kak aku sudah siap," ujar Anggita.Baskoro sudah pamit undur diri untuk ke kantor lebih dulu meninggalkan Andre yang masih menunggu Anggita bersiap-siap, lelaki itu terkejut dengan kedatangan anggota yang tiba-tiba dirinya saja masih memikirkan caranya agar bisa berbicara dengan sang adik Dia sangat mengetahui bagaimana karakteristik dari Anggita itu.Mereka berdua langsung saja keluar dari rumah. Andre memberikan berkas-berkas yang harus dipelajari oleh adiknya tersebut agar adiknya mengetahui hal apa yang akan dibahas dalam pertemuan dengan klien nanti.Akhirnya mereka berdua pun sudah sampai di tempat yang ditentukan, langsung saja menghampiri klien yang sudah menunggunya. Andre menjelaskan tentang Anggita lalu akhirnya mereka membahas perihal pekerjaan.Lelaki itu benar-benar bingung harus memulai dari mana percakapan mengenai cara ka, dirinya mengetahui bagaimana karakteristik dari Anggita itu pasti sang adik akan marah jika dirinya ikut campur dan pasti Anggita tidak mau be
Pagi ini saat sudah sampai di kantor Andre langsung saja memasuki ruangan dari kakaknya Baskoro. Karena lelaki itu meminta dirinya untuk segera keluarnya, ia sudah sangat yakin pasti Baskoro akan menanyakan perihal apakah kemarin dirinya berhasil atau tidak membujuk Anggita.Andre langsung saja mengetuk pintu ruangan Baskoro setelah terdengar suara Baskoro mempersilahkannya masuk ia langsung saja masuk walaupun dirinya belum berhasil untuk membujuk Anggita, tetapi sepertinya ia sudah mendapatkan sebuah informasi yang tentunya pasti akan membuat kakaknya itu menjadi senang.Baskoro benar-benar penasaran apakah Andre berhasil atau tidak membujuk Anggita karena jika dirinya yang mengatakan pasti anggota langsung saja menolak dan berpikir yang tidak tidak perihal Caraka karena lelaki itu adalah temannya dan ia juga sangat mengetahui jika sikapnya keras dan juga Anggita sama seperti itu jika mereka berdua adu argumentasi pasti dua-duanya tidak akan ada yang mau mengalah ia hanya menghindar
Anggita masih malas menerima panggilan dari Caraka, wanita itu masih benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan oleh Caraka sepertinya dugaannya selama ini memang benar jika lelaki itu adalah seorang buaya darat yang hanya tengah berkamuflase saja berusaha meyakinkannya untuk percaya kepadanya lagi. Kemarin saja mengucapkan banyak janji agar dirinya mau menjadi istrinya, tetapi esoknya setelah ditolak justru ia bersama dengan wanita lain siapa yang akan percaya dengan alasannya jika wanita yang bersamanya waktu itu adalah kliennya mana mungkin meeting berdua ia juga mengetahui jika meeting itu pasti akan banyak orang dan mungkin dirinya sangat yakin jika apa yang kemarin dirinya lihat adalah benar apa adanya jika Caraka memang bukanlah laki-laki yang baik memang benar di dunia ini tidak ada laki-laki yang benar-benar baik."Untuk apa lagi menelponku pasti mau menjelaskan jika yang kemarin itu adalah kliennya agar aku tetap percaya memangnya aku itu adalah wanita bodoh yang mudah diboh
Anggita menggerutu kesal kenapa pria itu malah muncul di salon. Bagaimana bisa Caraka ada di tempat ini tidak mungkin jika dirinya akan menyalon juga sepertinya hal yang benar-benar sangat di luar nalar. Wanita itu meretasikan matanya pertanda ia benar-benar begitu kesal melihat kehadirannya yang tidak diundang tiba-tiba saja datang padahal dirinya sedang menghindari Caraka, tetapi mengapa lelaki itu harus tiba-tiba muncul. Caraka hanya tersenyum puas saat mereka sudah berada di mobil. "Aku mencoba menghubungi kamu kamu tak mau menjawab, ya sudah aku cari ke sini. Sopir kamu sudah aku suruh pulang." Caraka memberitahukan semuanya agar Anggita tidak beralasan ingin pulang lagi bersama dengan sopirnya, karena dirinya sudah memperhitungkan semuanya.Anggita benar-benar kesal dengan apa yang di lakukan oleh Caraka. Untuk apa mencarinya sampai ke salon, bukankah dirinya sudah jelas-jelas menolak lelaki itu dan dia juga sudah mendapatkan wanita lain ia yakin jika wanita yang waktu itu dia
Caraka sedikit mendekatkan dirinya kepada Anggita. Dirinya mengetahui apa yang dipikirkan wanita itu sepertinya dia bisa membaca isi hatinya terlihat jelas dari wajah Anggita bisa terbaca apa yang sedang dirinya pikirkan. Lelaki itu pun sedikit berbisik di telinga Anggita."Kalau kamu menolak, aku akan mencabut saham terbesar di perusahaan Baskoro. Kamu tahukan berapa persen saham yang aku invest di perusahaan kakak kamu."Caraka harus menggunakan ancaman agar Anggita mau menikah dengan. Tentunya apa yang dia katakan itu sudah dibicarakan dengan Baskoro dan Andre. Dirinya yakin pasti Anggita akan memikirkan apa yang ia ucapkan jika mengenai perusahaan Baskoro tentu saja wanita itu tidak mau membuat perusahaan keluarganya hancur karena dirinya apalagi ia sudah mengetahui dari Baskoro jika dikirim itu sangat takut jika dirinya menarik saham di perusahaan.Anggita sedikit kaku saat mendengar ancaman dari Caraka wanita itu tahu jika perusahaan yang dibangun oleh sang kakak adalah perusaha
Anggita merasa terjebak dalam sebuah permainan kakaknya juga pria bernama Caraka. Sejak awal dirinya mengetahui jika katanya berniat menjodohkan ia dengan Caraka dirinya berusaha untuk menolak, bahkan ia sudah sangat tegas menolak kepada kakaknya ia tidak ingin seperti boneka yang hidupnya selalu diatur oleh mereka apalagi mengenai pernikahan bukankah yang menjalankan pernikahan itu dirinya dan bukan mereka lantas mengapa mereka selalu ikut campur dari hal-hal tersebut.Ancaman dari Caraka membuat dirinya mati kutu dan tidak bisa apa-apa, karena menurutnya perusahaan yang kini dipimpin oleh Baskoro itu sangatlah penting karena bagaimanapun juga perusahaan itulah yang membuat dirinya menjadi seperti ini dan juga ia sangat mengetahui bagaimana perjuangan kakaknya untuk mendapatkan posisi saat ini. Walaupun awalnya dirinya menolak karena ancaman itu pun akhirnya mau tidak mau dirinya mau nerima Caraka sebagai calon suaminya.***Seminggu telah berlalu, mereka mempersiapkan semuanya. Bahk
Kehamilan yang masih muda membuat Sandra sering merasa mual dan lelah. Apalagi setelah sampai di rumah, ia masih harus memasak untuk bekalnya besok, juga sarapan pagi. Uang yang di berikan Beni tak cukup karena ia pun membiayai ibunya yang sering bulak balik ke rumah sakit. Sementara jika memakai uang gaji Sandra, itu pun tak akan cukup juga karena periksa kehamilan saja mahal. Dirinya kira setelah menikah dengan Beni hidupnya akan bahagia, semuanya akan terjamin seperti mereka saat berpacaran dulu ternyata semuanya salah setelah menikah ia merasakan semuanya dan dirinya juga harus tetap bekerja untuk memenuhi segala kebutuhannya bahkan menurutnya lelaki itu juga tidak pernah perhatian."Beni benar-benar keterlaluan aku hamil saja masih harus tetap dipaksa bekerja sedangkan pekerjaan rumah pun belum selesai juga benar-benar menyebalkan," ungkap Sandra.Sandra merasa sangat kesal, kenapa menikah sama Beni malah membuatnya terpuruk. Ia menoleh ke arah Beni yang tertidur lelap. Lelaki it
Sandra masam sejak dari rumah. Perdebatan rumah tangganya dengan Beni tidak ada habisnya perihal Ibu dari lelaki itu yang terus-terusan meminta uang apalagi untuk biaya rumah sakit yang menurutnya tidaklah sedikit untung saja wanita itu tidak tinggal bersama dengan dirinya jika tidak mungkin mereka akan bertingkah tiap hari karena masalah itu.Membicarakan hal ini kepada Beni Karena bagaimanapun juga sekarang keuangan Beni dia juga harus ikut campur apalagi mengenai pengeluaran pengeluaran yang menurutnya tidak perlu."Apakah kamu tidak bisa bicara kepada ibu untuk kita buatkan BPJS saja bukankah BPJS itu sangat membantu untuk pengobatan ibumu karena pengeluaran kita juga sudah sangat banyak jika tiap minggu ibunya minta dikirim uang untuk berobat serta kebutuhan lainnya pun banyak bukan." Sandra mencoba berbicara kepada lelaki itu karena ia juga tidak ingin merasakan hal yang sama seperti Anggita dulu. Ia tak mau hanya melunasi hutang yang tak jelas.Beni menoleh kepada wanita itu ia