“Ya udah, kamu nginap di sini aja. Nanti aku yang bilang sama suami kamu kalau kamu menginap di sini,” ucap Sarah.“Nggak usah. Gampang lah, aku mau tahu apa dia bakal cari aku atau enggak. Dia udah janji mau anterin aku, eh tahunya malah ninggalin aku kerja. Masih kesel sama dia, tapi mau gimana lagi. Dia juga pergi buat kerja,” keluh Kinan.Sebagai seorang teman tentu dia merasa tidak tega melihat sahabatnya sendiri merasa kesakitan. Iya tahu bagaimana selama ini rumah tangga Kinan bersama dengan mertuanya yang tidak pernah akur apalagi suaminya yang jarang sekali membelanya. Namun dia tidak mau ikut campur terlalu jauh agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Bagaimanapun hubungan rumah tangga memang harus diselesaikan oleh kedua belah pihak dan ia sebagai orang ketiga tidak berhak untuk ikut campur menyelesaikan masalah Kinan. Dia hanya bisa membantu sebisanya. Selebihnya, Kinan sendiri yang akan memutuskannya."Untung kamu datangnya sekarang. Aku mau kasih tahu kamu suatu hal," uca
"Suami kamu sudah menghubungi?" tanya Sarah.Kinan menggeleng dan dia menunduk menandakan bahwa sampai sekarang ini suaminya Belum menghubungi dan mengabari sesuatu. Makan sama sekali Aldo tidak mencari dirinya yang tidak ada di rumah."Lebih baik kamu nggak usah pulang. Masih ada besok untuk kamu pulang dan menjelaskan semua ini. Ini sudah malam dan itu sangat tidak bagus untuk kondisi kamu yang sedang terluka seperti ini," ucap Sarah yang mencoba untuk menenangkan Kinan."Perasaanku tidak tenang akan ada hal yang terjadi pada suamiku.""Tenang. Sekarang kamu lebih baik hubungi saja dan tanyakan apakah dia baik-baik atau tidak. Daripada kamu harus pulang ke rumah dan nanti malah bertemu dengan mertuamu yang bakalan mengomenin kamu bisa pisah karena pulang malam-malam. Selepas telepon jika mereka marah kamu bisa langsung menutupnya. Tapi kalau kamu pulang, ketika mereka marah dan memaki-maki kamu, kamu tidak bisa menutup telinga begitu saja bukan? Percaya deh sama aku."Kinan menengok
"Lepaskan tangan saya! Berani Anda mengusir saya dari sini? Anda tidak tahu siapa saya?" geram Hana."Saya tidak peduli Anda ini siapa. Yang jelas saya melihat aura tidak enak dari Anda. Jika Anda berniat buruk terhadap pernikahan Aldo dan Kinan, lebih baik anda urungkan saja. Karena meskipun Anda berhasil mendapatkan hak Kinan sebagai istri, tidak dengan rasa cinta Kinan pada suaminya. Mending jauh-jauh deh dari teman saya itu daripada nanti anda mendapatkan karma yang sangat menyedihkan. Kinan mungkin tidak sadar jika suaminya tinggal dan juga berdekatan dengan wanita berbahaya seperti anda. Namun, cepat atau lambat sebuah bangkai pasti akan tercium juga.""Kamu…""Dahlah, daripada buang-buang emosi dan energi lebih baik anda pulang dan saya juga akan pulang menikmati malam saya tanpa harus menyebar dosa di mana-mana.” Tentu saja Hana merasa kesal karena Sarah membawanya keluar dari ruangan Aldo bahkan menyeret dirinya sampai jauh dari ruangan Aldo. Jauh-jauh dia dari rumah untuk m
"Ki. Hati-hati sama bosnya suami kamu. Kayaknya dia punya perasaan kusus sama suami kamu dan punya dampak yang tidak baik bagi rumah tangga kamu."Pesan yang masuk di ponsel Kinan membuat Kinan memutuskan untuk menyudahi membaca pesan-pesan yang ada di ponsel suaminya. Kinan meletakkan ponsel Aldo itu kembali dan membalas pesan Sarah."Ya, Sarah. Terima kasih atas perhatiannya. Jangan tidur terlalu malam ya dan terima kasih karena sudah mau mengantar aku sampai di rumah sakit.""Ok, Semoga cepat sembuh ya."Kinan memutuskan untuk tidur daripada mencurigai suaminya. Kata-kata Sarah memang tidak ada salahnya tetapi dia juga tidak ingin terlalu mencurigai suaminya hingga dia lupa bahwa kebaikan suaminya lebih besar kepadanya daripada keburukannya yang belum terlihat saat ini. Saat dia tidur tiba-tiba dia terbangun tengah malam karena mimpi buruk. Aldo yang ada di sampingnya sampai membangunkan Kinan karena berteriak dan juga menangis tengah malam."Kenapa, Ki?" tanya Aldo.Kinan langs
“Ibu kenapa sih senang banget ribut sama Kinan? Dia kan nggak salah,” ucap Aldo saat Kinan sudah pergi meninggalkan ruangannya dengan wajah yang kesal.“Kamu ini selalu saja membela istrimu. Makanya dia itu ngelunjak, Do,” ucap Rini.“Tahu, nih, Aldo. Udah tahu kamu kecelakaan gini gara gara si Kinan itu. Dia itu manjanya nggak ketulungan. Dia berasan beruntung dicariin kamu, makanya besar kepala jadinya. Lain kali, mending kamu jangan peduli lagi kalau di sakit gitu. Lebai kesannya kalau apa apa dicariin. Berani dia bentak bentak Ibu begitu,” geram Tini.Aldo tak bisa lagi berkata kata. Ibunya memang sepanjang pernikahannya kurang menyukai semua hal mengenai Kinan. Wanita yang dulu ia cintai segenap hati itu, justru menjadi alasan sang ibu selalu saja memarahinya. Dia tak bisa memilih di antara keduanya, semua sangat dia sayang dan kali ini dia tak bisa berbuat banyak selain berharap Kinan mau mengerti keadaannya.“Kalau Kinan nggak balik gimana, Bu? Dia kan lagi sakit,” lirih Aldo.
Kinan merasa kesal karena mertuanya masih saja menyalahkannya atas insiden yang terjadi terhadap suaminya itu. Dia memilih untuk beristirahat sejenak di rumah Sarah dan memilih untuk benar-benar istirahat tanpa menghidupkan ponselnya selama dia berada di sana. Mungkin ini akan terlihat salah karena bagaimanapun seorang Istri dilarang untuk meninggalkan rumah suaminya meski dalam keadaan marah seperti apapun kecuali dalam kondisi yang memang sudah berpisah. Namun, Kinan melakukan hal ini karena ingin benar-benar sembuh dari sakit yang sedang dia derita akibat dari kelakuan kakak iparnya yang sengaja melukai dirinya itu."Gimana lukanya?" tanya Sarah saat beberapa hari ini Kinan dengan sudah berada di rumahnya."Baik. Udah cukup kering dan sekarang adalah jadwal untuk membuka perban biar bisa ketahuan Apa perlu dijahit ulang atau enggak," jawab Kinan."Kamu yakin nggak mau ngaktifin ponsel?" tanya Sarah."Untuk mengamankan dunia dengan gonjang-ganjing yang sedang terjadi di negeri makad
“Kamu berarti memperhatikan saran dariku. Lukanya udah nggak perlu jahitan ulang, sudah kering. Cuma belum bisa buat angkat berat. Kulitnya masih riskan dan benar benar harus dijaga,” ucap Sammi.“Tapi aku udah boleh kena air kan tangannya?” tanya Kinan yang tentu membuat Sammi tersenyum.“Memang selama ini kamu tidak mandi?” Kinan melotot. “Ya mandi lah. Masa nggak mandi. Bau dong,” jawabnya.“Kalau kamu kira kira udah ngerasa enak buat digerakin, lakukan aktivitas ringan saja. Ini udah agak kering tapi belum sembuh total. Kan luka begini memang cukup lama mengeringnya, dalam soalnya. Kalau boleh tahu, kenapa bisa gini?”“Perasaan dulu udah pernah tanya deh,” jawab Kinan.“Ohya? Aku lupa. Kamu memang suka bikin aku lupa, Ki. Semoga kamu tidak pelupa kayak aku kalau lihat aku.""Gak lagh.""Syukurlah. Jangan juga nomor aku kamu lupain nih,” ucap Sammy.“Hehehe, mungkin. Nggak langsung aku save soalnya.”“Wah parah kamu memang. Besok aku udah kembali ke kota dan kalau kamu nggak cha
"Gimana?" tanya Sarah."Katanya salah sambung.""Masa sih? Tapi kamu benar-benar yakin itu nomor suami kamu kan?""Yakin. Ya udah, kita pulang ke rumah dulu dan nanti aku akan hubungi dengan ponselku.""Baiklah. Itu lebih baik," ucap Sarah.Sepanjang perjalanan Kinan terdiam dan dia masih memikirkan mengenai Siapa wanita yang mengangkat panggilannya itu. Dia mencurigai wanita yang mengangkat panggilan itu adalah orang yang cukup dekat dengan suaminya atau bahkan dia adalah Bos dari suaminya yang dicurigai oleh Sarah sebagai wanita yang cukup mencurigakan.Sesampainya di rumah Sarah, Kinan langsung merebahkan diri. Dia sangat kehilangan konsentrasi dan senyuman setelah tidak mendapati suaminya di rumah. Hal yang terlintas di otaknya adalah siapa wanita yang mengangkat panggilan itu dan siapa juga yang sudah iseng membawa ponsel suaminya.Kinan mengambil ponselnya yang sudah lama dia matikan. Dia hidupkan kembali dan mencoba untuk menghubungi suaminya dengan ponsel miliknya. Dia ingin t
Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men
Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S
Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s
“Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng
“Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia
Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin
Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara
"Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d
"Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap