Kenan mendekat pada Mira yang saat ini ada di ambang pintu menatap pada orang orang yang saat ini tengah melayat putri kecil tuan Imran yang sudah tiada."Mira" ucap Kenan yang saat ini menarik tangan sang istri dan membawa nya ke dalam kamar."Kamu dari mana semalaman aku cari tak ada" ucap Kenan."Aku dari rumah sakit" ucap Mira."Bohong kamu tak ada di sana" tanya Kenan."Lalu aku harus ke mana" tanya Mira yang malah berbalik bertanya pada Suaminya itu."Aku tanya kau dari mana semalam apa kau bisa menjawabnya hah" tanya Mira menatap tajam pada Kenan."Semalam aku ke..." ucap Kenan terhenti."Ke apartemen Velisya kan, ayo jawab jujur" tanya Mira."Ya aku hanya mampir ke sana tapi aku tak melakukan apa apa" ucap Kenan."Dua jam setelah aku menunggu di sana tapi kamu baru keluar setelah itu, ngapain duaan di apartemen" tanya Mira."Mir jangan bahas masalah ini lihat banyak orang yang datang untuk berbela sungkawa" ucap Kenan.Mira meraih handuk yang saat ini ada di sana, Mira akan ma
Hari itu berjalan dengan sangat cepat di dalam kediaman tuan Imran saat ini tak ada yang saling bicara hanya saling diam dengan pemikiran mereka masing masing."Banyak yang harus aku lakukan" ucap tuan Imran yang langsung pergi dari sana."Tunggu Ayah" ucap Mira yang langsung menghentikan langkah tuan Imran yang saat ini akan masuk ke dalam kamarnya."Apa" tanya tuan Imran."Aku akan pergi dari sini" ucap Mira."Mau ke mana" tanya tuan Imran."Aku akan pergi jauh, aku harap Ayah bisa menjaga Ibu Ayu" ucap Mira."Kenapa akan ke mana kamu" tanya Tuan Imran."Aku ada urusan tapi aku berjanji kalau aku akan mampir ke sini" ucap Mira."Kamu mau ke mana" tanya Mamah Laras yang sangat penasaran."Sebenarnya aku mau menjelaskan sesuatu kalau selama ini aku sudah berbohong, aku sudah punya anak dan aku dahulu pernah menikah" ucap Mira dengan nyali yang sangat besar padahal tetap saja dalam hatinya dia tidak mau berbohong seperti ini."Apa" tanya Tuan Imran terkejut."Ya aku punya anak perempua
Di kediaman tuan Imran.Saat ini semua keluarga datang ke ruang tamu karena saat ini ada berita besar yang akan di beritakan oleh tuan Imran.Satu tahun berlalu akhirnya ibu ayu bisa kembali pulih dengan beberapa banyak pengobatan dan perawatan dari rumah sakit yang sangat bagus."Syukurlah kamu sudah benar benar sehat" ucap tuan Imran menatap pada ibu ayu yang saat ini hanya diam saja duduk di samping tuan Imran.Akhir akhir ini Ibu ayu sering melamun bahkan banyak berdiam diri, bagaimana tidak dia tidak tau kalau Mira juga pergi dari sana.Ibu ayu berobat tanpa Mira atau pun tuan Salman di sampingnya, dan hal itu membuat ibu ayu sedih."Bagaimana kalau kita buat acara untuk merayakan hal ini" tanya tuan Imran."Ide bagus tuan" ucap Madam Rose sambil menggendong putra nya yang saat ini sudah berusia satu tahun."Baiklah aku akan adakan acara itu" ucap tuan Imran antusias.Madam Rose menatap pada ibu ayu."Mbak ada apa" tanya madam Rose."Rose apa selama aku pengobatan apa Mira atau S
"Bisa kah aku menjadi Abi nya" tanya kenan.Mira terkejut mendengar hal itu dia langsung menatap pada Velisya yang juga ada di sana tapi berjarak sangat jauh dari mereka."Bukannya kamu sudah menikah dengan Velisya" tanya Mira."Tidak itu mustahil aku tidak mungkin bersama dengan dia" ucap Kenan."Benarkah aku pikir kalian sudah bahagia" ucap Mira."Tidak" ucap Kenan."Berhenti minum paman aku tidak suka kau banyak minum" ucap Mira yang langsung pergi dari sana.Tapi ucapan itu sangat berharga bagi Kenan, apa lagi selama ini dia sangat merindukan Mira.Air mata Kenan menetes saat tau kalau Mira saat ini seperti tersiksa apa lagi badan Mira menjadi kurus seperti kurang makan."Ya Alloh, aku kasihan pada Mira" gumam Kenan sambil mengusap air matanya.Velisya hanya bisa tersenyum saja melihat ke arah Kenan yang sekarang mungkin sangat merindukan Mira."Aku sadar sekarang kalau orang yang berhak bersama dengan paman itu adalah Mira bukan aku" gumam Velisya.Satu tahun ini mampu merubah pe
Tuan Imran baru saja pulang dari kantornya dia tak lupa mengundang beberapa orang untuk datang ke acaranya itu.Hanya acara pengajian yang tuan Imran adakan tidak lebih dari itu apa lagi Ibu ayu tak terlalu suka pada pesta pesta."Ayu" sahut tuan Imran yang langsung masuk ke dalam kamar Ibu ayu.Tuan Imran terkejut melihat bayi perempuan yang sekarang baru bisa berdiri tapi belum bisa berjalan.Bayi bule namun kecantikannya terhalangi dengan kerudung yang bayi itu pakai."Bayi siapa itu" tanya tuan Imran menatap pada Ibu ayu dan Velisya yang masih ada di sini."Ini bayi Mira, Dad" sahut Velisya."Bayi Mira" tanya Tuan Imran terkejut mendengar hal itu."Ya dia datang, lihat Dad bayi ini sangat lucu aku jadi gemas padanya" ucap Velisya."Dia anak Haram Mira" sahut tuan Imran yang langsung mengubah raut wajah ibu ayu yang tadinya tersenyum menjadi muram."Kenapa dia datang lagi ke sini" tanya Tuan Imran.Tak ada yang menjawab pertanyaan tuan Imran apalagi Ibu ayu merasa kalau tuan Imran
Di pelosok desa saat ini tuan Salman tengah menatap pada pegunungan yang sangat indah itu, pemandangan di sana sangat indah bahkan udaranya sejuk tidak terkontaminasi dengan udara kotor dari kendaraan atau polusi.Tuan Salman mengendong Reynan yang sekarang sangat aktif untuk bayi seusianya."Bobo Rey kasihan Umi kamu" bisik tuan Salman.Sudah beberapa lama mereka tinggal di sana tetap saja tuan Salman tak pernah bisa jika tidak memikirkan keluarganya, mungkin Aisyah juga sama dia sangat merindukan keluarga nya di kota.Apa lagi saat mereka pergi dahulu tak ada ucapan atau bahkan ijin dari orang tua Aisyah.Tuan Salman tau betul apa yang terjadi pada istrinya itu."Aisyah" sahut tuan Salman."Ya tuan ada apa" tanya Aisyah."Mau ke kota bersama dengan ku" tanya tuan Salman.Aisyah terlihat berpikir sejenak dia tak bisa bayangkan bagaimana reaksi kedua orangtuanya kalau dia pergi ke kota dengan membawa bayi."Bagaimana" tanya tuan Salman."Apa orang tuaku tak akan marah" tanya Aisyah."
Pagi harinya keluarga itu sangat sibuk bahkan Mira dan Kanaya saja sudah bangun dari sejak pagi tadi.Mira melihat bayi Aland yang di bawa oleh pelayan madam Rose."Bawa ke sini biarkan mereka bermain" sahut Mira."Baik Nona" ucap pelayan."Selamat pagi bayi Aland" ucap Mira yang langsung memangku bayi kecil itu.Tapi sayang Kanaya menangis karena Uminya menggendong orang lain selain dirinya."Nona bayi anda menangis mungkin dia takut kalau Nona akan lebih sayang pada Bayi Aland" ucap Pelayan."Benarkah" tanya Mira yang bahkan tak tau hal sekecil itu."Ya itu biasa terjadi pada anak kecil" ucap Pelayan."Sayang umi gak akan di ambil Aland kok, sini duduk bersama dengan Aland" ucap Mira mendudukan Kanaya di paha kirinya sedang kan bayi aland di paha kanannya."Tuh kan kalian bisa bersama" ucap Mira mengecup kening Kanaya.Tapi sayang bayi Kanaya menarik rambut Aland yang ada dekat dengannya.Bayi kecil itu menangis karena ulah Kanaya yang menarik rambut Aland yang sedikit tebal itu."K
Siang ini benar saja kediaman itu kedatangan tamu yang sangat asing bagi mereka semua.Teman dari orang tua tuan Imran dan Kenan.Dahulu kawan karib orang tua tuan Imran ini yang sudah membantu keuangan orang tua nya, hingga tuan Imran dan Kenan merasakan kekayaan nya saat ini."Selamat siang tuan Imran" ucapnya."Selamat siang pak Ginanjar" ucap Tuan Imran."Aku bersyukur kalian sehat walaupun sahabat aku sudah lama tiada, di mana istrinya" tanya Pak Ginanjar yang sudah sangat tua mungkin sekarang menginjak di usia 90 tahunan tapi masih sangat segar dan tidak pikun."Mamah di rawat di rumah sakit" ucap tuan Imran."Hah aku tidak terlalu dekat dengan istrinya" ucap pak Ginanjar."Bagaimana bapak keluarga bapak sehat" tanya Tuan Imran."Alhamdulillah" ucap pak Ginanjar."Syukur lah" ucap Tuan Imran.Beberapa orang tamu lagi masuk ke dalam rumah tuan Imran."Assalamualaikum" sahutnya."Waalaikum salam" sahut keluarga serempak.Tuan Imran menatap pada gadis yang saat ini terlihat seumura
Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u
"Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer
Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d
Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka
Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n
Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat
Di sebuah cafe yang sangat besar itu saat ini Mamah Laras tengah bertemu dengan Nindi teman Kenan."Bagaimana penawaran aku" tanya mamah Laras saat sudah mengiming imingi Nindi, harta kalau Nindi mau menikah dengan Kenan.Mamah Laras menatap pada Nindi yang saat ini tengah berpikir."Saat kamu meminta aku untuk meracuni pikiran Kenan aku lakukan tapi kamu tidak memberikan aku uang" ucap Nindi."Ya maka dari itu kamu mau kan menikah dengan Kenan, aku yakin setelah menikah harta Kenan akan jadi milik kamu" ucap Mamah Laras."Tapi" Nindi Ragu."Apa lagi kalau gak mau terserah aku bisa cari wanita yang lebih cantik dari kamu" ucap Mamah Laras."Ya baiklah aku mau" ucap Nindi."Aku akan atur rencananya" ucap Mamah Laras."Aku ikut saja" ucap Nindi."Besok kamu datang ke rumah Kenan ini alamatnya dia pindah tadi" ucap Mamah Laras."Ya baiklah" ucap Nindi.Pagi ini Mira di jemput oleh mobil yang lumayan bagus saat ini dia akan pergi dari sana meninggalkan Arman dan Neni yang selama ini memba
PlakkTamparan mendarat di pipi Mamah Laras, pelakunya adalah Ibu ayu yang sudah sangat emosi itu."Aku tekankan sekali lagi anak yang Mira bawa itu bukan anak dia tapi itu anak yang dia pungut" ucap Ibu ayu yang langsung menangis sesenggukan."Hah" semua keluarga tercengang mendengar hal itu.Ibu Ayu hanya bisa menangis saja karena dia merasa sangat marah pada Mamah Laras yang bahkan sudah menghina ibu kandungnya."Urusan kehidupan mu Laras" sahut Madam Rose yang langsung membawa Ibu Ayu untuk pergi dari sana."Ayo ayu" ucap Madam Rose."Ya" ucap Ibu ayu.Saat ini tuan Imran merasa kalau ucapan Ibu ayu mungkin saja benar apa lagi selama ini Ibu Ayu tidak berani bicara kan hal itu masalah Jaya sudah berpuluh puluh tahun yang lalu."Aku kecewa pada mu" ucap tuan Imran."Mas ayu berbohong" ucap mamah Laras."Berbohong bagaimana aku lebih percaya pada Ayu dari pada kamu, lihat sejak tadi kamu yang memulai perdebatan itu aku sadar akan hal itu Laras jadi aku mohon kamu untuk tidak ikut ca
"Beneran Mom saat ini Mira akan menggugat cerai paman, aku membenarkan hal ini sih apa lagi paman kasar pada Mira, bahkan paman bilang kalau Mira adalah penghianat" ucap Velisya yang tengah bercerita pada Mommy nya itu tentang Mira dan Kenan."Benarkah" tanya Madam Rose yang penasaran."Ya maka dari itu aku meminta Daddy membatalkan gugatan cerai" ucap Velisya."Dengan jaminan kamu menikah dengan Rasyid" tanya madam Rose."Ya" ucap Velisya."Baiklah kamu hebat jika melakukan hal ini tapi sayang apa kamu yakin akan menikah dengan Rasyid" tanya Madam Rose."Sebenarnya aku gak suka dengan hal ini tapi Mom apa aku bisa melawan Daddy apa lagi Daddy pasti akan memaksa" ucap Velisya."Pendapat kamu tentang Rasyid itu seperti apa" tanya madam Rose."Tampan, baik, kaya" ucap Velisya."Yang lain" tanya Madam Rose."Ada sih mungkin Pak Rasyid itu tegas, suka marah marah, om om, ketus, kalau bicara suka ngawur, gak ada yang aku suka Mom" ucap Velisya."Dari hal kecil tak ada yang kamu suka" tanya