"Fatma, ayo masuk!" Andre memberhentikan mobilnya di samping Fatma.Wanita itu cukup terkejut karena dia pikir Andre sudah pergi dari sana. "Lho! Kok kamu masih ada di sini, Ndre? Aku pikir tadi kamu sudah pergi.""Mana mungkin aku membiarkan kamu sendirian. Aku khawatir kalau suami kamu bermain tangan atau malah menyakitimu lagi, jadi tadi aku ikuti deh," jujur Andre, "ayo masuk biar aku antar pulang!"Fatma ingin menolak, tapi dia pun sudah sangat kelelahan, akhirnya wanita itu masuk ke dalam mobil milik Andre melaju meninggalkan jalanan yang macet.Sesampainya di rumah, Andre langsung pamit karena masih ada kerjaan, sementara Fatma turun dari mobilnya. Dia cukup senang melihat perhatian Andre kepadanya.'Andai saja Mas Satria seperti Andre sudah pasti aku akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini karena bisa dicintai dengan begitu tulus.' batin Fatma sambil melihat mobil Andre yang semakin menjauh. Namun seketika dia menggelengkan kepalanya saat kenyataan menampar angan
"Apa! Syafiq sedang sakit?" kaget Fatma saat mendapat telepon dari Azizah. "Baik, aku akan segera ke sana.".Setelah telepon terputus, Fatma segera keluar dari kamarnya menggunakan hijab syar'i. Dia mengetuk pintu kamar Umi dan Abinya dengan perasaan khawatir dan juga raut wajah yang benar-benar sangat cemas."Ada apa sih, Nak? Kenapa ngetoknya sampai seperti itu?" ucap Umi saat membuka pintu kamar."Umi, Abi, kita harus segera ke rumahnya Azizah!" paniknya."Memangnya ada apa?" tanya Abi penasaran."Syafiq sedang panas Umi, Abi, dan di sana tidak ada Mas Satria Nisa juga sedang pulang kampung. Ayo kita harus segera ke rumahnya Azizah! Aku takut terjadi apa-apa dengan Syafiq."Terlihat wajah Umi dan Abi sangat kaget, mereka pun segera berlalu menuju mobil untuk ke rumahnya Azizah. Sepanjang perjalanan bahkan tak henti-hentinya Fatma berdoa agar Syafiq baik-baik saja."Gimana bisa Satria tidak ada di rumah? Apakah Azizah tidak meneleponnya?" tanya Abi yang sedang menyetir mobil, karena
Terlihat dokter keluar dari ruangan UGD. Azizah dan Fatma yang melihat itu pun segera menghampirinya dan bertanya tentang keadaannya Syafiq."Bagaimana Dok keadaan Putra saya?" tanya Azizah dengan suara yang purau.Dokter itu hanya diam menatap satu persatu ke arah ke empat orang yang berada di hadapannya terlihat raut wajahnya begitu sendu sangat berat untuk menyampaikan kebenarannya."Dokter, kenapa Anda diam saja? Jawab pertanyaan saya, Dok! Bagaimana dengan Putra saya, dia baik-baik saja kan?" desak Azizah.Entah kenapa dia merasa sesuatu yang buruk telah terjadi, jantungnya seketika berpacu cepat. Rasanya benar-benar tidak enak saat melihat keterdiaman dokter tersebut."Maaf Ibu, saya tidak bisa menyelamatkannya, karena panas anak ibu 39 derajat dan dia sudah tidak terselamatkan saat dibawa ke sini."Bagaikan disambar petir, dunia Azizah runtuh seketika. Tubuhnya terasa begitu lemas hingga dia pun terduduk di lantai dengan tatapan kosong.Hatinya hancur mendengar berita yang beg
"Apa-apaan ini?" teriak Satria sambil membuang ponsel tersebut. Dia menatap kedua istrinya. "Ini tidak benar. Kalian salah paham, aku semalam tidak melakukan apapun dengan Meli.""Berarti kamu tidak menampik, kalau semalam kamu bersamanya, Mas?" Fatma menatap nanar ke arah sang suami."Iya, semalam dia masuk rumah sakit, tapi--" Ucapannya terhenti saat tiba-tiba saja Azizah menampar wajahnya dengan begitu keras.Satria merasa jika pipinya saat ini bengkak, karena sedari siang terus-terusan ditampar oleh Fatma dan juga Azizah."Biarkan aku menjelaskan dulu. Aku sama sekali tidak pernah melakukan hal apapun dengan Meli, ini semua bohong!""Bohong kamu bilang, Mas? Jelas-jelas kamu mengakui bahwa zemalam kamu bersamanya. Lalu sekarang kamu ingin menyangkal itu semua? Ucapanmu dan bukti itu sudah memperkuat semuanya Mas, aku kecewa sama kamu. Entah ini kekecewaan yang ke berapa kali, tapi yang ini jauh lebih sakit Mas." Fatma sampai tak bisa berucap apapun lagi, karena rasa kecewanya yang
Satria membulatkan matanya saat mendengar ucapan Azizah. "Apa yang kamu bicarakan, sayang?""Ceraikan aku, Mas!" pinta Azizah dengan suara bergetar, dadanya sangat sesak saat mengatakan hal tersebut.Seorang wanita mana yang ingin bercerai dengan suaminya. Setiap wanita berharap pernikahan itu hanya satu kali seumur hidup, tetapi selama ini Azizah sudah bertahan namun ternyata dia tidak sekuat Fatma. Apalagi dengan kenyataan di mana Satria berselingkuh dan anaknya juga meninggal."Nggak Pokoknya aku nggak akan pernah ceraikan kamu, Azizah! Aku sangat mencintai kamu, dan aku tidak ingin kehilangan kamu!" tolak tegas Satria."Aku tidak mau tahu, Mas. Pokoknya kamu ceraikan aku sekarang! Aku lelah Mas, selama ini aku sudah bertahan tapi apa? Kamu bahkan tidak pernah berubah, kamu dengan terang-terangan tidur bersama dengan wanita lain. Selama ini aku mencoba bahagia dan legowo, akan tetapi kali ini kesalahanmu tidak bisa ku maafkan. Aku sudah menerima menjadi istri kedua Mas, tapi apaka
Fatma memejamkan matanya sejenak saat mendapat pertanyaan itu dari suaminya, dia menatap miris dan kasihan kepada Satria, tapi hatinya juga terluka."Aku tidak bisa memutuskannya sekarang. Tapi aku akan pulang ke rumah Abi dan Umi.""Untuk apa lagi kamu memikirkan itu, Fatma? Abi akan tetap mengurus perceraian kamu dengan Satria!" tegas Abi Haidar, "apalagi yang kamu pertahankan dari pria ini? Dia sudah berapa kali menyakiti kamu, dan sekarang gara-gara dia anaknya sendiri meninggal. Memang itu adalah sebuah takdir, tapi kalau saja dia tidak bermalam dengan wanita lain, mungkin saat ini Syafiq masih ada di dunia."Hati Satria bagaikan tertusuk ribuan anak panah saat Abi Haidar mengatakan itu. Dia tidak menjawab dan tidak menampik bahwa dirinya memang salah telah teledor sampai tidak menonaktifkan ponsel."Aku tahu, aku salah Abi. Tapi itu semua tidak ku sengaja, aku--""Lebih mementingkan wanita lain ketimbang anak dan juga istrimu, Satria, jadi apalagi yang perlu kau jelaskan? Walaup
"Sat-Satria, a-pa ya-ng kamu laku-kan? Le-paskan! Uhuuk! Uhuuk!" Meli terbaru saat satria mencekik lehernyaMelihat wanita itu sudah sulit bernafas, Satria segera melepaskan cengkraman yang ada di leher Meli, membiarkan wanita itu meraup udara sebanyak-banyaknya."Kenapa kau sangat jahat kepadaku, Meli? Kenapa kau menghancurkan keluargaku? Kau tahu apa yang kau lakukan itu benar-benar membuatku hancur. Sekarang Azizah pergi meninggalkanku, Fatma juga tidak mau kembali kepadaku. Apa kau sudah puas sudah membuat hidupku hancur!" bentak Satria dengan frustasi.Meli yang mendengar itu tersenyum penuh kemenangan. "Memang itulah yang aku harapkan. Aku ingin mendapatkanmu. Mereka tidaklah cocok untukmu, Satria. Kamu hanyalah untukku! Kamu pantasnya bersanding denganku.""Dasar wanita gila!" maki Satria dengan marah.Dia benar-benar bingung, entah apa yang ada di dalam otak Meli hingga mengorbankan harga dirinya hanya untuk Pria beristri dua."Kamu benar. Aku memang udah gila, gila karena kam
"Lepaskan tanganku, Raf! Biarkan aku masuk." Satria mencoba untuk menerobos kembali ke dalam, tetapi Rafa tidak membiarkan itu.Pria tersebut menarik Satria hingga di parkiran, kemudian dia menampar wajah sahabatnya. "Apa kau sudah gila, hah? Dimana akal sehatmu? Kenapa kau malah masuk ke dalam tempat menjijikan ini? Di mana Satria sahabatku yang dulu?""Satria sahabatmu telah mati seiring dengan kehancuran hidupku. Aku benar-benar putus asa, dan aku kehilangan anakku, lalu apalagi yang harus ku pertahankan? Aku benar-benar frustasi, Raf. Aku benar-benar frustasi!" teriak Satria sambil menjambak rambutnya hingga dia terjongkok di pinggir mobil.Baru pertama kali Rafa melihat sahabatnya se terpuruk ini. Dia tadi tidak sengaja melihat Satria melewati jalanan saat dirinya habis membeli obat di apotek, saat diikuti ternyata Satria berhenti di sebuah bar.Pria itu pun langsung merangkul pundak sahabatnya. "Gue tahu kalau lo baru saja kehilangan Syafiq, tapi tidak seperti ini. Tidak harus l