Dia hendak meninggalkan ruang privat ketika mendengar Aaron berkata di belakangnya.“Nona Regina, aku memberimu saran. Jangan menolak, Dixon tipe orang akan mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Jika memang benar dia memanfaatkan kamu demi mendapatkan Freya, lebih baik kamu menyerah membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Begitu dia selesai, dia akan melepaskanmu dan kamu akan mendapatkan kebebasanmu. Tapi jangan menaruh perasaan pada pria seperti dia jika kamu tidak ingin terluka.”Regina meliriknya dari ujung mata tanpa ekspresi.“Aku mengerti, terima kasih nasehatnya Tuan Aaron,” ujarnya sopan dan melanjutkan langkahnya meninggalkan ruang privat itu.Aaron menatap punggungnya khawatir.“Semoga dia benar-benar mendengarkanku....Regina tidak berani pulang ke rumahnya. Dia menghabiskan waktunya memesan taksi mengantarnya keliling ibu kota. Langit mulai gelap, dan Regina tidak bisa melarikan diri dari nasibnya.Dia merasan lelah. Apakah mengakhiri hidupnya lebih baik darip
“Tuan Smith itu calon suamimu, kamu harus toleran jika tidak ingin merasakan konsekuensinya,” desisnya dingin.Mata Regina berkaca-kaca memegang pipinya yang perih. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari ayah kandungnya sendiri, lalu mengalihkan pandangannya pada ibunya. Georgina menatapnya dengan pandangan menghina dan acuh tak acuh. Mereka jelas melihat Tuan Smith melecehkannya. Sungguh orang tua berhati dingin.Dia terisak memegang pipinya yang terasa perih. Rasa sakit di pipinya tidak sebanding dengan sakit di hatinya.“Hahaha, jangan marah Harion. Calon istriku hanya gugup. Aku akan mengajarinya dengan benar ketika kita sudah menikah,” kata Tuan Smith tertawa tampak menikmati penderitaan Regina.Regina menoleh menatapnya tajam.“Aku tidak akan menikah denganmu,” desisnya dengan suara bergetar.“Regina jangan bicara omong kosong. Kamu akan tetap menikah dengan Tuan Smith!” balas Harion geram. Jika tidak ada tamu di sini, sudah menampar gadis tidak tahu diri itu.Regina menole
Regina cemas membebarkan tentang lamaran Dixon sebelum dia menghubungi pria itu. Namun dia tidak ingin berakhir pada Tuan Smith.Dia mengangkat kepala dengan yakin.“Ya Ayah. Dixon melamarkan dari kemarin dan kami bertemu hari ini dan ....” Regina gugup.“Jika Ayah tidak percaya. Ayah bisa menghubungi Dixon!” Dia menatap Harion tanpa berkedip untuk meyakinkannya.Georgina tertawa mencemooh dan marah.“Bagaimana mungkin Dixon melamar kamu. dia membenci kita dan kamu belum sebulan pulang di Capital bisa membuat koneksi dengan Dixon!”Tuan Smith menanggapi dengan suara mengancam.“Regina, jika kamu berani main-main denganku dan menggunakan Dixon Clark untuk menolak menikah denganku, hati-hati aku akan membuat kamu dan keluargamu menderita akibat menyinggung."Harion cemas dan mencoba menenangkan Tuan Smith.“Tuan Smith tolong jangan marah, aku akan segera mengonfirmasikan ini.” Dia kemudian meraih lengan Regina dan mencengkeramnya dengan kuat.Regina meringis kesakitan.“Berhenti main-ma
Regina tersenyum mengejek mengerti apa yang dipikirkan Georgina. Dia tidak bisa terima Regina mendapat calon suami yang lebih baik dari Freya. Terutama setelah Freya kawin lari dengan pria yang tak dikenal.Harion tidak peduli dengan kekesalan Georgina. Dia mengalihkan pandangannya pada Regina.“Regina, katakan yang sejujurnya. Apa benar Dixon Clark melamar kamu?” desisnya menatap tajam.Regina membuang napas sebelum membalas dengan mantap.“Ya, Dixon ingin aku menjadi istrinya.”“Bagaimana itu bisa terjadi? Aku tidak tahu hubunganmu dengan Dixon sangat dekat,” tanya Harion menyelidik tidak bisa menerima pernyataan Regina begitu saja. Apalagi yang mereka bicarakan adalah Dixon Clark yang bukan sembarangan orang.Regina membuang muka tidak bisa menjawab pertanyaan ayahnya dan tersenyum mengejek pada dirinya sendiri. Tentu orang tuanya akan senang jika mendengar Dixon belum melupakan Freya dan menikahi adiknya sebagai pengganti.Georgina mencibir melihat Regina tidak menjawab.“Mana mun
Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu menginterupsi Dixon yang tengah mengetik di laptopnya. Dia mendongak dari laptop dan memerintah dengan suara datar.“Masuk.”Pintu terbuka dan sosok Sam masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya.“Tuan, ini dokumen yang perlu tanda tangan Anda.”Dixon melirik sejenak sebelum mengalihkan pandangannya ke laptop.“Letakkan di atas meja, nanti akan kutinjau.”“Biak Tuan.” Sam meletakkan berkas di atas meja sebelum berbalik meninggalkan kantor Dixon.“Tunggu sebentar Sam!” panggil Dixon sebelum sekretarisnya pergi.Sam berhenti dan berbalik dengan sopan.“Ya Tuan?”Dixon meninggalkan pekerjaan di laptopnya dan menatap sekretarisnya.“Bagaimana dengan kontrak yang minta aku minta kamu urus?”“Pengacara baru saja mengirim kontrak itu. saya akan mem-print dan mengirim pada Anda.”“Ya, lakukan dan bawa padaku,” perintah acuh tak acuh Dixon kembali ke laptopnya.“Baik Tuan Clark.” Sam membungkuk hormat sebelum berbalik meninggalkan kantor Dixon.Tak la
“Geezzz, kamu menyebalkan." Delin menggertak gigi. Dia kemudian berdiri dan menghampiri meja Dixon dengan langkah cepat.Dixon menatapnya tajam.“Apa yang kamu lakukan—“ Dia tidak menyelesaikan kalimatnya saat Delin tiba-tiba meraih bingkai foto di atas meja kerjanya.“Sudah kuduga, kamu masih belum melupakan Freya.” Delin tersenyum mencemooh menunjuk bingkai foto itu kepada Dixon. Dalam bingkai foto itu terlihat seorang gadis berambut pirang sempurna mengenakan dress biru sederhana tersenyum manis memegang tangkai bunga Tulip menghadap kamera dengan latar belakang padang ilalang. Gadis itu tak lain adalah Freya Hadley, mantan kekasih Dixon. Itu foto yang diambil tiga tahun yang lalu saat mereka berlibur salah satu vila keluarga Clark untuk merayakan anniversary yang ke-3 tahun. Foto itu di ambil sendiri oleh Dixon.“Kamu masih menyimpan foto ini di meja kerjamu setelah apa yang dilakukan Freya padamu?! Dan kamu berniat menikah dengan adiknya, apa maksudnya ini Dixon?” Delin berkata s
“Suruh dia masuk.”Sam mengangguk dan membuka pintu lebih lebar.“Nona Regina, silakan masuk,” ujarnya menatap Regina yang menunggu di luar pintu kantor.Regina menarik napas dalam-dalam menenangkan dirinya dan berjalan masuk ke dalam kantor di Dixon. Sam menutup pintu di belakangnya setelah dia masuk.Regina sesaat memandang ke sekeliling kantor sebelum tatapannya jatuh pada meja kerja elegan yang agak besar membelakangi jendela besar. Jantungnya berdegup, tatapannya tertuju pada pria yang duduk di balik meja kerja tengah mengamatinya.Sudut bibir Dixon terangkat menatap Regina dari atas ke bawah.“Nona Hadley, apa yang membuat datang?” Dia berdiri sambil memperbaiki jasnya sebelum meninggalkan meja kerjanya.Regina membuang napas untuk meredakan kegugupannya.“Tuan Clark selamat siang,” sapanya dengan suara pelan.Dixon berhenti di depannya dan menatapnya dari atas ke bawah. Dia memasukkan tangannya di saku celananya mengamati Regina. wajah gadis itu selalu mengingatkannya pada Frey
Regina mengepalkan tangannya yang di atas paha untuk meredakan kegugupannya.“Aku sudah memikirkan dan akan menerima tawaranmu untuk menikah.”Dixon terdiam sesaat sebelum kemudian tersenyum miring.“Apa kamu yakin sudah memikirkan keputusanmu dan tidak akan berubah pikiran?”Regina tersenyum masam dalam hati. Dia sudah berada di ujung tanduk nasibnya, pilihan apa yang dia punya selain menerima tawaran pernikahan yang disodorkan pria angkuh di depannya.“Tidak, aku tidak akan berubah pikiran Tuan Clark.”Dixon mengangguk kepalanya mengerti dan kemudian meraih telepon di atas meja untuk menelepon seseorang.“Halo selamat siang Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”“Sam, masuklah ke kantorku dan antarkan kontrak pernikahan.” Setelah memberi perintah, Dixon menutup telepon.Regina sedikit tegang, tangannya meremas tali tasnya.Tak lama kemudian seorang pria tinggi yang merupakan sekretaris Dixon masuk ke dalam kantor dan menghampiri Dixon dengan sebuah map biru di tangannya.“Tuan ini kontrak