Mama Intan berdiri lalu menghambur memeluk Gadis dengan erat, dia menangis dengan pilu. Bagaimana tidak, Gadis adalah anak kebanggaan mereka dan dia menikah tanpa mereka tahu dan tanpa meminta restu.Ruangan itu tampak sunyi, hanya ada suara nafas saja yang terdengar. Lalu tak lama Papa Wahyu angkat bicara.''Papa memang kaget mendengar cerita kamu sayang. Jujur Papa marah, kamu putri satu-satunya dari keluarga Bramantyo. Tapi kamu menikah dengan seseorang, dan Papa Mama tidak tahu sama sekali. Papa marah bukan padamu sayang. Papa marah pada diri Papa sendiri, andai saja waktu itu Papa bisa mengontrol emosi Papa dan tidak mengusir kamu dari rumah, mungkin kamu tak akan menikah dengannya. Dan tidak akan mempunyai balas budi pada orang lain. Tapi Papa sangat bersyukur karena kamu selamat dan masih ada orang baik yang mau menolong kamu. Maafkan Papa, Nak! Ini semua terjadi karena Papa," tutur Papa Wahyu sambil memeluk Gadis, bahkan terlihat air mata penyesalan keluar dari mata tegasnya.
Pagi ini cuaca di Swiss sangat dingin sehingga membuat Gais masih betah berada di bawah selimut tebal nan halus. Dia terganggu saat ada yang menoel-noel pipinya.Dia membalikan badan nya supaya tidak di ganggu, tapi sepertinya orang itu tak mau berhenti. Orang itu meniupi telinga Gadis yang membuatnya kesal dan hampir melayangakan tinju arjuna nya pada wajah orang tersebut. Untung saja orang itu bisa menepis serangan mautnya.''Aduh! Apa sih James? Ini tuh masih pagi, came on!" kesalnya karena mengganggu tidurnya.Orang yang mengusik tidur Gadis adalah James.''Bangun ayo, ini sudah siang princess! Sudah jam 7, semua menunggu di bawah untuk sarapan," jawab James.''Tapi aku masih ngantuk."''Kau ini kaya beruang kutub saja. Ayo bangun atau nanti ku gendong!" ancam James.Gadis pun terpaksa bangun, dia membuka matanya dan berjalan dengan gontai ke arah kamar mandi. James yang melihat sahabatnya itu hanya terkekeh.'Jika suami mu menyakitimu dan dia benar-benar tidak mencintaimu, maka j
''Hallo!" ucap Alex dengan serak, setelah mengangat telponnya.''Hallo Tuan Muda, lo kenapa habis nangis, hah?'' tebak Rehan di seberang telepon.''Ada apa?'' tanya ex cuek.''Wiiih ... santai Bro! Udah, lo gak usah nangis lagi, masa lo cengeng amat sih. Kalau Gadis tahu suami kulkasnya cengeng begitu, nanti lo di ketawain sama dia," ledek Rehan.''Udah gak usah basa basi. Lo ada apa telpon gue?''''Santai. Gue nelpon lo karena mau nyampein sesuatu.''''Sesuatu apa?'' tanya Alex penasaran.''Lo sama om.dan tante, harus ke Swiss.''''What! Lo gila! Ngapain gue sama Mama dan papa harus kesana, hah!'' bentak Alex.''Selow Bro ... emang lo gak mau ketemu sama Gadis?'''''Apa! Maksud lo, di-dia sudah ketemu? Lo yakin? Lo gak bohong kan?'' tanya Alex dengan bahagia.''Iya, gue udah nemuin dia. Makanya lo sama kedua orang tua lo ke Swiss. Ya ... itu pun kalau lo mau sih.""Iya-iya, gue bakal kesana. Tapi kayaknya Mama dan papa nggak bisa,'' jelas Alex.''Hah? Kenapa? Padahal Gadis mau ketemu
Gadis mematut dirinya di depan cermin, dia sangat deg-degan saat Rehan menelponnya bahwa Alex akan ke rumah nya malam ini. Hati wanita itu berdetak dengan kencang, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan suaminya. Tapi Gadis juga sangat nervous takut Alex akan kecewa karena merasa di bohongi.Rehan dan Alex baru sampai di halaman kediaman Bramantyo, terlihat raut wajah bingung dari Alex. Dia sangat bingung sebab Rehan membawanya ke sebuah Mansion mewah. Bahkan lebih mewah dari rumahnya.''Han, tunggu dulu! Kenapa kau membawaku ke sebuah Mansion? Apa Gadis bekerja disini?'' bingungnya saat mereka turun dari mobil.Bahkan dia juga melihat begitu banyak penjaga dia tidak bisa menghitung nya.Rehan menarik tangan Alex untuk masuk, saat sudah di dalam mereka di sambut oleh Bastian. Tentu saja Alex sangat kaget saat melihat Bas ada di hadapannya. Dia sangat ingat kalau Bas selalu mengaku jika Gadis adalah adiknya.''K-kau! Kenapa kau ada di sini?'' tanya Alex bingung.''Selamat datang di
"Alex, saya ingin bertanya sama kamu?" Papa Wahyu berkata setelah pasangan suami istri itu duduk di hadapannya.''Iya Tu-tuan," gugup Alex.Dia menggenggam tangan Gadis, mencoba mencari kekuatan dari istrinya. Dan Gadis paham akan hal itu, dia menggenggam tangan suaminya mengelusnya, menyalurkan kekuatan agar Alex tidak gugup.''Apa kamu benar-benar mencintai putri saya?''Alex diam, dia berpikir kalau yang di alaminya sekarang bukanlah mimpi. Gadis benar-benar putri dari keluarga Baramantyo, dan sekarang ia sedang berhadapan dengan mertuanya. Sungguh Alex sangat takut jika Papanya Gadis tidak merestui mereka, sebab ia sangat tahu siapa keluarga itu dan siapa dirinya. Mereka bagaikan langit dan bumi.Alex memejamkan matanya, menarik nafas dan membuangnya perlahan, mengeluarkan sesak dan gugup yang ada di diri dan hatinya.''Iya Tuan, saya sangat mencintai Gadis dengan seluruh jiwa raga saya,'' jelas Alex dengan suara yang tegas tanpa ragu.Gadis melirik ke arah Alex, melihat kesungg
Gadis terlihat tegang, pasalnya dia tahu kalau lawan Alex adalah pengawal terbaik di Mansion itu, sekaligus pemegang 50 sabuk hitam. Dia takut jika Alex akan babak belur dan akan kalah oleh Tison.''Mas, kamu yakin bisa ngalahin dia? Fia itu pengawal terbaik di sini Mas, dan dia pemegang 50 sabuk hitam," khawatir Gadis.Terlihat jelas ke khawatiran di wajah istri polosnya itu, lalu Alex memegang wajah Gadis dan menggenggam tangan lembutnya.''Kamu do'a kan ya sayang, supaya aku bisa mengalahkannya. Aku akan buktikan pada Papa kamu kalau aku mampu menjadi suami kamu," ucap Alex lalu mengecup kening sang istri.Alex melangkah ke depan, membuat ancang-ancang. Dan pertarungan pun di mulai.Rehan sangat miris melihat sepupunya itu, dia khawatir kalau sepupunya tidak akan menang. Sebab lawan Alex 5x lipat lebih besar badannya, dan pasti dia sangat lah kuat.Alex terus menghindar dari serangan Tison, saat ada kesempatan dia memukul wajah Tison.Bugh!Tapi sayang, serangannya tidak membuat Ti
Alex menatap wajah cantik Gadis, di elusnya wajah cantik itu, tapi ia melihat sepasang mata indah di hadapannya berembun.''Sayang kamu kenapa?"''Maaf ya Mas,'' lirih Gadis.''Maaf untuk apa, sayang? Kamu itu gak salah apa-apa sayang.''''Maaf karena aku kabur, badan kamu jadi kurus begini,'' sesalnya sambil menunduk.Alex mengusap air mata yang mengalir dari mata indah istrinya itu, lalu ia mengecup kedua mata indah Gadis, mulai dari kening, kedua pipinya, hidungnya, dan terakhir bibirnya.''Sayang, apa selama ini kamu gak kangen sama aku?'' tanyanya dengan tatapan damba.''Ya kangen Mas, tapi ya harus ditahan dulu,'' jawab Gadis sambil menyenderkan kepalanya di bahu sang suami.''Kenapa kamu menyiksaku seperti ini sayang? Kamu tahu, aku mencari kamu selama sebulan ini. Aku bagaikan hidup tanpa nyawa kalau gak ada kamu.'' jujur Alex.Gadis mencubit gemas perut suaminya itu.''Sakit sayang.'' ringis Alex.''Ya lagian kamu ada-ada aja ... kalau kamu hidup tanpa nyawa berarti kamu udah
Sudah dua hari Alex berada di Mansion keluarga Gadis, hari ini ia akan pulang ke Indonesia membawa serta sang istri.Mereka berdua sudah siap dan turun menggunakan lift untuk sarapan. Semua orang bahkan sudah berkumpul, dan ada Vino juga di sana. Vino adalah Asisten pribadi Bastian, tapi sebelum itu Vino adalah asistennya Gadis.''Kalian jadi hari ini pulang ke indo?'' tanya Papa.''Iya Pa, saya izin membawa Gadis ya Pa!'' jawab Alex.''Iya bawalah Gadis, karena walau gimana pun dia itu sudah menjadi tanggung jawabmu. Tapi ingat,! Sekali saja kamu menyakiti putri Papa, maka jangan harap Papa akan melepaskan kamu paham!" tegas Papa.''Iya Pa, saya akan jaga Gadis. Jika saya melanggar maka nyawa saya taruhannya.'' Alex berkata dengan nada yang begitu yakin.Semua melanjutkan makannya, bahkan Gadis tak segan-segan menyuapi Alex di hadapan semua orang yang ada di ruang makan.''Eekhm! Enak ya pasutri mah bisa suap-suapan. Apa gak kasihan ma yang jomblo?'' sindir Bas.''Yee ... suruh siapa