Bas melenguh merasakan pusing di kepala nya. Dia menatap bingung pada ruangan itu.''Aku dimana?'' gumam Bas sambil memegang kepala nya yang sangat pusing.Dia kemudian mengingat ingat kejadian kenapa dia ada di sana. Dan seketika matanya membulat sempurna. Dia ingat, kalau terakhir bersama Gadis di kamar itu. Lalu saat Bas akan berbalik ke luar tiba-tiba dia merasakan sesuatu menusuk lehernya. Setelah itu Bas tak ingat apa-apa lagi.''Ya, aku yakin pasti Gadis yang membiusku," lirih Bas dengan kepalan tangan nya.Bas sangat marah pada Gadis. dia benar-benar murka pada adik nya itu. Apalagi jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Bas kemudian keluar dari kamar hotel itu dan menuju parkiran untuk pulang ke Mansion. Dia yakin jika acara nya sudah selesai.Sedangkan anak buah yang Gadis perintahkan menjaga Bas sudah pulang, karena Gadis yang memintanya. Gadis memang sengaja menyuruh anak buah yang menjaga Kakak nya untuk pulang karena dia yakin Kakak nya akan sadar tengah malam.Bas mengemu
Pagi ini semua sudah bersiap untuk pulang ke indonesia. Bahkan mobil pun telah di siapkan untuk mengantar mereka ke bandara.Gadis baru saja selasai bersiap. Tiba-tiba Bas masuk kedalam kamarnya. Dia hanya menatap Kakak nya lewat pantulan cermin saja, melihat sepertinya Bas ingin mengungkapkan sesuatu padanya.''Ada apa, Kak?''''Eum, ini ... kakak mau tanya. Anak buah Kakak kamu habisi?''''Nggak, tapi ... gak tahu deh James ngapain mereka."''Hah? Kamu serahkan mereka pada James?'' kaget Bas.Gadis mengangguk. ''Ya, karena dalam kejadian kemarin aku di bantu James.''Bas terlihat membuang napasnya dengan kasar. Bukan apa, hanya saja anak buahnya itu adalah anak buah terbaiknya, dan dia sudah janji pada mereka kalau mereka tak akan celaka.''Kenapa Kak?'' heran Gadis saat melihat wajah lesu sang Kakak.''Gak papa. Hanya saja, Kakak sudah berjanji, jika mereka tak akan mati,'' ujar nya''Tenang saja. Mereka hanya di beri pelajaran sedikit kok. James tidak akan membunuh mereka.''Bas m
''Loh, Tante gak tahu siapa Princess?'' Mami Rosa menggeleng cepat.''Sebenarnya Princess itu ... bisa di bilang seorang dokter juga."''Hah? Dokter?'' ucap Alex dan Mama serempak.James mengangguk. "Dulu sewaktu kuliah, Princess itu adalah murid yang memiliki IQ yang sangat tinggi. Dia bahkan mengambil 11 semester sekaligus. Dan Mengambil 4 jurusan. Yaitu, menegemen bisnis, sains, ekonomi dan juga kedokteran. Princess ini, adalah mahasiswa terbaik, dan mahasiswa kesayangan para dosen. Tentu, karena kepintaran nya. Princess, memang sering jadi relawan bagian medis, kami selalu di tugaskan ke beberapa posko penginapan dan penanggulangan bencana untuk membantu para korban bencana. Princess, selalu mengobati para korban yang terluka parah. Walaupun terkadang, selera makan nya hilang karena terbayang luka-luka para korban yang dia tangani," jelas James.Mama dan Alex mendengarkan penjelasan James lalu memandang Gadis dengan tatapan takjub. Alex tak menyangka jika istri yang dia kira polo
''Tuan, kita mau kemana?'' tanya Feli saat mobil melaju membelah jalanan yang lumayan ramai. Tapi pria di sebelah Feli tak menjawab nya sama sekali. Dia terus fokus menyetir membuat Feli berdecak sebal.''Tuan, kalau Anda mau nyulik saya. Percuma saja. Saya bukan orang kaya.'' ketus FeliPria itu menarik tipis sudut bibirnya. "Saya gak minat buat nyulik kamu."''... Lah, terus kita mau kemana?'' tanya Feli lagi.Tapi pria itu malah kembali terdiam, membuat Feli semakin kesal dan menghentakan kakinya. Dia pun diam saja pada akhirnya, membiarkan pria di sampingnya memberhentikan mobil mewah itu di sebuah apartemen.'Dia mau apa ya bawa aku ke apartemen? Jangan-jangan dia ...?'Feli berpikir kalau pria itu membawanya ke apartemen karena ingin melecehkan dirinya. Seketika wajah Feli ketakutan, keringat dingin mulai menetes di dahinya.Pria itu melihat ke arah Feli dan mengeryit heran saat melihat wajah ketakutan nya.''Kau kenapa?''''Tu-tuan, Anda mau apa bawa saya kesini? Anda gak berma
4 tahun sudah berlalu. Kini Gadis tengah megandung anak kedua. Semua berjalan normal selama 4 tahun ini, membuat dia dan keluarga kecilnya bahagia.''Momy, oma nakal. Dia malahin Gala, Mom," adu anak kecil dengan suara cadel nya.''Oma marahin kamu, karena kamu nakal, Gara,"' ujar Mama Indah.Ya, anak itu adalah Sagara Gent Delamo. Dia kini berusia empat tahun. Dan Gara tumbuh menjadi anak yang tampan dan juga genius. Kepintaran dan ke geniusan nya, menurun dari Momynya, yaitu Gadis.''Memang Gara nakal kenapa sama Oma?'' tanya Gadis dengan lembut.''Gala gak sengaja Mom jatuhin keleleng, telus Oma jatuh deh. Noh, pinggangnya patah kata Oma,'' jelas Gara dengan suara cadel nya.''Benar Mam?''Mama mengangguk cepat.''Ya sudah, Gara minta maaf gih sama Oma! Ingat pesan Momy, kalau salah itu harus ....''''Minta maaf Mom," sambung Gara.''Anak pintar." Gadis mengusap rambut putranya dengan gemas.''Oma, Gala minta maaf ya! Janji deh, Gala akan hati-hati lagix,'' ucap Gara sambil menunju
Di sebuah restoran mewah, seorang gadis sedang mengantarkan minuman kepada salah satu meja di sana. Dan saat minuman itu di taruh di meja gadis itu sangat terkejut melihat perempuan yang duduk di hadapan nya.''No-na!"''Hai Fel. Apa kabar?'' sapa GadisYa, gadis yang mengantarkan minuman tadi adalah Feli. Mantan pekerja GadisGadis memang sengaja mau mampir ke restoran sahabatnya dan dia juga mau bertemu dengan Feli. Dia hanya ingin tahu kabar gadis yang pernah berniat menghancurkan kebahagiaan nya itu.''Ba-baik Nona. Maaf Nona, makanan nya akan segera datang," ucap Feli dengan sedikit gugup.Feli sangat gugup ketika melihat Gadis di hadapannya. Dia takut jika nanti akan di pecat dari restoran yang sudah 4 tahun ini dia jadikan sandaran untuk bertahan hidup. Sebab Feli tahu jika Gadis adalah sahabat dari pemilik restoran tempat dia bekerja.''Tak perlu gugup. Santai saja Fel! sini duduk dulu, temani saya!'' ajak Gadis sambil menepuk kursi sebelahnya.Feli terlihat ragu, dengan ajaka
Feli saat ini sedang membantu temannya untuk membersihkan meja. Dia bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 20.00malam. Feli tak pernah mengeluhkan hal itu, karena menurutnya pekerjaan ini sudah jauh membantu keuangan orang tuanya.Setiap bulan James akan mentransfer uang ke ATM Feli sebesan 3 juta. Dan uang itu selalu Feli kirimkan ke kampung guna kebutuhan ibu dan ayahnya. Dan tentunya untuk berobat sang Ayah tercinta.''Fel, kamu di panggil ke ruangan Bos tuh,'' ucap salah satu teman Feli.''Hah? mau apa?'' Tapi temannya hanya mengedipkan bahunya. Tanda tak tahu.Feli segera menaruh lap kain di dapur dan berjalan ke ruangan Bos nya dengan hati berdebar. Dia takut jika di panggil karena akan di pecat. Karena tadi James melihat Feli mengobrol dengan teman Gadis, apalagi James selalu memperhatikan dirinya.'Ya Tuhan, tolong aku. Semoga Tuan James tak memecatku.'Pintu di buka secara perlahan. Feli memasukan kepalanya mengintip keadaan di dalam, dan ternyata James sedang duduk di kursi kebe
Gas BeracunSetelah melakukan pemanasan pada bibir mereka, Feli segera melepas dan mendorong tubuh James, hingga membuat James terdorong beberapa langkah.Feli menatap pria tampan di hadapannya. Rasanya masih tak percaya saat mendengar pria itu melamar dirinya. Rasa, masih tak mungkin bila di pikir secara logika.''Kenapa Anda mau saya menikah dengan Anda?'' heran Feli.''Karena aku jatuh cinta padamu. Aku tak pernah merasakan perasaan ini, pada siapapun. Kecuali satu orang,'' jujur James.Feli mengerutkan keningnya saat mendengarJames pernah merasakan nya pada seseorang selain dirinya. Ada rasa penasaran di hati Feli.''Siapa?'' tanya Feli dengan ragu.''Ada. Aku tak mau membahasnya. Yang pasti sekarang apa jawaban mu?'' James melipat tangannya di dada, lalu tatapan matanya memandang gadis yang sedang bingung di hadapan nya itu. Membuat James tak sabar dengan jawaban gadis itu.''Huuuhh ... mau ku tolak juga percuma. Kau akan memaksa," ujar Feli tak punya pilihan.''Anak pintar.'' Ja