Andreas sedang berdiri, dia terus menunggu kedatangan Riana. Tadi dia sempat mengrim pesan kepada Riana untuk menemuinya ditempat ini yaitu disamping tempat penginapan yang tak jauh dari tempat Riana bersantai tadi. Namun, sudah dua puluh menit menunggu, Riana belum menemuinya. Itu membut Andreas penasaran apakah istrinya itu akan datang atau tidak. Andreas menyenderkan punggungnya didinding sambil melipat kedua tangannya di dada.Riana melihat Andreas dari kejauhan, sejujurnya dia agak sedikit takut bertemu dengan Andreas, makanya dia memperlambat waktunya. “Ada apa kamu nyuruh aku ketemu sama kamu, Mas?” tanya Riana yang sudah berada di depan Andreas.Andreas menegakkan badannya, “Kamu berbohon padaku?” tanya Andreas.Riana mengerutkan keningnya, dia meresa tidak berbohong pada Andreas. “Maksud kamu apa?” tanya Riana, dia sama sekali tidak mengerti.Andreas mendekatkan wajahnya pada Riana, membuat Riana harus mundur beberapa langkah kebelakang sehingga dirinya mempel di dinding, “Ja
Setelah berbicara dengan Andreas, Riana memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamarnya, dia tidak ingin Kirana menyadari kalau dirinya tidak ada di kamar dan mencarinya ke luar.Sesampainya di kamar, Riana melihat Kirana sedang tertidur. Riana menghela nafasnya lega, setidaknya Kirana tidak menyadari dirinya keluar. Kemudian sebelum tidur, Riana pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dulu, karena tadi sore dia tidak membersihkan badannya, sehingga dia merasa badannya sudah sangat lengket dan dia merasakan gerah walaupun kamarnya memakai pendingin ruangan tidak berpengaruh pada badannya yang terasa sangat gerah dan lengket.Setengah jam Riana lakukan untuk membersihkan badannya, dan kini dia sudah siap dengan piyama tidurnya dan segera untuk tidur disamping Kirana. Tanpa Riana sadari, sedari tadi Kirana tidak tertidur, dia hanya membelakangi Riana sehingga dia terlihat tertidur oleh Riana.Dia memikirkan apa yang telah dia lihat tadi dan apa yang sudah dia ketahui tentang hub
Eligo sedang melihat ke semua arah restoran. Restoran ini sama sekali tidak berubah, setahun yang lalu dia pernah ke restoran ini saat berlibur bersama dengan teman-temannya. Restoran ini sangat nyaman dan ditambah dengan pemandangan pantai yang berada di depan mata membuat daya tambah tersendiri untuk restoran ini. Kemudian Eligo melihat kearah Riana, “Lo mau makan apa?” tanya Eligo, namun dia tidak mendapatkan jawaban, karena Riana sedang sibuk mencari sesuatu. “Lo nyari apa sih?” tanya Eligo yang penasaran apa yang sedang dicari oleh Riana.“Eh, itu. Dompet aku kayaknya ketinggalan di kamar deh!” Riana baru ingat kalau dirinya tadi langsung pergi bahkan handphonenya pun tertinggal di kamar.Eligo mengambil buku menu yang ada diatas meja, lalu melihat menu-menu yang ada didalamnya, “Yaudah, lo pake duit gue aja dulu!” jawab Eligo dengan santai.Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Eh, enggak deh. Aku gak enak sama kamu!” tolak Riana, “Lebih baik aku ke kamar dulu deh!” kemudian
Riana turun dari taksi sambil menarik koper yang dia bawa. Riana mengetuk pintu rumah orang tuanya dengan sedikit keras. Riana sangat lelah, liburan yang seharusnya menjadi liburan yang menyenangkan malah menjadi liburan yang paling menyakitkan.Mendengar suara ketukan dari pintu, Ranti yang sedang menonton tv bersama Bram pun langsung membuka pintu. Ranti sangat terkejut ketika melihat Riana datang dengan koper yang besar.“Loh, Riana?” Ranti celingak-celinguk ke belakang Riana. “Sendiri aja? Andreas mana?” namun, melihat wajah Riana yang terlihat sangat lesu membuat Ranti langsung mempersilahkan Riana untuk duduk.Riana pun langsung masuk dan duduk di kursi disusul dengan Ranti yang duduk disampingnya, sedangkan kopernya dia simpan di dekat pintu.“Ri, kenapa kamu datang kesini bawa koper segala?” tanya Bram yang keheranan melihat Riana. Dia mulai memiliki perasaan yang tidak enak tentang anak sematawayangnya ini.Riana langsung membenarkan posisi duduknya yang semula bersender pada
Riana merobek foto pernikahannya dengan Andreas. Ini adalah sebagai bentuk dari kehancuran hatinya ketika melihat Andreas dengan wanita lain diatas ranjang. Perlahan air mata Riana menetes, pikirannya terus saja tertuju pada apa yang dia lihat. Riana berfikir mungkin ini adalah karma karena dia menikah dengan pacar sahabatnya sendiri. Riana tidak pernah berfikir akan sesakit ini, seharusnya dia memaklumi apa yang dia lihat, seharusnya dia sadar diri kalau dirinyalah yang ada diantara kedua orang itu. Riana melihat kearah jam yang sudah menunjukkan waktu setengah sembilan, waktu libur kuliahnya memang tidak lama membuat dirinya harus kembali pergi ke kampus. Beberapa hari yang lalu Andreas sempat ke rumah orang tuanya, namun dia memilih untuk menghindar dan tidak mau mendengarkan ucapan Andreas. Riana pikir orang tuanya pun mulai curiga tentang apa yang telah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya, namun sampai sekarang Riana belum mendengarkan pertanyaan dari kedua orangtuanya, mungk
Riana memejamkan matanya berusaha untuk meredam rasa malu yang sangat besar.“Berusaha menghindar eh?”Tanpa membalikkan badannya pun Riana langsung tau siapa yang berbicara karena dia melihat orang itu dalam cermin, “Mau apa kamu kesini?” tanya Riana tanpa berminat untuk menatap laki-laki itu.Andreas bersender pada pintu toilet sambil melipat kedua tangannya di dada, “Tentu saja untuk menemuimu!”Riana terbelalak, dia sangat kaget Andreas sangat berani untuk menemuinya bahkan di toilet wanita, “Kamu gak malu, kamu dimana sekarang?” tanya Riana.Andreas berdecak geram melihat Riana yang sama sekali tidak mau melihatnya, lalu Andreas mendekat pada Riana dan langsung membalikkan badan Riana. “Kalau lagi ngomong itu liat orangnya! Aku ini suami kamu!” ucap Andreas dengan nada tegasnya.Riana terkekeh, membuat Andreas mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang Riana tertawakan, “Suami?” tanya Riana lalu dia menatap Andreas dengan tajam seolah tidak takut dengan laki-laki yang berada d
Riana sedang duduk di salah satu bangku yang ada di taman kampus, tadinya Kirana mengajaknya untuk pulang bareng bersama dengan Alisa namun dirinya menolak karena ingin langsung pulang ke rumah, karena sudah pasti kalau bersama mereka berdua akan mampir kemana-mana dulu. Riana sedang membuka handpohenya dan memesan ojek online disalah satu aplikasi yang ada didalamnya.“Riana!”Merasa dirinya dipanggil, Riana pun melihat siapa yang memanggilnya itu. “Mamah?” ternyata yang memanggil Riana tadi adalah Mirna ibu Andreas.Mirna berjalan mendekati Riana, “Boleh mamah ikut duduk?” tanya Mirna.Riana langsung menggeser ke samping, “Boleh kok Mah,” Mirna langsung saja duduk disamping Riana. Riana sangat canggung sekali duduk dengan ibu mertuanya itu, karena sudah pasti ibu mertuanya itu mengetahui tentang permasalahan yang terjadi dalam pernikahannya dengan Andreas.“Kamu sendiri aja? Andreas dimana?” tanya Mirna.“Kayaknya sih, Mas Andreas masih ngajar di kelas.” Riana sedikit terheran menga
Andreas langsung melepaskan pelukan Kirana pada tangannya itu, membuat Kirana sedikit terkejut namun dia tetap tersenyum.“Mamah sama papah mertua ada urusan apa kesini?” tanya Kirana.Mirna yang masih sangat bingung dengan situasi seperti ini sampai tidak bisa menjawab pertanyaan dari Kirana, dia hanya bisa diam dan menatap Andreas yang kini mengalihkan padangannya kearah lain. “Kami hanya memeriksa keadaan di kampus ini aja!” jawab Aldi, sesungguhnya dia juga kebingungan sama seperti Mirna, namun melihat Kirana semuanya memperjelas tentang pertanyaan yang pernah dia tanyakan kepada Andreas. Dia sangat yakin kalau saat itu Andreas berbohong kepadanya dan sekarang terbukti Andreas dan Kirana masih memiliki hubungan. Apakah Riana mengetahui hal ini? Aldi sangat berharap Riana tidak mengetahui hal ini, karena pasti akan mempengaruhi hubungan Andreas dan Riana.Andreas menatap Kirana, “Kamu kenapa tiba-tiba datang kesini? Bukannya tadi kamu sudah pulang?” tanya Andreas.Kirana tersenyum