“Kenapa kamu tidak bilang akan pergi ke Paris,” ujar Aria mengaduk-aduk susu cokelat di meja makan dengan ponsel di telinganya, berbicara dengan Hanna.
“Maaf ya, Pamanku mendesakku ke Paris karena ada masalah keluarga. Maaf ya sudah ninggalin kamu, padahal kamu lagi sakit.” Hanna merasa bersalah karena meninggalkan Aria yang demam tinggi saat itu dan pergi terburu-buru ke Paris setelah ditelepon pamannya.
Sekarang sudah dua hari dia baru menghubungi Aria.
“Tidak apa-apa, itu bukan salahmu. Masalah keluargamu lebih mendesak,” desah Aria lesu.
“Suaramu terdengar lesu, kamu masih sakit?”
“Ya, agak sedikit mendingan.”
“Benar-benar maaf ya. Jika masalah keluargaku di Paris tidak mendesak, aku tidak akan ninggalin kamu saat itu,” ujar Hanna masih merasa bersalah.
Aria tersenyum pahit. Dia yang seharusnya minta maaf karena sudah tidur dengan pacarnya saat Hanna pergi.
Tidak mudah mendapat pekerjaan dengan gaji besar yang ditawar Dario Clark. Apalagi jika dia berhenti, Aria harus membayar uang muka gaji yang sudah diterima. Itu bukan jumlah yang kecil.Aria menghela napas lesu berdiri dari kursinya dan kembali ke kamarnya. Dia masih merasa sedikit pusing.....Keesokan paginya. Aria berangkat ke perusahaan pagi-pagi. Dia berdiri di depan pintu masuk perusahaan sambil mengintip ke lobi memandang gugup karyawan yang berlalu lalang.Orang-orang di perusahaan sudah mengenalnya sebagai sekretaris Dario.Apa yang dipikirkan mereka jika dia kembali lagi ke perusahaan setelah berhenti kerja. Mereka selalu mencari-cari gosip di seputar kantor CEO.Jika ada berita tentang Aria berhenti kerja, mereka pasti sudah dengar.Namun tidak ada karyawan yang memperhatikannya. Aria menarik napas dalam-dalam gugup sebelum berjalan masuk ke perusahaan.Saat dia melewati meja resepsionis, wanita yang berjaga di meja
“Jangan, aku baik-baik saja ko—“ Aria ingin menolak. Namun sebuah suara dingin menginterupsi mereka. “Tampaknya kalian punya banyak waktu luang.” Haris dan Aria dengan cepat menoleh melihat Dario keluar dari kantornya. Mata gelap Dario menatap tangan Haris di kepala Aria dengan tatapan berbahaya. Aria sontak berdiri dan membungkuk hormat di depan Dario gugup. Tangan Haris di kepalanya terlepas saat dia berdiri. “Selamat malam Tuan Clark. Apa ada yang perlu saya bantu.” Dario meliriknya, sorot matanya acuh tak acuh. Namun sorot matanya masih menyimpan kemarahan yang tidak bisa dijelaskan. “Tuan Clark, apa Anda sudah mau pulang?” Haris menghadap Dario dengan hormat melihatnya mengenakan mantel. “Apa saya perlu saya siapkan mobil untuk mengantar Anda?” “Tidak, aku masih pertemuan dengan Tuan Albert. Siapkan mobil untuk menuju ke Moon Club.” “Baik Tuan, tunggu saya membereskan meja say—“
Aria langsung mendongak menatap heran.“Aku tidak berani melakukan itu. Wanita itu yang memberikan nomor kontaknya padaku, bukan aku yang meminta,” jawabnya sambil menundukkan kepalanya. Keningnya berkerut.Jika dia sampai mengirim seorang wanita ke tempat tidur Dario, Hanna pasti akan membunuhnya. Mengapa dia harus mencari masalah.Dario mendengus, tidak mengatakan apa-apa. Dia menyilangkan tangannya di depan dada tanpa mengucapkan sepatah kata pun sampai mereka tiba di lantai tujuan.Dario keluar dari lift diikuti Aria dengan kikuk di belakangnya. Tak lama kemudian mereka berhenti di salah satu kamar VIIP.Ruangan VIIP itu sangat luas dan mewah. Pencahayaan lampu di ruangan itu agak remang-remang.Saat Aria memasuki ruangan itu, dia melihat sudah ada beberapa pria di dalam ruangan baik tua dan muda dengan ditemani banyak wanita cantik dan seksi.Di lihat dari pakaian mewah mereka, Aria menebak mereka rekan bisnis Dario d
“Jadi di mana Tuan Albert? Dia masih belum datang?” Dario bertanya belum melihat sosok Tuan Albert di antara para tamu VIIP. Dia sangat tidak senang Tuan Albert datang terlambat. Sayang Tuan Albert adalah pamannya, adik dari ibunya hingga dia bisa berbuat apa-apa pada Tuan Albert. Pada saat yang sama pintu kamar VIIP dibuka dan sosok pria paruh baya berperut buncit masuk dengan dikuti asisten pribadinya. “Halo, maaf aku terlambat.” Pria paruh baya itu menyengir lebar dengan ekspresi sembrono di wajah bulat dan berminyak. Tuan Albert berjalan masuk dan duduk di sofa seberang Dario dengan ekspresi santai, tidak peduli dengan tatapan kesal rekannya yang lain. Dia dengan cepat memerintah wanita lain yang untuk melayaninya dan menuangkan minuman. Dua wanita bertubuh montok dan seksi mengapit tubuh gemuk Tuan Albert dengan genit. Sementara wanita lain menuangkan minuman melayaninya minum. Tuan Albert memeluk dua wanita di sis
Kevin mencium Aria dengan ciuman mendominasi dan penuh perasaan.Dulu di masa lalu saat mereka masih menjadi kekasih. Kevin sudah pernah menciumnya berkali-kali.Aria selalu menikmati saat-saat ketika mereka berciuman. Namun sekarang berbeda. dia tidak menikmati ciuman Kevin.Ciumannya terasa menjijikkan di bibirnya membuatnya sangat tidak nyaman. Sangat berbeda saat Dario menciumnya.Aria memejamkan matanya dan memejamkan matanya mengusir bayangan pria itu.Ketika dia membuka matanya, yang di depan matanya bukanlah Dario, melainkan Kevin. Aria sekarang tidak memiliki perasaan apa pun pada pria itu hingga dia tidak bisa menerima ciumannya.Dia meletakkan tangannya di dada Kevin dan mendorongnya dengan paksa.“Ke ... Kevin ... lepaskan—!”Namun tenaga pria itu sangat kuat, dia bahkan tidak bisa mendorongnya.Dia menangkap tangan Aria dan menekan ke dinding dengan keras membuat gadis itu meringis kesakita
“Aria!”Mata Dario melebar melihat Aria memejamkan matanya dengan wajah pucat.Dario menyandarkan tubuhnya ke pelukannya.“Aria, apa yang terjadi padamu? Hey bangun, jangan membuatku khawatir.” Dia menepuk pipi gadis itu pelan.Namun saat dia tangannya menyentuh pipinya, Dario merasakan wajahnya sangat panas.Dia demam tinggi lagi!“Dasar bodoh, mengapa memaksa diri bekerja jika masih demam ” gumamnya menghela napas.Dario segera menggendong Aria dengan gaya bride style dan membawanya keluar dari klub dengan cemas. Dia tidak peduli dengan Kevin yang terbaring tidak sadarkan diri di lantai.Dia tidak peduli dengan pertemuan bisnis yang baru setengah jalan dan membawa Aria cemas ke rumah sakit........Mata gadis itu mengerjap, sebelum membukan matanya perlahan“Ugh ...” Dia melenguh sambil mengusap kepalanya yang terasa berat.Dia melirik ke sekeliling d
Aria kembali bekerja seperti biasa. Selama beberapa waktu ini Dario memperlakukannya seperti karyawan biasa dengan sikap profesional.Tidak ada yang membicarakan kejadian di klub di pesta membuat Aria bernapas lega.Dia bisa menjalani pekerjaan magangnya seperti biasa tanpa kekhawatiran. Dia fokus bekerja dan mendapat gaji besar untuk biaya kuliah dan biaya rumah sakit Ramus.Memikirkan satu bulan sudah lewat dan hari ini merupakan hari dia akan menerima gaji pertamanya. Aria tidak bisa menahan senyum.“Tampaknya kamu dalam suasana hati baik akhir-akhir ini. Kamu terus tersenyum sepanjang pagi.” Ramus berkomentar masuk kantor dengan cangkir kopi di tangannya.Dia duduk di mejanya melihat Aria tersenyum sendiri di depan komentar.Aria menoleh sambil meraba wajahnya.“Apa mukaku terlihat jelas?” Dia cengengesan bertanya pada Haris.Haris menganggukkan kepalanya.“Apa ada acara bahagia yang mem
“Apa kamu tahu toko apa ini? Siapa yang menyuruhmu berdiri di sini? Cepat pergi dan mengemis di tempat lain.” Claudia mencibir dengan penuh penghinaan memandang penampilan Aria. Aria menatapnya datar. Dia sudah sering mendapat penghinaan dan sudah terbiasa dengan itu. Namun belum bertemu dengan gadis paling arogan di depannya. Apa penampilannya terlihat seperti pengemis? Pikir Aria tersinggung. Mata Aria menyipit menatap wajah gadis itu dengan pandangan ragu, dia samar-samar pernah melihat wajahnya di suatu tempat. Bukankah dia model papan atas yang sering muncul di papan baliho di pusat kota? Claudia Tanner? Aria diyakinkan ketika gadis itu berbicara dengan asisten di belakangnya. “Panggil satpam untuk mengusir gembel ini.” Claudia memandang Aria dengan ekspresi berkerut jijik. Dia tidak khawatir dengan image-nya sebagai model papan atas karena toko ini berada di kawasan elite, tidak sembarang orang bisa masuk ke kawas
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per