Dia mau tak mau memikirkan ucapan Clara.
Dario tentu akan memperlakukan anaknya dengan baik. Tapi bagaimana dengan Hanna?
Meski dia adalah teman baiknya, Aria tidak yakin dengan perasaan Hanna akan tulus merawat anak-anaknya. Jika suatu saat Hanna mengetahui perselingkuhannya dengan Dario, apakah dia akan merawat anak-anaknya?
Aria tidak ingin bertaruh dengan hidup anak-anaknya.
Dia sudah merasakan sendiri bagaimana kejamnya memiliki ibu tiri.
Telepon Aria berdering, dia menunduk melihat nama Dario di layar ponselnya.
Dengan perasaan berat dia menjawab panggilannya dan meninggalkan kamar mandi.
...
“Apa yang membuatmu lama di kamar mandi?” Dario menunggunya di lobi restoran.
Aria berhenti di depannya dan tidak menjawab.
Dario mengerutkan keningnya melihatnya tidak berbicara.
“Apa sesuatu terjadi di kamar mandi?”
Aria menggelengkan kepalanya.
“Tidak ada, aku
Setelah mendapat kabar kematian Alisha, Dario tidak pulang ke vila seperti yang dia katakan pada Aria.Aria menunggu, tapi Dario tidak menampakkan dirinya di vila hampir selama tiga hari.Aria merasa cemas.Dia tidak mendengar kabar pria itu lagi sejak malam itu, tapi dia tidak berani pergi ke pemakaman Alisha, ibu kandung Dario.Dia hanya bisa menonton di berita tentang kematian dan pemakaman Alisha.Namun media dan televisi tidak menampilkan acara pemakaman ibu Dario Clark yang merupakan seorang pengusaha muda yang sukses di Capital.Acara pemakaman Alisha dilakukan tertutup dan hanya dihadiri keluarga dan kerabat. Wartawan hanya bisa meliputi beritanya di luar gerbang pemakaman yang dijaga ketat bahkan tidak bisa menangkap sosok Dario untuk wawancara.Aria menghela napas dan mematikan televisi.Dia menundukkan kepalanya sambil mengelus perutnya lembut. Hatinya menggantung selama beberapa hari ini karena mengkhawatirkan
"Setelah kematian Nyonya Alisha, dia hanya punya kakek Igor. Sayang Kakek Igor sudah tua dan sakit, aku berharap Tuan Muda bisa melewati waktu ini.”Aria menundukkan kepalanya memandang jari-jari tangannya, ekspresinya tampak rumit.Haruskan dia merasa kasihan pada Dario?Pria itu sudah memaksanya menyerahkan anaknya dan menggunakan nyawa Ramus untuk mengendalikannya.“Nona, jangan cemaskan Tuan Muda. Tuan Muda pasti akan baik-baik saja,” kata Bibi Molly menarik Aria dari lamunannya.“Aku tidak mencemaskannya,” bantah Aria kaku.Dia tidak mencemaskan Dario, tapi anak di perutnya membuatnya harus memikirkan pria itu.Bibi Molly hanya menanggapinya dengan senyum.“Nona, makanan akan dingin. Ayo makan dulu.”Aria tidak menolak lagi dan mengangguk pada Bibi Molly. Dia melemparkan pikirannya tentang Dario dan mengikuti Bibi Molly ke dapur untuk makan malam....Dario mel
“Tak perlu diselidiki pun aku tahu ini perbuatan perempuan jalang itu,” desisnya mengumpat menyebut Clara jalang untuk pertama kalinya.“Dia ingin mengalihkan perhatianku agar menunda menyelidiki kasus penggelapan dana yang dilakukan Albert. Tapi dia salah.”“ Berani menggunakan nyawa ibuku, aku akan membuatnya membayar ini sepuluh kali lipat,” desis Dario dingin dengan mata memerah.Orang yang paling membenci Alisha adalah Clara hingga dia tidak sabar ingin menyingkirnya dari dunia.Pertama meski pun sudah diceraikan, Alisha memiliki putra seperti Dario. Jika Dario menjadi pewaris keluarga, Alisha akan menginjak Clara dan putranya untuk balas dendam.Kedua, selain mengalihkan perhatian Dario dari penyelidikan kasus penggelapan dana yang dilakukan Albert, Clara ingin membuat hubungan Dario dengan keluarga pihak ibu menjadi renggang karena Alisha yang menghubungkan mereka, hingga dia tidak memiliki cukup dukungan
Hanna mendengus,. “Sekarang usia kandungan Aria sudah bulan, apa ingin terus menunda sampai dia melahirkan? Apa yang harus jelaskan pada keluargaku tentang seorang anak yang tidak jelas muncul sebelum pernikahanku? Apa kamu ingin membuatku dipermalukan di depan keluargaku?” ujarnya dingin. “Hanna, aku sedang tidak bicara saat ini. Kita akan mendiskusi ini besok.” Hana berpindah ke depan dan menyilangkan tangannya di depan dada. “Aku tidak bisa menunggu lagi. Ini kesempatan terakhirku untuk menerima anak Aria sebagai anak sah. Jika kamu ingin membatalkan pernikahan dan menikahi orang lain. Tidak ada seorang pun yang akan menerima anak haram menjadi anak sah.” Hanna tersenyum dingin sebelum berbalik meninggalkan Dario dan membanting pintu. Dario mendesah muram. Meski dia tidak menganggap penting Hanna, ucapan Hanna ada benarnya. Bahkan jika dia menikahi gadis dari keluarga lain, tidak ada bisa menerima anak haram dijadikan anak sah.
Peringatan ranting dewasa full😄😁 jangan baca saat puasa, oke? Batal puasa tanggung sendiri🤣🤣....“Aku hanya merindukanmu,” bisik Dario.Aria merengut cemberut dan menarik tangan Dario dari balik gaun tidurnya. Dia ingin turun dari pangkuan Dario, tapi pria itu tidak mengizinkannya dan menahan Aria tetap di pangkuannya.“Dario, lepaskan,” desis Aria dengan suara dingin.“Ssssttt, tidak bisakah kamu bersikap lembut hari ini padaku.” Dario memeluk tubuh Aria dan mendesah menyandarkan kepalanya di pundaknya sambil memejamkan matanya.Suara Dario terdengar lelah, dia tidak sedingin dan mendominasi seperti biasa. Aria samar-samar mencium alkohol dari mulutnya. Meski mabuk, Dario tidak berbuat lebih jauh selain memeluknya.Aria melirik wajah Dario dan melihatnya memejam mata. Gurat lelah terlihat di antara alisnya.Aria tidak meronta atau memaksa turun lagi. Dia membiarkan Dario b
“Kamu dan anak-anak kita ... aku tidak ingin kehilangan kalian.” Lalu mencium bibir Aria dengan intens tanpa melepaskannya.Aria memejamkan matanya membiarkan Dario mencium bibirnya. Tangannya mengelus rambut pria lembut seolah menenangkannya.Entah karena suasana yang mendukung, Aria merasa sepercik rasa kasihan di hatinya. Meski di luar terlihat baik-baik saja, Dario pasti sangat terpukul setelah kehilangan ibunya. dia tidak mendorong Dario dan membalas ciumannya.Dario melumat bibir Aria panas dan menarik turun gaun tidurnya.Aria bergidik merasakan sensasi dingin dari suhu AC menyapu dadanya terbuka.Tangan Dario mengelus paha gadis itu sensual. Bibirnya turun mencumbu leher jenjangnya dan semakin turun ke area dada Aria yang terbuka.“Enggh ....” Aria tidak bisa menahan erangannya keluar saat pria itu mencumbu puncak dadanya yang sensitif. Napasnya terengah, sensasi menggelitik menjalar di sekujur tubuhnya.
Dario menggunakan beberapa posisi dan berpindah dari sofa, meja kerja dan kamar mereka.Aria ambruk di atas kasur ketika perutnya terisi untuk ke sekian kalinya. Dia berbaring terlentang di atas kasur kamar mereka. Napasnya terengah-engah sama seperti pria atas tubuhnya menikmati sisa-sia pelepasan.Dario menahan beban berat tubuhnya agar tidak menimpa Aria. Setelah beberapa saat dia menarik keluar miliknya dari tubuh Aria dan berbaring di sebelahnya.Dia masih belum puas, namun menahan dirinya karena tidak ingin menyakiti Aria dan bayi di perutnya karena seks berlebihan.Dario menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka, lalu menarik tubuh Aria ke pelukan posesifnya dan menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam.Aria masih setengah sadar dan mengatur napasnya. Setelah beberapa saat pikirannya menjadi jernih. Pandangannya menjadi kosong, dia tidak tahu harus berkata seperti apa.“Apa yang kamu pikirkan? Tidur.” Dario berbisik me
Aria bangun agak terlambat.Dia mengerjap membuka matanya dan melirik di atas meja nakas yang menunjukkan pukul sembilan pagi.Dia bangun sambil merenggangkan tubuhnya. Dia terdiam sejenak mengumpulkan sisa kesadarannya dari buaian mimpi.Aria tanpa sadar melirik ke samping dan tidak menemukan keberadaan Dario.Aria mengingat percakapannya semalam dengan Dario. Perasaan agak aneh. Dia mengusap wajahnya sambil menghela napas muram.Tok, tok, tok.“Nona Aria, apa kamu sudah bangun?” Suara Bibi Molly terdengar dari luar pintu kamar.Aria buru-buru mengumpulkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Panik Bibi Molly masuk dan melihat kondisinya.“Ya, Bi!”“Nona cepatlah bangun dan sarapan.”Bibi Molly tidak masuk seperti yang dipikirkan Aria. Aria menghela napas.“Oke, aku akan segera turun,” seru Aria.Bibi Molly tidak berkata lagi dan meninggalkan kamar i