Berliana menikmati sore yang indah disebuah kafe, dia sudah lama merindukan masakan dan minuman khas tanah air nya sendiri. sesekali mata nya tertuju pada jalanan ibu kota yang mulai padat berhubungan jam pulang kantor. tanpa sengaja Berliana melihat sosok Alex yang tengah membimbing anak kecil yang begitu mirip dengan Reyanza bagaikan pinang dibelah dua."Alexander?""Apakah anak yang bersama nya itu adalah Reyhan kecil ku?" Berliana tidak bisa menahan rasa harunya, dia kembali menguasai keadaan lalu mengunakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya.Berliana sesekali memperhatikan gerak-gerik Reyhan, nampak bocah itu memesan makanan dan kue yang sama persis dengan makanan kesukaan Berliana maupun Reyanza."Ya Tuhan, anakku. mommy sangat merindukanmu hick...hick... bahkan kami memiliki kesamaan selera dari segi makanan dan minuman." Berliana menundukkan kepalanya dalam-dalam, butiran bening air matanya terus menetes. perlahan tangan Berli mengusap air matanya, dia merasa bersalah tel
"Hey Reyhan hati-hati dong, kamu sudah membuat pakaian ku menjadi basah." ucap Bella menatap Reyhan tidak suka."Uuupzzz, sorry Tante.""Apa? kamu panggil aku dengan sebutan Tante?" Bella paling benci seseorang memanggil nya dengan sebutan Tante, karena dia merasa seperti wanita tua yang jelek."Ya, Tante!""Stop Reyhan, apa kamu tidak bisa mencari panggilan yang lebih baik lagi seperti hal nya, mami ataupun mommy." ucap Bella tersenyum lembut."Tidak, karena Tante bukanlah mommy ku. dan tidak akan pernah." jawab Reyhan acuh, sedangkan Alex lebih memilih fokus pada ponselnya dari pada mendengar perdebatan Bella dan anaknya yang tidak ada habisnya."Alex, tidak bisakah kamu mengajari anakmu untuk berlaku lebih sopan lagi padaku." rengek Bella."Sudahlah Bella, untuk apa juga kamu meladeni bocah kecil itu bertengkar. lagian kamu sudah tahu sendiri bagaimana watak keras nya Reyhan selama ini." balas Alex beranjak dari duduknya."Alex, kamu mau kemana?""Kantor.""Mau aku temani?""Tidak p
Ditempat lain Alex tersenyum, dia akirnya bisa mendapatkan informasi tentang perawat terbaik yang bernama Lena. dia menghubungi perawat tersebut dan memintanya untuk datang langsung kerumahnya dan menawarkan gaji yang fantastis jika dia berhasil meluluhkan Reyhan, dan mampu bekerja dengan baik.Pagi ini, Berliana yang sudah berganti indentitas menjadi Lena. membuat janji dengan Alex melalui sambungan telepon, dia memberanikan diri datang kekediaman pria tampan tersebut. dia akan bekerja sebagai perawat dan pengasuh dari putra kandung nya sendiri setelah sekian lama dia tinggalkan. ada rasa bahagia yang tidak dapat di lukiskan.Berliana terlihat semakin cantik meskipun dengan penampilannya yang berbeda dari biasanya, dia mengunakan kaca mata dengan rambut pendek. riasan yang digunakan Berliana lumayan tebal, dia merasa tidak percaya diri dan merasa lucu melihat penampilan nya sendiri."Semoga semua berjalan dengan baik, aku harap Reyhan juga menyukai ku." bathin Berliana sambil menghiru
Dikediaman Erika yang sederhana, Reyanza tengah mencari-cari keberdaan sang mommy tercinta."Nanny, mana mommy ku?" Reyanza kecil berjalan kesana-kemari mencari namun tidak menemukan sosok mommy nya, Berliana."Reyanza sayang, mommy sedang pergi bekerja. kamu mau susu coklat ya biar nanny yang bikin." ucap Erika penuh kelembutan, agar anak itu mau menurut."Tidak! aku hanya ingin susu buatan mommy saja." anak itu mulai merajuk, dia masuk kedalam kamar. bocah jenius itupun mulai melacak keberadaan sang mommy melalui aplikasi GPS di ponselnya."Yes, aku menemukan titik lokasi keberadaan mommy." Reyanza tersenyum senang, tanpa sepengetahuan bibi pengasuh dia menyelinap keluar rumah, memesan taxi online menuju suatu tempat.Reyanza turun disebuah rumah yang berdiri megah, dia menatap takjub kemewahan rumah tersebut sambil berkhayal suatu saat dapat menikmati tinggal di sana."Untuk apa mommy datang ke rumah ini?"Reyanza terus mengawasi dari balik pintu gerbang utama yang menjulang tinggi,
"Baiklah mi, kedepanya Reyanza akan menjadi anak yang penurut dan patuh pada mommy.""Nah gitu dong." mereka berpelukan hangat, dalam hati Berli ada kecemasan takut jika Alex. mengetahui tentang keberdaan Reyanza, sehingga akan menambah kadar kebencian pria itu terhadap diri nya, atau Alex juga akan merebut Reyanza dari sisinya."Mommy, kenapa mereka mengatakan jika aku adalah tuan muda. dan siapa Reyhan itu mi?""Reyhan adalah anak laki-laki seumuran dengan mu, wajah kalian berdua sangat mirip sehingga para pengawal percaya jika kamu adalah tuan muda mereka." ucap Berli membuat rasa penasaran dan keinginan tahuan Reyanza bertambah besar, namun dia berusaha untuk tidak memperlihatkan pada mommy nya, yang tentu saja akan melarang keras dirinya untuk memasuki rumah besar dan mewah itu kembali."Nama anak laki-laki itu Reyhan, sedangkan aku Reyanza. nama yang hampir mirip begitu juga dengan wajah kami. apa aku mempunyai seorang kembaran? dan mommy sengaja merahasiakannya dariku? dan pria
Sebelah tangan Alex langsung menarik Wig yang dikenakan Berliana, melepas kaca mata termasuk tompel buatan yang dipasang disebelah pipi kirinya, membuat gadis itu kelimpungan ingin membebaskan diri, namun tenaganya kalah banyak oleh tangan kekar Alex."Apa ini belum cukup bukti, Berliana!""Aku...aku!"Berliana mundur beberapa langkah, wajahnya pucat ketakutan melihat api kemarahan Alex, gadis itu tidak menyangka jika penyamaran nya akan terbongkar secepat ini."Kenapa? kenapa kamu tega meninggalkan Reyhan disaat dia sangat membutuhkan mu, katakan padaku apa masih ada kebohongan yang kamu sembunyikan lagi dariku?""Alex, saat itu aku tidak mempunyai pilihan lain. aku diusir orang tua ku dan tidak mempunyai cukup uang untuk biaya pengobatan Reyhan yang semakin besar, sehingga aku berfikir Reyhan akan jauh lebih baik jika bersamamu." ucap Berliana berurai air mata hatinya sangat sakit mendengar tuduhan Alex jika dia tidak peduli sama sekali pada Reyhan."Hahh, stop air mata palsu mu. apa
"Untuk apa kamu menemui ku, apa ingin memohon agar aku memberikan mu kesempatan kedua?""Ya, karena kamu tidak tahu permasalahan yang sesungguhnya. bagaimana perjuangan ku yang hamil dan melahirkan sendiri, aku tidak punya apa-apa saat itu.""Kamu pikir, aku akan percaya pada gadis pembohong seperti mu?""Please Alex, tolong mengerti keadaan ku." ucap Berli melunak, mencoba menatap mata Alex dengan pandangan sendu, yang membuat Leo salah tingkah dan api dalam hatinya meredup beberapa detik."Lalu? apa kamu ingin menggoda ku seperti malam itu, oke. dengan senang hati kita bisa memulai nya kembali."Alex berjalan mendekati Berli, membuat perempuan itu mundur beberapa langkah ke belakang, hingga tubuhnya tertahan tembok dinding ruangan. melihat Berli yang gugup Alex semakin mendekat dan mengunci pergerakan Berli dengan jarak yang begitu dekat, sehingga dari nafas mengenai wajah masing-masing, dengan tatapan mata saling beradu, Berliana tidak bisa memungkiri jika wajah tampan Alex kembali
"Mommy, apa yang membuat mu menagis?" tanya Reyanza saat melihat kondisi Berli seperti tertekan sambil sesekali mengusap air matanya."Reyanza, sudah saatnya mommy berkata jujur padamu, nak. tentang keberdaan Reyhan dan juga Daddy mu." ucap Berli yang ingin berterus-terang, dia berharap Reyanza tidak ikut membenci nya seperti hal nya Alex."Daddy, Reyhan. siapa mereka mommy?""Reyhan adalah saudara kembar mu, nak. mommy terpaksa meninggalkan Reyhan bersama Daddy, karena keadaan yang membuat mommy harus mengambil pilihan sulit itu. mommy harap kamu mengerti Reyanza." ucap Berliana mengusap air matanya."Ya mommy, dari awal aku sudah curiga jika aku pasti memiliki saudara kembar. dan rumah mewah itu pasti milik Daddy ku? aku ingin sekali merasakan tinggal disana." ucap Reyanza menerawang dan penuh harap, dia sangat bahagia begitu mendengar kenyataan jika dia masih memiliki Daddy dan saudara kembar."Jangan sayang! Daddy sangat membenci mommy, tidak menutup kemungkinan jika dia mengetahui
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka