Setelah sampai di depan gedung pencakar langit itu, wajah Grazella terlihat kesal. Dia mengedarkan pandangan, dan menemukan seseorang yang ia cari. Grazella segera menghampiri paruh baya yang sedang duduk di salah satu kursi di sana.
Paruh baya itu sedikit terpesona melihat tampilan menantunya. Sangat berbeda saat ia melihat di mansion.Saat itu Grazella terlihat anggun dan lemah lembut, tetapi melihat penampilannya sekarang, auranya menjadi berani dan swag. Paruh baya tersenyum senang."Mom, kita pindah mall saja, ya? Tidak apa kan?" tanya Grazella. Gadis bersurai pink dan paruh baya itu saling memandang."Kenapa?" jawab Jessie. Gadis itu terlihat kesal. Dia sudah ingin menghabiskan uang kakaknya itu."Bukannya kamu mau balas dendam dengan suamiku Jess?" Gadis itu mengangguk yakin."Maka dari itu, ikuti saranku. Jangan shopping di mall ini. Percuma kamu menghabiskan uang di mall ini, kalau ujungnya Leon juga yang untung," jelaDi mansion mewah itu terlihat sangat kacau, semua barang yang ada di ruang tamu itu sudah berantakan tak berbentuk."Brengs3k! Karenamu saham di perusahaan itu semakin turun! Bahkan semuanya sudah menjual saham mereka, mana janjimu yang akan mengembalikan semuanya,Selena! Dasar j4lang!" seru paruh baya tersebut.Tangan kekarnya melayangkan tamparan pada wajah cantik putrinya. Gadis bernama Selena itu menjerit memohon ampun pada sang ayah. "Ampun, Dad. Aku janji akan membuat Gabriel kembali padaku," sumpah sang gadis."Kalau dengan cara lembut tidak bisa, aku akan melakukannya dengan paksa! Aku akan membuat Gabriel kembali mendukung perusahaan itu, Dad!" seru Selena."Bagaimana caranya! Sekarang saja aku dengar dia sudah punya kekasih baru. Ck. Dimana peranmu sebagai tunangannya Selena! Apa kau hanya di anggap seorang j4lang untuknya!" cecar paruh baya itu."Sial4n! Harusnya dulu aku benar-benar membunuh gadis itu!" se
Sinar pagi sudah menjalankan tugasnya. Terlihat wanita dengan surai panjang coklat sedang tidur dengan nyenyak.Seseorang dengan pakaian maid sudah siap melakukan tugasnya. Dia membersihkan kamar mandi dan merapikan meja rias sang Nyonya. Suara berisik itu membuat Grazella terbangun.Grazella mengusap matanya yang perlahan terbuka. Dia kebingungan melihat maid tersebut, dari belakang dia bukanlah Emma ataupun Bibi Margaret. Karena maid yang di ijinkan masuk hanyalah mereka berdua."K–kamu siapa?" tanya Grazella langsung. Sang empu yang merasa di panggil segera membalikan tubuhnya dan menghampiri Grazella."Anda sudah bangun, Nyonya?" balas Maid tersebut. Mata Grazella membulat sempurna mendengar suara itu."S–Sheryl?" Maid itu mengangguk."Pagi Nyonya. Maaf saya terlambat, tapi perkenankan saya mengucapkan ini,""Selamat atas pernikahan Nyonya dan Tuan. Semoga kalian bisa bersama sampai akhir hayat, dan juga selamat atas kehamilan Nyonya, saya sangat bahagia mendengar semua itu Nyonya.
Sepasang sejoli sedang berjalan di koridor rumah sakit, yang di ikuti oleh beberapa pria berbadan kekar menggunakan pakaian serba hitam. Gabriel dan Grazella berhenti kala melihat Lucas yang sudah menunggu di depan ruangan."Hey, Grazella. Akhirnya kita bisa bertemu lagi," sapa pria dengan jubah putih itu"Halo, Lucas. Bagaimana kabarmu?" jawab Grazella. Dia menjabat tangan Lucas yang sudah menyapanya."Seperti yang kau lihat, sangat baik," balas Lucas dengan tertawa."Sudah, cukup. Dan kamu, Baby. Jangan kecentilan! Dia adalah sepupuku, dan untukmu, Lucas, kita periksa Anakku sekarang!" perintahnya datar. Gabriel mengusap tangan Grazella dengan kasar, dia tidak ikhlas gadisnya di sentuh oleh pria lain. Gadis itu langsung menatap tajam ke arah sang suami."Baiklah, ayo aku antar kalian ke bagian obgyn." Lucas segera mengantar mereka ke salah satu dokter terbaik di rumah sakitnya. Mereka segera menuju ruang dokter obgyn."Ini dokter Chatrine, dia yang akan memeriksa Istrimu," jelas
Grazella menatap datar pada wanita di depannya. Selena yang mendapatkan tatapan itu tersenyum puas."Kamu tau? Bahkan kami pernah s3ks di ruang ganti, karena dia selalu mengingink4n tubuhku," ucapnya bangga. Selena tersenyum lebar.Grazella berusaha untuk tenang, meskipun dadanya sangat sakit mendengar hal itu. Tidak bisa di pungkiri dia sangat marah mengetahui suaminya masih saja bersama wanita lain.Gadis itu tidak tahu, kalau Selena dan Gabriel sudah tidak berhubungan, dan pertunangan itu sudah batal."Ya ... mungkin Suamiku memang b4jingan. Dia banyak melakukan s3ks di luaran sana. But it's ok, dia sudah berjanji hanya tubuhku yang akan dia nikmati, jadi apa yang harus aku takutkan?" jelas Grazella yakin."Sekarang aku Istrinya, dan Nyonya satu satunya di mansion ini. Aku juga diterima baik oleh Keluarganya. Jadi aku tidak perduli Suamiku dengan wanita lain, yang penting statusku sah menjadi Istrinya dan bukan hanya sebagai pemuas naf
Saat Gabriel menghis4p dengan kuat semangka Grazella, dia merasakan sesuatu yang sangat familiar di lidahnya."J–jadi itu semua benar," batinnya dengan wajah penuh kebingungan. Gabriel menatap wajah Grazella yang sudah mendongak ke atas dengan mata tertutup."5hit! Kenapa wajahnya sangat s3ksi!" Batinnya menggeram kesal."Baby, apa benar itu 4si milikmu?" Tubuh Grazella langsung mematung, wajahnya sudah pucat pasi."K–kenapa? Apa kamu jijik?" tanya Grazella. Gadis itu terlihat sedikit kecewa dengan hal itu."No! Aku sangat menyukainya," ungkap Gabriel. Gadis itu hanya diam, dia masih syok kenapa bisa suaminya tahu."Kamu tau dari mana?""Tidak penting, sejak kapan kamu melakukan itu?" Grazella kebingungan dengan pertanyaan sang empu."Menukar itu dengan milikmu?" Grazella menggaruk tengkuknya."Sejak aku berusa kabur," jawab sang gadis. "Mulai sekarang jangan pernah kamu lakukan itu lagi," per
Lima orang pegawai toko sudah mulai menyiapkan berbagai perlengkapan, dua wanita terlihat memasukan pakaian dan sepatu bayi di raknya. Sedangkan tiga laki-laki memasang kelambu dan lampu untuk mempercantik kamar itu.Mereka akan menyulap kamar yang sudah di kosongkan Gabriel menjadi 'Baby room' Grazella dan Sheryl hanya diam memandangi mereka semua yang bekerja.Grazella yang melihat album toko itu seketika berbinar."Apakah ini contoh modelnya?" tanya sang gadis dengan semangat."Iya, Nyonya. Tetapi Anda tenang saja, karena Tuan Gabriel sudah memilihnya," jelas salah satu pegawai itu."Huh?" Grazella sedikit terkejut, pegawai itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya."Anda sangat beruntung Nyonya, sedari pagi Tuan sudah menyuruh toko kami untuk buka, dan hampir 4 jam Tuan Gabriel memilih sendiri design–nya,""Tuan Gabriel tidak ingin membuat Nyonya lelah," sambung pegawai itu."Apa kau sangat menantikan keha
Setelah hampir sepekan Bibi Margaret cuti, akhirnya ia kembali ke mansion sang majikan. Wanita paruh baya itu menyerngitkan dahi melihat gerbang utama terbuka lebar, tidak biasanya.Bibi Margaret segera masuk, dia heran karena tidak melihat para penjaga."Kemana para penjaga?" gumamnya bingung.Sepanjang berjalan menuju mansion sangat sepi tidak ada penjaga seperti biasanya. Saat berada di halaman alangkah terkejutnya wanita itu melihat semua penjaga sudah tergeletak pingsan.Setelah mengingat sesuatu, matanya melotot sempurna."Nyonya!" Paruh baya itu berlari masuk ke mansion.Saat melewati dapur dia di buat melongo melihat para maid sudah pingsan. Dia langsung menuju lift dan mencari Grazella.Paruh baya itu menangis histeris, dia mengambil benda pipihnya dan mendial Jack, tangannya terlihat bergetar. • • •Pria itu menendang meja di depan dengan kerasnya. Seluruh orang yang berada di
Pria dengan wajah panik itu semakin kesal saat melihat jalanan yang macet, di depannya terdapat kecelakaan beruntun."Cepat cari jalan lain, Wil! Aku membayarmu bukan untuk bersantai!" seru Gabriel."Baik, Tuan" Wiliam yang tahu Gabriel sudah kesal pun memilih memutar arah dan mencari rute lain.Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gedung kosong yang sudah sangat usang. Gabriel dengan cepat turun dari mobil itu."Tunggu, Riel! Mungkin mereka menjebakmu! Tunggu anak buahmu," saran Wiliam."Persetan dengan itu! Istriku sedang menunggu!" segahnya.Wiliam mengusap rambutnya kasar, dia terus menghubungi Jack, agar cepat sampai.Gabriel berlari bak kesetanan, langkahnya berhenti melihat mobil yang sangat ia kenali terparkir di sana, matanya sudah berkobar penuh kebencian."Dasar sial4n kau Selena! Akan kubunuh kau!" sumpahnya. Samar-samar dia mendengar tangisan histeris istrinya. Gabriel segera menuju ke