Share

42. Jebakan

Mas Radit mengusap wajahnya seraya menarik napas. Sedang di sini, jiwaku serasa dihantum keras. Perasaan bersalah juga berdosa.

Ya Allah, aku harus bagaimana?

Kubenamkan wajah di balik selimut. Isak kutahan sekuat tenaga sambil membekap wajah. Pelan, kurasa ada yang menyentuh tubuh ini.

"Yang ...."

Mas Radit menarik selimut hingga wajahku terlihat olehnya.

"Coba lihat saya."

Kuangkat wajah seperti permintaan.

"Kamu mengingatnya?"

Kuanggukkan kepala.

"Wajar, dan saya tidak bisa melarangnya. Karena ingatan itu tidak seperti tulisan di selembar kertas yang tak bisa dihapus dengan mudah. Tapi bisakah kamu memposisikannya sebagai kenangan dan menatap Mas sebagai masa depanmu?"

Sejenak bibir ini kelu, tak ada kata yang mampu keluar.

"Silahkan saja jika kamu terus merinduinya. Tapi sisakan pula sebagian rindu itu untuk saya yang kini menjadi masa depanmu?"

Tangisku terhenti, ada yang menusuk dada dengan kuat. Aku berdosa pada lelaki ini, bagaimana caraku meminta maaf?

"Maafkan saya, Mas?"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status