Riana menatap Andreas yang kini menatapnya, lalu Riana tersenyum pada Kirana, “Syukur deh, aku kira kamu beneran sendirian..”“Aku pikir hari ini waktunya untuk aku melepaskan kamu mas!”Kirana berjalan mendekati Andreas dan memeluk tangan kanannya, “Aku tadinya khawatir emang bakalan seperti itu, tapi sekarang..” Kirana menyenderkan kepalanya dibahu Andreas, “Aku seneng Andreas datang dan mau nemenin aku dan aku sangat senang sekali kalau kandungan aku sehat!”Riana tersenyum getir, namun dia merubah ekspresinya kembali. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan dimata Andreas. Sebenarnya Riana bingung mengapa Kirana begitu senang dengan perbuatan haram mereka yang membuahkan hasil, “Kalau gitu, aku pulang dulu yah!” Riana pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari keduanya.Kirana melihat kearah Andreas yang masih menatap kepergian Riana, “Dre, kamu bisa nganter aku pulang kan?” tanya Kirana.Andreas pun menatap Kirana, “Aku hanya bilang mau nemenin kamu periksa kandungan. Aku gak bisa
Tidak ada orang tua yang tidak senang ketika mendengar kalau menantunya hamil, dan dia akan segera mempunyai cucu, “Alhamdulillah, mamah seneng dengernya,” ucap Mirna lalu dia menatap kearah Aldi yang terlihat senyum bahagia, “Yah, akhirnya kita bakalan punya cucu,” ucap Mirna dengan antusias.Aldi mengangguk, “Iya mah, gak lama lagi rumah kita bakalan ada suara bayi,” jawab Aldi, “Kalian udah kasih tau keluarga Riana?” tanya Aldi.Andreas menggelengkan kepalanya, “Belum yah, karena baru tadi Andreas tau kalau Riana hamil. Itu juga tidak sengaja karena tadi Riana pingsan lalu Andreas bawa dia ke rumah sakit!” Mirna kaget mendengar Riana pingsan tadi. Mirna jadi teringat dengan Kirana, lalu dia menatap Andreas, dia teringat ketika saat dirinya ke kampus Riana dan berbicara dengan Andreas lalu Kirana datang. Pada saat itu Mirna langsung menyuruh Andreas untuk menemui kedua orang tuanya meminta penjelasan dari Andreas. Pada akhirnya Andreas menjelaskan semuanya tentang permintaan Riana
Riana kini sedang menatap pantulan dirinya dicermin, dia mengelus-ngelus perutnya yang masih rata.“Kenapa kamu hadir disaat seperti ini?” gumam Riana. “Kalau kamu membesar dalam perutku, bagaimana dengan kuliahku? Bagaimana kalau mereka semua akan tau kalau akulah yang mereka gosipkan.” Lalu tak lama kemudian dia mendapatkan pesan dari Eligo dimana dia akan menunggu di taman yang pada saat itu mereka jadikan sebagai tempat piknik mereka. Riana berjalan keluar dari kamarnya, dia melihat Andreas yang sedang menonton televisi sedangkan kedua mertuanya sudah pulang sejak tadi.“Kamu jadi berangkat?” tanya Andreas yang melihat Riana sudah berpenampilan cantik.“Iya!” jawab Riana singkat.Andreas mendekat pada Riana, “Gak bisa kamu gak pergi?” tanya Andreas. “Kamu sedang hamil muda Riana! Gak baik keluar jam segini!”“Terus kamu pengen aku dapet nilai nol gara-gara gak bisa ikut kerja kelompok?” tanya Riana.“Kan kamu masih bisa izin Riana!”“Sampai kapan aku harus izin? Sampai perut aku m
Mereka berdua pun langsung memasukki mobil milik Eligo. “Tau gini tadi aku langsung aja nyuruh amang ojolnya berhenti disana, kan gak perlu bulak-balik kayak gini,” gerutu Riana.Eligo menggaruk lehernya yang tidak gatal, “Ya… tadinya gue emang mau ngajak lo ke taman kayak waktu itu, cuma pas tadi gue lewat ada pasar malem gue pikir seru juga kalau ajak lo kesana,” jelas Eligo.“Tapi kan..”“Udah deh gak usah bawel, yang penting kan lo kesana tinggal masuk tinggal naikin wahananya aja terus lo makan, lo tenang aja semuanya gratis gue yang nanggung.” Riana memicingkan matanya, “Beneran gratis?” Riana hanya tidak ingin kalau suatu saat nanti Eligo malah meminta bayaran dari dirinya.Eligo yang mendengar ketidak percayaan dari Riana terhadap ucapannya pun langsung tertawa, “Iya hari ini gratis, tapi siap-siap besok gue kirimin nota belanjaan lo,” ujar Eligo.Riana yang mengetahui kalau Eligo sedang bercanda pun langsung ikut tertawa bersamanya, “Sekalian sama yang ditaman waktu itu gak?
[Hallo Na? Ada apa?] Andreas mendengar suara isak tangis Kirana, hal itu sedikit membuat Andreas khawatir. [Kamu kenapa?][Dre, tolong aku! Perutku sakit, please tolong aku!]Andreas sangat kebingungan dia tidak ingin meninggalkan Riana, namun dia juga tidak ingin kalau ada sesuatu yang membahayakan untuk Kirana, mengingat dia hanya bersama ayahnya saja, [Oke oke, kamu tenang dulu temenin sama ayah kamu dulu nanti aku kesana!][Iya!] lalu telepon pun terputus, Andreas menuju kamar kembali dan dia melihat Riana yang sudah tidur terlelap. Walaupun bingung namun dia mau tidak mau harus menemui Kirana, dia berpikir mungkin tidak aka nada apa-apa jika dia meninggalkan Riana. “Maafkan aku! Aku pergi dulu!” lalu Andreas pergi meninggalkan Riana.Riana meneteskan air matanya, dia mengikuti Andreas saat dia menerima telepon dari Kirana, sekarang suaminya akan menemui pacarnya dan meninggalkan Riana sendirian disini.Ini semua memang salahnya, Riana sangat yakin kalau dihati Andreas masih ada n
Andreas menatap Kirana dengan tatapan marah, lalu dia berjalan mendekati Kirana yang ada diatas blankar, “Kamu gila Na!”Kirana tertawa, lalu dia menatap Andreas, “Aku gila?” tanya Kirana lalu dia menggelengkan kepalanya, “Bukan aku yang gila! Tapi kamu yang gila!” tunjuk Kirana, “Kamu gila karena kamu gak ngakuin kalau anak yang aku kandung itu anak kamu!”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bahkan tidak pernah merasa dan menyadari kalau aku pernah menyentuh kamu! Sudah pasti itu bukan anak aku!” ucap Andreas marah.Mendengar Andreas tidak mengakui perbuatannya membuat ayah Kirana marah dan langsung menampar pipi Andreas sehingga membuat Andreas terjatuh ke bawah, “Saya kira kamu adalah orang yang bisa dipercaya,” ayah Kirana menatap Andreas tajam, sedangkan Andreas membersihkan darah yang keluar dari sudut bibir Andreas. “Kamu pikir kamu siapa? Setelah kamu menghamili anak saya lalu kamu pergi meninggalkannya iya?”Andreas pun berdiri, “Saya berani bersumpah kalau saya belum perna
Setelah Andreas pergi Riana, buru-buru mengambil jaketnya dan pergi keluar untuk menunggu Disa datang. Karena jarak rumah Disa ke apartemennya tidak terlalu jauh jadi Riana tidak menunggu Disa terlalu lama. Mendengar suara klakson dari mobil Disa, Riana langsung menghampirinya. “Disa!”Disa membuka kaca mobilnya, dia melihat Riana yang ada didepan pintu sampingnya, “Gila, ngapain lo nyuruh gue keluar, malem-malem gini pula,” gerutu Disa.Riana yang masih berda diluar mobil hanya bisa memutar bola matanya malas, “Udah deh gak usah bawel dulu,” Riana berusaha untuk membuka pintu namun, masih dikunci oleh Disa, “Bukain pintunya dong!”“Jawab dulu pertanyaan gue!”“Iya, nanti aku jawab tapi sekarang buka pintu dulu. Tega amat sih sama sodara sendiri!”Kemudian Disa pun membukakan pintu mobil tersebut. Riana langsung masuk kedalam dan langsung memasang sabuk pengamannya. “Buruan jalan!”“Lo kira gue supir lo apa?” tanya Disa jengkel, “Jawab dulu dong! Jangan bilang hal yang gak penting yah
Melihat Andreas ada didepannya Riana menyuruh Disa untuk pergi dulu dan Disa pun mengerti. “Kamu lagi apa disini sayang?”“Kamu terkejut aku ada disini?” Riana bangkit dari duduknya lalu mendekat pada Andreas yang terkejut melihat dirinya, Riana membersihkan sisa air mata yang ada dipipinya, “Aku hanya mau ngucapin kamu gak perlu repot-repot buat berpikir bagaimana caranya agar bisa terlepas dari aku karena aku sendiri yang akan meninggalkan kamu,” Riana tersenyum dengan hati yang sangat perih. Walaupun sebagian dari dirinya tidak ingin untuk mengatakan hal yang tidak seharusnya dia katakan, namun ini demi kebaikan diri dan hatinya sendiri, terlebih lagi ini untuk Kirana. Riana tidak ingin menyakiti Kirana lagi, “Selamat tinggal mas Andreas, semoga hidup kamu menjadi lebih bahagia bersama Kirana daripada bersamaku!” kemudian Riana meninggalkan Andreas yang masih terdiam. Andreas berusaha untuk mencerna semua ucapan Riana, semuanya terlalu mengejutkan Andreas, dengan cepaat Andreas me
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k