''Heh! Lo kok bawa-bawa polisi sih? Gue kan mana tahu kalau lo itu ngikutin. Ya bukan salah gue lah ... Jadi gue gak salah. Gue kan cuma melindungi diri,'' bela Sandra.''Kalau lo gak mau tanggung jawab, gue bakal laporin lo ke polisi, dengan tuduhan rencana pembunuhan. Terus lo di penjara deh, karir lo nanti hancur beres kan,'' ucap Asoka dengan enteng.Sandra menatap tajam pria itu, dia tidak mau sampai masuk kedalam penjara dan karirnya sampai hancur. Sandra pun mau tidak mau harus menuruti untuk merawat Asoka, agar Pria di sampingnya itu tidak melaporkan dirinya pada polisi.''Ok, ok. Gue bakal tanggung jawab. Gue bakal rawat lo. Lagian luka kayak gitu aja lebay banget.'' cebik Sandra.''Eh Nelam. Ini tuh letak nyawa laki-laki tahu! Kalau barang ini sampai kenapa-napa, maka nyawa taruhannya paham!" Sandra akhirnya memapah Asoka ke mobilnya, dengan Sandra yang duduk di kursi kemudi. Asoka meminta Sandra membawanya ke rumah sakit untuk periksa, dia takut jika burungnya kenapa-napa.
Hari ini Gadis tengah bersiap-siap untuk pergi bersama Mama mertuan ya ke Swiss. Setelah sarapan dia naik ke atas untuk mengambil tas nya, Gadis tidak membawa pakaiannya sebab di mansionnya sudah ada.Asoka datang bersama Sandra untuk mengantar Gadis dan Mama Indah ke bandara. Tak lama Alex dan istrinya turun dari lift menghampiri semua orang yang sudah berkumpul di ruang tamu. Gadis sempat terkejut saat melihat Sandra di samping asisten suaminya.'Untuk apa dia kesini?' batin nya.''Eh Kaka cantik ada di sini? Mau jadi supir juga Kak, buat aku sama Mama?'' tanya Gadis pura-pura dengan wajah polosnya.Kedua bola mata Sandra menajam mendengar ucapan Gadis, sedangkan Asoka dan Alex hanya terkekeh.''Aku sih gak mau, tapi nih ular conda maksa-maksa aku, kalau nggak bakal di laporin aku!'' kesal Sandra.Pasangan suami istri itu saling melirik heran.''Di laporin kenapa, San?'' tanya Alex penasaran.''Itu bos, kemarin dia nendang pisang emas saya, ya dia harus tanggung jawab lah," sela Aso
"San awas ada cicak di baju kamu!'' teriak Asok''Waaaa! Cicaaaak! Mana? Mana cicaknya, Sok? Usir-usir!" takut Sandra sambil mengibas-ngibas tangannya.''Itu tuh di bahu belakang kamu,'' jawab Asoka sambil menyeringai.''Waaaa! Asook, tolong usir aku takut.''Sandra terus mengibas-ngibas kan tangannya ke pundak, sampai dia akhirnya loncat dan duduk di pangkuan Asok. Dia terus meminta pria itu untuk mengusir hewan menjijikan itu dari tubuhnya. Sedangkan Asoka mematung saat Sandra tiba-tiba loncat dan duduk di pangkuannya, bahkan pisang emasnya sudah bereaksi saat Sandra duduk dengan tidak tenang di atas senjata itu.Sandra tidak sadar kalau saat ini bahkan wajahnya hanya berjarak 3 senti dari wajah tampan tersebut. Saat Radit mengatakan kalau cicaknya sudah tidak ada, Sandra baru sadar kalau saat ini posisinya sangatlah intim. Pahanya terekspos jelas, karena dia memakai drres di atas lutut.Sandra dan Radit sama-sama terpesona oleh pandangan masing-masing, bahkan mereka tidak sadar ji
'Apa kau Intan Anggraini?'' tanya Mama Indah.Mama Intan mengangguk, lalu mereka langsung berpelukan dengan erat. Bahkan raut wajah kerinduan terpancar dari wajah Mama Intan dan Mama Indah. Mereka seperti 2 sahabat yang sudah lama tidak bertemu.Gadis, Alex dan Papa Wahyu melihat 2 wanita paruh baya yang sedang berpelukan di hadapan mereka dengan heran. Lalu Gadis bertanya pada Mamanya karena dia sangat penasaran.''Ma, Mama kenal sama Mama Indah? Kok seperti 2 sahabat yang sudah lama terpisah?"''Sayang, Mama dan mertua kamu itu dulu satu kampus. Kami sering sekali mengerjakan tugas bareng, bahkan kemana-mana selalu bareng. Tapi kami harus terpisah saat mertua kamu harus meneruskan kuliahnya ke Paris, dan kami sudah los contac deh," jelas Mama Intan.''Itu kenapa saat Indah tadi datang, Mama seperti mengenalnya, tapi Mama ragu," sambungnya lagi.Gadis mengangguk paham...Malam ini semua sudah berada di meja makan. Semenjak kedatangan Mama Indah di Mansion Bramantyo, 2 Wanita yang m
Warning21+''Karena dulu Siska tidak pernah menyukaiku.''''Itu kan dulu Dek, sekarang kan beda?''''Kaka tentu mengenal aku bukan? Aku gak akan berbuat seperti itu, jika orang itu masih dalam garis aman.''''Apa yang di lakukannya sampai kamu tega berbuat seperti tadi?''''Dulu waktu aku masih SMA, Kakak ingat gak, waktu aku pulang malam-malam dalam keadaan basah kuyup dan tangan baret-baret? Apa Kakak masih ingat itu?''''Ya, kaka ingat. Apa hubungannya sama Siska?''''Kakak tahu kenapa aku bisa seperti itu?''Bastian menggelengkan kepalanya.''Kan kamu gak cerita Dek, kamu bilang hanya kehujanan dan jatuh, iya kan?''''Yupz. Aku memang bilang seperti itu, tapi Kakak gak tahu kan, kalau itu bukanlah kebenarannya.''Bas menatap adiknya dengan dahi mengkerut.''Lalu?"''Waktu itu aku di chat Siska untuk datang ke sebuah tebing di pinggir pantai. Siska bilang kalau saat itu sahabat ku Mela akan bunuh diri. Lalu tanpa pikir panjang aku datang kesana. Tapi pas sampai di sana aku tak men
Siang ini Asoka berencana pergi ke mansion Alex untuk mengecek keadaan tempat tersebut, karena kebetulan papa Jhon juga lagi di kuar negeri dan entah kapan pulang. Dia melanjukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tapi Asoka di buat terkejut saat baru sampai di depan Mansion Delamo.''Hey, ada apa ini? Kenapa bisa seperti ini!" teriak Asoka pada penjaga di sana.''Maafkan kami Tuan, kami juga tidak mengerti. Tadi ada helikopter berhenti di atas Mansion, terus menumpahkan cairan kemudian melempar korek. Dan ternyata cairan itu adalah bahan bakar Tuan," jelas penjaga disana.Asoka segera mengeluarkan ponselnya dari saku Jas, dia menelpon Alex tapi tak kunjung di angkat. Asok pun mengacak rambutnya dengan frustasi.Terlihat pemadam kebakaran sedang memadamkan api yang berkobar membakar rumah mewah milik Delamo itu. Untung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.'Siapa yang sudah melakukan ini? Aku yakin jika dia bukan orang sembarangan.'Sedangkan di tempat lain, Alex dan Gadis baru saj
"Sudah Taun Muda. Saya sudah bakar Mansion Delamo. Tapi Tuan, sepertinya Alex dan keluarganya tidak ada di sana.''''Kemana mereka?''''Saya tidak tahu Tuan."''Hm, kamu cari tahu kemana mereka pergi. Dan kasih aku kabar secepatnya.''Laki-laki itu pun pergi, kini tinggal lah 1 laki-laki di ruangan itu.Dua orang yang baru saja berbicara adalah Angga dan asistennya. Dia meminta asisten nya untuk membakar Mansion Delami. Dia masih tidak terima dendamnya belum terbalaskan.''Lihatlah Alex, aku akan membuat hidupmu hancur sehancur-hancurnya. Aku akan membuat mu menderita. Lihat saja! Setelah aku menemukan mu dan orang tuamu, maka akan ku buat kau dan dua bangkotan itu menderita. Tapi aku akan lebih dulu menghabisi mama papamu, baru kau, hahaha! Aku tidak akan berhenti sampai dendam ku terbalaskan pada keluarga Delamo."..Gadis dan Alex keluar dari lift dan melangkah menuju meja makan, sebab mereka belum sarapan pagi. Setelah selesai mereka menyusul para orang tua mereka di ruang keluar
'Ternyata jika sedang kaget Papa dan Gadis sangat sama, dan tidak jauh beda, ckck!' batin Alex.''Gadis sudah melihat cctv di rumah, dan sudah menemukan pelakunya Pa. Dia adalah salah satu kolega bisnis ku Pa, dan dia juga yang kemarin menculik Mama.'' Papa Wahyu sangat kaget mendengar itu.''Lalu ... motif apa sampai dia berbuat seperti itu pada keluargamu?''''Aku tidak tahu Pa, motif apa yang membuatnya sampai begitu dendam pada keluargaku. Aku merasa tidak punya masalah padanya Pa."''Tidak mungkin jika hanya karena urusan bisnis dia sampai menculik Mamamu. Pasti ada motif lain, tepatnya dendam," jelas Papa sambil mengetuk dagunya.''Tapi apa, Pa?''Papa Wahyu mengangkat kedua bahunya.''Sepertinya Mamamu tahu sesuatu Lex."Alex berpikir ada benarnya ucapan Papa mertuanya itu. Tapi dia juga bingung kenapa Angga begitu dendam pada keluarganya.''Dengar Lex! Papa ini sudah biasa hidup dalam lingkaran gelap, dan soal seperti ini biasanya ada dendam masa lalu atau dendam pribadi.''A