"Aduh, perut aku sakit," keluh Bunga tidak lama setelah makan mie.Kedua tangan anak itu meremas-remas perutnya, wajahnya sudah memeras atau matanya berkaca-kaca bunga benar-benar kesakitan setelah selesai makan mie instan itu. Padahal tadi saat awal-awal makan anak itu sangat menikmatinya bahkan berulang kali mengatakan jika mie instan adalah makanan terenak yang dirinya sukai karena memang sang ibu jarang sekali memperbolehkannya makan mie instan bahkan ibunya selalu melarang dan menggantikannya dengan memakan makanan yang lain.Olive menghampiri dan terlihat panik sama halnya dengan Bi Murni. Sementara, Evan malah biasa saja. Lelaki itu terlihat begitu santai karena mungkin saja keponakannya itu terlalu kenyang lagi pula bunga menghabiskan satu mangkuk mie instan beserta sebuah telur dadar bisa saja keponakannya itu hanya kekenyangan."Tuan, ini Non Bunga kesakitan. Ayo bawa ke dokter," pinta Olive.Olive sudah tidak bisa lagi menenangkan bunga dirinya benar-benar merasa takut jika
"Bagaimana bisa Bunga sakit perut?" tanya Anggita yang datang bersama sang suami.Tadi wanita itu mendapatkan kabar dari sang kakak jika Bunga dilarikan ke rumah sakit mengatakan jika Bunga mengalami sakit perut dan ia terus-terusan menangis dan sekarang perlu perawatan intensif di rumah sakit.Olive, yang diminta keterangan masih takut menjelaskan. Tapi, dari pada si Evan yang menjelaskan dan tak mau disalahkan lebih baik dia yang menceritakan. Olive benar-benar merasa bingung harus menghadapi Anggita, jika dirinya tidak menjelaskan ia takut jika sampai Evan berkata yang tidak-tidak dirinya tidak mau jika harus terfitnah dan disalahkan karena memang itu semua bukan salahnya dan itu adalah aktor menyebalkan itu. Bagaimana bisa di layar televisi lelaki itu terlihat begitu manis bahkan diagung-agungkan oleh banyak sekali kaum hawa tetapi aslinya begitu sangat menyebalkan benar-benar membuat Olive tidak bisa berpikir dengan jernih ia sangat kesal karena Evan tadi tidak mau mendengarkann
Evan merebahkan tubuh di sofa, dirinya benar-benar pegal setelah tadi gagal melarikan diri dari rumah sakit ia bingung harus melakukan apa-apa lagi jika keluar bisa saja ada fans-fansnya yang mengetahui bisa-bisa bukannya Bunga beristirahat dengan tenang justru terganggu maka dari itu ia sejak tadi hanya bermain ponsel dan dirinya bosan akan dunianya yang ini itu. Sementara Olive duduk di samping ranjang Bunga yang masih terlelap tidur. Mungkin karena efek obat yang diberikan oleh dokter sehingga keponakannya itu bisa terlelap.Evan benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa hanya dengan sebungkus mie instan keponakannya itu harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Jadinya benar-benar heran karena ia tidak pernah mengetahui tentang dunia anak yang ternyata begitu sangat merepotkan saja. Evan menggeleng, bagaimana nanti anaknya dirinya akan memberikan kebebasan karena sama sepertinya ia tidak mau ditekan dan mengikuti aturan dia akan membebaskan anaknya."Enggak usah lihat
"Yakin mereka akan berjodoh?" tanya Carakan lagi. Melihat bagaimana tadi Evan dan Olive saling menyalahkan satu sama lain membuat masyarakat sedikit ragu dengan ide perjodohan yang dilakukan oleh istrinya itu. Mereka sepertinya memiliki karakter yang sama sama-sama tidak mau mengalah dan keras kepala memangnya bisa bersama?Anggita hanya tersenyum, "Semoga."Walaupun Emang tidak 100% yakin dengan rencananya itu, tetapi anggota terus saja optimis siapa tau mereka berdua memang betulan berjodoh daripada dengan Baskoro lebih baik jika oleh bersama dengan Evan yang sudah jelas statusnya jomblo akut. Lagi pula sama siapa kakaknya itu memilih single berlama-lama menolak wanita sana-sini entah wanita seperti apa yang dicari oleh kakaknya."Lagi pula Anggita aku benar-benar heran deh kenapa kamu bisa berpikiran begitu jauh jika Baskoro menyukai pengasuh dari anaknya itu." Caraka tidak habis pikir dengan pemikiran dari istrinya itu. Saat dirinya mendengar Anggita bercerita jika wanita itu menc
"Menyebalkan sekali si Anggita itu. Kamu dapat wanita itu dari mana sih?" Feli bergumam kesal.Dirinya benar-benar sangat tidak menyukai Anggita, apalagi Anggita begitu sangat menyebalkan melihat kedekatan wanita itu dengan Caraka benar-benar membuat hatinya terbakar api cemburu. Seharusnya ialah yang berada di samping Caraka bukan wanita kampung itu apalagi status Anggita sebagai seorang janda benar-benar membuat Feli merasa begitu kesal bagaimana ia bisa dikalahkan hanya seorang janda biasa apalagi kampungan seperti Anggita."Bukan urusan kamu. Kalau enggak suka, tahu pintu keluar bukan?" tanya Caraka. Dirinya juga sudah benar-benar begitu puas bosan bagaimana bisa Feli mengatakan hal tersebut dihadapannya secara terang-terangan. Pada hal wanita itu mengetahui apabila Anggita adalah istrinya, memang Feli benar-benar sangat tidak memiliki sopan santun dan Caraka pun sudah sangat lelah menghadapi mereka semua."Kok kamu menyebalkan?"Feli tidak menyangka jika ternyata Caraka justru me
"Aduh, Feli kamu jangan bikin suasana ruwet. Diam aja, jangan menghina Anggita di depan Caraka."Rasanya Bu Resti benar-benar merasa sedikit kesal dengan sikap ceroboh. Apalagi tadi cara Kak sudah mengusir mereka secara tidak langsung. Rasanya Bu Rafi benar-benar ingin marah dengan sikap yang dibuat oleh Feli itu. Apakah wanita itu tidak bisa sedikit lebih sabar lagi?Bu Rasti bicara seperti itu karna Feli sudah membuat Caraka marah. Ia ingin masih berada di rumah itu. Ada yang akan dilakukannya, tapi jika Caraka marah dan mengusir mereka, kemungkinan apa yang akan di lakukan Bu Rasti akan gagal.Maka dari itu Bu Resti memilih untuk menegur Feli, ia tidak mau jika sampai rencana mereka semua gagal karena kecerobohan serta kebodohan Feli itu maka dari itu dirinya langsung saja menegur sang keponakan. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat lelah apalagi jika sampai anggota yang merasa lebih unggul dibandingkan dengan dirinya."Tahu, tuh kak Feli." Bella ikutan menimpali. Mendengar anc
"Mbak, Uncle. Kalian kenapa sih ribut terus?" Keduanya menoleh saat Bunga bicara. Sejak tadi anak itu sudah bangun dari tidurnya. Bunga, memperhatikan mereka berdua membuatnya merasa begitu kesal karena mereka berdua terus saja bertengkar dan mengganggu tidurnya sampai-sampai ia terbangun dan bahkan dirinya bangun pun mereka tidak mengetahuinya."Aku mau pulang saja. Lagi pula aku sudah sehat. Uncle bisa syuting, Mbak Olive juga enggak berantem terus sama Uncle." Wajah anak itu sama persis seperti Baskoro saat tengah mengomel, bedanya Bunga memiliki wajah yang manis dan juga anak tersebut masih sangat menggemaskan jadi masih terlihat begitu sangat lucu tidak menyebalkan seperti Baskoro saat mengomel.Sifat judes Bunga muncul, ia tidak suka melihat perdebatan orang dewasa. Hal itu membuat ia kembali mengingat bagaimana seringnya kedua orang tuanya bertengkar. Orang tuanya selalu saja bertengkar bahkan tidak memperhatikan keberadaannya, dirinya memang terbiasa melihat orang dewasa berte
"Ada apa?" tanya Caraka.Caraka langsung saja keluar kamar ia melihat Bu Rasti yang seperti tengah menantinya. Memangnya tidak ada waktu lain untuk berbicara, benar-benar hal tersebut membuat lelaki itu merasa begitu kesal. Mengapa sih mereka selalu saja mengganggunya dan juga Anggita, kemarin dirinya sudah begitu sangat kesal dengan sikap Feli yang menghina Anggita di hadapannya dan dirinya pun sudah mempersilahkan mereka jika ingin segera angkat kaki dari rumah ini lagi pula ia tidak akan pernah rugi jika mereka pergi dari rumahnya. Seharusnya mereka merasa bersyukur karena Anggita sudah memberikan izin untuk mereka tinggal di rumah ini, bukan tidak tahu diri seperti kemarin.Melihat Caraka yang membuka pintu membuat Bu Resti langsung saja masuk ke kamarnya."Mama mau bicara tentang saham di perusahaan yang di Bali. Perusahaan yang mama dan adik tiri kamu pegang. Bisa ke ruangan lain?" tanya Bu Rasti.Bu Rasti memperhatikan Caraka yang masih menggunakan handuk yang melilit di pingga