“Benar, Bibi ayo pulang dulu dan beristirahat. Setelah itu baru kita kembali ke rumah sakit dan menjaga Seth,” bujuk James sekali lagi merangkul pundak Mira.Mira tidak bisa berkata apa-apa lagi mendengar ucapan Joseph dan keponakannya.“Baiklah ....” ujarnya lemah menepuk lengan James.James tampak lega. Sambil menopang pundak Mira, dia menuntunnya keluar dari kamar rawat. Evelyn tidak berada di tempat itu karena sedang menjaga si kembar.Sepeninggal James dan Mira, kamar rawat menjadi sunyi.“Saya juga permisi.”Dokter merasa sudah tidak dibutuhkan meninggalkan kamar rawat Seth hingga hanya menyisakan Aria, Dario dan Joseph di kamar rawat.Joseph diam membisu di samping ranjang pasien sambil mengurut lengan putranya. Selama Seth di rawat di rumah sakit, Joseph tidak meninggalkan kamar rawat putranya bahkan mengabaikan perawatan kesehatannya. Dia tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk merawat putranya.Aria tidak tahu bagaimana menghadapi keluarga Garrett maupun Joseph dan Mi
Joseph berdiri menghadap Dario dan Aria dengan penuh amarah.“Kamu masih berani minta restu saat kondisi Seth jadi seperti ini!” serunya menunjuk wajah Dario dengan penuh amarah.“Dengar, jangan harap kamu akan menikahi Aria sebelum putraku bangun!” Dia kemudian mengambil dokumen yang diserahkan Dario dan melemparkan dokumen itu ke wajah Dario.“Keluar dari sini!” lanjutnya membentak sambil menunjuk pintu kamar.Aria terlihat cemas melihat kemarahan Joseph.“Paman maafkan Dario. Dia—““Aku tahu Seth menjadi seperti ini karena kami. Aku sungguh minta maaf,” ujar Dario memotong ucapan Aria. Dia tidak peduli dengan kemarahan Joseph.Dia menatap Joseph dengan ekspresi serius.“Tapi Tuan Joseph, saya tak bisa menunggu. Pernikahan kami tertunda cukup lama. Aku harus memikirkan masa depan anak-anakku jika status mereka belum tidak jelas. Aku ingin membawa Aria dan anak-anakku pulang dan memberikan mereka status keluarga.”“Tolong beri kami restu sesuai perjanjian Anda,” ujar Dario membungkuk
Semua gejolak batin Aria tercetak sangat jelas dalam ekspresi wajahnya yang kemudian disadari Dario.Ekspresi Dario tampak muram. Dia berusaha keras agar Aria tidak pernah menyadari perasaan Seth padanya karena dia tahu Aria akan merasa bersalah. Dia takut perasaannya akan berpaling karena hutang budinya pada Seth.Dario menarik Aria di belakang punggung seolah melindunginya.“Tuan Joseph, kamu tidak bisa memaksa Aria untuk mengikuti—““Diam kamu!” potong Joseph dingin memelototi Dario sebelum mengalihkan pandangannya pada Aria.“Pada saat itu kamu membuat Aria menderita, Seth membawanya ke keluarga kami dan merawat anak-anaknya. Atas hak apa kamu meminta restu untuk menikahi Aria dan membuat putraku terbaring koma di tempat tidur!”Aria tertunduk di belakang punggung Dario. dia merasa sangat bersalah mengingat bagaimana Seth ditusuk belati demi melindungi dirinya.Dario menggenggam tangan Aria sambil menatap Joseph, sama sekali tak merasa gentar melawan pria itu.“Seth memang menyela
“Aria, apa kamu setuju jika pamanmu ingin menikahkan kamu dengan sepupumu!” Aria mengacak rambutnya frustasi. “Ini tidak akan terjadi jika kamu tidak mengungkit masalah meminta restu di depan Paman!” “Tapi Aria, harus berapa lama kita menunggu?!” kata Dario sambil menggertak gigi. “Tidak bisakah kamu menahan semuanya?! Apa kamu tidak melihat situasi keluarga Garrett karena Seth koma! Yang kamu lakukan hanya membuat pamanku marah!” “Aku tahu Aria, tapi ini sudah seminggu! Kita tidak tahu apa pamanmu itu benar-benar setuju memberi kita restu atau mempermainkan kita! Apa kamu tidak berpikir pamanmu bisa saja memanfaatkan Seth melakukan sesuatu untuk memisahkan kita! Dia orang yang licik—” Plak! Aria menampar wajah Dario menghentikan kata-kata pria itu. Dario terdiam. Dia menoleh menatap Aria dengan suram. Sementara Aria menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan kecewa. “Apa ini yang kamu pikirkan tentang pamanku? Dia itu keluargaku dan orang yang sudah merawat si kembar selama tuj
"Aku tahu keluarga Garrett sangat berharga bagimu dan kamu berhutang budi. Tapi Aria pikirkan anak-anak kita. Kakakmu, Melissa meninggal dalam insiden ini.”Aria memejam matanya sambil mendorong dada Dario.“Jangan katakan apa pun, kumohon ....” bisiknya lirih.Dia masih tidak bisa percaya pamannya melakukan hal seperti ini pada Dario untuk memisahkan mereka. Namun ketika dia mengingat bagaimana Melissa meninggal dalam insiden ini, dia tidak bisa menahan perasaan ngerinya jika pamannya sungguh terlibat dalam insiden penculikan Dario.“Aria, tidak bisa tinggal di sini lagi. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan pamanmu lagi untuk memisahkan kita, apalagi memaksamu menikah dengan Seth.” Dario mencoba membujuknya.“Cukup Dario! Aku tidak ingin mendengar apa pun lagi!” Aria mendongak menatap Dario dengan mata memerah sebelum berbalik meninggalkannya.“Aria!” Dario memanggilnya dari belakang namun tak dihiraukan oleh wanita itu.Dia menutup telinganya. Langkah kakinya berubah berlari men
Sehari setelah pertengkaran mereka, Aria tidak bisa dihubungi membuat Dario cemas. Dia terus menghubungi nomor Aria, namun panggilannya tetap tidak diangkat. Dia kemudian mendatangi kediaman Garrett mencari Aria.Dario turun dari mobil dan memandang kediaman Garrett sesaat sebelum kemudian menuju pintu kediaman. Dia menekan bel.Tak lama kemudian seorang pelayan wanita membuka pintu.“Tuan Garret, ada keperluan apa Anda?” Pelayan itu bertanya dengan sopan, sudah tidak asing dengan sosok Dario yang datang ke kediaman Garrett.“Aku mencari Aria, apa dia ada di rumah?” Dario berusaha masuk namun dihentikan oleh pelayan itu.“Maafkan saya karena sudah tidak sopan Tuan. Namun Tuan Joseph sudah berpesan Anda tidak diizinkan lagi masuk ke kediaman keluarga Garrett,” kata pelayan itu mencegah Dario masuk ke dalam rumah.Dario mengerutkan keningnya dengan ekspresi masam. Lagi-lagi pria tua itu suka menghalangi apa pun yang dia lakukan.“Aku hanya mencari calon istriku, apa dia ada di rumah?” u
“Kenapa kamu bertanya padaku. Aku juga tidak melihatnya dari kemarin. Aku pikir dia bersama kamu.”“Kamu sungguh tidak melihat Aria?” James bertanya pada pelayan itu.Pelayan itu menggelengkan kepalanya.“Saya benar-benar tidak melihat Nona Aria dari sejak kemarin, bahkan tidak menelepon ke rumah. Nona dan Tuan muda kecil juga mencari Nona Aria karena tidak memberi kabar dari kemarin.”Kening Dario berkerut mendengar jawaban mereka.“Aria bahkan tidak memberi kabar pada si kembar?”Pelayan itu menganggukkan kepalanya.“Ya Tuan.”“Apa yang sebenarnya terjadi? Jangan bilang giliran Aria yang diculik setelah kamu?” James berkata heran pada Dario.“Omong kosong! Jangan bicara sembarangan!” Dario meliriknya kesal, namun dalam dia khawatir jika Aria diculik setelah insiden yang dialaminya.“Lalu apa yang sebenarnya terjadi?”Dario tidak menjawab pertanyaan James dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Haris.“Papa!”Tetap pada saat itu sosok kecil berlari memeluk kaki Dario.Dario menu
“Papa, Papa, Delin kangen. Delin mau ikut Papa. Delin juga mau ketemu Ibu,” mohon gadis kecil itu menarik kemeja Dario.Bahkan Dixon bersikap cuek pada Dario menatap pria itu juga dengan pandangan penuh harap.Dario terlihat kaku dengan permintaan gadis kecilnya.“Delin ... ibu kamu ....”“Apa yang terjadi pada Aria?” Evelyn tidak mengambil mentah-mentah kebohongan Aria.“Jika Aria bersama kamu dari kemarin, dia tidak akan mengabaikan telepon kami apalagi tidak memberi kabar pada anak-anak,” ujar Evelyn tajam.“Nyonya—““Nenek, Dario juga datang tidak tahu apa yang terjadi pada Aria. Dia datang kemari juga untuk mencari Aria. Katanya juga Aria dari kemarin tidak bisa dihubungi.” Bukan Dario yang berbicara, melain James.Dario menatap James dengan tatapan marah. Tidak bisakah pria itu menutup mulutnya?!“Apa kamu bilang?! Jangan bilang Aria hilang dari kemarin?!” Evelyn terlihat cemas dan marah.Dia kemudian memarahi Dario.“Apa yang terjadi lagi sampai Aria menghilang?! Pasti gara-gar