Riana sedang duduk di salah satu bangku yang ada di taman kampus, tadinya Kirana mengajaknya untuk pulang bareng bersama dengan Alisa namun dirinya menolak karena ingin langsung pulang ke rumah, karena sudah pasti kalau bersama mereka berdua akan mampir kemana-mana dulu. Riana sedang membuka handpohenya dan memesan ojek online disalah satu aplikasi yang ada didalamnya.“Riana!”Merasa dirinya dipanggil, Riana pun melihat siapa yang memanggilnya itu. “Mamah?” ternyata yang memanggil Riana tadi adalah Mirna ibu Andreas.Mirna berjalan mendekati Riana, “Boleh mamah ikut duduk?” tanya Mirna.Riana langsung menggeser ke samping, “Boleh kok Mah,” Mirna langsung saja duduk disamping Riana. Riana sangat canggung sekali duduk dengan ibu mertuanya itu, karena sudah pasti ibu mertuanya itu mengetahui tentang permasalahan yang terjadi dalam pernikahannya dengan Andreas.“Kamu sendiri aja? Andreas dimana?” tanya Mirna.“Kayaknya sih, Mas Andreas masih ngajar di kelas.” Riana sedikit terheran menga
Andreas langsung melepaskan pelukan Kirana pada tangannya itu, membuat Kirana sedikit terkejut namun dia tetap tersenyum.“Mamah sama papah mertua ada urusan apa kesini?” tanya Kirana.Mirna yang masih sangat bingung dengan situasi seperti ini sampai tidak bisa menjawab pertanyaan dari Kirana, dia hanya bisa diam dan menatap Andreas yang kini mengalihkan padangannya kearah lain. “Kami hanya memeriksa keadaan di kampus ini aja!” jawab Aldi, sesungguhnya dia juga kebingungan sama seperti Mirna, namun melihat Kirana semuanya memperjelas tentang pertanyaan yang pernah dia tanyakan kepada Andreas. Dia sangat yakin kalau saat itu Andreas berbohong kepadanya dan sekarang terbukti Andreas dan Kirana masih memiliki hubungan. Apakah Riana mengetahui hal ini? Aldi sangat berharap Riana tidak mengetahui hal ini, karena pasti akan mempengaruhi hubungan Andreas dan Riana.Andreas menatap Kirana, “Kamu kenapa tiba-tiba datang kesini? Bukannya tadi kamu sudah pulang?” tanya Andreas.Kirana tersenyum
Riana hampir sampai depan rumah orang tuanya, namun Riana menyipitkan matanya. Dia melihat Eligo yang sedang menyenderkan bahunya pada mobil milik Eligo tepat berada didepan rumah orang tua Riana.Riana menepuk-nepuk pundak tukang ojek yang dia tumpangi, “Mas, berhenti disini!” Riana pun turun tak lupa juga dia memberikan dua lembar uang berwarna ungu kepada tukang ojek, “Makasih yah mas!” ucap Riana lalu mendekat pada Eligo.Melihat Riana yang baru sampai, Eligo langsung tersenyum. “Baru pulang?” tanya Eligo.Riana mengangguk, “Kamu ngapain ada disini?” tanya Riana sambil memasukkan dompet ke dalam tas.“Gue tadi ke rumah temen gue, kebetulan satu arah!” Riana mengangguk, “Lo hari ini ada kesibukan lain gak?” tanya Eligo.Riana berfikir, lalu tak lama kemudian dia menggelengkan kepalanya. “Kayaknya gak ada deh, Go. Kenapa emangnya?” tanya Riana balik.Eligo tersenyum, “Gue mau ngajak lo jalan,” jawab Eligo.Riana mengerutkan keningnya, “Jalan? Kemana?” “Lo gak perlu tau!” Eligo mera
“Mas Andreas? Mau ngapain dia nelepon aku?” pikir Riana. Dengan cepat Riana memasukkan kembali ponselnya itu kedalam tas.“Kenapa gak diangkat?” tanya Eligo.Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Ah, enggak kok!” kemudian Riana mengalihkan pandangannya pada anak kecil yang ada didepan Riana. Tanpa Riana sadari dia tersenyum melihat anak perempuan itu yang sangat lucu sedang bermain bersama kedua orang tuanya.“Lo suka anak-anak yah?” Riana kembali menganggukkan kepalanya, “Iya, mereka sangat menggemaskan. Apalagi kalau terlihat aktif seperti anak itu,” tunjuk Riana pada anak perempuan tadi. Riana kembali mencium bau yang tidak mengenakkan lalu dia menutup hidungnya dan menatap pada Eligo, “Kamu bau Eligo!”Eligo sangat heran, tadi dia mencium badannya sendiri dia tidak mencium bau yang Riana katakan. Bahkan dia masih mencium parfum yang dia pakai tadi pagi, “Lo tuh kenapa sih Ri? Orang wangi dibilang bau, ngaco lo!”Riana sedikit mendorong badan Eligo agar berjauhan dengan dirinya
Pengumuman!!!!!Hallo teman-teman para pembaca novel istri tersembunyi si dosen muda, aku harap kalian tetap setia, terus membaca cerita aku dan tetap menunggu cerita aku update walaupun cerita aku yang jauh dari kata bagus ini masih banyak cerita yang lebih bagus dari cerita milik aku, karena ini adalah pengalaman pertama aku dalam menulis novel. Disini juga aku minta maaf kepada teman-teman semuanya karena aku akhir-akhir ini jarang banget update cerita. Hal itu karena sekarang aku sedang fokus untuk menyusun laporan terakhir aku di kampus yaitu skripsi. Aku harap kalian mengerti dan tetap mau menunggu cerita aku ini, tetapi aku akan berusaha untuk tetap update walaupun satu atau dua kali dalam satu minggu. Makasih teman-teman🙏🙏🙏🙏
Andreas melihat Riana yang kini sudah tertidur lelap ditempat tidurnya, dia membenarkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya itu. Andreas tersenyum samar, bagaimana dia bisa sangat mencintai wanita ini dengan sangat dalam. Andreas mulai mengusap pipi lembut milik Riana, Riana mengeliat sebentar karena merasa terganggu lalu terlelap kembali.Dimata Andreas Riana terlihat lelah, mungkin karena sedari tadi setelah pertengkaran itu Riana pergi ke kamar dan terus menangis, sampai Riana tidak menangis lagi Andreas baru berani masuk ke dalam kamar, ternyata dia melihat istrinya tertidur.Andreas mendekatkan wajahnya pada telinga Riana dan mulai berbisik, “Aku sungguh mencintaimu Riana, tolong maaf kan aku!” Riana mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menatap Andreas, “Kamu sudah bangun? Mau makan apa?”Riana bangun dari tempat tidurnya tanpa menghiraukan Andreas, dia berjalan menuju ruang makan. Dia dia melihat papah dan mamahnya yang sudah berada di kursi makan dengan ma
[Ri, gue hamil anak Andreas,] “Kirana hamil anak mas Andreas?” bisik Riana dengan nada yang perih. Riana langsung menyimpan kembali ponselnya secara asal diatas kasur tidak berniat untuk membalas pesan tersebut, dia menyenderkan badannya lalu memejamkan matanya bersamaan dengan air mata yang kembali mengalir. Riana merasakan pusing yang lebih dari yang tadi dia rasakan, hatinya pun bertambah berkali-kali lipat sakitnya. Riana tidak tau harus mempercayai Kirana atau Andreas. Baru saja Riana ingin berdamai dengan keadaan dan mulai berbicara dengan baik kepada Andreas, namun dia malah mengetahui Kirana hamil anak Andreas.Riana mendengar suara gagang pintu mulai terbuka, Riana langsung mengelap air mata yang ada di pipinya lalu membaringkan tubuhnya kembali. Riana merasakan ada orang yang duduk disamping ranjangnya.“Sayang bangun dulu, kamu harus minum obat!”Riana membuka matanya, dia melihat Andreas yang tersenyum tipis kepadanya dengan nampan yang berisikan segelas air dan obat diat
“Kalau begitu jawab pertanyaan aku.”“Apa?” tanya Andreas penasaran.“Apakah kamu dan Kirana mendapatkan hasil setelah kegiatan kalian diatas ranjang waktu itu?” pertanyaan Riana setika membuat Andreas terdiam dan mengingat perkataan Kirana.Andreas kebingungan harus menjawab seperti apa pada Riana, karena dia sendiri pun masih ragu kalau Kirana benar-benar hamil anaknya, “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Andreas.Riana mengangkat bahunya acuh, “Aku hanya penasaran aja. Jawab pertanyaan aku!” kata Riana. Andreas terdiam beberapa saat yang membuat Riana geram, “Apa susahnya sih jawab pertanyaan aku, sampe harus diem dulu segala. Apa jangan-jangan dugaan aku benar?”Andreas langsung menggelengkan kepalanya, “Tidak sayang! Tidak mungkin Kirana hamil sayang, karena aku sama sekali tidak melakukannya dengan Kirana,” jawab Andreas dengan ragu.Mendengar keraguan dari Andreas membuat Riana memicingkan matanya, “Kamu serius? Kamu gak bohong sama aku?”“Tidak sayang!” Melihat kebohonga
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k