Share

Bab 34 Anak Durhaka

Penulis: Fidia Haya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 34 Anak Durhaka

“Hei apa kamu sedang jatuh cinta?” kata Andini ketika melihat Bening senyum – senyum sendiri. Dia tadi mengajak Bening bertemu di café dekat Joli Flower.

“Eh, nggak. Siapa yang jatuh cinta?” Buru – buru Bening menyeruput kopi latte di hadapannya. Ekor mata wanita itu tak lepas melirik ponselnya. Ada notifikasi pesan masuk dari Kama. Cepat – cepat dia mengambil ponsel dan membacanya.

Andini melirik Bening. “Terus kenapa liatin hape sambil senyum?” tanyanya ingin tahu.

“Dari ibuku, dia mengirimkan video Evan. Tingkahnya makin menggemaskan,” elak Bening halus. “Bagaimana dengan kamu, apakah kamu sudah punya pacar?”

Andini tersedak. “Tidak! Aku malas berpacaran, kali ini pingin langsung menikah.”

Gantian Andini yang terbatuk – batuk. “Serius?” Dia lalu memegang kening Andini. “Kamu tidak panas.”

“Kau pikir aku sakit dan mengigau, gitu?” Andini pura – pura memasang wajah kesal.

“Ya, siapa tahu. Kamu orangnya tidak suka sendirian dan selalu dikelilingi lelaki.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 35 Seraut wajah dibalik Kaca

    Bab 35 Seraut wajah dibalik Kaca“Mama… Mama…” Evan mulai pandai berceloteh dan memanggil mamanya di layar ponsel. Siang itu Iswati melakukan panggilan video dengan Bening di sekolahnya.Sebagai Kepala sekolah TK di sebuah Yayasan Islam, Iswati acap kali bergantian dengan Bening membawa Evan dan Mba Atun turut serta bekerja.“Apa Evan rewel, Ma?” tanya Bening.“Sama sekali tidak, Evan di sini banyak temannya, semua orang menyukainya. Lihatlah dia tertawa terus.” Iswati menyorotkan video ke Evan yang sedang dikerubungi murid – muridnya.Saat neneknya memanggil, bayi itu menoleh dan melambaikan tangannya. “Lihatlah, rupanya anakmu sadar kamera!” ucap Iswati senang.Bening tertawa gembira melihat kelakuan putranya.“Kamu fokuslah, bekerja, biar Mama dan Mba Atun yang menjaganya.” Iswati sebenarnya berat hati saat Bening membawa Evan ke Joli Flower. Di sana tempatnya tidak seluas sekolahnya, dan bayi itu hanya berinteraksi dengan orang – orang besar, seperti Tanto dan Ismail.Bening menge

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 36 Fragmen subuh

    Bab 36 Fragmen subuhAjeng malam itu menginap di kost Tanto. Setelah lelaki itu membujuknyaMeskipun begitu ia tak benar – benar bisa tidur nyenyak. Berkali – kali ia terjaga, memastikan Tanto yang tidur di atas kasur tipis di sebelahnya tidak mengusiknya.“Kenapa kamu belum tidur, apa kamu takut?” tanya Tanto saat menggeliat dan melihat Ajeng melamun.“Aku tidak bisa tidur.” Ajeng duduk dan menyandarkan badannya di tembok. Tampak ia menghela napas panjang. Ini adalah pertama kalinya ia menginap di tempat orang, cowok pula. Ibu dan kakaknya tidak tahu.Mengingat kedua orang itu, mata Ajeng sendu. Semenjak kehidupan Kak Ibra selingkuh dan bisnisnya bangkrut, kehidupan keluarga mereka berangsur memburuk. Ibu tiap malam keluar rumah, kadang dia pulang pagi, seringnya tidak pulang, sedangkan kakaknya sibuk dengan dunianya sendiri.“Maaf ya Jeng, kata – kataku tadi siang. Aku tidak bermaksud menyinggungmu soal pekerjaan,” kata Tanto memperbaiki sarungnya.“Tidak apa – apa. Aku mengerti. Jus

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 37 Cinta seorang Ayah

    Bab 37 Cinta seorang AyahAktivitas Joli Flower meningkat tajam. Pagi – pagi, perempuan itu sudah sibuk mengecek perlengkapan, dan bunga – bunga yang mulai berdatangan untuk dekorasi pernikahan clientnya besok. Tanto dan Ismail tak kalah sibuknya.Dua pria kemayu itu bersama 2 tenaga harian, mondar – mandir memasukkan bunga dan perlengkapan lain ke ke pick up.Bening sampai mengerahkan keluarganya untuk membantunya, termasuk Elang yang sedang libur. Pria bertampang manis itu membantu kakaknya menyopiri.Sedangkan Papa dan mamanya menjaga toko. Atun tidak bisa diganggu karena dia menjaga Evan yang makin aktif.“Mana Ajeng,” tanya Iswati pada anaknya.“Dia siang kerjanya, Ma,” jawab Bening tanpa mengalihkan pandangan dari buku catatannya. Tangan kanannya yang memegan bolpoin sibuk memberikan tanda rumput.Perempuan itu sekali lagi mengecek. Setelah semuanya beres dia memanggil Tanto. “Kamu berangkatlah dulu, 30 menit lagi saya menyusul.”“Baik, Bu…” Tanto bergegas pergi bersama kawan –

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 38 Ketika cinta mulai mengetuk hati

    Bab 38 Ketika cinta mulai mengetuk hati“Innalillahi wainna ilaihi rojiun,” ucap Bening lirih, memandang wajah Pak Miskan dengan dada sesak. Ia lalu melihat ke Ara, sayangnya gadis itu berjalan menjauh bersama seorang laki. Buru – buru wanita itu mengejarnya. Dia lalu menangkap tangan gadis itu.“Kamu Ara, kan?” tanya Bening menatap Ara dengan gusar. Penampilan gadis itu seperti anak kota, jauh dari kesan miskin.Gadis yang bernama Ara itu berpaling.“Ra, apa kamu kenal orang ini?” Teman lelaki Ara mencolek lengan Ara.Ara bergeming.Bening gemas. Ia melihat orang – orang mulai mengerumini jenazah Pak Miskan.“Bapakmu sudah meninggal dunia. Apa kamu tahu? Dia datang jauh – jauh ke sini untuk memberimu kejutan, dan menahan lapar supaya bisa membelikan kamu buket? Tapi apa yang dia terima, hah? Apa begitu sikap anak pada orang tuanya?” kata Bening dengan suara gemetar, menahan seluruh emosinya. “Saya tahu karena dia membeli buket di toko saya.”Teman lelaki Ara melihat ke Ara. “Apa betu

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 39 Sakau

    Bab 39 Sakau“Intan… Intan! Buka pintunya!” teriak Ibra dengan muka kusut. Ada satu jam dia berada di depan rumahnya Intan, tapi tidak ada tanda – tanda menampakkan hidungnya.Sementara, mendung tebal menggantung di atas langit dan siap runtuh.Ibra duduk di tepi tangga, ia menggigil dan matanya berair. Jauh – jauh dia datang dari rumahnya untuk menemui Intan, sayangnya rumah perempuan itu terkunci.“Bodoh! Kenapa aku tidak menelponnya?!!” gumamnya sendiri. Ibra lalu menelpon. Telpon Intan tidak aktif. “Sial!” gerutunya lagi.Ibra menggigit bibir bawahnya, mulutnya kecut sekali, dari kemarin rokoknya habis. Dia melemparkan matanya ke sebelah rumah Intan. Tempat tinggal Nenek Imas. Wanita tua itu tinggal sendiri, dan sedang memandang ke arahnya.“Apa lihat – lihat!” kata Ibra sengak. Dia merasa terancam dengan keberadaan Nenek Imas“Percuma kamu menunggu di situ anak muda, Intan sudah pindah,” kata Nenek Imas yang kebetulan sedang menyapu halaman.“Halah! Tahu apa kamu Nenek peyot! Int

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 40 Ajeng menghilang

    Bab 40 Ajeng menghilangKama kaget melihat ada seorang wanita yang menyerang Bening. Saat Herni mau menyerang Bening lagi. Dengan tanggap tangan lelaki itu menahan tangan Herni dan memasang badan untuk Bening.“Anda siapa berani – beraninya menyakiti kekasih saya?!! Jika ada masalah, Anda bisa bertanya baik – baik, bukan menyerang brutal begitu,” kata Kama sedikit emosi.Herni melengos, hatinya mendidih mendengar Kama mengatakan Bening sebagai kekasihnya. “Saya mertuanya Bening, dan dia masih istri sah anak saya. Kenapa kamu bilang dia kekasihmu?!!” Dia lupa tujuannya ke sini mencari anak bungsunya. “Kamu juga Bening! Pantas kamu menolak rujuk dengan Ibra, apa karena kamu telah menemukan lelaki kaya yang bisa kamu porotin?!!” katanya galak.Bening gusar dengan sikap arogan Herni. Dia mau bicara tapi Kama mencegahnya.“Saya mencintainya dan Bening pantas mendapatkan kebahagiaan. Mestinya Anda malu mengatakan hal itu pada wanita baik ini. Selama ini Bening diam, walaupun anak Anda telah

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 41 Nyaris saja

    Bab 41 Nyaris sajaAjeng menoleh dan melihat ibunya berkacak pinggang. Mata perempuan itu merah melotot kepadanya.“Jangan malu – maluin keluarga kita! Kita ini keluarga terhormat, masak anaknya mau jadi penjaga warung bakso? Di mana otakmu itu, Jeng!” Herni menoyor kepala putrinya. Jauh dari lubuk hatinya ia kecewa dan ketakutan menghadapi masa depan.Gadis itu sakit hati. Dia menantang menatap wajah ibunya yang tengah memandangnya dengan galak, dan siap menghamburkan kejengkelan yang memenuhi rongga dada. “Setidaknya pekerjaan penjaga warung itu halal!” Setelah itu dia membawa motornya melesat pergi.Rupanya Mas penjual bakso membela Ajeng. “Jangan meremehkan hasil menjual bakso, Bu. Sehari saya mendapat uang 500 ribu bersih. Coba kalikan sebulan. Berapa? Kalau dihitung, pendapatan saya lebih dari pekerja kantoran. Di sini saya memang terlihat kere, tapi di kampung, sawah saya berhektar – hektar.” Lalu dia mengeluarkan dompetnya yang berisi segepok uang ratusan ribu.“Sombong!” kata

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 42 Rencana Sri

    Bab 42 Rencana SriAdit tergesa – gesa masuk ke kantor Kama yang telah menunggunya.“Lapor, Pak. Polisi sudah membubarkan preman yang mau merusak rumah Ibu Bening,” kata Adit.Kama mengangguk. “Bagus. Tolong awasi terus rumah dan toko Bening. Saya tidak mau terjadi apa – apa dengan kekasih saya. Kamu paham, kan apa yang saya maksud?” kata Kama seraya menautkan kedua jemarinya di atas meja.“Siap, Pak. Saya sudah menghubungi Komandan Asrul untuk menangani hal itu,” ucap Adit. Lelaki itu melihat luapan cinta yang begitu besar dalam mata Kama pada Bening.Tanpa sepengetahuan Bening, Kama menginstruksikan Adit untuk menaruh orang – orang untuk menjaga wanita itu dan keluarganya.“Oke, good! Ingat Dit, jangan sampai Bening tahu hal ini. Saya tidak mau dia marah kepada saya.” Kama mewanti – wanti asisten sekaligus sekretarisnya itu.“Tenang, Pak. Semuanya aman. Tapi ngomong – ngomong, apa kita tidak laporkan saja Ibra dan keluarganya ke Polisi, biar mereka ditangkap dan tidak mengganggu Ibu

Bab terbaru

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 121 Last episode - Immortality

    Bab 121 Last episode - Immortality “Cukup, Kak, cukup. Stop mentololkan keluarga saya!” Sesabar – sabarnya Bening, hatinya panas mendengar Tita menyebut keluarganya bodoh. Kebencian kakak iparnya itu kian menjadi, setelah tahu Dinda berniat bunuh diri, kemudian memutuskan hengkang dari rumah Tita, dan memilih tinggal bersama kakeknya di Gunung Gajah. Sementara Arum lebih suka tinggal bersama Kama dan Bening. “Kenapa? Ini mulut saya dan saya bebas mengatakan apa yang saya mau. Keluarga kamu memang tolol, dan mau pansos pada keluarga kami. Puas!!” Sorot mata Tita penuh kebencian saat mereka mau ON AIR di salah satu stasiun televisi. Sekonyong – konyong, tangan Tita mengambil gunting dari balik bajunya, dan secepat kilat merobek gaun Bening. Saat Bening belum sepenuhnya sadar, perempuan itu lalu menarik rambut panjang Bening, kemudian dengan bengis memotongnya sangat pendek. “Ya ampun!” teriak beberapa kru yang melihat setengah rambut Bening terlempar lepas ke lantai. Mereka tidak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 120 Morning call

    Bab 120 Morning call“Kak… aku mau menikahi Dinda.”Sontak donat yang ada dalam mulut Bening muncrat keluar. Dia menoleh dan menatap bola mata adiknya tak percaya. “Kejutan apa lagi ini, Lang?” tanyanya kaget.Wanita itu ingat, saat Andini meninggalkan Elang, lelaki itu terpuruk dan berpikir tidak mau menikah lagi. Eh, sekarang tiba – tiba dia bilang mau menikahi keponakan Kama. Hatinya dag – dig – dug. Ketakutan yang selama ia simpan, terjadi juga.Elang duduk dengan santai di kursinya.“Salah satu alasannya adalah Kanaya, dia butuh sosok Ibu. Walaupun aku tahu, Mama dan Kakak sangat sayang kepadanya. Tapi, Kanaya butuh real mom, dan aku pikir Dinda adalah wanita tepat untuk Kanaya. Dia sangat sayang pada Kanaya.”“Apa kamu sudah memberitahu Mama soal ini?” tanya Bening. Donat bedak kesukaannya tak lagi membuatnya bergairah.Elang tersenyun nakal. Sifat isengnya mulai tumbuh. “Justru karena itu, aku bilang sama Kakak, supaya Kakak mau membantuku bilang sama Mama. Please… hanya Kakak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 119 Forgiving

    Bab 119 Forgiving“When a deep injury is done to us, we never recover until we forgive.” – Alan Paton“Aku benci Ibra! Aku muak melihat laki – laki itu!” Bening meremas – remas tangannya. “Tolong jangan pinta aku untuk menemuinya!” Bening benar – benar marah saat Kama tiba – tiba mengajaknya ke rumah sakit untuk menjenguk mantan suaminya itu.Bening masuk ke dalam kamar, dan menenggelamkan mukanya di bantal. Air matanya tumpah teringat dengan semua yang dilakukan Ibra.Kama menarik napas panjang, kemudian duduk di tepi ranjang, sembari mengelus kepala Bening.“Sayang, aku paham dengan kemarahanmu. Tapi Ibra menunggumu, aku tidak tega melihat dia selalu memanggil namamu.”Bening bangun dan duduk di sebelah Ibra. Air matanya meluncur deras. “Hatiku sakit Kama! Ibra sangat jahat kepadaku dan Evan, biarkan saja dia menanggung karmanya!”Kama memeluk dan mengecup kening Bening. “Aku mengerti sayang. Hanya saja, tak ada salahnya memafkan orang yang telah menyakiti hati kita. Ibra sudah mend

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 118 The last wish

    Bab 118 The last wish “Tolong beritahu Kak Bening, Mas Ibra sekarat dan ingin sekali bertemu dengannya.” Intan memegang kedua lengan Atun dengan kuat. Setelah dia menceritakan semua yang terjadi. Atun menggeleng. “Maaf Jeng, aku tak bisa. Aku takut Ibu Bening marah kepadaku. Kamu tahu kan, apa yang telah kakakmu lakukan pada Ibu Bening?” Dia khawatir, permintaan itu akan memporak – porandakan kebahagiaan Bening. Ajeng tidak mau perjalanannya sia - sia. “Aku tahu Mba, kakakku memang brengsek, dia telah menghancurkan hidup Kak Bening, tapi tolong Mba Atun, beritahu Kak Bening, bahwasannya kakakku mau meninggal dengan tenang. Aku tahu, selama ini dia menunggu Kak Bening. Mungkin dia mau meminta maaf sama Kak Bening langsung.” Terburu – buru Ajeng mengambil ponsel yang disembunyikan di dalam kantung celananya bagian dalam. “Kalau tidak percaya, lihatlah, lihatlah video ini.” Ajeng memutar video tentang kakaknya. Atun tercekat melihat kondisi Ibra yang sangat mengenaskan. Timbul rasa

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 117 A sweet kiss

    Bab 117 A sweet kiss“Sial!!” Suara gedoran pintu itu membuyarkan kenikmatan Kama yang hampir mencapai puncak nirvana. Dia menghentikan gerakannya.“Buka dulu sayang, siapa tahu penting,” kata Bening, mengusap peluh di kening Kama yang berada di atasnya.Muka Kama cemberut, kelihatan kesal sekali dengan gangguan yang ditimbulkan pagi itu. “Biarkan saja. Kita lanjutkan saja permainan kita. Tanggung!” Tangannya menarik selimut dan menutupi tubuhnya dan Bening.Laki – laki itu kemudian memagut bibir Bening, mengulumnya dengan lembut, kemudian melakukan gerakan lamban naik – turun tapi dengan intense, seirama dengan alunan instrument piano yang mengalun lembut. “Kama… kama apa kamu ada di dalam? Tolong buka pintunya sebentar. Kakak mau bicara.” Dengan tak sabar, Tita menggedor – gedor pintu kamar Kama.“Ibu Tita, maaf, tolong jangan ganggu Bapak dan Ibu dulu, mereka mungkin masih tidur,” kata Atun. “Ibu silahkan tunggu dan duduk dulu di situ.”“Hey… diam kamu!” bentak Tita kasar. “Saya i

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 116 A slice of life

    Bab 116 A slice of life“Oh my God! Meskipun kamu sudah menjadi istri sah Kama, saya tidak sudi dekat – dekat dengan kamu!” ucap Tita songong, saat Bening menyambangi rumahnya siang itu dengan membawa makanan.Kebencian perempuan itu pada Bening telah membuatnya menjadi perempuan buruk, hingga melupakan etika sebagai tuan rumah, dan membiarkan Bening berdiri dari 10 menit lalu.Telinga Anggi yang mendengarnya turut panas, ekor matanya melirik Bening yang berdiri dengan tegar dan tatapan teduh.“Tidak apa – apa, Kak, saya mengerti. Tujuan saya ke sini, selain untuk menjenguk Kakak, saya mau mengajak Kakak untuk menemui Ibu Irina, pekan ini. Beliau ingin sekali bertemu dengan Kakak ipar saya, sekaligus ingin mengajak Kakak bergabung dalam paguyuban Empowering Woman.” Intonasi suara Bening sangat tenang, dan tampak sangat professional menguasai emosinya. “Email resminya, nanti akan dikirim oleh Meli Sudrajat – sekretaris beliau.”Dagu Tita mendongak, sedang tangannya melipat ke depan dad

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 115 A perfect wedding

    Bab 115 A perfect wedding “Tidak! Tidak! Saya tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini!” Iswati melipat kedua tangannya ke depan. Dia memaksa tersenyum. “Saya paham kalian orang kaya dan bisa melakukan semua yang kalian mau, tapi tidak pada anak saya.” Terlihat jelas Iswati melindungi keluarganya. “Halah sok, paling juga menginginkan pernikahan mewah tujuh hari tujuh malam, supaya bisa disombongin ke media sosial,” celetuk Tita dengan mulut mencibir. “Cukup Ibu Tita, saya mendengar apa yang Anda katakan! Saya memang tidak seberuntung kalian, tapi seujung kuku pun, saya tidak berniat pansos kepada Kama!” balik Bening. Dia menatap tajam mata Tita. Tita kaget dengan keberanian Bening menyanggah perkataannya. Wanita yang dianggapnya lemah itu ternyata pemberani. “Stop! Papa minta tolong jaga sikapmu.” Sapto memperingatkan Tita. Dia kemudian menghadap ke Iswati dan Gatot. “Maaf jika sikap saya menyinggung keluarga Pak Gatot. Masalahnya, menurut pendapat saya, lebih baik menyegerak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 14 Agreement

    Bab 14 Agreement “Sebelum istri saya meninggal, dia telah menyiapkan perhiasan buat istri Kama. Tolong terima ini, sebagai tanda pengikat dari Kama.” Sapto melihat orang tua Bening dengan mata lembut. Asisten Sapto kemudian meletakkan kotak kayu berukir di atas meja, dan membukanya. Kedua mata Gatot dan Iswati terbelalak melihat isi kotak tersebut. Di dalamnya terdapat perhiasan lengkap mulai, cincin hingga kalung bertahtakan berlian. Iswati yang duduk di samping suaminya, menelan ludah yang mendadak kering. Sebagai perempuan tak bisa dipungkiri dia terkesima dengan perhiasan seindah itu. Dalam hati dia menaksir harganya mencapai milyaran. Dia ngeri menbayangkan berapa jumlah kekayaan orang tua Kama, sehingga begitu mudahnya memberikan perhiasan dengan harga fantastic. Sementara Bening, terlihat duduk dengan anggun sambil memangku Evan. Kemilau perhiasan itu sama sekali tidak menggetarkan hatinya. “Maaf, Pak, bukannya saya lancang, tidak menghargai niat baik Bapak Sapto. Tapi,

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 113 Fools

    Bab 113 Fools “Katakan sejujurnya Andini, apa benar Kanaya itu bukan anak kamu dan Elang?” desak Bening saat menemui sahabatnya itu di rumahnya. Ia sengaja datang ke rumah Andini pagi – pagi sekali. Andini yang masih memakai jubah tidurnya, tanpa ragu menuang anggur putih ke dalam kristalnya yang mahal. Kemudian dia duduk di seberang Bening. Mulutnya yang habis di filler menyesap anggur putih itu dengan nikmat. “Iya. Amir meninggalkan aku setelah mengetahui diriku hamil.” Wanita cantik itu membasahi bibir bawahnya. “Saat itu aku panik, aku takut menambah dosa, jika aku menggugurkan Kanaya. Maka, ketika Elang menawarkan pernikahan. Kuanggap itu jalan ninjaku untuk menyelamatkan muka. Dari awal aku berniat meninggalkan Elang setelah Kanaya lahir.” “Lantas, apa kamu bisa menjelaskan tentang Elang yang mengidam itu?” tanya Bening dengan mata berkilat. Ia tahu Elang sempat drop saat awal Andini hamil. “Aku mensugesti Elang, itu saja.” Dengan santai Andini menyesap anggur putihnya, dan

DMCA.com Protection Status