Dia sangat menggemaskan. Senyum tiba-tiba menghilang melihat seorang pria dewasa menggendongnya. Tatapan berubah mematikan melihat pria itu hendak mencium gadis kecilnya. Dia melangkah mendekati mereka dengan cepat. Resepsionis wanita mulai kehilangan kesabaran dengan kekeraskepalaan gadis kecil itu. “Nona kecil ....” “Apa yang terjadi di sini?” Tiga kepala menoleh menatap ke arahnya. Raut wajah resepsionis berubah hormat ketika memberi salam. “Tuan Clark, selamat siang.” Dario tidak memedulikannya. Tatapan sangat mematikan menatap pria yang masih menggendong putrinya. Pria itu menyeringai menatap Dario. “Yo~~ Dario, apa kabar?” “Allen, apa yang kamu lakukan di sini?” balas Dario dengan suara sedingin es memelototi tangan Allen yang menggendong putrinya dengan tatapan maut. Sebelum Allen membalasnya, gadis kecil di gendongnya berteriak gembira. “Paman tampan!” serunya memaksa turun dari gendongan Allen. Allen terpaksa menurunkannya dari gendongnya. Delin segera berlari da
Delin memiringkan kepalanya dengan ekspresi polos menatap Dario.“Mengapa Delin harus minta Ibu bersama Papa? Papa kan suami Ibu, masa tidak tinggal bersama? Apa Ibu mencampakkan Papa?”Pufftt!Allen tersedak ludahnya sendiri, hampir tercekik sebelum tertawa terbahak-bahak menepuk-nepuk pundak Dario yang berlutut di depan gadis kecil itu.“Hahaha benar, benar, benar! Dario mengapa kamu tidak tinggal bersama istrimu? Omong-omong siapa istrimu? Aku tidak pernah mendengarmu sudah menikah apalagi memiliki anak seusia gadis kecil ini.” Dia terkekeh geli menatap Dario menggoda.Dario tidak menghiraukannya. Otak geniusnya mendadak blank mendapat serangan pertanyaan putrinya.“Papa, mengapa kamu tidak tinggal bersama ibu?” Delin bertanya dengan ingin tahu menarik-narik lengan kemeja Dario untuk perhatian pria itu.Dario berkedip menatap ke sana kemari mencari alasan untuk menjawab pertanyaan putrinya. Dia bahkan menatap Haris untuk membantunya menjawab pertanyaan Delin.Namun Haris langsung m
Allen mati-matian menggigit bibir bawahnya menahan dirinya agar tidak tertawa terbahak-bahak melihat Dario seorang pengusaha sukses dan brilian dimarahi oleh seorang gadis kecil.Dario terbata-bata tidak tahu bagaimana menangani temperamen putrinya. Dia tidak hanya terlihat manis, polos dan imut, tetapi juga pintar dan temperamennya berapi-api langsung memarahi Dario.Menjadi pintar juga tidak terlalu bagus. Pantas Dixon memusuhinya di pertemuan mereka tempo hari.“Delin bukan seperti itu, Papa dan Ibu ....”Dario butuh waktu lama untuk membujuk dan menenangkan putrinya di lobi perusahaannya.Hal itu menarik perhatian beberapa karyawannya di hotel melihat seorang pria dewasa yang merupakan bos besar Clark Corporation berlutut di depan seorang gadis kecil yang merajuk dan menenangkannya tampak siap menjadi budak putrinya.“Delin, Papa minta maaf. Papa tidak meninggalkan Delin, Dixon dan Ibu. Tapi ibumu yang pergi meninggalkan Papa.” Dario menjelaskan dengan memasang ekspresi sedih yang
“Jadi siapa ibunya?” Allen duduk di sebelah Dario di sebuah bangku taman sambil mengawasi Delin bermain seluncuran di taman anak-anak.Dia menyodorkan sekaleng soft drink pada pria itu sambil menatapnya dengan rasa ingin tahu dingin.Dario tidak menyembunyikannya dari teman karib tentang hubungannya dengan Aria.“Apa kamu ingat sekretarisku tujuh tahun yang lalu?”“Sekretaris yang mana? Kamu punya banyak dan berganti-ganti sekretaris waktu itu.”Dario menatapnya sebal.“Aria Crowen, putri dari keluarga Crowen. Tujuh tahun yang lalu aku sudah mengumumkan pernikahanku di depan masyarakat kelas atas, kamu ingat?”“Oh gadis itu. Aku ingat dan sampai sekarang pernikahan kalian tidak pernah terlaksanakan, dia masih berstatus calon istrimu?”Dario mengangguk.“Dan wanita itu hamil dan meninggalkanmu saat itu? Sekarang dia kembali membawa anak-anaknya?”Dario mengangguk sekali lagi.Allen bertepuk tangannya dengan ekspresi heran dan geli.“Sungguh luar biasa, kehidupan lebih drama dibandingka
“Di mana kamu menyembunyikan putriku—!” tinju Aria menghantam dada Dario marah.Dario mengerutkan keningnya dan menangkap tangannya sebelum dia memukulnya sekali lagi.“Mengapa kamu bertanya tentang Delin padaku? Bukankah dia bersamamu?” balasnya sarkastis sebelum memarahinya.“Delin lepas dari pengawasanmu dan hilang, apa hanya sebatas ini perawatanmu pada putri kita? Membiarkannya berkeliaran sendirian dan lepas dari pengawasan orang dewasa. Bagaimana kalau ada orang orang jahat yang menculiknya,” desisnya menatap Aria tajam.Aria tertawa hampir histeris.“Putri kita? Omong kosong apa yang kamu semburkan! Dia putriku! Dan kamu tidak berhak mengkritikku. Ini tidak akan terjadi jika kamu tidak pernah muncul di depan anak-anak!”“Aku yang melahirkannya dan membesarkannya selama tujuh tahun tanpa masalah apa pun sampai kamu ....” Aria terengah-engah tidak melanjutkan kalimatnya. Matanya memelototi Dario dengan tatapan belati.“Sampai kamu muncul, semua jadi kacau! Kamu membuat Dixon tra
Aria meraih kerah kemejanya dengan agresif. “Dengar bajingan, kamu bisa melakukan apa yang kamu suka padaku, penghinaan dan pelecehan, tapi jangan pernah menyentuh anak-anakku ataupun memanfaatkan mereka,” desisnya menatap belati pada pria itu. “Aku akan membuatmu menyesal jika kamu memanfaatkan anak-anakku lagi!” Dario menatap mata penuh amarah Aria dengan tenang, membiarkannya mencengkeram kerah kemejanya. Keduanya saling menatap selama beberapa saat dengan emosi masing-masing. Setelah beberapa saat, Dario berkata tanpa memutuskan kontak mata mereka. “Aku tidak akan pernah melakukan itu. Aku memang seorang bajingan, tapi aku tetaplah seorang ayah,” ujarnya dengan ekspresi tenang. “Tidak ada orang tua yang akan menyakiti anak-anaknya,” lanjutnya dengan suara tegas dan serius menatap Aria. “Kamu bisa mencari tahu sendiri bahwa aku tidak membuat lelucon mengerikan seperti itu memanfaatkan putriku dan menjelekkannya hanya untuk mendapatkanmu.” Aria menatapnya dengan mata menyipit
Seth muncul di depan Dario, menahan dadanya dengan ekspresi datar.“Seth ....” Aria menoleh menatap sepupunya.“Pergilah duluan,” ujar Seth melirik Aria dari ujung matanya.Aria mengangguk. Tanpa menatap Dario meninggalkan dia meninggalkan apartemennya dengan Delin yang masih menangis di pelukannya memanggil Dario.Hati Dario tercubit melihat putrinya memanggilnya. Dia ingin menyusul Aria namun Seth sekali lagi menahan dadanya.Dario meliriknya dengan tatapan marah dan menyingkirkan tangannya dari dadanya.“Apa yang kamu lakukan?” desisnya dengan tatapan mengancam.Seth menatapnya acuh tak acuh, tampak tidak terpengaruh dengan pandangan mengancam Dario.“Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dari Aria dan anak-anak?”Dario menyeringai sinis.“Apa hakmu melarangku? Dan siapa kamu bagi mereka untuk memperingatkan aku, ayah kandung si kembar, menjauh dari anak-anakku?” cibirnya dingin.Sudut bibir Seth berkedut, namun dia tetap mempertahankan topeng tanpa ekspresi di wajahnya
“Bagaimana jika aku beritahu kenyataan ini pada mereka?”Wajah Seth berkedut dengan urat biru menonjol di pelipisnya. Ketenangannya hilang mendengar setiap kata-kata Dario.Dia mencengkeram kerah kemeja Dario semakin erat.“Jangan berani-berani ....” Dia mendesis menatap Dario mengancam.Dario mencibir dan melepaskan cengkeraman Seth dari kerah kemejanya dengan kasar.“ha yang sama berlaku untukmu. Jangan berani menghalangi hubunganku dengan Aria ataupun anak-anakku atau menggunakan pengaruh keluarga Garrett-mu untuk mengancamku. Jangan melewati batasmu,” desis Dario sebelum mendorong Seth dan berbalik masuk ke apartemennya dan menutup pintu tepat di depan hidung Seth.“Sialan!” Seth menendang dinding di sebelahnya begitu pintu tertutup.Dia memelototi pintu apartemen Dario dengan napas terengah-engah.Beraninya dia mengancamku?!Sorot mata Seth menjadi gelap.Dario Clark, jangan pikir kamu menang.....Delin masih menangis ketika mereka sampai di rumah.Aria sakit kepala tidak peduli