Share

Bab 12 Manipulatif

Penulis: Fidia Haya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 12 Manipulatif

Andini tidak mau mengalah. Dia menggedor – gedor pintu. “Pak, tolonglah, ini darurat! Istri Pak Zulfikar berselingkuh dengan suami sahabat saya. Saya mau meminta penjelasan.” Akan tetapi sipir penjara tersebut mengabaikan teriakan Andini.

“Sudahlah! Kita pulang saja,” ajak Bening dengan nada kecewa.

“Tidak bisa begitu dong, Be. Kita sudah jauh – jauh datang ke sini mau mencari tahu tentang Intan, masak kita mau mengalah.”

“Jika Zulfikar tidak mau menemui kita, terus kita bisa apa?” ucap Bening. Matanya terkulai layu. Ia bersedih dan merasa semua jalan yang ditempuhnya buntu. Kemudian ekor matanya menangkap sosok wanita yang dicarinya, keluar mengendap - ngendap dari arah pintu pengunjung.

“Intan!” sontak Bening mengejarnya.

Intan terkejut saat melihat Bening berlari ke arahnya. “Sialan!” rutuknya kesal sembari berlari menjauh, sayangnya dia kerepotan dengan highheel yang dipakainya. Cepat – cepat ia melepaskan high heelnya.

Namun, Bening dan Andini keburu menangkapn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fidia Haya
ntar kalo Bening langsung pinter gak bakalan belajar dong tentang kesalahannya.
goodnovel comment avatar
Janice
kenapa bening bodoh sekali. rampas perhiasannya iih tolol banget sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 13 Telepon aneh

    Bab 13 Telepon anehPagi itu, tidak seperti biasanya. Bening mengajak Evan ke Joli Flower bersama Mba Atun. Bayi lelaki berusia 7 bulan itu duduk anteng duduk di atas kursi bayi sambil menikmati biscuit oat pertamanya di kantor sang mama. Sedangkan Mba Atun membantu Ismail menerima kiriman bunga yang baru datang.Sambil merangkai bunga, sesekali Bening menggoda Evan, bayi itu tertawa senang. Suara tawanya renyah sekali, seperti candu yang membawa kegembiraan pada hati Bening. “Bu… ada Pak Kama,” kata Mba Atun.“Tolong suruh masuk saja, Mba,” jawab Bening, tangannya sedang sibuk merangkai bunga pesanan Ibu Tita Maheswara yang menjadi langganan tetapnya.“Apa kabar?” sapa Kama lembut. Dia melihat ke Evan. “Apa bayi ganteng itu anakmu?”Bening menoleh. “Baik… dan yah! Dia Evan anakku.” Dia lalu menggendong Evan. “Evan, ayo sapa Om Kama.”Tanpa diduga, Evan mengulurkan kedua tangannya di depan pada Kama, minta digendong.“Apa boleh aku menggendongnya?” tanya Kama hati – hati.“Silahkan s

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 14 Bebaskan dia

    Bab 14 Bebaskan diaJika engkau mencintai sesuatu, bebaskan. Jika ia kembali kepadamu, itu milikmu selamanya. Jika tidak, maka sejak awal, dia bukanlah milikmu – Maulana Rumi. “Kita ke Spa, yuk. Badanku pegal – pegal nih, butuh relaksasi,” ajak Andini semangat.“Tidak, aku masih punya banyak pekerjaan,” tolak Bening halus.“Hei… jangan bekerja terus dong, ayolah dua jam saja, sekalian kita ajak Evan. Bayimu juga perlu hiburan.” Andini tetap memaksa.Bening melihat Evan sebentar. Bayi itu tertidur tenang sambil memeluk boneka bearnya. Andini benar, anaknya perlu santai. “Oke, tapi setelah jam 5 sore, biar aku selesaikan pekerjaanku dulu, setelah itu kita pergi ke Spa.”“Sip… aku jemput kamu di sini jam 5 nanti, dan tolong tetap waspada. Aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu,” ucap Andini sebelum melangkah pergi.Bening mengangguk. “Tenang, aku punya banyak malaikat pelindung,” jawabnya sambil menutupi kegusarannya.Siang itu berjalan dengan cepat. Setelah mengirim email dan memasukka

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 15 Terjerat Judi Slot

    Bab 15 Terjerat Judi SlotBerulang kali Herni menarik napas berat melihat sikap anak sulungnya.Herni ngeri melihat tampang anaknya berubah sangar. “Ibu tahu, tapi kamu selalu sibuk dengan ponsel dan tidak ngapa – ngapain selama di sini.”“Oh, gitu ya? Ibra selama ini bekerja keras untuk kalian berdua. Semua yang Ibu mau, Ibra kasih, masak Ibra mau santai – santai di rumah sendiri tidak boleh?” keluhnya dengan nada tertekan.“Bukan gak boleh, Bra. Tapi Ibu perlu uang buat bayar UKT adikmu dan buat biaya hidup kita. Kalau kamu tidak bekerja, bagaimana Ibu bisa memperpanjang kontrak rumah ini? Terus Ibu dan adikmu tinggal di mana?”Mata Ibra berkilat. “Uang terus, uang terus? Pusing kepala Ibra memikirkannya.” Muka pria itu semakin kusut.“Bagaimana tidak pusing, Mas Ibra menghabiskan uang untuk bermain slot. Tuh lihat ponselnya, Bu!” sela Ajeng berani melawan kakaknya. “Daripada uangnya untuk main judi, mending dikasih Ajeng buat bayar UKT.”Mata Ibra makin menyala merah.“Kamu jangan

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 16 Tergiur rayuan

    Bab 16 Tergiur rayuanHerni tidak terima dengan perkataan Jeng Sri. “Wah, siapa bilang anak saya bangkrut. Ibra itu CEO hebat, mana mungkin jatuh. Gak mungkinlah. Semalam dia baru datang dari LA dan membawakan saya hadiah banyak sekali.” Herni lalu menunjukkan barang – barangnya yang tergeletak di sofa ruang tengah.“Tuh, hadiahnya, banyak kan Jeng Herni?” kata Herni. Dia meninggikan posisi dagunya ke atas.Jeng Sri melihatnya sekilas dengan mata nyinyir. “Oh… berarti saya salah informasi. Makanya saya ke sini mau memastikan apakah kabar di luar itu benar apa tidak.” Mata dan tangannya sibuk melihat – lihat baju, tas dan sepatu.“Memangnya ada gossip apa tentang saya?”Pancingan Jeng Sri langsung masuk perangkap.Wanita pemilik pinggul besar itu tersenyum tipis. “Saya rasa, semua warga komplek di sini tahu setelah melihat tayangan video perkelahian Jeng Herni dengan besannya. Video itu sempat mau diposting ke media sosial. Tapi untung saya tahu, sehingga tidak heboh. Malu kan, kalau a

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 17 Benalu

    Bab 17 BenaluAjeng menangis. “Aku tahu, Kak. Mas Ibra melakukan kesalahan besar pada Kakak. Tapi Ajeng tak tahu lagi meminta pertolongan pada siapa. Ajeng butuh uang cepat, dan Ajeng siap bekerja jadi apapun di sini. Sebab, Ajeng tak mau lagi tergantung dengan Mas Ibra.”Bening mengalihkan pandangannya ke luar kaca, melihat bunga – bunga potong di tokonya.“Kakak tahu, tapi maaf, Kakak tak bisa menolongmu…” sahut Bening terluka. Dalam hatinya sebenarnya ia menaruh kasihan.Ajeng bersujud dan memegang kaki Bening “Kak, tolong Kak, ambil saja sepeda motor Ajeng sebagai jaminan. Ajeng tidak pengen vakum dari kuliah, Kak.”Bening bergeming. “Maaf, Kakak tidak bisa.” Dia membungkuk dan membantu adik iparnya itu berdiri.Ajeng putus asa. “Ajeng terus minta tolong sama siapa, Kak?”“Kakak tidak tahu…”Harapan Ajeng musnah. “Ajeng pamit, Kak.” Gadis itu berbalik dan berjalan menunduk.Hati Bening tidak tega melihatnya. Dia lalu mengambil lima lembar uang ratusan dab berlari mengejar Ajeng. “

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 18 Cintai musuhmu

    Bab 18 Cintai musuhmuKeesokan paginya, sebelum ke Joli Flower, Bening mengajak Ajeng bertemu. Muka wanita itu keruh dan tampak lingkaran hitam yang mewarnai wajahnya.“Kakak terima kamu bekerja di Joli Flower dan membayar gaji di muka, sesuai keinginanmu, tapi dengan syarat. Tolong nasehati Mas Ibra supaya dia tidak mengganggu hidup Kakak dan Evan lagi. Satu lagi, tolong bujuk dia untuk segera menyegerakan menerima perceraian. Kakak tidak mau digantung terlalu lama.” Bening mengamati wajah Ajeng yang tegang.Gadis muda di hadapannya kelihatan berpikir. Lama ia terdiam.“Bagaimana, apakah kamu sanggup?” tanya Bening tegas. Ia tahu menerima Ajeng sebagai karyawan seperti buah simalakama. Diterima salah, gak diterima ia khawatir, Ibra makin menekannya.Bening berpikir, Ibra bisa melembut setelah Ajeng bekerja dengannya, dan ia lebih memilih menerima adik iparnya itu sebagai tameng melindungi diri dari keganasan Ibra.“Baik, Kak. Ajeng terima,” jawab Ajeng gugup, meskipun ia tidak tahu b

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 19 Tak seindah impian

    Bab 19 Tak seindah impian“Jeng Sri, ngapain kita ke sini,” ulang Herni cemas.“Kita mau bersenang – senang bersama teman Om Ha. Dia lebih royal dari Om Ha. Nanti Jeng Herni minta apa saja, pasti dikabulkan” Hidung Sri kembang kempis saat mengatakannya. “Jeng Herni suka uang kan? Nanti uangnya bisa ditabung atau buat senang – senang. Biar gak usah minta dan ngemis – ngemis sama anak. Bener kan, Om Ha?”“Iya, Ibu Herni bisa membeli dan membelanjakan uang semaunya tanpa takut.” Pria berkepala lonjong itu melirik Herni yang duduk di belakang dengan tatapan penuh arti.“Iya, tapi kenapa harus ke hotel?” Herni semakin khawatir. Saat Om Ha membuka pintu mobil.“Nanti Jeng Herni tahu. Kita cuma disuruh mengerjakan apa yang mereka mau, dan itu gampang sekali pekerjaannya. Ndak usah banyak tanya, ayo masuk.” Sri menggandeng tangan Herni dan mengajak masuk ke dalam hotel mengikuti Om Ha yang berjalan terlebih dahulu.Herni tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ketika mereka melewati lobi ho

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 20 Rayuan setan

    Bab 20 Rayuan setan Semakin Herni berontak, lelaki itu semakin beringas memuaskan dahaganya. Sedangkan Herni hanya bisa menangis, tanpa berani melawan. Inikah yang disebut Sri ada lelaki yang mau memberinya uang? Inikah yang disebut Sri, pekerjaannya gampang? Wanita itu baru sadar, Sri telah tega menjual dirinya pada lelaki hidung belang. Air mata deras membanjiri pipinya, dan ia merasa dirinya kotor. Ia berlari ke kamar mandi, dan berkali – kali mencuci area intimnya. Sayangnya, perbuatan itu membuat dirinya merasa makin kotor dan bodoh. Herni menyandarkan dirinya ke dinding kamar mandi dengan rasa sesal menggunung. Ketakutan menghantui dirinya. Bagaimana jika anak – anaknya tahu? Saat itu juga dirinya ingin lenyap dari muka bumi. Lelaki itu mengetuk pintu. “Cepatlah, aku mau mandi.” Herni keluar kamar mandi dengan muka lesu dan mata sembab. Dia melewati lelaki itu tanpa bicara lalu memakai pakaiannya. “Uangnya sudah kutaruh di atas kasur, kapan kita bisa bertemu lagi?” teriak

Bab terbaru

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 121 Last episode - Immortality

    Bab 121 Last episode - Immortality “Cukup, Kak, cukup. Stop mentololkan keluarga saya!” Sesabar – sabarnya Bening, hatinya panas mendengar Tita menyebut keluarganya bodoh. Kebencian kakak iparnya itu kian menjadi, setelah tahu Dinda berniat bunuh diri, kemudian memutuskan hengkang dari rumah Tita, dan memilih tinggal bersama kakeknya di Gunung Gajah. Sementara Arum lebih suka tinggal bersama Kama dan Bening. “Kenapa? Ini mulut saya dan saya bebas mengatakan apa yang saya mau. Keluarga kamu memang tolol, dan mau pansos pada keluarga kami. Puas!!” Sorot mata Tita penuh kebencian saat mereka mau ON AIR di salah satu stasiun televisi. Sekonyong – konyong, tangan Tita mengambil gunting dari balik bajunya, dan secepat kilat merobek gaun Bening. Saat Bening belum sepenuhnya sadar, perempuan itu lalu menarik rambut panjang Bening, kemudian dengan bengis memotongnya sangat pendek. “Ya ampun!” teriak beberapa kru yang melihat setengah rambut Bening terlempar lepas ke lantai. Mereka tidak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 120 Morning call

    Bab 120 Morning call“Kak… aku mau menikahi Dinda.”Sontak donat yang ada dalam mulut Bening muncrat keluar. Dia menoleh dan menatap bola mata adiknya tak percaya. “Kejutan apa lagi ini, Lang?” tanyanya kaget.Wanita itu ingat, saat Andini meninggalkan Elang, lelaki itu terpuruk dan berpikir tidak mau menikah lagi. Eh, sekarang tiba – tiba dia bilang mau menikahi keponakan Kama. Hatinya dag – dig – dug. Ketakutan yang selama ia simpan, terjadi juga.Elang duduk dengan santai di kursinya.“Salah satu alasannya adalah Kanaya, dia butuh sosok Ibu. Walaupun aku tahu, Mama dan Kakak sangat sayang kepadanya. Tapi, Kanaya butuh real mom, dan aku pikir Dinda adalah wanita tepat untuk Kanaya. Dia sangat sayang pada Kanaya.”“Apa kamu sudah memberitahu Mama soal ini?” tanya Bening. Donat bedak kesukaannya tak lagi membuatnya bergairah.Elang tersenyun nakal. Sifat isengnya mulai tumbuh. “Justru karena itu, aku bilang sama Kakak, supaya Kakak mau membantuku bilang sama Mama. Please… hanya Kakak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 119 Forgiving

    Bab 119 Forgiving“When a deep injury is done to us, we never recover until we forgive.” – Alan Paton“Aku benci Ibra! Aku muak melihat laki – laki itu!” Bening meremas – remas tangannya. “Tolong jangan pinta aku untuk menemuinya!” Bening benar – benar marah saat Kama tiba – tiba mengajaknya ke rumah sakit untuk menjenguk mantan suaminya itu.Bening masuk ke dalam kamar, dan menenggelamkan mukanya di bantal. Air matanya tumpah teringat dengan semua yang dilakukan Ibra.Kama menarik napas panjang, kemudian duduk di tepi ranjang, sembari mengelus kepala Bening.“Sayang, aku paham dengan kemarahanmu. Tapi Ibra menunggumu, aku tidak tega melihat dia selalu memanggil namamu.”Bening bangun dan duduk di sebelah Ibra. Air matanya meluncur deras. “Hatiku sakit Kama! Ibra sangat jahat kepadaku dan Evan, biarkan saja dia menanggung karmanya!”Kama memeluk dan mengecup kening Bening. “Aku mengerti sayang. Hanya saja, tak ada salahnya memafkan orang yang telah menyakiti hati kita. Ibra sudah mend

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 118 The last wish

    Bab 118 The last wish “Tolong beritahu Kak Bening, Mas Ibra sekarat dan ingin sekali bertemu dengannya.” Intan memegang kedua lengan Atun dengan kuat. Setelah dia menceritakan semua yang terjadi. Atun menggeleng. “Maaf Jeng, aku tak bisa. Aku takut Ibu Bening marah kepadaku. Kamu tahu kan, apa yang telah kakakmu lakukan pada Ibu Bening?” Dia khawatir, permintaan itu akan memporak – porandakan kebahagiaan Bening. Ajeng tidak mau perjalanannya sia - sia. “Aku tahu Mba, kakakku memang brengsek, dia telah menghancurkan hidup Kak Bening, tapi tolong Mba Atun, beritahu Kak Bening, bahwasannya kakakku mau meninggal dengan tenang. Aku tahu, selama ini dia menunggu Kak Bening. Mungkin dia mau meminta maaf sama Kak Bening langsung.” Terburu – buru Ajeng mengambil ponsel yang disembunyikan di dalam kantung celananya bagian dalam. “Kalau tidak percaya, lihatlah, lihatlah video ini.” Ajeng memutar video tentang kakaknya. Atun tercekat melihat kondisi Ibra yang sangat mengenaskan. Timbul rasa

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 117 A sweet kiss

    Bab 117 A sweet kiss“Sial!!” Suara gedoran pintu itu membuyarkan kenikmatan Kama yang hampir mencapai puncak nirvana. Dia menghentikan gerakannya.“Buka dulu sayang, siapa tahu penting,” kata Bening, mengusap peluh di kening Kama yang berada di atasnya.Muka Kama cemberut, kelihatan kesal sekali dengan gangguan yang ditimbulkan pagi itu. “Biarkan saja. Kita lanjutkan saja permainan kita. Tanggung!” Tangannya menarik selimut dan menutupi tubuhnya dan Bening.Laki – laki itu kemudian memagut bibir Bening, mengulumnya dengan lembut, kemudian melakukan gerakan lamban naik – turun tapi dengan intense, seirama dengan alunan instrument piano yang mengalun lembut. “Kama… kama apa kamu ada di dalam? Tolong buka pintunya sebentar. Kakak mau bicara.” Dengan tak sabar, Tita menggedor – gedor pintu kamar Kama.“Ibu Tita, maaf, tolong jangan ganggu Bapak dan Ibu dulu, mereka mungkin masih tidur,” kata Atun. “Ibu silahkan tunggu dan duduk dulu di situ.”“Hey… diam kamu!” bentak Tita kasar. “Saya i

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 116 A slice of life

    Bab 116 A slice of life“Oh my God! Meskipun kamu sudah menjadi istri sah Kama, saya tidak sudi dekat – dekat dengan kamu!” ucap Tita songong, saat Bening menyambangi rumahnya siang itu dengan membawa makanan.Kebencian perempuan itu pada Bening telah membuatnya menjadi perempuan buruk, hingga melupakan etika sebagai tuan rumah, dan membiarkan Bening berdiri dari 10 menit lalu.Telinga Anggi yang mendengarnya turut panas, ekor matanya melirik Bening yang berdiri dengan tegar dan tatapan teduh.“Tidak apa – apa, Kak, saya mengerti. Tujuan saya ke sini, selain untuk menjenguk Kakak, saya mau mengajak Kakak untuk menemui Ibu Irina, pekan ini. Beliau ingin sekali bertemu dengan Kakak ipar saya, sekaligus ingin mengajak Kakak bergabung dalam paguyuban Empowering Woman.” Intonasi suara Bening sangat tenang, dan tampak sangat professional menguasai emosinya. “Email resminya, nanti akan dikirim oleh Meli Sudrajat – sekretaris beliau.”Dagu Tita mendongak, sedang tangannya melipat ke depan dad

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 115 A perfect wedding

    Bab 115 A perfect wedding “Tidak! Tidak! Saya tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini!” Iswati melipat kedua tangannya ke depan. Dia memaksa tersenyum. “Saya paham kalian orang kaya dan bisa melakukan semua yang kalian mau, tapi tidak pada anak saya.” Terlihat jelas Iswati melindungi keluarganya. “Halah sok, paling juga menginginkan pernikahan mewah tujuh hari tujuh malam, supaya bisa disombongin ke media sosial,” celetuk Tita dengan mulut mencibir. “Cukup Ibu Tita, saya mendengar apa yang Anda katakan! Saya memang tidak seberuntung kalian, tapi seujung kuku pun, saya tidak berniat pansos kepada Kama!” balik Bening. Dia menatap tajam mata Tita. Tita kaget dengan keberanian Bening menyanggah perkataannya. Wanita yang dianggapnya lemah itu ternyata pemberani. “Stop! Papa minta tolong jaga sikapmu.” Sapto memperingatkan Tita. Dia kemudian menghadap ke Iswati dan Gatot. “Maaf jika sikap saya menyinggung keluarga Pak Gatot. Masalahnya, menurut pendapat saya, lebih baik menyegerak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 14 Agreement

    Bab 14 Agreement “Sebelum istri saya meninggal, dia telah menyiapkan perhiasan buat istri Kama. Tolong terima ini, sebagai tanda pengikat dari Kama.” Sapto melihat orang tua Bening dengan mata lembut. Asisten Sapto kemudian meletakkan kotak kayu berukir di atas meja, dan membukanya. Kedua mata Gatot dan Iswati terbelalak melihat isi kotak tersebut. Di dalamnya terdapat perhiasan lengkap mulai, cincin hingga kalung bertahtakan berlian. Iswati yang duduk di samping suaminya, menelan ludah yang mendadak kering. Sebagai perempuan tak bisa dipungkiri dia terkesima dengan perhiasan seindah itu. Dalam hati dia menaksir harganya mencapai milyaran. Dia ngeri menbayangkan berapa jumlah kekayaan orang tua Kama, sehingga begitu mudahnya memberikan perhiasan dengan harga fantastic. Sementara Bening, terlihat duduk dengan anggun sambil memangku Evan. Kemilau perhiasan itu sama sekali tidak menggetarkan hatinya. “Maaf, Pak, bukannya saya lancang, tidak menghargai niat baik Bapak Sapto. Tapi,

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 113 Fools

    Bab 113 Fools “Katakan sejujurnya Andini, apa benar Kanaya itu bukan anak kamu dan Elang?” desak Bening saat menemui sahabatnya itu di rumahnya. Ia sengaja datang ke rumah Andini pagi – pagi sekali. Andini yang masih memakai jubah tidurnya, tanpa ragu menuang anggur putih ke dalam kristalnya yang mahal. Kemudian dia duduk di seberang Bening. Mulutnya yang habis di filler menyesap anggur putih itu dengan nikmat. “Iya. Amir meninggalkan aku setelah mengetahui diriku hamil.” Wanita cantik itu membasahi bibir bawahnya. “Saat itu aku panik, aku takut menambah dosa, jika aku menggugurkan Kanaya. Maka, ketika Elang menawarkan pernikahan. Kuanggap itu jalan ninjaku untuk menyelamatkan muka. Dari awal aku berniat meninggalkan Elang setelah Kanaya lahir.” “Lantas, apa kamu bisa menjelaskan tentang Elang yang mengidam itu?” tanya Bening dengan mata berkilat. Ia tahu Elang sempat drop saat awal Andini hamil. “Aku mensugesti Elang, itu saja.” Dengan santai Andini menyesap anggur putihnya, dan

DMCA.com Protection Status