“Tante ke luar yuk! Pengin main di depan.”“Kamu duluan aja, ya Rizky. Tante lagi nggak enak badan,” tolak Kinan.“Yah. Bentar aja deh, Tan? Ya.”Suara langkah kaki mendekat dan kini Rini masuk ke kamar Kinan. “Iki, ikut Mama pulang yuk! Mama capek di sini,” keluh Rini. Kinan yakin Rini sengaja mengajak anaknya pulang agar Kinan tidak diganggu untuk membantu pekerjaan di rumah ibunya yang tak lain adalah mertua Kinan. Dia hanya membantu mengelap gelas, tetapi berasa sudah melakukan pekerjaan segudang dan memutuskan untuk mengajak Iki pulang.Rini tak menyapa Kinan dan menganggap jika Kinan tak ada di depannya. Kinan sudah biasa dengan sikap iparnya yang sok kecapean itu dan ujung-ujungnya dia yang harus membantu nantinya.“Tapi, Ma, Iki mau main sama Tante Kinan. Bentar aja,” ucap Rizki.“ALah, Tantemu ini lagi malas. Mertuanya sedang jumpalitan ngepel dan nyapu, dia malah keasikan tidur. Jangan di sini dulu, nanti ketularan malasnya,” ucap Rini sambil menyeret Rizky keluar dari kama
Setelah drama yang terjadi di acara 7 bulanan Indah, kini Kinan benar-benar memutuskan menjadi sosok yang pendiam dan tidak mau marah-marah. Dia lebih memilih mengerjakan sesuatu dengan tangan tanpa harus banyak ngomong dan selain itu pergi ke kamar untuk tidur. Percuma membantah jika akhirannya ia akan selalu disalahkan atas semua yang terjadi."Ki, besok masa ada pekerjaan di luar kota 3 hari. Tolong siapkan baju ganti," ucap Aldo."Kok lama, Mas?" tanya Kinan."Soalnya ada proyek yang bermasalah dan harus ke sana menemani divisi yang lain untuk menyelesaikannya."Kinan sebenarnya khawatir jika suaminya itu dinas terlalu lama di luar sana. Pasti di rumahnya dia akan menjadi babu di rumah ini selama suaminya pergi tanpa ada pembelaan."Mas. Boleh Kinan pulang ke rumah selama Mas pergi ke dinas?"Aldo mendekat. "Sabar, ya. Tinggal bersama Ibu mertua memang bukan hal mudah tetapi akan besar pahalanya Jika kamu mampu menjaga sesuatu yang sudah menjadi tanggung jawab Mas untuk menjagany
Selama Aldo bekerja di luar kota, Kinan menyibukkan diri untuk mengikuti kelas menulis yang diadakan secara gratis di komunitas yang sudah dimasukkan Sarah untuknya. Dibantu Sarah, akhirnya Kinan dikenalkan dengan sebuah aplikasi menulis yang tentu bisa membuat pundi-pundi rupiah."Sarah, nggak pede aku.""Kenapa? Hidung kamu hilang separuh?" tanya Sarah "Ya enggak, gitu. Pas tugas akhir kelas, kaya mentornya …""Ah, sudah. Coba kamu promosi di grup gak penulisan yang lain. Sambil kenalkan nama kamu. Siapa tahu ada yang suka," tutur Sarah menyemangati."Coba rumahmu dekat, ya? Sudah jelas aku mau banget diajari sama suhu author pemes," puji Kinan."Ki!" Suara Tini menggema dari luar kamar Kinan. Hawa yang tadinya bersahabat berubah mencekam saat suara mertuanya itu memanggil dengan nada kesal dan keras.Kinan menyudahi berkabar dengan Sarah, lalu keluar kamar dengan segera."Ya, Bu?" "Senang sekali kamu berada di dalam kamar terus. Cucian itu numpuk, kenapa pikiran kamu nggak jalan
“Bingung?” tanya Aldo heran.“Lah, kan? Dia itu selama kamu pergi nggak pernah masakin Ibu. Dia di kamar terus, Al. Ibu pusing jadinya. Kamu tahu sendiri, Bukan? Belakangan Ibu sering mengeluh sakit pinggang. Untung ada Mbak yang siap siaga.” Tiba-tiba Rini menyerobot ucapan Aldo.“Nggak gitu, Mas. Ini nggak ada bahan yang dibuat masak,” ucap Kinan mencoba menjelaskan.”“Kalau nggak ada ya beli, Kinan. Bukan bingung,” ucap Rini. “Kamu kalau kasih uang belanja berapa sih, Al? Bikin malu aja sampe istri mau masak bingung,” ucap Rini membuat Aldo merasa murka. Pulang bekerja selalu saja mendapatkan informasi dan aduan sifat istrinya yang ada ada saja. Mereka selalu mengatakan hal yang membuat dia lelah dan bertambah lelah.“Dahlah! Aldo mau mandi dan nanti kita makan di luar saja,” ajak Aldo yang membuat semua orang bersorak senang, kecuali Kinan. Hati Kinan merasa sedih karena sudah dikerjai oleh keluarga suaminya sendiri.Kinan urung memasak. Dia memilih masuk ke kamar dan menyusul sua
Akhirnya mereka memutuskan untuk makan malam di luar. Kinan juga tidak mau mendekat karena memang kali ini suaminya yang membayarkan. Dia sedang malas aduh mulut dan bilang kalau semua itu boros karena itu pasti akan muncul pertengkaran lebih banyak lagi di dalam keluarga itu."Mau pesan apa?" tanya Aldo."Serah!" jawab Kinan.Aldo hanya bisa menghembuskan nafas pelan ketika mendapatkan jawaban sinis istrinya. Dia tahu, istrinya pasti mengkhawatirkan keuangan ketika dia mengajak makan di luar mengajak keluarga besar seperti ini."Gayanya serah! Padahal semuanya pengen dipesan," gerundel Rini.Kinan hanya membalas dengan lirikan, lalu tidak membalas omongan mereka. Aldo membosankan Kinan makanan yang sama dengan yang dimakan olehnya. Nasi dan gurame bakar, juga es teh juga tak lupa sambal khas resto tersebut."Biasa aja liat makanannya. Nggak pernah lihat makanan enak toh?" sindir Rini lagi. "Mas, ini buat kamu aja." Kinan akhirnya kehilangan selera makannya."Udah, dimakan saja. Mau
..Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang setelah merasa kenyang dan juga senang kalau bisa makan enak tanpa harus mengeluarkan biaya uang sepeserpun. Kecuali Kinan. Dia yakin setelah ini jatah belanjanya akan terpotong dan dia harus berpikir keras untuk bisa mengatur data belanja yang tidak seberapa itu.~~“Kinan belum budek, Bu.”“Ki!” Aldo memberi isyarat agar istrinya itu diam dan tak usah menyahuti ucapan ibunya. Dia tak ingin keduanya selalu ribut dan selalu akan menjadi masalah adu mulut yang tak tahu kapan akan selesai.**Malam ini Kinan harus mengerjakan deadline. Dia baru menandatangani kontrak menulis di salah satu aplikasi yang tentu mengharuskan dia kerja daily setiap hari. Bukan pekerjaan gampang karena kini dia sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Dia meyakini jika Sarah pun menyarankan ini agar dia juga ada pekerjaan di saat emosi seperti ini. Biasanya Kinan akan insomnia jika banyak yang dipikirkan. Namun sekarang, dia menggunakan insomnianya ini untuk begadang men
.."Kenapa wajah lo kusut amat, bro?" tanya Anwar–teman Aldo bekerja dalam satu tim di dalam divisi yang sama."Hari hari gue merasa berat banget akhir-akhir ini. Tugas di kantor lagi banyak, tapi ketika di rumah nggak ada sama sekali yang menanyakan apa aktivitas di kantor dan bagaimana aku dalam bekerja sehari-hari.""Wah roman-romannya ada yang merasa galau nih. Kenapa itu sohib elu, An?" tanya Iwan, teman Aldo dan Anwar."Ini gue lagi mewawancarai cowok kalem di kantor kita. Nggak biasanya dia berangkat ke kantor dengan wajah yang lesu, kusam, kusut dan tidak bergairah seperti ini. Kayaknya dia kurang amunisi cinta di rumahnya," ledek Anwar."Huum. Emang istri nggak kasih jatah?" tanya Iwan."Boro-boro mau kasih jatah, setiap hari pekerjaannya cuman perang sama mertua dia," adu Aldo."Mertua istri lo kan Ibu dari lo. Masa nggak bisa dipawangin sih," celetuk Iwan."Iya nih. Lagian Kenapa nggak pisah rumah aja sih? Gaji kamu kan sudah lebih dari cukup untuk mengambil cicilan KPR rum
Hari ini Aldo diminta pulang lebih awal karena akan bersiap pergi ke Bogor. Bahkan Aldo sudah mendapatkan bonus yang tentu saja membuat Aldo tersenyum saat membaca nominal uangnya. Saat baru sampai di rumah, ternyata hanya ibunya saja yang ada karena Kinan sedang mengikuti arisan keluarganya di seberang desa. Niat hati ingin menyampaikan bonus dan izin ke luar kota, tetapi justru istrinya belum pulang dari rumah keluarganya.“Istrimu itu kalau main ke rumah Ibunya pasti lama. Dia itu pasti ngomong yang enggak-enggak makanya nggak bolehin pulang sama Ibunya Kinan itu,” ucap Tini.Aldo menghubungi Kinan dan panggilan suara itu nampak terganggu dengan suara yang amat keras dari ponsel Kinan.“Assalamualaikum, Mas. Ini Kinan lagi di rumah Ibu,” ucap Kinan setengah berteriak. “Kinan cari tempat sepi dulu bentar.”Tak selang lama, suara bising itu tidak begitu terdengar dan ALdo langsung menjawab salam Kinan.“Kamu mau menginap di rumah Ibu, kah?” tanya Aldo.“Nggak tahu, Mas. Emangnya bol
Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men
Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S
Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s
“Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng
“Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia
Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin
Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara
"Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d
"Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap