Share

KAMBUH

Author: Edka22
last update Last Updated: 2023-01-05 11:36:53

“Mas!”

“Apa yang kamu lakukan, Nayla? Kenapa kamu kasar?”

Fery membantu Santi untuk berdiri sedangkan Nayla terus menggeleng karena ia merasa tidak melakukan apa pun.

“Mas, aku tidak melakukan apa pun. Itu Santi sendiri yang jatuh.”

“Tapi Mas lihat sendiri kamu mendorong Santi.”

Nayla dibuat melongo, ia tidak Salah dengarkan? Tadi Fery benar-benar menuduhnya?

“Mas nuduh aku mendorong Santi?” tanya Nayla dengan sedikit tidak percaya.

“Mas bukan menuduh, tapi Mas Ngomong kaya gini karena melihat sendiri. Kalau Mas tidak melihatnya, Mas juga tidak akan ngomong seperti tadi.”

Siska tiba-tiba datang, membuat suasana semakin tidak terkendali lagi.

“Ada apa ini? Fery kenapa dengan Santi?” tanya Siska seraya mendekat pada Santi.

“Santi jatuh, Bu.” Jawab Fery.

“Lah, kok bisa?”

“Gak apa kok, Bu. Mungkin Nayla gak sengaja.” Ucap Santi seolah-olah ia sengaja ingin membuat mertuanya semakin tidak menyukai Nayla.

“Apa? Nayla? Jadi kamu yang menyebabkan Santi jatuh? Mau kamu itu apa, sih Nayla. Heran sama kamu.” Siska menatap sengit ke arah Nayla.

“Bu, sudah. Jangan diperpanjang.”

“Bela terus istrimu. Salah juga selalu terlihat benar di matamu. Entah apa yang sudah dia lakukan ke kamu, Fer. Sampai-sampai kamu begitu percaya seratus persen sama Nayla. Nay, padahal Santi sahabat kamu Lo, kamu yang menarik Santi dalam hubungan kalian dan kamu pula yang nyakiti Santi. Otak kamu di mana sih?”

“Ibu sudah! Ibu terlalu berlebih-lebihan lagian Santi juga gak apa-apa.”

Santi tersenyum senang melihat Siska semakin membenci Nayla. Dalam hatinya Santi bersumpah akan mengambil semua yang seharusnya menjadi miliknya.

“Ini belum seberapa, Nayla. Tunggu saja tanggal mainnya.” Santi membatin. Setelah itu dibawa pergi oleh Siska.

Selepas kepergian Santi dan Siska, Nayla berusaha meyakinkan suaminya jika ia sama sekali tidak melakukan apa pun.

“Mas percayakan?”

Fery menghela napas berat. “Aku gak tahu. Mau percaya tapi aku lihat sendiri jika kamu mendorong Santi. Sudahlah jangan bahas ini lagi. Sekarang kita jadikan ke rumah sakit?”

“Besok saja, Mas. Aku gak enak sama Santi dan ibu. Nanti mereka malah salah paham lagi.”

“Ya udah terserah kamu. Mas ke kamar dulu, ya.”

Fery berlalu meninggalkan dirinya. Ia masih tidak percaya dengan perubahan sikap Santi. Padahal sebelumnya ia begitu menolak permintaan dirinya. Lalu sekarang? Berbanding terbalik. Justru di sini Santi menunjukkan sikap ketertarikan pada suaminya.

“Santi, aku kira sudah mengenal kamu lebih dalam. Ternyata... Aku sama sekali belum mengenalmu,” gumam Nayla dengan air mata yang luruh.

Sore hari sekitar pukul 4. Siska tiba-tiba menghampiri Nayla dan Fery yang tengah menikmati suasana sore hari. Tanpa sosok Santi di tengah-tengah mereka.

Siska Sudah tidak tahan lagi, melihat Fery yang selalu cuek pada Santi. Padahal mereka ada pengantin baru. Setidaknya mereka harus menikmati hari-hari indah bersama.

“Fer,” panggil Siska dan Fery serta Nayla langsung menoleh.

“Ibu, ada apa?” tanya Fery seraya sedikit menggeser posisi duduknya.

Siska duduk di sebelah Fery. “Kamu gak pikun kan? Kalau kamu itu punya dua istri? Harusnya kamu adil, dong. Kalau gini caranya kapan Santi hamil. Kamu terus cuekin.”

“Fery gak lupa kok, Bu. Fery Cuma belum terbiasa saja.”

“Gimana mau terbiasa. Kalau kerjaan kamu sama Nayla terus. Gini aja, ibu punya rencana lebih baik kamu sama Santi pergi bulan madu. Ibu sudah belikan tiketnya. Kamu sama Santi tinggal pergi saja. Ibu sudah atur semuanya.”

“Bukannya gak mau, Bu. Cuma Fery tidak tega kalau harus meninggalkan Nayla. Dia lagi sakit. Kalau sakitnya kambuh gimana?”

“Kan ada Ibu. Ibu yakin istri tertuamu akan setuju. Iya kan Nayla?”

Nayla mengaguk setuju. Karena rencana bulan madu memang sudah ia sampaikan pada suaminya. Kebetulan mertuanya membahas masalah ini jadi Nayla tidak usah repot-repot mengingatkan kembali suaminya.

“Iya, Mas pergi saja, Nayla tidak apa-apa kok.”

“Tapi..."

“Mas...”

“Oke, deal ya, besok kamu sama Santi berangkat. Tidak usah urus apa-apa ibu sudah persiapkan semuanya kamu tinggal berangkat.”

*

Keesokan paginya,

Nayla merasa berat harus mengizinkan suaminya pergi. Karena sebelumnya ia belum pernah ditinggal pergi jauh oleh suaminya. Kalau pun ada kerjaan di luar kota, maka Nayla akan dibawa oleh Fery.

Tapi, ia terus menegarkan hatinya. Jika ini adalah keputusan terbaik. Ia selalu mengingat kembali apa tujuan dirinya meminta Fery untuk menikah lagi.

“Mas pergi, jaga diri baik-baik, ya selama Mas tidak ada.”

Bibirnya terlihat tersenyum namun tidak dengan hatinya. “Kamu tenang saja, Mas. Pokoknya jangan memikirkan apa pun, nikmati saja masa bulan madunya.”

Sejurus kemudian Nayla menatap ke arah Santi yang saat ini sudah rapi dan terlihat cantik. “Santi, selamat menikmati bulan madunya, ya. Semoga setelah ini hubungan kamu dengan Mas Fery bisa lebih dekat.”

Nayla sama sekali tidak pernah memiliki pikiran jahat. Meskipun ia sudah tahu kedok asli Santi. Berpura-pura baik di depan orang lain namun berubah saat hanya ada dia dirinya.

Itu tidak masalah bagi Nayla, yang terpenting kelak akan ada wanita yang bisa menjaga suaminya. Yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga suaminya. Karena dari dua keinginan itu tidak bisa ia wujudkan mengingat bagaimana penyakitnya semakin hari semakin terasa menyakitkan.

Nayla melepaskan kepergian Fery dan Santi. Di saat seperti inilah Nayla harus memperbanyak membesarkan hatinya. Karena Kalau bisa jujur dirinya belum sepenuhnya mengiklankan sang suami.

“Setelah ini, kamu harus siap-siap aku singkirkan dari kehidupan anakku. Jangan mimpi akan terus hidup bersama anakku. Kalau bisa aku berharap kamu secepatnya mati.”

Tes... Tes...

Tetesan air mata Nayla keluar begitu saja. Ia sedih karena ternyata ibu mertuanya menginginkan dirinya segera tiada. Apa salah dirinya? Lagi-lagi pertanyaan itu selalu sukses membuat dirinya bertanya-tanya.

“Kenapa ibu malah mendoakan Nayla cepat meninggal? Harusnya sebagai orang tua mendoakan yang terbaik, bukan sebaliknya.”

“Aku tidak peduli.”

Tidak ingin terlalu memikirkan sikap mertuanya, ia berniat untuk mencari hiburannya sendiri. Tentunya sebelum waktu janjian dengan dokter yang selalu mengawasi dan melihat perkembangan penyakitnya.

Pukul satu siang ia ada janji dengan dokter Samuel, dokter yang dua tahun terakhir ini menangani penyakit kankernya.

Sebelum pergi ia mengirim pesan pada Fery ia hendak meminta izin untuk pergi cek up. Dalam pesan singkat balasan dari Fery ia menyesal karena tidak bisa mengantarnya pergi. Nayla tidak marah malah memakluminya. Setelah rapi ia pun bergegas pergi namun baru saja ia memegang gagang pintu kamar ia meringis kesakitan.

“Astagfirullah,” ringis Nayla mengucapkan istighfar disertai dengan memegangi perut bagian bawahnya.

Lagi-lagi ia melupakan obatnya, obatnya sudah habis. Sejenak ia sedikit membungkuk dengan punggung yang ia sandarkan pada pintu saking sakitnya wajahnya terlihat pucat napasnya terang-terangan serta kering sebesar biji jagung mulai bercucuran.

Sungguh ia kadang ingin mengeluh kenapa harus dirinya yang menderita penyakit ini? Kenapa? Dalam hening dan diam karena merasakan sakit yang teramat sakit ia menangis. Meratapi nasibnya.

Dengan tenaga yang tersisa, ia berusaha berjalan dan ke rumah sakit sendiri. Ia bahkan tidak pergi bersama supir pribadinya karena tidak ingin sang supir mengadukan keadaannya pada Fery.

Sungguh ia sudah tidak tahan, bahkan matanya sudah mulai berkunang-kunang. Tubuhnya terasa lemas, keringat dingin sudah mulai bercucuran hingga di detik berikutnya saat tubuhnya sempoyongan akan terjatuh ada seseorang yang menopang hingga tubuhnya tidak jatuh ke tanah.

“Are you oke?”

Related chapters

  • Istri untuk Suamiku    JATUH PINGSAN

    Nayla bisa mendengar seseorang menanyakan keadaannya, namun, ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok yang telah menopang tubuhnya hingga dirinya tidak terjatuh ke tanah. Tubuhnya terlalu lemah saking tidak bisa menahan rasa sakit yang kini tengah menderanya. Perlahan penglihatan mulai buram serta pendengarnya mulai tidak begitu jelas. Pada akhirnya ia tak sadarkan diri di pangkuan seseorang yang baru saja menolongnya itu.Orang yang menolong Nayla kaget, karena tiba-tiba Nayla pingsan. Ia berusaha untuk membangunkan Nayla dengan menepuk-nepuk kedua pipi Nayla. Namun sama sekali tidak ada tanda-tanda Nayla akan membuka matanya.Alhasil karena posisi mereka sedang ada di depan rumah sakit, orang yang menolong Nayla langsung menggendong dan membawanya untuk diperiksa. Takut ada sesuatu yang serius terjadi dengan Nayla.Beberapa jam kemudian Nayla mulai tersadar dari pingsannya, kedua matanya mulai mengerjapkan berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya y

    Last Updated : 2023-01-19
  • Istri untuk Suamiku    DOKTER BARU

    Melihat ekspresi serius sang dokter membuat Nayla semakin bertanya-tanya. Tadi bersikap senang sekarang malah terlihat sebaliknya.“Ada apa , Dok. Apakah ada masalah serius?” terka Nayla.Dokter Samuel menghela napas berat, ia seperti enggan untuk menceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Nayla mendengarkan dengan seksama perkataan Dokter Samuel hingga Nayla kaget mendengar perkataannya.“Lalu Kalau dokter pensiun, siapa yang akan mengobati penyakit saya? Sedangkan hanya dokter lah dokter yang saya percayai.” Nayla protes saat mendengar jika dokter Samuel akan pensiun.“Nyonya tenang saja, anak saya juga seorang dokter ahli kanker dia juga hari ini mulai kerja di sini. Jadi saat nanti saya pensiun kemungkinan satu atau dua bulan lagi atau mungkin ini pertemuan kita terakhir akan ada anak saya yang menggantikan. Nyonya jangan risau, dia juga keahliannya tidak perlu diragukan lagi.”“Apakah saya akan cocok sama anak dokter? Dokter tahu sendiri kan, saya selalu tidak cocok ka

    Last Updated : 2023-01-21
  • Istri untuk Suamiku    Salah Paham

    Dua hari sudah Nayla ditinggalkan Fery berbulan madu. Hari-harinya hanya ia habiskan di taman belakang. Terasa sepi, ada sesuatu yang hilang di jiwanya. Ia menghela napas berat. Kenapa ia merasa beban hidupnya terasa bertambah dua kali lipat. Apakah keputusan dirinya untuk menikahkan suaminya dengan Santi adalah sebuah kekeliruan? Sebab ia malah merasa terbebani. Belum lagi mertuanya yang semakin hari semakin merasakan saja. Tidak pernah sekalipun memperlakukan dirinya dengan baik.Selama dua hari itu juga sama sekali tidak ada kabar dari Fery. Handphone miliknya sepi, meskipun berulang kali mengecek takut Fery menghubunginya dan hasilnya sama tidak ada satu pesan atau pun misscall.Ingin menghubungi terlebih dahulu ia tidak mau. Karena takut menggagu acaranya mereka. Nayla kira dengan dirinya tidak menghubungi suaminya, suaminya yang akan menghubungi dirinya terlebih dahulu. Kenyataan tidak ada sama sekali.“Mas, apakah kamu benar-benar menikmati acara bulan madumu? Sampai-sampai

    Last Updated : 2023-01-21
  • Istri untuk Suamiku    Pertengkaran yang Pertama

    Nayla menoleh ke arah suara teriakan disertai dengan memanggil namanya. Ia terkejut saat melihat Fery dan Santi sudah ada di tengah-tengah mereka. Bukannya menghampiri dirinya. Fery justru melewatinya dan membantu Siska untuk berdiri. “Ibu tidak apa-apa?” tanya Fery seraya menuntun Siksa berdiri.“Kepala ibu sakit, pinggang ibu juga sakit.” Keluh Siska. Nayla hanya bisa menatap tak percaya pada Siska. Karena ia merasa tidak melakukan apa pun.Fery melotot ke arah Nayla. Ia berusaha untuk membela dirinya. Karena merasa tidak melakukan apa-apa.“Mas, sungguh aku sama sekali tidak melakukan apa pun. Nayla...”“Berhenti membela dirimu sendiri Nayla!” sentak Fery. ”Dua kali, dua kali, Mas melihat kamu seperti ini. Pertama pada Santi dan sekarang ke ibu. Apa yang sebenarnya kamu inginkan Nayla?”Nayla sama sekali tidak percaya, sebab Fery tidak mempercayai dirinya. Justru di sini dirinyalah yang terzalimi.“Mas, Nayla sama sekali tidak melakukan apa pun, sungguh. Ibu hanya berleb

    Last Updated : 2023-01-22
  • Istri untuk Suamiku    PERTENGKARAN

    Di dalam kamar, Nayla terus saja kepikiran perkataan ibu mertuanya pada Fery. Lagi-lagi ibu mertuanya itu menghasut sang suami untuk mau melepaskan dirinya. Sudah ke sekian kali ia mendengar kata-kata seperti itu. Apakah mertuanya benar-benar tidak jera? Apakah tidak pernah bosan terus saja menghasut suaminya agar mau berpisah dengan dirinya?Sebenarnya di mana letak sanubari mertuanya itu? Atau mungkin dia memang sudah tidak memilikinya? Hingga mata hatinya tertutup.“Ya Allah, akan sampai kapan semua ini terjadi? Rasanya aku sudah mulai lelah.”Setelah meminum obat rasa sakitnya bisa teratasi. Hanya saja efeknya akan ada rasa kantuk yang menyerang. Dan kini rasa kantuk mulai hadir. Padahal tadinya ia akan menyiapkan makan siang. Namun sepertinya ia tidak bisa melakukannya.Matanya sudah terasa berat, maka ia langsung saja tertidur.Semen itu di dalam kamar Siska pembicaraan mereka masih saja berlanjut. Dengan segala akal bulusnya Siska berusaha untuk mempengaruhi Fery.“Fer, k

    Last Updated : 2023-01-23
  • Istri untuk Suamiku    MAAF, MAS

    Nayla masih terduduk lesu di lantai kamarnya. Sungguh ini di luar kendalinya. Setelah ia merasa lebih baik. Nayla hendak menyusul Fery yang mungkin saja ada di kamar Santi.Dengan sedikit berlari Nayla menuju kamar Santi. Dirinya ingin meminta maaf atas kelancangannya karena meninggikah suaranya. Berulang kali Nayla mengetuk pintu kamar Santi namun tidak ada yang merespons. “Mas, buka pintunya! Nayla minta maaf. Nayla memang salah. Nayla janji tidak akan seperti tadi lagi, Nayla juga janji tidak akan meminta ini itu lagi. Tapi tolong buka pintunya.” Nayla terus menangis meraung di depan pintu kamar Santi. Di dalam kamar Santi memang ada Fery dan ia sengaja tidak ingin menemui Nayla dulu. Fery ingin membuat Nayla benar-benar menyadari kesalahannya. Padahal, tidak ada yang salah dengan Nayla. Justru di sini Fery lah yang salah. Ia tidak lagi peka seperti dulu. Sedangkan Nayla ingin ada yang memperhatikan dirinya. Agar ia merasa benar-benar dibutuhkan kehadirannya hingga semangat untu

    Last Updated : 2023-01-25
  • Istri untuk Suamiku    TERLUKA

    Siska tahu Nayla tak sadarkan diri. Tapi.. dengan teganya ia sama sekali tidak peduli. Yang ada dirinya malah pergi dan memanggil asisten rumah tangga untuk membawa Nayla ke kamarnya. Para asisten saling berdesas-desus merasa kasihan pada Nyonyanya yang selalu saja diperlakuakan tidak adil.Berkat bantuan dua asisten rumah tangga, Nayla berhasil dibawa ke kamar. Setelah itu mereka bingung harus sperti apa lagi agar nyonya nya bisa siuman.“Neli, tolong bawakan minyak angin. Mungkin dengan diberi minyak angin bisa membuat Nyonya bangun.”“Baik, bi, tunggu saya cari dulu minyak anginnya.”Neli yang tak lain asisten rumah tangga yang bekerja di sana, langsung mencari minyak angin. Beruntung minyak anginnya ada di kamar, jadi tidak usah repot-repot lagi mencarinya.“Bi Sri ini minyak anginnya.” Neli memberikan minyak angin dan langsung diraih oleh Bi Sri, Bi Sri langsung saja mengoleskan minyak angin pada hidung dsn pelipis Nayla. Tidak lupa, Neli menggosokkan kedua tangannya pad

    Last Updated : 2023-01-27
  • Istri untuk Suamiku    API PEPERANGAN

    Keesokan paginya.Biasanya, pagi-pagi buta Nayla sudah disibukkan dengan memasak di dapur. Membuat sarapan kesukaan suami dan mertuanya. Namun untuk kali ini tidak, ia ingin terbebas dari semua aktivitas yang dulu sering ia lakukan. Karena setelah ia pikir untuk apa melakukan jika apa yang ia lakukan tidak pernah dihargai.Apa itu artinya apa yang ia lakukan dulu tidak ikhlas? Jawabnya tentu saja ikhlas bahkan ia akan mendahulukan orang-orang yang ia sayangi ketimbang dirinya. Padahal seharusnya ia yang mendapatkan perhatian bukan sebaliknya.Ba’da salat subuh, Nayla berjalan menuju teras belakang di mana di sana ada kolam ikan, ia membawa serta merta satu toples kecil berisi gula pasir. Nayla terus menelusuri pinggiran kolam hingga saat ia mendapatkan apa yang ia cari, sebuah senyum yang lebar terlukis di sana di bibir pucatnya. Tanpa berpikir lama Nayla langsung mendekat ke arah koloni semut yang sedang berjalan antre tanpa saling mendahului. Ya, sesuatu yang dilihat Nayla memang

    Last Updated : 2023-01-28

Latest chapter

  • Istri untuk Suamiku    EXTRA PART

    Fery begitu menyesal saat melihat Nayla hidup bahagia. Tawanya yang jarang ia lihat saat hidup dengannya, kini justru terlihat dengan jelas saat Nayla hidup dengan pria lain.Kenapa dulu dia menyia-nyiakan wanita sebaik Nayla? Kenapa dia begitu bodohnya melepaskan permata demi sebongkah batu yang sama sekali tidak ada nilainya?Ia memejamkan matanya, merasa percuma penyesalan yang ia rasakan sekarang. Sebab penyesalannya tidak akan membuat semuanya kembali seperti semula.Siska yang sedari tadi ada di samping Fery, memegangi pundaknya. Ia menyadarkan Fery untuk segera pergi."Anggap saja ini adalah karma untuk kita, karena kita sudah menyakiti Nayla. Sepertinya kita memang pantas mendapatkan ini semua. Sekarang lebih baik kita pergi. Mari kita tata ulang hidup kita dari nol'' tutur Siska."Fery tahu, Bu. Tuhan benar-benar membayar kontan kejahatan yang sudah kita lakukan pada Nayla," ucap Fery menimpali Perkataan Siska.Sekali lagi, Fery menghela napas berat sejurus kemudian la dan Sis

  • Istri untuk Suamiku    126 (selesai)

    Raka hanya bisa tertunduk rapuh, saat dokter yang menangani Nayla mengatakan jika Nayla harus dioperasi. Bayinya harus secepatnya dilahirkan sebelum sesuatu yang buruk terjadi.Ia berharap semoga ini adalah jalan terbaik. Ia berharap banyak semoga istri dan anaknya bisa selamat. Sebab ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika bayi mereka harus tiada. Tentunya membuat down sang istri dan ia tidak mau itu terjadi.Lampu tanda operasi sudah padam, itu artinya operasi yang dijalani Nayla sudah selesai. Namun, ia sama sekali tidak mendengar suara tangisan bayi. Terdengar sunyi senyap. Ini membuat Raka khawatir. Ditambah dokter tidak kunjung membuka pintu ruangan operasi. Maureen yang melihat Raka gelisah langsung menghampiri sang anak."Tenang Raka, semuanya pasti akan baik-baik saja, berdoalah." Tutur Maureen seraya mengusap-usap punggung Raka."Raka tidak bisa tenang, Ma. Raka belum tahu keadaan istri dan anak Raka." Jawab Raka begitu lemah."Ya, mama tahu. Mama juga khawatir. Ta

  • Istri untuk Suamiku    125

    Raka khawatir dengan keadaan Nayla, ia sungguh takut. Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada Nayla. Baginya Nayla adalah hidupnya, ia tidak akan bisa hidup dengan tenang jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. Semenjak tahu dirinya hamil, Nayla begitu senang. Ia bahkan mengikuti setiap apa yang dilarang oleh Raka. Termasuk ia dilarang kecapean. Ia dilarang keluar rumah. Ia cukup bedrest di kamar saja.Nayla tahu apa yang dilakukan Raka semata-mata demi keselamatan dirinya. Ia tahu suaminya itu begitu mencintai dirinya, tentunya tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk terjadi padanya. Nayla justru merasa tersanjung, ia kini menyadari jika cinta suaminya begitu besar. Namun, di balik kebahagiaannya itu. Nayla memendam sesuatu yang sangat besar. Apa itu? Dia harus bisa menahan rasa sakit. Ya, sewaktu-waktu perutnya Akan terasa sakit, bahkan pernah keluar darah meksipun hanya Sedikit. Dan selama itu pula ia tidak pernah mengatakan pada Raka.Nayla yakin jika dirinya mengadu Raka akan

  • Istri untuk Suamiku    124

    Nayla tersadar dari pingsannya. Saat matanya sudah terjaga ia mencari sosok suaminya. Nayla mengerutkan kening saat melihat suaminya tengah duduk melamun. Terlihat seperti ada beban yang tengah dipikulnya.Nayla pun very untuk mencari tahu. Nayla beranjak, ia lalu berjalan ke arah Raka seraya mendorong stan infusan.Saking larut dalam lamunan, membuat kehadiran Nayla yang ada di depan matanya sama sekali tidak disadarinya.Nayla pun ikut terduduk di samping Raka, kemudian menepuk pelan pundak Raka hingga Raka terlonjak kaget."Mas," Panggil Nayla seraya menepuk pelan pundak Raka.Raka yang terkejut, semakin terkejut saja melihat Nayla tiba-tiba duduk di sampingnya."Ya Tuhan, sayang Kenapa kamu bangun? Ayo kembali lagi ke ranjang," ujar Raka ia pun hendak menggendong Nayla namun ditahan."Turunin Mas, enggak usah digendong. Aku bisa jalan sendiri," Protes Nayla namun tidak didengarkan oleh Raka."Pokoknya kamu jangan dulu banyak gerak, ya,""Aku udah sehat, Mas. Jangan berlebihan. Lag

  • Istri untuk Suamiku    123

    Pagi ini, entah kenapa Nayla merasa malas untuk melakukan aktivitas apapun. Yang ia mau hanyalah diam dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Raka datang ke kamar, ia melihat sang istri tengah berbaring dengan berselimutkan selimut tebal berwarna biru laut.Tak biasanya memang, hingga Raka pun dibuat keheranan. Raka duduk di samping Nayla. Ia lalu ikut menenggelamkan tubuhnya di bawah selimut Yang sama. Tak lupa sebuah pelukan mendarat di sana hingga Nayla pun dibuat kaget.Kaget karena tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang."Astaghfirullah, mas. Aku kaget." Keluh Nayla seraya membalikkan tubuhnya lalu balas memeluk Raka.Akhir-akhir ini aroma tubuh Raka seperti candu baginya, ini membuat Nayla enggan untuk menjauh dari Raka. Raka sama sekali tidak keberatan saat Nayla selalu saja menempel padanya. Justru ia merasa senang, setidaknya hubungan mereka akan semakin lengket."Mas," panggil Nayla pada Raka."Hmmm," balas Raka."Pernikahan kita sudah lama, tapi kenapa aku tidak hamil

  • Istri untuk Suamiku    122

    Setelah menunggu selama dua Minggu lamanya, akhirnya hasil dari tes DNA mereka keluar.Alex dan Raka menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA pada Nayla. Mereka ingin nayla yang membacanya. Agar tidak dikira melakukan kecurangan."Buka dan bacalah hasilnya," ujar Alex seraya menyerahkan amplop tersebut."Kenapa harus aku?" Tanya balik Nayla."Biar kamu jadi orang pertama yang tahu. Karena kalau aku sudah yakin jika kamu memang adik perempuan ku, Naina."Tanpa rasa ragu, Nayla pun ngambil amplop tersebut lalu membaca hasil dari tes tersebut.Nayla terlihat serius, membaca hasil tes DNA tersebut. Matanya terus memindai satu persatu kata-kata yang tertulis di sana. Hingga matanya pun berakhir di bagian akhir yang tertulis di sana 99,99% cocok. Itu artinya mereka memang saudara.Kertas yang dipegang nayla Langsung terjatuh. Disertai dengan tubuhnya ikut limbung, beruntung Raka ada di samping sang istri jadi ia bisa langsung menahan tubuh Nayla.Air mata Nayla luruh, ia lalu menatap Alex ya

  • Istri untuk Suamiku    121

    Nayla langsung mendorong tubuh Alex yang ingin memeluk dirinya. Lagi pula ia masih bingung apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Alex malah mengatakan dirinya adalah adiknya."Lex, kamu jangan kurang ajar. Di depan suamiku kau mau memelukku? Dan kamu juga mas, kenapa malah diam saja?" Cerocos Nayla pada Raka.Raka beranjak, ia berusaha untuk menenangkan Nayla agar tidak salah paham."Tenang sayang, sekarang kamu duduk dulu. Biar aku jelaskan semuanya." Titah Raka dan Nayla pun mengikuti instruksi dari Raka tersebut."Alex terpisah dari adik perempuannya dua puluh dua tahun lalu, saat itu Alex berusia sepuluh tahun sedangkan adik perempuannya berusia tahun. Dan kau mau tahu siapa yang melakukan hal ini? Dia adalah orang tua Fery. Orang tua Fery menculik adik perempuannya Alex. Setelah itu harta kedua orang tua Alex pun tiba-tiba beralih tangan atas nama ayah Fery," sejenak Alex terdiam ia berusaha untuk menelan salivanya terlebih dahulu."Lalu hubungannya dengan aku apa, Mas,?"tanya Nayl

  • Istri untuk Suamiku    120

    Setelah kejadian di Maldives , hidup Fery dan Siska jadi kacau. Mereka terus saja diteror oleh Alex. Alex tidak akan berhenti mengganggu mereka jika mereka mau memberi tahu di mana keberadaan adik perempuannya.Sedangkan Santi, hidupnya pun tidak kalah kacau ia jadi buronan, karena bukti kejahatannya sudah diserahkan oleh Alex pada polisi. Bukan hanya itu saja, Santi pun diusir oleh Fery saat ia tahu jika bayi yang ada di kandungan Santi bukanlah miliknya. Sedangkan kehidupan Nayla, ia kembali bisa berdamai dengan keadaan. Raka menepati janjinya, ia tidak izinkan Fery untuk mendekati Nayla lagi.Pernah suatu ketika, Fery datang pada Nayla. Ia memaksa agar Nayla ikut dengannya dan memintanya untuk meninggalkan Raka. Namun, Raka mengancam Fery sehingga ia tidak pernah berani lagi mendatangi Nayla. Paling dia hanya mengawasi Nayla dari kejauhan saja.Seperti saat ini misalnya, Fery terus saja memperhatikan nayla. Rasa cintanya kini sudah berubah menjadi sebuah obsesi semata. Semakin la

  • Istri untuk Suamiku    119

    Orang yang baru saja menahan Alex adalah Raka. Sejak sepuluh menit yang lalu. Raka sudah merasakan ada hal yang akan terjadi pada Alex dan Siska. Dan inilah kejadiannya. Dari kejauhan Raka melihat Alex mencekik Siska.Sekuat tenaga Raka berlari agar secepatnya dapat menghentikan tingkah Alex yang mungkin saja bisa membuat Siska mati."Apa yang kamu lakukan alex? Dia bisa mati!" Raka berkata seraya menarik tubuh Alex untuk menjauh dari tubuh Siska. Napasnya Alex sudah terlihat begitu ngos-ngosan. Karena menahan amarahnya. Sementara Siska dia terus saja terbatuk-batuk. Kemudian, Siska tidak hentinya memaki Alex."Kau gila Lex! Kau hampir membuat aku kehilangan nyawaku. Dasar penipu!""Ini adalah balasan untuk orang jahat seperti kamu!" Alex mengambil sesuatu dari saku celananya. Ternyata ia ngambil dompet, ia mengeluarkan uang seratus ribuan dari sana dan melemparkannya tepat di wajah Siska."Pergi dari sini! Aku sudah muak terus bersandiwara. Sekarang kau tunggu saja apa yang akan ter

DMCA.com Protection Status