Wanita itu entah mabuk atau bagaimana, tapi lebih berani malam itu. Noel memang mau menarik istrinya agar mendekat padanya, tapi tak menyangka juga kalau Bianca berani naik begitu saja ke atas pangkuannya. Jelas tidak mabuk, mereka tidak minum apa-apa dengan alkohol tadi. Tapi kenapa tiba- tiba wanita itu sudah mulai menggoyangkan pinggulnya. Setiap gesekan yang wanita itu berikan semakin membuat Noel menggila. “Aku suka vanila, wanginya manis dan segar.” ujar wanita itu sambil mengambil air dan menuangnya ke pipi Noeh. rasanya hangat sehangat hati Noel. Wanita itu sungguh cantik menggoda, sempurna duduk di atas pangkuannya. Wanita itu mendesah lalu merebahkan kepalanya di pundak Noel sehingga pria itu tak bisa melakukan apa- apa kecuali mulai mengelus punggung istrinya.“Iya … manis,” gumam Noel sambil berusaha menahan dirinya sendiri, namun dia tau kalau aliran darahnya semakin deras menuju sesuatu di bawah sana. “Apa akan terasa sama Bian ya?” tanyanya sambil berusaha agar ada jar
Sekujur tubuhnya seakan dialiri listrik yang menggelitik, keringat bermunculan. Tubuh Bianca terasa panas, padahal mereka belum mulai apa- apa.Pandangannya yang kabur lama- lama menjadi jelas kembali saat suaminya mengusap rambut Bianca dengan kasar. “Sekarang giliranku,” desahnya dengan suara serak lalu tanpa menunggu segera menyatukan tubuh mereka. Tangan Bianca memegang marmer meja tempat wastafel di sampingnya. Noel dengan senyum tipis di wajahnya mengangkat kaki Bianca dan mulai menyentuhnya lagi. “Uugh,” erang Bianca kaget saat merasakan jemari Noel lagi. Namun kali ini pria itu tiba- tiba menunduk dan mulai merasakan istrinya dengan lidahnya yang liar. Bianca menggeliat geli. Jemarinya masuk ke rambut suaminya, menariknya dengan kencang sambil mendesah parau. “Jangan, jorok di situ!” erang Bianca manja sambil menatap bola mata biru Noel yang menggelap. Walau sudah berulang kali pria itu merasakan dengan lidahnya, tetap saja Bianca merasa malu.“Kamu habis mandi, dan ini wan
Sepanjang menunggu agar wanita itu sadar, Noah merasa seakan dadanya ditimpa dengan batu besar. Rasa ketakutan yang tak pernah dia rasakan kini memenuhi hatinya.Lalu ketika wanita itu terbangun dan menatap pada Noah, itu juga tak dapat Noah mengerti. Kelegaan yang dia rasakan juga membuatnya bingung sendiri. Seumur hidup Noah, dia tak pernah peduli terhadap seseorang, dan kalau diingat-ingat apa yang terjadi, Noah melompat ke dalam danau tanpa berpikir panjang. Begitu menyadari kalau wanita itu terlilit, Noah begitu takut sampai tak lagi memikirkan keselamatan dirinya lagi dan segera terjun begitu saja untuk menyelamatkan Emily. “Apa yang terjadi padaku?” geram pria itu dengan kesal sambil memukul kepalanya sendiri. Kini wanita itu tidur dengan nyamannya di tempat tidur Noah. Tempat di mana tak pernah ada wanita lain pernah menjejakkan kakinya. Begitu wanita itu sadar di tepi danau tadi, Noah juga tanpa berpikir membawanya ke kamarnya. Dengan sengaja pula Noah memanggil dokter da
Namun sayangnya hari itu tak berjalan sesuai dengan keinginan Noel. Baru saja dia menyingkap selimut Bianca dan merasakan cerukan leher istrinya lagi, tiba- tiba saja pintunya diketuk. Pria itu segera ambruk di atas istrinya. “Argh!” geramnya kesal. Dia tahu dari ketukan itu kalau bukan Emily yang mengetuk, dan itu tandanya penting. Karena Selain Emily tak akan ada yang berani mengetuk pintu kamarnya. Pria itu menatap wajah cantik istrinya yang sudah pasrah berada di bawah tubuhnya dengan penuh penyesalan. “Ada yang ketuk pintu,” desahnya kesal. “Hmm,” jawab wanita itu sambil mengangkat kedua tanganya di atas kepalanya seakan memberi akses pria itu untuk melakukan apa saja pada dirinya. Gairah Noel semakin melonjak. “Biarkan saja!” geramnya lalu segera menunduk dan mulai merasakan istrinya lagi. Bianca mengerang pelan saat pria itu mulai memainkan kedua asetnya dengan rakus. Wanita itu baru mau merasa melayang saat kembali terdengar ketukan yang lebih mendesak dari pin
Mendengar kalau asistennya yang paling penting baginya sakit sudah membuat Noel merasa gusar, namun ketika menyadari kalau saudara tirinya yang menyebabkannya adalah suatu hal lain yang berbeda. Noel tak bisa terima. Bahkan untuk menerima kalau Noah adalah saudara tirinya cukup membuat Noel tak habis pikir. Kini, pria itu bisa-bisanya mencoba untuk membunuh asisten pribadinya. Asisten yang mengetahui hampir semua tentang Noel! Dengan gusar Noel menyetir mobil dengan kencang ke rumah sakit tempat Emily dirawat. Pria itu parkir dengan seenaknya di depan lobi dan memberikan kunci pada petugas valet lupa kalau dia membawa Bianca bersamanya. Wanita itu dengan bingung segera turun dari mobil sambil mencoba mengenakan tas kecil yang hanya berisi handphonenya. “Noel!” pekiknya dan pria itu hampir jatuh begitu mendengar suara panggilan istrinya. “Astaga, kenapa kamu ada di sini?” tanya Noel sambil menatap Bianca dengan heran. Wanita itu malah menatap Noel dengan wajah lebih bingung kar
Walau sudah mengutus Clark, pilot helikopter untuk terus mengamati bagaimana perubahan keadaan Emily, tetapi tetap saja Noah merasa tidak tenang. Clark sudah berulang kali menertawakan Noah. Pria itu mengatakan kalau Noah sudah menjadi pria bodoh yang jatuh hati dengan satu orang wanita. Pria itu mengatakan kalau Noah seharusnya sudah tenang wanita itu selamat dan kini saatnya mencari wanita baru. Seharusnya memang itu yang Noah lakukan. Seharusnya Noah mencari wanita lain dan melupakan Emily. Namun, seperti yang dia tahu, Emily memang berbeda dari wanita yang biasa dia ajak kencan.Dan sekarang dia semakin gila karena Calrk malah mau pergi meninggalkan wanita itu di rumah sakit tanpa memberitahu Noah, bagaimana perkembangan Emily setelah mengetahui kalau wanita itu akan bertahan.Pada akhirnya pria itu kembali mendekati kamar di mana Emily dirawat. Walau dia sudah menanyakan keadaan Emily dengan setiap perawat yang keluar masuk kamarnya, Tapi tetap saja Noah tak bisa menahan keing
Sepanjang Noah bercerita tentang Clara, Emily mencoba mengingat- ingat tentang silsilah keluarga Klein. Sikap Andi yang tidak kaget saat mendengar keberadaan Noah juga membuat Emily semakin yakin memang ada sesuatu yang disembunyikan.Karena itu dia benar- benar memperhatikan cerita Noah. Sepertinya Clara adalah adik kandung Noel, yang telah meninggal di danau, yang menurut Emily kemungkinan besar adalah penyebab perselingkuhan papa Leon sehingga mendapatkan Noah. Tapi yang aneh, kenapa hal seperti itu tidak diketahui oleh Noel? Emily sangat mengenal Karen, sehingga tak mungkin tak terjadi perang dunia ke tiga saat perselingkuhan itu terjadi? “Pasti ada sesuatu yang terjadi yang tak aku ketahui?” pikir Emily melihat kebingungan di wajah bosnya itu.“Kalian berdua jangan bersengkongkol untuk membuatku bingung ya!” desis Noel setelah beberapa saat hilang dalam kebingungannya.“Buat apa kami bersengkongkol, ini kenyataannya.” Andi mendengus kesal karena malah dituduh bersengkongkol den
Noel menatap pria yang serupa dengannya mendekatinya setelah tiba- tiba keluar dari kamar mandi. Noel tahu mereka mirip, namun kini ketika benar- benar memperhatikannya, Noel merasa seakan melihat cermin waktu. Noah mirip dengan dirinya beberapa tahun yang lalu. “Umurmu berapa?” tanya Noel di luar dugaan. Noah mengerutkan keningnya. Dia bukannya bertanya apa yang terjadi dengan Emily, atau rencana Noah yang tiba- tiba muncul, tapi malah umur?“Umur?” tanya Noah bingung.“Umurku 30 tahun, kamu umur berapa?” tanya Noel mengulangi pertanyaannya. “24 … umurku 24 tahun.” Noah menjawab sambil menengakkan dirinya. Pria itu kini berada tepat di samping tempat tidur Emily.“24, beda 6 tahun, sama seperti Bianca,” desah Noel dalam hati. Pria itu mencoba mengingat apapun dalam masa kecilnya yang menandakan keberadaan Noah, karena dari sifat Karen yang Noel sangat hapal, tak mungkin mamanya tak bertingkah saat tau papanya berselingkuh. Tapi, pikirannya kosong, dan hal itu sama sekali tak pern
Kevin benar- benar habis akal. Bagaimana bisa tiba- tiba keluarga Kelly mengetahui kalau keluarganya sedang diambang kebangkrutan. Semalam ayah Kelly memanggilnya dan bertanya banyak tentang bisnis fiktifnya. Walau gaya dari ayah Kelly itu seperti menelan bulat- bulat bualannya, tapi entah kenapa Kevin merasa tak yakin. Pria itu memandangnya dengan tatapan aneh.Lagi pula ada satu pria lagi yang harus dia pikirkan sekarang. Luuk Jaager. Entah kenapa pria itu kini terus mengawasinya juga. Hutang yang tadi dia pikir tak seberapa untuk Luuk, kini terasa sangat besar. Luuk meminta uangnya kembali sedangkan Kevin tak memiliki apapun sekarang kecuali nama keluarganya.“SIALAN!” maki Kevin sambil mau membanting handphonenya ke lantai, tapi tak jadi karena kalau sampai handphone itu rusak, Kevin tak memiliki uang untuk membeli handphone lagi. Akhirnya pria itu hanya bisa membanting tubuhnya ke sofa sambil kembali memaki.Pria itu meraih handphone dan melihat nama Bianca lalu menekannya. Seper
Pagi itu mereka bergulat dengan penuh gairah, seakan menumpahkan hasrat yang tertahan selama berbulan-bulan dalam satu hari. Noel hanya beristirahat sebentar sambil mengelus tubuh istrinya dengan mesra, mengagumi setiap sentinya dengan penuh perhatian. Jantung Bianca berdebar dengan kencang. Sejujurnya semua ini rasanya seperti mimpi saja. Dia terbangun dan ada Noel pun rasanya sudah seperti imajinasinya menjadi kenyataan. Tapi, kali ini pria itu bahkan memandangnya dengan penuh pemujaan sehingga hati Bianca seakan mau meledak rasanya. Saat pria itu bangkit, Bianca mengira kalau Noel akan pergi seperti biasa, tapi siapa sangka pria itu kembali mencumbu dan menyatu lagi dengannya sampai tiga kali di pagi itu.“Maaf, kamu pasti lelah ya,” erang pria itu dengan terengah-engah saat mencapai puncaknya lagi di atas tubuh istrinya. Wajah Bianca yang putih seperti keramik kini memerah setelah percintaan terakhir mereka. Dengan perlahan wanita itu tersenyum manja lalu menggeleng. “Nggak,”
Kenyang dan juga tidak tidur semalaman, Bianca sebenarnya sangat lelah. Sehingga saat merasakan kehangatan yang diberikan oleh suaminya, wanita itu seakan pesawat yang sudah tinggal landas. Apalagi saat Noel mulai mengusap rambutnya dengan lembut, bibirnya merayap di sekujur wajah dan lehernya. Hangat, nyaman dan kenyang, Bianca menutup mata dengan nyaman. Kedua tangannya merangkul pria yang sangat dia cintai. Namun sayangnya karena ini terlalu nyaman, wanita itu benar- benar tinggal landas dan tertidur pulas. Noel menghentikan ciumannya saat mendengar dengkuran wanita itu.“Cih … serius ciumanku segitu membosankannya sampai dia tertidur?” pikir Noel dengan tersinggung sambil terus mencoba mencium cerukan leher istrinya. Bibir wanita itu bergerak-gerak seakan membalas ciuman Noel, tapi matanya tetap terpejam dan dengkurannya terus terdengar rata.“Bian?” desah Noel berbisik di telinga istrinya lalu mengecupnya dengan mesra hal yang biasanya membuat Bianca mengerang nikmat kali ini h
Bagaikan mimpinya berlanjut, bibir Noel menguasai dirinya, ciuman yang panas dan penuh gairah membuat Bianca lupa mau bicara apa tadi. Dia hanya ingin pria itu tetap bersamanya, dan ternyata pria itu memang tak mau pergi. Tangannya kini berjalan perlahan, menyentuh bagian tubuh tersensitif Bianca. Sentuhan yang sangat Bianca rindukan. Separuh tubuh jiwa Bianca yang haus kini seakan melayang, jemari itu menguasai Bianca sehingga wanita itu berserah sepenuhnya. Lalu seakan tersadar pria itu terdiam dan menarik dirinya. “Jangan pergi…” pekik Bianca meratap segera menangkap dan memeluk suaminya dengan seerat dia bisa.Noel terkesiap kaget saat merasakan tubuh hangat Bianca dalam dekapannya. Segera otaknya menyuruh tangan melepaskan dekapan itu. Sudah gila dia mencium wanita itu? Wanita yang sudah berkhianat dan bersama kekasihnya kemarin! Tapi mendengar rengekkannya kembali membuat pikiran dan hati Noel tak sejalan.“Aku mau taruh ini Bian,” ujar Noel beralasan agar Bianca melepaskan pe
Bianca adalah wanita yang lembut, suaranya kecil dan jarang beremosi. Namun kali ini wanita itu mengusirnya dengan kasar, dan terlebih dari itu, Bianca membentak Noel untuk keluar dari kamar di rumahnya sendiri.Pria itu terdiam dan menatap gulungan selimut berisi Bianca di atas tempat tidur dengan perasaan campur aduk.Pelayan mengetuk dan datang membawa sup dan berbagai perlengkapan makan dalam kereta dorong. Aroma bawang putih mulai memenuhi kamar tidur membuat perut Noel mulai bergoyang karena sebenarnya pria itu berbohong, karena menunggu Bianca siuman, pria itu juga belum makan seharian. “Makanan sudah datang, ayo bangun dan makan!” perintah Noel mengabaikan Bianca. Wanita itu tak bergeming dalam gulungan selimutnya.“Bian!” “Nggak mau, kamu denger ‘kan apa kata dokter tadi, aku tu cuma kelelahan, aku lelah aku mo tidur!” ujar wanita itu dengan keras kepala. “Nggak, kamu butuh makan, nggak usah pake diet! Badan dah kurus begitu pakai diet!” desis Noel sambil menarik selimut
Dengan panik Noel membopong tubuh lunglai itu ke atas tempat tidur. Pria itu segera menutupi tubuh istrinya yang hanya mengenakan sehelai gaun tidur tipisnya dengan selimut, lalu segera berlari menekan tombol intercon memanggil pelayan berulang kali dengan panik. Dalam hati Noel sungguh bersyukur kalau dia memasang CCTV di kamarnya. Dia harus melihat apa yang terjadi semalaman, kenapa Bianca bisa tiba- tiba seperti ini?Lalu suara gemericik air membuatnya heran, pria itu masuk ke kamar mandi dan terkejut dengan air yang sudah luber memenuhi bathup. Tanpa menghiraukan kakinya akan basah, pria itu segera mematikan air yang masih mengalir dengan kening berkerut.“Apa dia mau mandi?” pikir pria itu dengan heran dan memandang ke sekitarnya secara sekilas namun tatapannya berhenti ke sebuah benda berkilat yang harusnya tidak ada di sana. Pria itu berjalan dengan ngeri lalu mengangkat benda pipih mengkilap itu. “Cutter?” Pria itu segera menutup cutter yang dalam keadaan terbuka itu. “Buat
Dia sudah gila atau mungkin sudah sangat putus asa, bagaimana bisa dia menjawab pesan Noel seperti itu! Bianca menatap handphonenya dengan cemas. Awalnya dia mengirim pesan itu secara tak sengaja. Seperti biasa, Bianca sering mengirim pesan khayalan pada Noel, yang tentunya tak pernah dikirim. Sudah gila dia mengirim pesan seperti itu. Tapi sialnya, karena terlalu kesal dengan pesan Kevin, ketikan Bianca yang seharusnya tak dikirim itu ikut terkirim. Kini Bianca menatap panik jawaban Noel. Pria itu menjawabnya! Bianca tak pernah menyangka kalau pria itu bahkan menyimpan nomornya, tapi dari jawabannya menyuruh Bianca tidur, sudah pasti dia tahu kalau ini adalah nomor Bianca.Dengan jemari gemetar wanita itu mengetik kapan pulang, karena sesak yang ada di dadanya. Bagaimana bisa dia serindu itu dengan suaminya? Belum pertemuan dengan ibu tirinya kemarin siang yang memaksa Bianca.Namun jawaban Noel berikutnya sama dinginnya, seakan pria itu tak mau pulang, memang salah Bianca apa? Ada
Seakan semuanya hanyalah mimpi, Noel tak pernah kembali seperti ucapannya terakhir. Noel tak pernah terlihat bahkan sekilas. Pria itu seakan hilang ditelan bumi. Bianca terus menatap jendela dan berharap pintu kamar terbuka tiba- tiba dan suaminya yang tampan datang. Namun, harapan Bianca semakin lama semakin tipis karena, pria itu tak pernah muncul. Hatinya sudah lelah melompat tiap kali pintu diketuk. Tapi setelah dipikir- pikir, pria itu tak pernah mengetuk pintu. Noel akan masuk tanpa meminta izin. Tapi kini, bahkan di kamar perpustakaannya juga, Noel tak pernah ada. Pria itu tak pernah pulang, dan kini setelah Emily dipindah tugaskan, Bianca tak bisa bertanya apa pun padanya. Ketika pada akhirnya Bianca bertanya, Emily yang malah bertanya kembali padanya, karena seharusnya Noel pulang. Pria itu selalu pulang. “Tapi, kenapa dia tak pernah muncul?” tanya Bianca saat kembali melewati kamar perpustakaan Noel yang sempat menjadi peraduan hangat mereka. Sudah berjalan dua bulan, tap
Noel mengerang kesal saat sudah kembali ke dalam mobilnya. Dia segera menyuruh supirnya untuk membawanya kembali untuk menjemput Bianca. Dia sudah jauh terlambat dari yang dia janjikan. Memang ketika ingin cepat, biasanya malah jadi banyak hal yang menghambat, kontrak yang sudah direvisi tadi, ternyata masih banyak salah sehingga Noel harus mendiktekan kontrak itu secara langsung. Noel sudah pastikan akan memecat bagian hukum yang mengerjakan kontrak itu. Pikirannya kembali melayang pada Bianca, wanita itu pasti sudah bosan, atau yang lebih mengerikannya, sudah banyak pria yang menggodanya. Pikiran itu segera membuat Noel bergidik. Istrinya begitu cantik dan polos, walau terlambat tapi akhirnya Noel menyadari hal itu. Bianca sama polosnya dengan Noel sendiri. Mereka adalah hasil produk dari didikan jaman baheula yang tertutup sehingga tak mengerti apapun tentang lawan jenis. Wanita itu bahkan seperti tak menyadari kalau dirinya sangat cantik. Noel mengerang kesal dan segera turun d