“Kyaaaa ....”
Melisan menjerit melindungi wajahnya. Jeritannya menarik perhatian tamu pesta.
“Kak Aria teganya kamu melakukan ini padaku?!” Dia menangis histeris seolah dia adalah korban sambil menunjuk Aria dengan wajah penuh air mata.
Seluruh wajahnya basah dengan cairan wine.
Tubuh Aria bergetar sambil menggenggam gelas wine yang kosong. Menatap Melissa dingin.
Dari kejauhan sosok Kevin menghampiri Melissa dengan cepat.
“Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?” Dia menarik Melissa menjauh dari Aria dan bertanya cemas.
Melissa seolah melihat penyelamat jiwanya dan memeluk Kevin untuk mengelub.
“Aku tidak tahu apa yang salah dengan Kak Aria, aku hanya ingin mengabari bahwa bayi kita laki-laki, tapi dia tiba-tiba marah dan menyiramku dengan alkohol,” isaknya menangis menyedihkan.
“Aria apa kamu gila,” desis Kevin menatap Aria tajam.
“Melissa hanya me
HueekkAria membungkuk dan muntah di salah satu bilik toilet karyawan.Usai memuntahkan makanan yang dia makan tadi pagi, Aria mengusap wajahnya wajah yang pucat dan berkeringat.Dia merasa sangat lesu.Akhir-akhir ini dia selalu mual dan tidak berselera makan.Saat makan siang di kantin kantor, dia mual mencium bau makanan di kantin.“Namanya Aria Crowen, iya kan?”Aria mendongak mendengar seseorang menyebut namanya.Dia membuka bilik toilet dan mengintip keluar.Terlihat dua orang wanita berpakaian kantor tampak tengah memperbaiki riasan di depan cermin wastafel.“Ya, hanya dari wajahnya saja aku tahu dia wanita yang licik,” cibir salah satu wanita itu tidak menyadari Aria berada di salah satu bilik toilet.Aria mengerutkan keningnya mendengar mereka membicarakannya.Dia menutup bilik toilet pelan dan duduk di atas closet, mendengar percakapan di luar bilik.&ld
Dari celah pintu yang sedikit terbuka, Aria melihat sosok Dario duduk di sofa dan berbicara seorang pria paruh baya yang terlihat mirip dengannya. “Aku tahu Ayah. Jangan khawatir, aku akan menikahi Hanna. Tapi tidak dalam waktu dekat ini,” jawab Dario tanpa ekspresi. “Jangan terus menunda. Pergilah ke Paris dan lamar Hanna. Setidaknya kalian harus bertunangan dulu. Kamu terus membuat gosip dengan wanita tidak jelas dan membuat keluarga Steward tidak senang,” tegur pria paruh baya itu. “Akan aku pikirkan,” balas Dario tanpa komitmen. Aria merasa hatinya hancur mendengar percakapan itu. Dia terhuyung mundur tidak sanggup mendengar percakapan Dario dengan paruh baya yang dipanggil ayah. Saat dia panik memikirkan kemungkinan hamil, Dario bersiap untuk menikah dengan Hanna. Aria tersenyum miris. Air matanya mengalir di pipinya. “Aria, apa kamu ingin menemui Tuan Clark?” Haris menepuk pundaknya dan bertanya. Ari
Mata gadis itu mengerjap perlahan sebelum akhirnya terbuka.Dia menatap ke sekeliling dengan linglung menyadari dirinya berada dalam sebuah ruang sempit dalam keadaan tangan terikat, pun dengan mulutnya yang tutup lakban.Mata Aria membelalak mengingat sebelum pingsan sekelompok pria menculiknya. Aria panik, air mata takut mengalir di pipinya.Dia ingin berteriak namun mulutnya tertutup.Terdengar suara tawa terbahak-bahak. Aria menegang ketakutan dan menoleh ke asal suara itu.Namun dia tidak bisa melihat asal suara itu. Dari suaranya terdengar seperti suara laki-laki.Mangkinkah para penculiknya?Aria diliputi dengan ketakutan dan panik. Menekan rasa takutnya, Aria mencoba tenang agar tidak menarik perhatian mereka.Aria menatap ke sekeliling untuk melihat kondisi sekitarnya.Dia menyadari dia berada di sebuah mobil yang bergerak. Mereka menyekapnya di dalam bagasi mobil.Empat orang pria bersorak dan tert
Aria menjauh dari tangan pria itu dengan ekspresi jijik.“Kumohon lepaskan aku!” pintanya memohon putus asa. Terus meronta dari cengkeraman dua pria di sebelahnya.Bos pria mencibir tidak peduli permohonan Aria.“Kamu seharusnya patuh dan tidak melarikan diri dari mobil. Bawa dia ke hutan. Aku yang pertama mencicipi tubuhnya.”Dia menjilat bibirnya bawahnya dengan ekspresi cabul.“Tidak! Lepaskan aku!” Aria berteriak putus asa.Namun para penculik itu tidak memedulikannya dan tertawa terbahak-bahak membawanya dengan paksa ke hutan samping jalan raya.“Lepaskan aku! Tolong!” teriak ngeri Aria bergema di jalan yang kosong. Dia meronta menolak di tarik ke hutan.Dari kejauhan sebuah mobil marcedez benz merah melaju kencang ke arah mereka sebelum berhenti.“Bos! Ada yang datang!” salah satu pria berseru waspada berhenti di pinggir jalan.Aria menoleh melihat
Aria tersenyum getir mundur dari pintu kantor Dario, sebelum berbalik pergi meninggalkan kantor Dario tergesa-gesa.Tidak heran. Tidak heran dia tidak bisa menghubungi Dario. Di saat dia berjuang untuk menyelamatkan hidupnya, rupanya pria itu bermesraan Hanna.Aria berlari tergesa-gesa di lobi perusahaan tanpa menghiraukan pandangan aneh para karyawan.Air mata mengalir di pipinya. Meski Aria selalu mempersiapkan hatinya untuk menghadapi kemesraan Hanna dan Dario, dia tetap tidak bisa menahan rasa sakit hatinya.Ingatannya memutar ulang perkataan Dario saat mereka tidur bersama di apartemen Hanna.Pria itu tidak pernah mengatakan dia mencintainya, tapi ingin Aria menjadi kekasihnya tidak lain karena dia menginginkan tubuhnya.Dari awal pria itu tidak pernah memiliki perasaan tulus padanya.Dia seorang cassanova, ada banyak wanita yang mengantre bisa bersamanya.Aria berhenti sembari mencengkeram dadanya yang teramat sakit. Dia
Pada akhirnya Aria tidak bisa menolak kemauan Hanna untuk makan malam bersama di apartemen, dengan Dario tentunya.Dia tidak jadi diantar Seth karena pria itu tergesa-gesa memberi kabar tergesa-gesa dia akan kembali ke Meksiko.Di apartemen, Aria harus memasak makan malam untuk menyambut kepulangan Hanna. Hanna sama sekali tidak bisa memasak, jadi dia duduk di ruang tamu bercengkerama dengan Dario.Aria sangat terganggu dan pahit, namun tidak bisa berkata apa-apa untuk menyerukan ketidaknyamanannya atas kemesraan mereka.Pertama karena ini adalah apartemen Hanna, dan Dario adalah kekasihnya.Aria mencoba berlama-lama di dapur, agar tidak terganggu dengan kemesraan Hanna dan Dario.“Kapan makanannya akan selesai.” Hanna masuk ke dapur dan bersandar di kulkas memandang Aria di depan kompor.Aria menoleh dan menjawab kaku, “Sebentar lagi.”Setelah itu dia berkata apa-apa lagi. Dia kembali menund
Aria menatap Dario, ada sedikit harapan di matanya.Namun Dario terdiam cukup lama.Hati Aria di penuhi dengan kecemasan. Melihat Dario tidak segera menjawab, dia sedikit putus asa.Dia mendorong Dario dan berkata dengan lemah.“Aku tahu kamu akan menikah dengan Hanna dan tidak ingin mentolerir anak ini. Aku tidak minta pertanggungjawabmu, tapi aku ingin mempertahan anak ini,” ujarnya lembut mengelus perutnya.Dario terkekeh dingin, “Kamu ingin membiarkan anakku menjadi anak haram?”Aria mendongak menatapnya marah.“Lalu apa yang harus aku lakukan?!” serunya frustrasi dan muram.Dario sendiri juga merasa bingung. Ini terlalu cepat.Dia memang menyukai Aria tapi belum bisa memberinya status apalagi menikahinya.Keluarga Clark dan Steward saat ini merencanakan kerja sama bisnis melalui ikatan pernikahan yang akan tidak bisa dibatalkan.Tidak mungkin dia akan menikahi
Dia ingin menegur Dario tetapi mengurungkannya karena memiliki tamu.Hanna menoleh dan tersenyum melihat Dario sudah datang. Dia segera berdiri dan menghampirinya.“Kamu datang.” Dia tersenyum senang dan menggandeng lengan Dario.Dario menatapnya acuh tak acuh.“Dario kemarilah, sudah lama kakek tidak melihatmu.”Dario mengalihkan pandangannya memandang seorang pria tua yang tampak berusia 80-an tahun, duduk di sofa tunggal tampak seperti kepala keluarga.Kakek Igor, adalah kakek Dario yang sangat dihormatinya.Wajah Dario lembut. Dia berjalan menuju sofa dekat kakek Igor.Hanna segera mengikutinya dan duduk di sebelahnya.“Kakek, bagaimana kabarmu?” Dario bertanya memandang kakek Igor lembut.Di keluarga Clark dia tidak pernah dekat dengan ayah kandungnya.Sejak orang tuanya bercerai dan Kyle membawa wanita lain, Kakek Igor lah yang membesarkannya dan melindunginya di ke
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per