Share

Istri Yang Terbuang
Istri Yang Terbuang
Author: Maey Angel

Harus bersabar

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2023-01-19 17:20:39

“Kamu mau ngapain, Al?”

Kemunculan Tini dari pintu belakang mengagetkan Aldo, hingga gelas plastik yang ada di tangan lelaki itu terjatuh. Air yang belum habis di minum oleh Aldo tumpah di lantai yang ia pijak sebagian mengenai sepatunya.

“I-Ibu ngagetin aja,” ujar Aldo terbata seraya memungut gelas di lantai dan meletakkan di wastafel.

Laki-laki itu kemudian mendekati meja makan dan membuka tudung saji, lalu terdengar helaan napas panjang darinya. Nasi dingin, tempe goreng dan kuah sayur yang terhidang membuat selera makan Aldo menguar begitu saja.

“Kamu baru pulang, Al?” tanya Tini yang tak lain adalah ibu kandung Aldo.

Aldo mengangguk. “Makanan cuma ini, Bu?”

“Adanya itu. Kayak nggak tau istrimu aja.” Tini menjawab dengan nada tak suka. Tentu bukan ia tujukan pada Aldo, melainkan pada sang menantu yang kini entah di mana keberadaanya.

“Ini, nih, kebiasaan!” Tini melihat wastafel yang terdapat beberapa piring kotor. “Tau suami mau pulang kerja bukannya cepet beberes dan masak, malah nggak jelas lagi di mana?!” lanjut wanita itu ketus.

“Memangnya Kinan ke mana, Bu?” tanya Aldo yang memang belum melihat istrinya sedari ia pulang kerja belum lama tadi.

“Istrimu itu kalo nggak kelayapan, ya ngeram di kamar!”

Sekali lagi terdengar Aldo menghembus napas panjang. Sebagai suami sebenarnya Aldo sudah sering menegur Kinan yang menurut cerita ibunya sering keluar rumah saat ia bekerja, pun untuk kebiasaanya mengurung diri di kamar. Namun, sepertinya suara Aldo hanya di dengar oleh Kinan tanpa wanita itu lakukan.

“Heran Ibu sama istrimu itu, Al. Sebenernya kalian simpan apa di kamar, betah si Kinan seharian di sana. Kayak yang punya tongkat emas aja, di tungguin terus. Sampai kerjaan rumah pun nggak ke urus!” Masih ketus Tini mengomeli menantunya yang justru ia sampaikan pada sang anak lelaki.

“Memangnya Kinan nggak masak lagi hari ini, Bu?” Aldo yang sebenarnya sedang sumpek karena di tempat kerjanya sedang ada masalah merasa semakin gerah saat mendengar omelan ibunya.

“Hari ini masak. Tapi, sampah udah numpuk nggak di buang. Ini aja barusan Ibu yang buang. Kinan itu bukan baru kemarin jadi istri kamu, Al. Tapi apa-apa kok masih harus di suruh, masih harus diingetin. Kalo nggak, ya nggak dikerjakan!”

“Mungkin dia lupa, Bu. Maklumin ajalah.” Aldo malas berdebat, ia merasa tak enak hati pada ibunya yang mengeluhkan sikap Kinan.

“Lupa kok tiap hari. Memang dasarnya istrimu itu nggak bisa di andalkan! Bukannya meringankan kerja orang tua, malah jadi beban di rumah ini. Lihat, tuh! Udah mau hujan pakaian belum di beresin dari jemuran! Duh, punya mantu serasa jadi tuan putri!” omel Tini seraya berlalu hendak mengangkat pakaiannya yang sudah kering di belakang rumah.

Aldo menyugar rambutnya yang lepek. Kepalanya sedikit pening karena seharian tadi cukup banyak pekerjaan yang membuat otaknya berpikir keras. Adanya dugaan kasus penggelapan uang yang dilakukan oleh salah satu karyawan yang berada di devisinya membuat Aldo terkena imbas juga.

Seakan masalah di kantor belum cukup, kini kepalanya dibuat hampir meledak karena aduan dari Tini tentang perangai istrinya. Badan letih, otak lelah, perut lapar, hati galau, lengkaplah sudah yang Aldo rasakan.

Harapannya setiba di rumah disambut oleh Kinan di depan pintu kemudian ditemani makan, tetapi yang terjadi ia justru harus mendengar omelan Tini yang panjang seperti rel kereta api tak berujung. Meninggalkan dapur Aldo melangkah menuju kamarnya.

Pintu terkuak, ia melihat Kinan duduk di bibir ranjang. Mungkin istrinya itu barusaja bangun tidur, pikir Aldo.

“Udah pulang, Mas. Tumben cepet, biasanya jam setengah lima baru sampai rumah,” sapa Kinan sembari mengulas senyum pada laki-laki yang sudah tiga tahun menjadi suaminya.

“Kamu baru bangun tidur, Ki?”

“Nggak sengaja ketiduran, Mas. Badanku hari ini rasanya capek banget, pegel-pegel. Kalau Mas ada waktu nanti tolong antar ke tukang pijat yang biasa itu ya, Mas?” Kinan memijat tengkuknya yang terasa berat.

Seharian ini ia melakukan banyak pekerjaan di rumah. Sedari membuka mata hingga Ashar menjelang Kinan tak berhenti menangkap apa-apa saja yang tidak beres. Menyapu, mengepel, memasak, mencuci pakaian dan seluruh gorgen. Menyetrika pakaian dan memasak juga tak luput dari sentuhan tangannya. Akibatnya sekarang ia merasa sangat kelelahan, otot-ototnya serasa tegang dan kaku.

“Kamu capek ngapain, Ki? Capek tiduran maksudmu?” Aldo melempar asal kemeja yang sudah ia lepas ke dalam keranjang pakaian kotor di dekat lemari.

Kening Kinan mengernyit mendengar ucapan Aldo yang terdengar meremehkan pekerjaan seorang wanita. Bisa-bisanya Aldo berkata demikian padahal sekarang Kinan memang sedang merasa lelah badannya.

“Kok kamu ngomong gitu, sih, Mas? Aku di rumah nggak cuma tidur, lho,” sanggah Kinan yang kini menyadari raut suaminya berbeda sejak masuk kamar tadi. Apa yang membuat air muka Aldo keruh? Kinan bertanya-tanya dalam benak.

“Terus kamu ngapain?”

“Aku beres-beres, Mas. Aku masak, cuci pakaian, nyapu, ngepel …. “

“Beres-beres apa? Itu piring kotor masih setumpuk. Lantai rumah kasar kena pasir kamu bilang udah di pel. Kuah sayur aja yang kamu siapkan buat aku, itu yang kamu bilang masak? Di ruang tengah mainan tercecer di mana-mana. Mana yang kamu bilang beres?” sergah Aldo mendikte apa saja yang nampak tidak benar di matanya.

“Aku nggak tau lagi harus ngomong ke kamu gimana, Ki. Kita ini masih tinggal di rumah ibuku, apa nggak bisa sedikit aja kamu ngerti keadaan sebagai orang yang numpang? Kamu enak-enakan leha-leha di kamar, sementara ibuku ngerjakan ini itu. Tolonglah, Ki. Ibuku udah tua, jangan begini,” lanjut Aldo yang kini telah menghadap istrinya.

Kinan diam. Ia yang paham ke mana arah pembicaraan Aldo merasa tersinggung karena seolah-olah di sini dirinya disalahkan membiarkan mertuanya melakukan semuanya sendiri. Padahal yang terjadi adalah kebalikannya. Setiap hari Kinanlah yang berpeluh-peluh berkutat dengan segudang pekerjaan rumah yang tak ada habisnya, sementara Tini hanya ungkang-ungkang kaki dan menyuruh saja.

Akan tetapi, semua yang Kinan lakukan seolah tak pernah terlihat oleh ibunya Aldo. Justru sebaliknya, ia selalu mengadukan hal yang tidak benar pada Aldo. Tabiat buruk mertuanya terkadang membuat Kinan jengah dengan keadaan, sering ia terlibat keributan dengan Aldo karena aduan wanita itu.

“Mas, aku dari tadi di rumah nggak diam, ya. Kalau sekarang kamu lihat rumah keadaanya berantakan itu bukan salah aku dan bukan karena aku yang nggak beres-beres. Di rumah ini nggak cuma kita berdua yang tinggal. Kakak-kakakmu dan cucu-cucu Ibu bisa bebas keluar masuk di sini. Kamu bayangkan aja yang beres-beres satu yang ngotorin banyak, ya gimana mau rapi ini rumah!” sahut Kinan yang bosan selalu disalahkan.

“Udahlah, Ki, jangan cari pembelaan diri terus. Aku capek ribut terus sama kamu, masalahnya ini-ini aja.”

“Aku lebih capek, Mas!” sahut Kinan cepat. “Aku lebih capek jiwa dan raga. Aku capek menghadapi kalian yang nggak pernah bisa ngerti aku. Semua yang aku lakukan nggak pernah kalian lihat. Kamu cuma percaya omongan Ibu tanpa mau tahu apa yang udah aku lakuin buat mereka. Aku capek disebut-sebut jadi istri benalu buat kamu. Aku capek, Mas!”

Brak!

Selesai melampiaskan kekesalan hatinya Kinan berlalu begitu saja dari hadapan Aldo. Pintu kamar ia tutup dengan kuat, suara daun pintu membentur kusennya mengelegar di seluruh rumah.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marimar
waduh, ketemu mertua macam begitu di tuker tambah sama masako se sapinya aja Ki...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Yang Terbuang   sindiran

    “Nah, ini baru keluar peraduan tuan putrinya,” sindir Tini yang melihat Kinan muncul di dapur. Kinan yang masih dongkol pada sang suami mengabaikan Tini dan terus melangkah ke belakang, hendak menangkat pakaian yang tidak semua Tini bereskan. Bukan ia sengaja melalaikan tugas yang satu itu, tetapi Kinan memang tak sengaja ketiduran setelah salat Asar tadi. Beruntung sebelum turun hujan ia sudah terbangun.Kinan memasukkan semua pakaian yang sudah kering ke dalam keranjang, kemudian meletakkannya ke kamar khusus dekat dapur. Saat ia kembali ke dapur sudah ada Rini—kakaknya Aldo—anak sulung Tini. “Ki, anakku mana?” tanya Rini.“Anak Mbak kok tanya ke aku. Ya, mana aku tahu di mana,” jawab Kinan setengah hati. “Loh, kan anakku tadi main di sini, sebagai tantenya harusnya kamu jagain mereka. Kok malah nggak tau jawabnya. Gimana, sih.” Rini sewot. Ia duduk di kursi sembari mengupas pisang yang diambil dari kulkas. Tanpa basa-basi Rini memakan pisang yang dibeli oleh Kinan untuk stok cem

    Last Updated : 2023-01-19
  • Istri Yang Terbuang   menjadi babu

    Hari ini akan diadakan acara syukuran tujuh bulanan Indah--istrinya Aldi--anak bungsu Tini. Sejak hari masih gelap kesibukan sudah terjadi di dapur rumah Tini yang lumayan luas tersebut. Untuk acara yang mengundang seluruh tetangga lingkungan ini Tini sengaja mendatangkan satu juru masak dari restoran terkenal. Juru masak tersebut bertugas memasak hidangan untuk disuguhkan pada tamu. Walaupun sudah ada juru masak, beberapa tetangga tetap turun ke dapur untuk membantu nyonya hajat. Mereka membuat puding, risoles dan banyak camilan untuk para tamu. Memang sudah menjadi kebiasaan di daerah itu, tetangga akan datang suka rela untuk membantu pada tetangga yang memiliki hajat. Rewang, begitu istilahnya. "Udah Mbak Kinan, biar Bibi yang lanjutin bungkus lempernya. Mending Mbak Kinan ke depan aja." Hayati, tetangga sebelah kiri Tini yang akrab disapa Bibi menegur Kinan di sebelahnya. "Iya, Mbak. Bagian dapur serahin aja ke kita, Mbak Kinan kan tuan rumah, stand by aja di depan," yang lain

    Last Updated : 2023-01-19
  • Istri Yang Terbuang   malang

    Kinan memilih beberapa kotak kemasan berisi kue yang sudah dipotong-potong. Ia memeriksa isinya sebelum dibawa ke depan. Ada tiga kotak berisi penuh kue yang ditumpuk dan dibawa wanita itu untuk menambah hidangan di depan. Gelas yang tadi ia siapkan sudah dibawa terlebih dahulu oleh salah satu anak tetangganya yang dimintai tolong oleh Rini. Hati-hati Kinan melangkah sebab yang ia bawa lumayan berat. "Duh, kok nggak ada orang," gumam Kinan saat sampai di meja hidangan dan tidak menemukan siapapun. Biasanya di bagian ini ada satu atau dua orang yang ditugaskan menjaga, gunanya untuk membantu tamu jika mereka kesulitan saat mengambil hidangan. Sesaat Kinan meperhatikan sekeliling. Halaman rumah mertuanya yang dipasangi tenda disulap menjadi seperti ruangan, dengan dinding-dinding dari kain. Di depan sana, Indah duduk bersisihan dengan Aldi. Keduanya mengenakan baju dengan corak yang sama, Indah memakai gamis sedangkan Aldi menggunakan kemeja dan bawahan celana bahan. "Apa aku simpan

    Last Updated : 2023-01-19
  • Istri Yang Terbuang   tak ada pembelaan

    "Astagfirullah ...!" seru keluarga besan dan beberapa tamu lain. Tak banyak yang melihat Tini menarik lengan menantunya, tetapi jatuhnya wanita berpiyama itu cukup menarik perhatian mereka. Hal itu pun membuat Tini semakin kesal dengan Kinan. Niat awal ia ingin segera membawa Kinan pergi agar kehadiran wanita berpenampilan tak pantas itu tidak merusak acara, justru sekarang Kinan malah menjadi pusat perhatian dari semua yang hadir. Lengkap sudah kotoran yang Kinan lemparkan pada wajah Tini. Malu berlipat-lipat wanita itu rasakan. "Ya ampun, Ki. Kenapa sampai jatuh?" Melihat istrinya terjatuh Aldo cepat menghampiri dan membantu Kinan berdiri. Pakaian Kinan kotor sebab halaman rumah tempatnya tersungkur tadi memang masih tanah. "Kinan nggak apa-apa?" tanya Bu Retno khawatir. "Ngg--nggak, Bu." Kinan terbata walau lutut dirasanya nyeri. "Maaf semuanya, menantu saya yang ini memang agak ceroboh." Tini yang melihat beberapa tamu kasak kusuk pun cepat mengambil alih keadaan. "Udah s

    Last Updated : 2023-01-19
  • Istri Yang Terbuang   Diam

    “Aku nggak tahu harus percaya sama siapa, Ki. Tapi keberadaan kamu di depan tadi dengan penampilan begini memang tak pantas.”Tentu saja kata kata Aldo menjadikan Kinan murka. Dia yang sudah sibuk sejak kemarin membantu keluarga suaminya, tapi kini dia yang dituduh merusak acara keluarga ini juga. “Mas …”Belum sempat Kinan melanjutkan ucapannya, Aldo sudah meninggalkannya. Namun, dia tak mengunci pintu kamar seperti yang ibunya katakan. Dia tak mungkin setega itu. Dia juga nelangsa karena istrinya tidak bisa membuatnya bangga dengan semua yang dilakukan. Bajunya, penampilannya bahkan kelakuannya di luar sana. Kinan meremas ujung bajunya. Bingung, marah, frustasi dan benci. Dia yang tak tentu arah tujuan itu, memilih untuk mandi dan sholat sunnah untuk menenangkan hatinya yang kacau. Mungkin jika otaknya buntu, atau imannya sedang di bawah, ia akan memilih untuk pergi dari rumah mertuanya, Namun, kepergian dari rumah di saat hati sedang emosi juga bukan hal yang baik. Dia memilih un

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Yang Terbuang   menerima

    Aldo tak ada cara lain. Dia mencari obat yang ibunya bilang, sambil membawa sarapan di piring sebelum meminum obat. Dia kembali ke kamar, lalu meminta Kinan mau memakan makanan yang dia bawa.“Ki, makan dulu ya? Diminum obatnya,” ucap Aldo.Kinan masih menutup matanya. Bahkan untuk melihat wajah suaminya saja dia enggan. Namun, Aldo mengusap pipinya kembali dan membantunya bangun. “Jangan menyiksa tubuhmu jika kamu marah dengan keadaan. Ketika kamu marah dan memutuskan untuk tidak mengisi perutmu itu adalah suatu kerugian. Kalau menurut Mas, lebih baik kenyangkan perut sebelum marah karena marah pun butuh energi. Makan, ya? Biar mas yang suapin," ucap Aldo lirih. Dia sedang berusaha untuk membujuk Kinan agar mau makan dan kembali beraktivitas seperti biasanya.Sebenarnya Kinan enggan untuk membuka mulut tetapi Aldo terus saja merepet dan mencoba untuk membujuknya. Akhirnya mau tidak mau beberapa solusi masuk ke dalam mulut disebut enggan untuk dia telan.Kinan menggeleng menandakan d

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Yang Terbuang   hadiah

    “Tante ke luar yuk! Pengin main di depan.”“Kamu duluan aja, ya Rizky. Tante lagi nggak enak badan,” tolak Kinan.“Yah. Bentar aja deh, Tan? Ya.”Suara langkah kaki mendekat dan kini Rini masuk ke kamar Kinan. “Iki, ikut Mama pulang yuk! Mama capek di sini,” keluh Rini. Kinan yakin Rini sengaja mengajak anaknya pulang agar Kinan tidak diganggu untuk membantu pekerjaan di rumah ibunya yang tak lain adalah mertua Kinan. Dia hanya membantu mengelap gelas, tetapi berasa sudah melakukan pekerjaan segudang dan memutuskan untuk mengajak Iki pulang.Rini tak menyapa Kinan dan menganggap jika Kinan tak ada di depannya. Kinan sudah biasa dengan sikap iparnya yang sok kecapean itu dan ujung-ujungnya dia yang harus membantu nantinya.“Tapi, Ma, Iki mau main sama Tante Kinan. Bentar aja,” ucap Rizki.“ALah, Tantemu ini lagi malas. Mertuanya sedang jumpalitan ngepel dan nyapu, dia malah keasikan tidur. Jangan di sini dulu, nanti ketularan malasnya,” ucap Rini sambil menyeret Rizky keluar dari kama

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Yang Terbuang   Saran Sarah

    Setelah drama yang terjadi di acara 7 bulanan Indah, kini Kinan benar-benar memutuskan menjadi sosok yang pendiam dan tidak mau marah-marah. Dia lebih memilih mengerjakan sesuatu dengan tangan tanpa harus banyak ngomong dan selain itu pergi ke kamar untuk tidur. Percuma membantah jika akhirannya ia akan selalu disalahkan atas semua yang terjadi."Ki, besok masa ada pekerjaan di luar kota 3 hari. Tolong siapkan baju ganti," ucap Aldo."Kok lama, Mas?" tanya Kinan."Soalnya ada proyek yang bermasalah dan harus ke sana menemani divisi yang lain untuk menyelesaikannya."Kinan sebenarnya khawatir jika suaminya itu dinas terlalu lama di luar sana. Pasti di rumahnya dia akan menjadi babu di rumah ini selama suaminya pergi tanpa ada pembelaan."Mas. Boleh Kinan pulang ke rumah selama Mas pergi ke dinas?"Aldo mendekat. "Sabar, ya. Tinggal bersama Ibu mertua memang bukan hal mudah tetapi akan besar pahalanya Jika kamu mampu menjaga sesuatu yang sudah menjadi tanggung jawab Mas untuk menjagany

    Last Updated : 2023-03-05

Latest chapter

  • Istri Yang Terbuang   akhir yang menyedihkan

    Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men

  • Istri Yang Terbuang   Tak datang

    Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S

  • Istri Yang Terbuang   Sammy yang manja

    Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s

  • Istri Yang Terbuang   Perasaan Sarah

    “Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng

  • Istri Yang Terbuang   Waktu menenangkan dengan kisah masa lalu

    “Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia

  • Istri Yang Terbuang   Restu dan Mentari

    Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin

  • Istri Yang Terbuang   Pertemuan akhir Papa Tiara

    Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara

  • Istri Yang Terbuang   Ratna dan rekan yang licik

    "Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d

  • Istri Yang Terbuang   memaksa

    "Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap

DMCA.com Protection Status